Caca…
Mahasiswi baru di kampus pertanian yg mendadak jadi pusat perhatian cowo-cowo di kampusnya dari mulai teman seangkatan hingga para seniornya, gegara maen basketnya yg jago.
Namun karna hal itu juga beberapa senior cewe tidak menyukainya hingga ada yg berusaha mencelakainya. Kesialan Caca pun datang bertubi-tubi. Inginnya Caca pindah kampus.
Tapi dia juga masuk kampus itu karena eyang tercintanya sudah menjodohkan dia dengan seseorang yg juga berkuliah disana.
Kira-kira siapa yaa jodoh Caca? Akankah Caca mencintainya? Atau membatalkan perjodohannya?
Ikutin kisahnya yuk readers… Happy reading!💙
Updatenya hampir setiap hari lho…☺️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Clairecha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Cafe
“Awas Ca… Lu ke kiri.. gw di belakang lu!” teriak Dodo.
“Itu ada di sebelah kanan Do, sembunyi di belakang pohon!” Caca pun membalas tak kalah heboh.
Keduanya sedang sibuk mabar alias maen bareng game tembak-tembakan di ponsel masing-masing.
“Yass!!” teriak Dodo dan Caca bersamaan, mereka memenangkan lagi pertandingan gamenya.
Cafe itu menjadi ramai oleh teriakan mereka berdua, untung mereka memilih duduk di lesehan outdoor jadi ga terlalu ganggu pengunjung yg lain.
Yaa siang ini mereka memilih nunggu kuliah selanjutnya di Cafe depan kampus. Mungkin karena perkuliahan sudah memasuki satu bulan jd mahasiswa mulai pada bolos menggunakan jatahnya ato ada juga yg titip absen. Jangan ditiru ya gaes! Hehe..
Kebanyakan sih mahasiswa angkatan 22 yg memenuhi kantin Bu Imas. Sedangkan cafe depan kampus terbilang jarang pengunjung. Padahal tempatnya cukup luas dan nyaman.
Paling-paling yg makan disana para dosen dan mahasiswa tingkat lama ato mahasiswa dari kampus lain. Mungkin karena harga makanan yg memang lumayan mahal jadi agak sepi.
Evan masih setia menemani Caca dan Dodo. Dia tak terlalu suka bermain game di ponselnya jadi lebih memilih menonton Caca yg asyik bermain game sedari tadi.
Tangannya ditaruh diatas meja menopang dagunya, kedua matanya tak lepas mengamati gerak gerik Caca dan sesekali bibirnya mengulas senyuman.
Anehnya yg risih bukan Caca, melainkan Dodo. Melihat kelakuan Evan yg menurutnya kurang kerjaan, sesekali Dodo melemparinya dengan tisue yg digulung-gulung kecil.
Namun Evan mengacuhkannya. Sampai ponselnya berdering tampak nama Dustin dilayarnya dan dia pun segera mengangkatnya.
“Yow!” sahutnya
“Dimana lu Van? Bareng Caca ga? Gw kirim pesan ke dia tp kaga dibales-bales!” cerocos Dustin.
“Kenapa emang? Gw lg bareng Caca.. Bilang gw aja, tuh pesan ga bakal dibales orangnya lg sibuk main game!”
“Pantesan… Caca disuruh ke basecamp basket td gw ketemu bang Farhan sm bang Ali. Katanya penting!”
“Wah! Dalam rangka apaan?” tanya Evan penasaran.
“Gw jg gatau cm mereka bilang gtuh Caca mesti ke basecamp klo bisa hari ini ditungguin sampe jam 5an katanya.” cerocos Dustin lagi.
“Hemm, bikin penasaran aja! Yaudah ntar gw bilangin.”
Mereka pun menutup telponnya. Dodo si biang kepo langsung kasih Evan pertanyaan tanpa melepaskan pandangan dari ponselnya.
“Kenapa si Caca?”
“Disuruh ke basecamp basket sekarang.” Evan menjawab sambil beberes siap meninggalkan cafe. Tapi yg bersangkutan malah terkesan bodo amat dan semakin asyik dengan permainan di ponselnya.
“Caa…!” teriak Evan sambil meraih tangan Caca memisahkan dia dengan ponselnya.
Caca menatap Evan tak senang. Dodo pun mulai beranjak darisana dia males kena marah Caca, ntarnya takut ga dikasih contek lagi! Hihi…
“Apaan sih Van? Ganggu!” Caca langsung pasang muka bete.
“Ayoo.. gw anter lu sekarang ke basecamp!” Tanpa basa-basi lagi Evan meraih tangan Caca dan meninggalkan cafe menuju basecamp, sedang Dodo sudah berjalan lebih dulu meninggalkan mereka berdua disana.
Caca yg sedang malas berdebat akhirnya mengikuti Evan dengan wajah cemberut. Diapun tak melakukan perlawanan, tangannya masih digenggam Evan sambil berjalan menuju kampus. Sepanjang perjalanan pun dia malah tak menanyakan alasan mengapa dia harus ke basecamp.
Waktu kini menunjukkan pukul setengah 3. Langit biru sudah mulai abu-abu, matahari pun sudah tidak sepanas tadi namun semilir angin yg menerpa selalu menyegarkan pikiran Caca. Begini enaknya punya kampus di daerah pegunungan, segeeerrr!
Saking asyiknya menikmati suasana Caca tak sadar banyak pasang mata yg melihatnya digandeng Evan. Dan sampailah mereka depan basecamp. Evan melepas genggamannya dan menyuruh Caca masuk karena kebetulan pintu basecampnya tertutup.
“Gw tunggu disini ato di parkiran?” tanya Evan.
Caca menarik nafas berat dan blum menjawab Evan.
“Emang ada apaan sih..?” Caca baru melontarkan pertanyaan itu sekarang yg dijawab Evan dengan mengangkat bahunya.
“Hufttt… yaudahlah tunggu depan gedung 1!” jawab Caca yg diikuti tawa kecil Evan. Begitulah Caca yg Evan suka tingkahnya sering diluar nalar, ditanya apa jawabnya kemana…
Sebelum meninggalkannya Evan mengusap kepala Caca untuk menguatkannya, walopun Evan pun tak tau hal apa yg akan dihadapi Caca, namun Evan tau yg membuat Caca berat berada disana ialah males bertemu Siska! Syukur-syukur klo dia tak ada di dalam… doa Evan dalam hati.
**
karena berantem juga butuh energi...
masih ingat aja si Caca, keras kalii si bara megangnya 🤭