NovelToon NovelToon
Terjebak Obsesi Dua Cogan

Terjebak Obsesi Dua Cogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Konflik etika / Cinta Paksa / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Romansa / Gangster
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Leticia Arawinda

Seorang model cantik menjadi incaran 2 pria tampan yang terobsesi ingin memilikinya namun cara mencintai kedua pria tersebut membuat Azzura gadis cantik itu tidak nyaman dalam kehidupannya. Siapakah yang akan di pilih oleh Azzura?
🌸🌸🌸
Nantikan kisah selanjutnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Leticia Arawinda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 30

Apa karena Sasha? tapi kenapa? gak mungkin kan, Azzura cemburu" benak Aidan.

Melihat hal yang mengganjal dari kekasihnya yang tak biasa, dengan tanggap Aidan merangkul Azzura agar lebih tenang berada di sampingnya.

"Ayo kita turun ke bawah sayangku" Aidan mengatakannya dengan senyum cerah yang mampu mengalihkan pikiran Azzura.

"Eum" Anggukkan kepala yang cepat itu menandakan ketenangan hatinya yang yakin bahwa yang ia pikirkan bukan hal yang perlu.

Kembali lagi kemesraan keduanya terjalin tanpa adanya masalah yang berarti.

Sampai saat dimana mereka sampai di sebuah restoran yang selama ini sangat ingin Azzura kunjungi.

"Sayang, sebentar! aku ke toilet dulu" ucap Aidan meninggalkan Azzura di dalam restoran yang tak terlalu ramai.

Azzura melihat ke sekitar untuk mengagumi setiap interior unik di restoran yang tampak classic itu.

Namun pandangan matanya kini tertuju ke seseorang yang berjalan di tengah orang-orang yang tampak rapi berjalan ke arah sampingnya.

Sosok yang selama ini perlahan di lupakannya akibat luka yang masih tergores itu, kini berpenampilan lebih rapi dan berkharisma.

Bahkan Azzura merasa melihat sosok lain dengan wajah yang sama.

"Bukannya itu Zian?" benak Azzura.

Sementara Azzura melihatnya, Zian justru tampak sibuk bercengkrama dengan rekannya lalu tatapan mereka bertemu tanpa sengaja.

"Azzura?" benak Zian saat melihatnya.

Zian terkejut dengan mata terbelalak namun dengan cepat ia berusaha tenang bahkan dia seperti tidak menghiraukan Azzura.

"Ah, dia melihat ke arah sini kan?" gumam Azzura sambil berpura-pura tidak melihatnya.

Keduanya bersikap seolah tidak saling mengenal namun saat Zian sudah dekat di mejanya, dia meletakkan secarik kertas untuk Azzura kemudian bersikap seolah tidak melakukan apa-apa.

Dalam hati Zian, masih memendam kerinduan yang mendalam namun dia tidak bisa berbuat banyak hal untuk mantan kekasihnya yang kini bersama dengan orang lain.

"Apa-apaan ini?" Azzura membuka kertas itu.

"Dia bahkan bersikap seolah gak kenal tapi apa maksudnya?" gumam Azzura.

"Ada apa sayang?" tanya Aidan yang sudah kembali dari toilet.

Dengan cepat Azzura menyembunyikan kertas dari Zian dan memastikan Aidan tidak melihatnya ataupun tahu bahwa ada Zian di sana.

"Ah! bukan apa-apa sayang, aku lapar" jawab Azzura dengan panik.

"Yasudah.. apa sudah ada yang mau kamu makan? sepertinya ini enak" Aidan menunjukkan menu yang ada.

Sedangkan Azzura masih dengan gugup melihat ke sekitar untuk memastikan kembali Aidan tidak melihat Zian.

Untungnya saat itu sepertinya Zian sudah selesai dari restoran itu dan berjalan ke arah keluar saat berpapasan dengan Azzura.

"Sayang?" panggil Aidan.

"Ah, iya sayang, kenapa?" Azzura terkejut karena sempat tidak memperhatikan Aidan dan justru terus merasa tidak tenang.

"Apa ada yang kamu cari? katanya lapar" Aidan melihat ke sekeliling.

"Haha.. gak ada sayang, itu.. a, aku.. cuma lihat restoran ini bagus banget, ya?" jawabnya dengan mengalihkan topik pembicaraan.

Semakin di pikir, Aidan mulai merasa curiga dengan sikap Azzura yang mulai tampak tidak biasa.

Namun kembali lagi, Aidan tidak mau menggalinya lebih dalam karena tidak mau Azzura menganggap dirinya terlalu banyak bicara.

Semuanya berjalan dengan lancar sampai mereka selesai makan dan keluar dari restoran itu.

Meskipun Aidan bersikap biasa dan tenang namun dia masih merasa Azzura sedang menutupi sesuatu darinya.

"Sayang, besok kamu libur kan?" tanya Aidan.

"Eum iya sayang, kenapa?"

"Apa besok kita bisa bertemu?" pinta Aidan sambil meraih tangan kekasihnya.

Mereka berjalan menuju ke parkiran mobil di restoran tersebut.

"Ah, besok sepertinya agak sulit sayang. A, aku ada janji sama Sintya" jawabnya dengan gugup.

"Hmm.. begitu ya? ya sudah kabari kalau sudah selesai, aku jemput ya"

"Gak usah sayang, aku nanti pulang sama pak Tio aja. Nanti aku kabari kalau sudah di rumah, oke"

Azzura berusaha menolak keras permintaan kekasihnya.

"Yasudah" Aidan tampak sedih.

Perubahan suasananya kini menjadi canggung saat keduanya sudah berada di dalam mobil.

Azzura menatap wajah Aidan yang tampak sedih karena tak bisa bersamanya besoknya.

"Sayang, jangan sedih! lagian, kamu besok kan masih harus kerja" Azzura menyentuh wajah Aidan dengan kedua telapak tangannya yang lembut.

Namun Aidan masih tidak mau menatap Azzura karena tidak ingin menunjukkan wajahnya yang sedih itu.

Kemudian Azzura tersenyum dan menarik pelan agar Aidan menatapnya.

"Sayang, apa. kamu marah? lihat aku sayang.. cup" Azzura mengecup bibir Aidan untuk membuatnya berhenti sedih.

"Hmm.. apa satu kecupan saja cukup?" gumam Aidan merajuk.

"Mmph.. ngh" Azzura tidak menjawabnya namun langsung mencium bibirnya.

Sentuhan bibir menempel lekat serta lidah hangat dan basah yang saling beradu seolah sedang memakannya.

Mereka berdua sangat menikmati sentuhan itu dengan membara seolah ada dorongan yang terus menjadikan keduanya terpaut satu sama lain.

Tangan yang mencengkram rambut hitam legam itu serta tangan besar yang meraih belakang lehernya semakin kuat hingga sentuhan bibir itu semakin intens dan panas.

"Haah.. sa, sayang.. a, aku gak bisa nafas" ucap Azzura dengan nafas terengah-engah.

"Hosh.. hosh.."

Tatapan mata Aidan menjadi semakin dalam seolah ingin terus mencium bibir kekasihnya yang sedikit terbuka itu dengan nafas yang terengah-engah hingga terasa semakin membuatnya bergairah.

Wajahnya yang masih dekat serta bibir yang masih sangat dekat hingga nafas yang saling bertukar itu tak mampu mengendalikan hasrat Aidan yang tertahan lama.

"Haah!!" helaan nafas yang terkesan kesal itu terdengar dengan jelas saat Aidan tiba-tiba memeluk erat Azzura.

Dia memeluknya dengan erat merasa kesal dengan dirinya yang picik dan hanya memikirkan gairahnya semata.

"Ugh! sayang.." Azzura merasa semakin sesak hingga mendorong Aidan.

"Aidan!!" pekik Azzura.

"Hah.. sial*n" benak Aidan.

"Maaf sayang, aku benar-benar pria yang jahat" ucapnya merasa bersalah.

"Sebenarnya apa yang sedang kamu pikirkan? aku sampai susah nafas karena pelukanmu itu" tanya Azzura merasa kesal.

"... Aku gak bisa menahan diriku dengan baik sayang, maafkan aku. Aku.."

Azzura sangat memahami apa hal yang sangat sulit untuk di katakan oleh Aidan.

"Yasudah, jangan di bahas lagi. Aku tahu maksudmu, bukan kamu yang jahat tapi aku yang gak bisa memberi hal itu sekarang. Aku minta maaf sayang" jawab Azzura merasa bersalah.

Jawaban itu seperti duri yang tajam menusuk tepat di jantungnya.

"Sayang, bukan itu. Aku gak menyangkal bahwa aku ingin tapi bukan berarti aku selalu memikirkan hal itu. Kenapa kamu minta maaf? semua ini salahku, aku memang bajing*n yang gak bisa menahan diri. Tolong jangan berfikir seperti itu" Aidan merasa semakin bersalah dan sudah merasa di pandang buruk oleh Azzura.

1
Supriatun Khoirunnisa
Luar biasa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!