Hidup kembali setelah mengalami kematian yang tragis, Xue Shan Shan memutuskan untuk membalas dendam pada orang-orang yang membuat hidupnya menderita.
Terutama, pada Pangeran Mahkota yang menjadi suaminya dan Xue Yuwen yang merupakan adik tiri sekaligus madunya.
Dia bersumpah akan menghancurkan mereka semua sampai ke tulang-tulang!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itsme AnH, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hilang Tanpa Jasad
"Apa kau tidak tahu hukuman apa yang diterima jika berani menerobos masuk kediaman pangeran?"
"Entahlah," sahut Xue Shan Shan tak acuh, "Mungkin saja hukuman mati."
Tanpa peduli pada pemilik suara dingin di belakang tubuhnya, Xue Shan Shan masih sibuk mengunyah berbagai jenis makanan lezat yang tersaji di atas meja.
"Lantas, kenapa kau masih masuk?" Suara dingin yang keluar dari tenggorokan Pangeran Li Xian masih belum menyadarkan Xue Shan Shan atas kenikmatan duniawi yang dirasakan.
Dia pun tanpa dosa memfitnah makanan lezat yang tidak hanya membuatnya lupa tujuan awal menyelinap masuk ke Istana Wanshou, bahkan sampai lupa diri. "Sebenarnya, aku tidak ingin, tapi semua makanan ini yang mengundang dan memaksaku datang."
Beberapa saat lalu, Pangeran Kedua berniat mengajak Guru Zhao makan bersama setelah mereka selesai bermain catur. Jadi, dia meminta Kasim Han menghidangkan semua makanan yang ada di dapur.
Namun, lebih dari sepuluh hidangan yang datang bersama Kasim Han dan dihidangkan oleh para pelayan adalah makanan sisa yang dihias sedemikian rupa agar terlihat sedikit menarik.
Meski menarik, bagaimana mungkin makanan sisa layak dimakan?
Sungguh tidak layak!
Menahan rasa malu dan geram yang membaur menjadi satu, Pangeran Kedua terpaksa mengusir gurunya secara tidak langsung.
Setelah mengantarkan gurunya sampai ke depan pintu dan memastikan sang guru hilang dari pandangannya, Pangeran Kedua menuju ke dapur hanya untuk memastikan koki yang dikirimkan ayahnya tidak sedang makan gaji buta.
Namun, yang dia temukan bukanlah koki atau para pelayan, melainkan wanita rakus yang saat ini sedang menikmati makanannya seperti sudah ribuan tahun tidak makan.
"Apa itu enak?"
"Tentu saja, ini sangat enak." Xue Shan Shan menjawab dengan penuh semangat, sebelum akhirnya menyadari bahwa dirinya sudah tertangkap basah.
Masih dengan mulut yang penuh, Xue Shan Shan berbalik sembari mencoba menghilangkan jejak dengan menelan semua makanan di mulutnya agar segera masuk ke perut.
"Kau?"
"Kau?"
Saat Xue Shan Shan berbalik, dia langsung terkejut begitu bertukar pandangan dengan Pangeran Kedua yang juga terkejut karena melihat keberadaannya.
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Xue Shan Shan tidak langsung menjawab dan sebagai gantinya, dia menatap Pangeran Kedua dari ujung kepala sampai ujung kaki dengan tatapan menilai.
'Dia pengawal Pangeran Kedua, kan? Namun, bukankah pakaian yang dia kenakan terlalu mahal dan mewah untuk seorang pelayan?'
"Apa yang kau lakukan di sini?"
Xue Shan Shan melirik Pangeran Kedua, lalu netranya bergulir pada piring makanan di atas meja yang sudah hampir bersih.
Dalam sekejap, otak kecil Xue Shan Shan sudah mendapatkan ide sebagai alibi. "Aku ... aku sedang menguji racun pada makanan ini."
Melihat sikap Xue Shan Shan seperti maling tertangkap basah, Pangeran Kedua merasa wanita ini dan wanita yang bertemu dengannya di kuil beberapa waktu adalah orang berbeda.
Wanita sebelumnya terlihat angkuh, semena-mena dan berani, sedangkan yang ini seperti tikus kecil yang mudah ditindas.
Bagaimanapun, Xue Shan Shan sadar saat ini dia sedang berada di kawasan dewa perang yang terkenal kejam. Jadi, meskipun sudah memberanikan diri menyelinap ke kediaman Pangeran Kedua hanya untuk mencari penyokong, dia harus tetap berhati-hati.
Terlebih, pria yang ada di hadapannya ini tampak lebih mengerikan jika dilihat pada siang hari, dibandingkan saat malam.
Jika salah bertindak, dia bisa saja hilang tanpa jasad.
"Makanan Pangeran Kedua harus dicicipi dulu sebelum dihidangkan."
Mendengar penjelasan Xue Shan Shan, Pangeran Kedua langsung menatap meja dapur. "Apa ini yang dinamakan mencicipi?"
Bahkan, makanan yang tersisa di dalam peralatan makan tidak bisa membentuk kotoran gigi bagi siapa pun yang memakannya.
"Iya." Xue Shan Shan mengangguk, lalu dengan cepat berkata, "Hidangan ini tidak bermasalah, jadi aku pamit dulu."
Xue Shan Shan sudah ingin memasang langkah seribu untuk menghindari Pangeran Kedua yang dia pikir hanyalah seorang pengawal, tetapi pergelangan tangannya justru ditahan oleh pria itu.
"Menguji racun dengan mulut, baru pertama kali aku temui." Pangeran Kedua melepaskan pergelangan tangan Xue Shan Shan, tetapi tidak membiarkan wanita itu beranjak dari hadapannya.
Xue Shan Shan menggigit bibirnya, lalu memberanikan diri menatap Pangeran Kedua sambil berkacak pinggang. "Lalu, apa masalahnya denganmu? Kau seharusnya berterima kasih padaku karena sudah berkorban nyawa demi keselamatan Pangeran Kedua!"
"Apanya yang berkorban?"
"Untuk mencicipi makanan Pangeran Kedua aku harus mengorbankan nyawaku. Apa menurutmu aku masih bisa bernyawa dan berdebat denganmu saat ini jika semua makanan itu beracun?"
Pangeran Kedua menggeleng, tidak menduga Xue Shan Shan akan menggunakan alasan yang luar biasa.
"Untuk apa kau di sini?"
Melihat sikap pria yang ada di depannya sedikit melunak, Xue Shan Shan pun merubah sikapnya menjadi lebih lembut.
Bagaimanapun, dia adalah ratu drama. Hanya mengubah ekspresi dalam waktu singkat, itu keahliannya.
"Aku datang untuk bertemu dengan Pangeran Kedua, ada yang ingin aku bicarakan."
Pangeran Kedua mengerutkan keningnya sedikit, lalu bertanya dengan menyembunyikan rasa ingin tahunya. "Apa yang ingin kau bicarakan?"
"Kenapa kau ingin tahu?" Xue Shan Shan mendelik tak suka oada Pangeran Kedua yang menurutnya terlalu cerewet. "Cukup katakan di mana Pangeran Kedua, atau antarkan aku padanya. Jangan banyak tanya!"
Pangeran Kedua tersenyum miring.
Beginilah seharusnya Xue Shan Shan, sama seperti saat pertama kali mereka bertemu.
Kemudian, Pangeran Kedua mencibir, "Kau ingin bertemu Pangeran Kedua, tapi kau bahkan tidak tahu wajahnya seperti apa."
Xue Shan Shan mendengus. "Meski tidak pernah melihatnya, aku tahu dia pasti berwajah bengis. Meski begitu, aku tetap ingin bertemu dengannya."
Pangeran Kedua kembali mengerutkan keningnya, dia tentu saja tidak senang dengan komentar Xue Shan Shan tentang dirinya.
Apa wajahnya benar-benar terlihat bengis?
"Kenapa kau berpikir Pangeran Kedua berwajah bengis?" Pangeran Kedua berusaha menyembunyikan ketidaksenangannya yang hampir tersirat di nada suaranya.
Xue Shan Shan terdiam, dia tidak pernah bertemu dengan pangeran Kedua dan hanya mendengar rumor bahwa pria itu sangat kejam.
Jadi, tentu saja orang kejam yang ada dipikiran Xue Shan Shan adalah berwajah bengis.
Namun, hal yang tidak dia ketahui adalah pangeran kejam itu berwajah malaikat.
Bahkan, orang yang tidak pernah bertemu dengannya akan menganggap dia titisan dewa di saat pertemuan pertama mereka.
Melihat kebungkaman Xue Shan Shan, Pangeran Kedua tidak punya minat lagi berbicara dengan wanita itu. "Pangeran Kedua tidak ada, jadi kau pergi saja."
Xue Shan Shan menggerakkan gigi, menyadari pria itu sedang membohonginya.
Namun, dia tidak ingin mencari masalah. Terlebih, saat ini dia berada di istana kekaisaran. Bahkan, neneknya masih berada di Istana Angin.
Jadi, Xue Shan Shan memilih mengalah. Dia berniat menghindari pria menyebalkan di hadapannya, lalu diam-diam menyusup mencari keberadaan Pangeran Kedua.
Menurut novel-novel yang dia baca selama ini, biasanya seorang pria lebih banyak menghabiskan waktunya di ruang kerja atau perpustakaan.
Karena itu, Xue Shan Shan memutuskan untuk memeriksa kedua tempat itu terlebih dahulu, sebelum akhirnya menggeledah satu per satu ruangan yang ada di Istana Wanshou.
"Baik, aku pergi!" Xue Shan Shan menghentakkan kakinya, lalu berjalan menjauhi Pangeran Kedua.
Namun, baru dua kali kakinya melangkah, pijakannya tiba-tiba menjadi tidak seimbang hanya karena dia tidak sengaja menginjak hanfunya.
Jika bukan karena gerakan cepat Pangeran Kedua, Xue Shan Shan pastilah sudah berakhir mengenaskan di lantai dapur.
Sebagai gantinya, Xue Shan Shan justru jatuh dengan keras di dadaa kokoh Pangeran Kedua karena pijakannya juga tidak seimbang saat mencoba menyelamatkan wanita itu.
"Xian'er Ibu tadi ke ruang kerjamu untuk mengajakmu makan bersama, tapi kata Kasim Han kau pergi ke dapur."
Lamunan Xue Shan Shan dan Pangeran Kedua yang saling bertatap dalam diam buyar karena suara hangat dan riang dari seorang wanita, tetapi orangnya belum terlihat, membuyarkan
Setelah beberapa saat, wanita bangsawan yang berpakaian indah muncul di depan pintu. Wajah cantik wanita itu menunjukkan keterkejutan karena melihat Pangeran Kedua terbaring di lantai dengan seorang wanita di pelukannya.
"Dia ... bukankah dia Nona Xue yang datang ke Istana Angin bersama Nyonya Lee?"
'Belum ada satu jam Nyonya Lee meminta Permaisuri membatalkan perjodohan, tapi gadis ini justru sudah bergerak cepat mencari pengganti?'