Cinta Sabrina

Malam acara pesta anniversary tuan Ricko, Raka dan Bima datang memenuhi undangan tuan rumah. Mereka datang bersama Anjani dan Eliana, mereka terpaksa mengajak karena Candra mengatakan pada teman-temannya tentang apa yang di dengarnya dari Helena.

Anjani dan Eliana tampil sangat cantik hari itu, Bima tidak bisa melepaskan pandangannya dari Anjani yang terlihat begitu sempurna di matanya.

“Kak Bim, kalo nyetir itu liat ke depan, bukan liat Jani. Ntar yang ada kita semua bukannya ke pesta malah ke alam kubur” Sindir Eliana pada Bima yang terus menerus mencuri pandang pada Anjani.

Mendengar hal itu Bima langsung kembali fokus menyetir, memperhatikan jalanan kota Jakarta. Raka sudah lebih dulu pergi dengan mobil miliknya, Bima datang belakangan karena harus menunggu kedua gadis yang mesti harus pergi ke salon untuk mempercantik diri.

Mobil Bima memasuki pelataran hotel AST Jakarta, seorang petugas valet membantu membukakan pintu untuk Eliana dan Anjani. Bima lalu menyerahkan kuncinya pada petugas Valet untuk memarkirkan mobilnya di parkiran hotel AST.

Raka langsung menyambut Bima, Eliana dan Anjani, dia lalu menyerahkan lengannya untuk di gandeng Anjani.

“saat ini semua orang kenal kamu sebagai tunanganku, kita harus berpura-pura mesra di depan semua orang. Aku minta maaf jika nantinya akan berperilaku berlebihan” Raka memberi penjelasan pada Anjani untuk bersikap senatural mungkin.

“tenang aja Kak Raka, Elia bakalan bantuin Jani” Eliana merangkul pundak Anjani.

Mereka berempat lalu masuk ke ruangan pesta, semua orang mulai berbisik-bisik mempertanyakan perempuan yang berjalan di samping Raka.

Ricko dan istrinya langsung menyambut kedatangan Raka juga pasangannya.

“selamat datang tuan Raka, terima kasih anda sudah mau hadir di pesta saya” Ricko menyambut hangat Raka

“terima kasih tuan Ricko, perkenalkan ini tunangan saya Anjani dan adik saya Eliana” Raka terpaksa memerankan peranannya sebagai tunangan Anjani,

Eliana dapat melihat Anjani yang terlihat tidak nyaman, dia lalu mengajak Anjani untuk duduk di meja sementara Raka dan Bima masih berbicara dengan kolega bisnis. Tanpa di duga Rani cewek yang mengaku-ngaku tunangan Raka datang bersama orang tuanya.

Matanya melihat Raka yang tengah berbicara serius dengan koleganya, di sisi lain Rani juga melihat Anjani yang di temani Eliana.

Akhirnya gue punya kesempatan buat balas dendam pada kalian. Liat aja akan gue buat pertunangan kalian batal dan lu bakalan bertekuk lutut ke gue Rani tersenyum smirk lalu memanggil seorang waiter yang membawa minuman.

Dengan membayar sejumlah uang, Rani meminta waiter memberikan minuman yang sebelumnya sudah di campuri dengan obat perangsang yang kuat. Dia menyuruh memberikan minuman pada Raka yang di tunjuk Rani, waiter itu mengangguk dan lalu berjjalan ke arah Raka.

“silahkan di minum tuan” Waiter itu memberi minuman pada Raka, tanpa merasa curiga Raka mengambil minuman itu namun tidak meminumnya.

Rani lalu menyuruh waiter itu kembali memberikan minuman dengan campuran obat pada Anjani. Tanpa merasa curiga Anjani menerima minuman itu dan meminumnya begitu saja.

Eliana yang duduk di samping Anjani tampak menikmati kue yang di ambilnya. Dia melihat ke arah Anjani dengan wajah yang memerah,

“Jani, kamu kenapa?” Eliana sedikit panik melihat sahabatnya yang memegangi kepala dengan wajah memerah.

“aku nggak tahu, kepalaku mendadak pusing” jelas Anjani yang merasa kepalanya berputar. Elian mencari-cari keberadaan kakaknya.

Sementara itu Raka tengah asyik berbicara dengan koleganya, Bima datang menghampiri kakaknya.

“kak Raka hek, Eliana dan Anjani hek di hek mana hek?” tanya Bima yang berusaha menahan rasa cegukannya. Raka hanya menggelengkan kepalanya melihat adiknya yang kesulitan mengatasi cegukannya.

“kamu minum dulu ini, biar cegukanmu berhenti” Raka memberikan minuman miliknya pada Bima. Rani terkejut saat melihat Bima meminum minuman Raka,

Breng**k kenapa malah si Bima yang minum tu minuman, gagal rencana gue buat bikin Raka jadi milik gue Rani tampak kesal sat melihat Bima yang meminum minuman milik Raka.

Sementara itu, Anjani merasa sangat pusing dan tubuhnya panas.

“Eliaa, kepala aku pusing banget. Aku ke toilet dulu ya”

“kamu sakit Jani? Lebih baik kita pulang aja” Eliana tampak khawatir dengan Anjani.

“jangan Elia, aku nggak enak sama kak Raka. Kita kan belum lama di pesta udah main pulang aja, aku akan cuci muka dulu di toilet” Anjani berdiri dari tempat duduknya melangkahkan kakinya menuju kamar mandi. Eliana juga ikut membantu Anjani menemaninya ke toilet.

Sementara itu, Bima merasa tubuhnya sangat panas dan tidak nyaman. Dia merasakan hasrat yang begitu menggebu di hatinya,

Ada apa dengan ku? Kenapa aku bereaksi seperti ini, tadi sebelumnya aku baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang rasanya sangat panas. Jangan-jangan minuman yang kak Raka berikan ada obatnya guman Bima yang menahan diri sekuat mungkin.

Raka melihat wajah adiknya yang memerah,

“Bim, kamu kenapa??” tanya Raka yang khawatir dengan adiknya.

“ Kak Raka, bukakan kamar untuk aku sekarang” Bima mencengkeram tangan Raka dengan sangat kuat.

Ada yang tidak beres Raka segera membantu adiknya dan memesan kamar untuk Bima.

Dalam perjalanan menuju kamar Raka menanyakan apa yang terjadi pada Bima,

“Bim, kamu kenapa?”

“sepertinya ada yang ingin mencelakakan mu kak. Setelah aku meminum minuman yang kamu berikan mendadak aku bereaksi seperti ni” jelas Bima dengan kepayahan,

Pintu lift terbuka segera mereka masuk menuju lantai kamar yang mereka pesan.

Rani tampak sangat kesal dengan rencana yang gagal, dia melangkahkan kakinya menuju toilet. Saat akan menuju toilet dia melihat Anjani yang berdiri bersandar di dinding pintu toilet.

Eliana tidak terlihat ada di sekitar Anjani,

Ternyata dewi keberuntungan masih ada di pihak gue, kita liat bagaimana lu menyelamatkan muka lu saat raka tahu lu tidur dengan adiknya sendiri rani segera menjalankan rencananya yang baru saja terlintas dalam pikirannya.

Dia mengambil masker di sebuah trolley pegawai hotel yang ada di dekat toilet untuk menyamarkan dirinya. Dia lalu menghampiri Anjani yang tampak gelisah,

“nona kenapa? Apa anda sakit?” Tanya Rani yang menymarjkan suaranya.

“hmm... “ Anjani terlihat tidak fokus dan sangat gelisah.

“mari saya bantu nona” Ajak Rani yang memapah Anjani menuju kamar Bima.

Eliana keluar dari toilet menatap lorong toilet yang kosong melompong. saat menunggui Anjani di toilet seorang tamu hotel tidak sengaja muntah di dekat Eliana hingga ujung gaunnya terkena muntahan.

“Aduuuuh mbak.... muntahnya kenapa kesini. Bajuku aku jadi kotor nih” protes Eliana pada tamu hotel.

“maaf mbak, saya sedang tidak enak badan. Saya benar-benar minta maaf” Kata tamu hotel itu penuh penyesalan.

Dengan perasaan dongkol Eliana meninggalkan Anjani sebentar untuk membersihkan tumpahan muntah di ujung bajunya.

Saat dia keluar dari toilet dia kehilangan Anjani yang seharusnya masih menunggu di depan toilet. Dia lalu menanyai pada siapa pun sekiranya ada yang melihat temannya, namun hanya satu jawaban yang di terima Eliana 'Tidak tahu'.

*************

secepatnya author akan up lagi tiap hari, mohon bersabar menunggu kelanjutannya...🤗🤗🤗🤗

tetap terus dukung Author😊😊😊

dengan cara like, vote dan tipnya.....ya.... plisss🙏🏻🙏🏻🙏🏻

jangan lupa juga kasih rate dan commetnya yang positif agar Author semakin semangat💪🏻💪🏻💪🏻 buat nulisnya...✍️✍️✍️

( Π_Π )

makasih..... tetap semangat 🤗🤗🤗🤗

❤️❤️❤️❤️❤️ all...