Seorang pemuda yang bereinkarnasi ke dunia kultivator dari Bumi, menjadi seorang ayah yang istrinya sudah meninggal di bunuh oleh ketamakan manusia, dia membesarkan anak itu dan mengajarinya kultivasi terhebat dengan bantuan system yang dia dapatkan saat baru menempati tubuh barunya di dunia kultivator.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dude Ucoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
selam menunggu mereka berlatih iman banyak membantu Liona dalam lebih memahami trknik yang di terimanya, mereka bahkan lebih akrab dari sebelumnya kini, Liona tidak lagi merasa malu jika dia ingin bermanja manja dengan iman, wakatu terus berjalan banyak aura kuat yang dirasakan oleh mereka dari dalam kediaman para prjurit bayangan, iman yang merakan ini tersenyum pias dengan pencapainnya.
"salam tuan" beberapa orang termasuk Rangdu keliar dari kediaman mereka, baiklah sambil menunggu yang
lain kalian silahkan konsolidasikan kekuatan dengan berlatih melawan monster iblis di hutan sana, Iman menujuk sebuah hutan yang sangat luas di kejauhan, mereka semua akhirnya berlatih dan mengkosolidasikan kekuatan yang baru mereka raih.
Beberapa bulan berlalu di Pagoda surga, para pasukan bayangan udah menguasai stratetegi yang dia ajarkan oleh Iman serta membiasakan diri dengan kekuatannya yang baru, iman yang saat ini sedang duduk di pojok kediaman para pasukan bayangan dengan seeratus orang yang berbaris rapi di depannya.
"tiga kapten dan sembilan puluh pasukan akan membantu kasiar secara diam diam dalam memusnahkan musuh yang masih tersembunyi, sedangkan kalian bertujuh akan membangun jaringan perdangan dan informasi, ini adalah modal awal kalian" sebuah cincin penyimpanan melayang ke arah pemimpin utama pasukan bayangan.
Iman melambaikan tangannya dan mereka semua mengahilang dari tempat itu kemudian muncul di bagian belakang kemdiaman Ruda, saat mereka muncu tidak ada yang mengetahuinya bahkan formasi yang di buat Iman tidak mampu mendeteksi aura mereka.
"sekarang lakukan tugas kalian masing masing laporkan hasilnya setiap minggu"
"baik Tuan" merekapun menghilang tnap jejak aura sedikitpun.
"Liona, ayo kita temui ayahmu, aku juga ngin membicarakan sesuatu dengannya"
"Hmmm" Liona mengangguk sambil berjalan mengikuti Iman ke arah gerbang kediaman Ruda, ketika mereka sampai di samaping aula mereka bertemu dengan Ruda dan Elena, namun mereka terlihat sedang terluka, Iman dan Liona mengahampiri mereka "apa yang terjadi, Knapa kalian bisa terluka seperti ini?"
"Tuan Iman dan Tuan Putri, mereka terkejut dengan kedatangan Iman dn Liona"
"beberpa hari yang lali beberapa keluarga di ibukota melakukan serangan pada kami, karena mereka tidak bisa menghancurkan formasi pertahanan dan juga kehilangan banyak pasukan termasuk pasukan elit mereka yang menerima serangan balik dari formasi penyerangan, mereka kahirnya memancing kami keluar dengan iming iming kerjasama oleh keluarga yang ternyata adalah alliansi mereka'
"minumlah ini dulu, aku akan menunggu kalian disini sebentar sementara kalian menyerap pil itu"
Ruda dan Elene mengambil pil itu, mereka duduk bersila untuk menyerap kasiat Pil penyembuha yang iman berikan.
'aku ingin melupakan dendam lama, tapi sepertinya itu tidak bisa" Gmam Iman.
Liona yang mendengar gumaman Iman mengerutkan alisnya "apakah kak Iman punya masalah dengan keluarga besar ibukota sebelumnya"
"aku tidak tahu keluarga yang mana, namun yang membunuh istriku dulu adalah keluarga besar ibukota, yang aku ingat ada gambar singa dan belati di pakaiannya"
"itu keluarga Burna, kalo kak Iman mau cerita aku akan mendengarkan"
"hemmm, dulu aku adalah orang desa Otawa, aku tinggal disana dama Dharma dan istriku Ayu, suatu hari kami menemukan tambang btu roh, namun aku tidak mengetahinya saat itu, saat kamu nejual dan menyakan ke salah satu toko di kota itu besoknya rumah kami di datangi oleh beberpa orang yang beroakaian sama, gambar harimau dan belati di bagian dada dan punggungnya, mereka memaksa kami memberitahu lokasi tempat tambang itu yang kebetulan ada di tanah kami, ketika itu aku sangat naif dan memberitahukan merek tempatnya, namun yang mereka lakukan adalah mebunuh istriku, aku dan anakku hampir terbakar di rumahku sendiri saat itu namun berhasil melarikan diri dan tinggal di hutan kematian samapai aku menjadi seperti sekarang ini"
"maafkan kami kak iman, sebagai putri kaisar aku sudah lalai dalam menjaga rakyatku"
"hmmm, itu bukan salahmu, namun system pemerintahan ayahmu yang memiliki kekurangan untuk kontrol ke daerah daerah, karena inilah pasukan bayangan terbentuk, ini adalah giok transmisi sekaligus sebagai indetitas ketua utama pasukan bayangan, kamu cukup mendekatkan giok ini ke dahimu, maka kamu akan mampu bertelepati dengan mereka asalkan mereka tidak pindah dimensi"
Liona langsung endekatkan giok itu ke dahinya, seketika dia bisa merasakan dimana posisi pasukan bayang masing masing berada, "bukankah kalian sudah di perintahakan pergi kenapa kalian masih disini"
Liona langsung mencoba telepati suaranya.
"tuan belum memberikan perintah pda kami yang bisa kami lakukan hanya mengikuti tuan dalam bayangan"
Liona yang mendengar jawaban itu langsung menoleh ke arah Iman.
"kak Iman sudah tahu mreka mengikuti kita"
"hmmm" Iman mengangguk dan berpaling ke arah kehampaan, Lina hanya bisa menghela napasnya.
"aku perintahkan pada kalian untuk menyelidiki semua keluarga besar yang ada di ibukota, jika adala yang mencurigakan langsung laporkanpadaku"
"kamu mendengar perintah Tuan" meraka langsung menghilang dari sana.
Iman tersenyum saat melihat Liona yang bersikap tegas seperti panglima perang itu, "ternyata kamu sangat cantik ya jika lagi serius" Iman menggodanya.
Kini sikap Iman sudah kembali lagi seperti dia di bumi dulu, kini tubuhnya sudh melewati tubuh dewa abadi dan setabil, sehingga tidak akan mempengaruhi karakternya lagi.
"liona yang mendengarkan itu wajahnya memerah "dasar gombal" Lioan melengos pergi ke arah gazebo yang ada di depannya dan duduk, iman juga ikut duduk di sana mengeluarkan roko dan kopi, dia juga mengeluarkan teh untuk Liona.
beberapa jam berlalu kini Ruda dan Elena sudah sepenuhnya pulih, "terimakasih atas kebaikan tuna Iman" mereka membungkuk di hadapan Iman dan Liona.
"kalian tidak usah sungkan, kalian sudah aku anggap sebagai keluargaku sendiri"
setelah berbincang bincang dengan Ruda dan Elena, Iman dan Liona pamit untuk pergi ke istana kekaisaran, mereka berjalan kaki menyusuri jalan kota, suasana kota yang ramai di sore hari membuat iman bernostalgia dengan kehidupannya di bumi, banyak orang berlalu lalang, lampu di kanan kiri jalan, toko toko yang ,enjajakan barang dagangan mereka, bahkan ada penjual yang samapai turun kejalan memeberikn contoh makanan merka dan menawarkan diskon besar.
"Gula gula murah kak" seorang anak terdengar menawarkan gula gula yang mirip lolipop di bumi.
Liona yang melihat itu langsung menghampiri adik kecil itu "berapa hargagula gula ini dik"
"hanya dua koin perunggu kak"
"kak beli semua, berapa semunya"
"semuanya menjadi tujuh puluh koin perak kak, tunggu senbentar akan kau bungkus dulu", tagan anak kecil yang mungil itu dengan cekatan membungkus semua gula gula yang yang ada di dalam baskom yang ia bawa
setelah menyerahakan uangnya, iman dan Liona melanjutkan perjalanan namun di tengan jalan Liona meminta iman untuk mampir sebentar ke suatu tempat, Iman hanya mengiyakan dan mengikutinya ke suatu tempat di pinggiran kota. Iman merasakan keheranan ketika jalan yang di lalui Liona adalah area pinggiran kota.
