Haaaaiiii... ini karyaku yang ke 12, menceritakan kelanjutan kisah keluarga Zandra. Nggak kerasa ya, udah season 5 aja.
Di cerita ini, menceritakan keturunan dari Al, Flo, Za, Ar dan Fre.
Karena kemampuan mereka yang bisa melihat dan berkomunikasi dengan "Mereka", sehingga banyak temannya yang meminta bantuannya.
Selain itu, mereka juga sering kali menjumpai kasus-kasus berbau horor. Seperti anggota keluarganya yang lain, di sini... mereka menyembunyikan identitasnya sebagai keturunan Zandra.
Jangan berharap anggota keluarga Zandra yang lain, akan selalu hadir ya. Karena ini adalah kisah KEMBARA KEMBAR 10
Mau tau kisahnya??
Kuy... kita baca kisahnya, semoga menarik dan tidak membosankan ya🥰🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
si Casper Sisil
"Ngapa lu pada? Muka udah kaya mau nelen orang aja." tanya Yas, ia duduk di tempat kosong meja para cewek. Di susul yang lainnya, mereka baru selesai bermain basket.
"Lu mah kebiasaan, bukannya pesen sendiri. Malah ngabisin punya gue, mana tinggal yang enaknya lagi." gerutu Anin, minumannya di habiskan oleh sang abang.
"Lama kalo pesen Nin, ntar gue ganti 1 novel ma 1 komik." ucap Yas
"Ok sip, senang berbisnis dengan anda. Ini mau di habisin juga boleh sok, ga papa." jawab Anin, ia menyodorkan makanannya pada sang abang.
"Nah gitu dong, anak pintar. Walau rugi bandar sebenarnya, tapi ga papa." ucap Yas, ia pun menghabiskan makanan Anin.
Kedelapan saudaranya, hanya menghembuskan nafas malas.
"Tadi pertanyaan gue belum di jawab, kenapa muka kalian?" tanya Yas, dengan mulut sibuk mengunyah.
Muka kelima princess langsung berubah bete, membuat heran para pria.
"Tadi ada yang jelek-jelekin obu" ucap Anisa kesal
"Jelek-jelekin obu? Kok bisa? Dosen?" tanya Haidir, kelima princess menggelengkan kepalanya serentak
"Terus? Ibu kantin?" tanya Adicandra lagi
"BUUUKAAAAANNN" jawab kelima princess serempak
"Terus siapa? Masa iya mahasiswa, mereka aja ga tau masa lalu keluarga kita. Obu lahir, mereka mungkin masih di awang-awang. Atau lagi main sama sp*rma yang lainnya, entah dimana?" celetuk Yas
PLAK
PLAK
PLAK
Pukulan kompak mengenai dirinya
"Mulutmu Yas" Adikirana
"Kok bisa nyampe ke sana" Anisa
"Kacau nih bocah" Kama
"ADDDDUUUHHH" teriak Yas, membuat mata para pengunjung menatap pada mejanya.
"Omongan gue salah yang mana, gue tanya?" tanya Yas
"Lah lu ngapain juga bawa-bawa Sp*rma sih, heran gue." jawab Amira, Yas mencebik. Ia mengusap bagian tubuh, yang terkena sabetan saudaranya.
"Emang siapa yang bilang?" tanya Haidar serius
"Nggak tau kita, kayanya MABA juga." jawab Kalila
"Yang bikin kita heran itu, ko dia tau masa lalu obu?" tanya Anisa
"Terus celetukan anak-anak yang tadi duduk di situ, bikin kita berpendapat sama." lanjut Anin
"Emang mereka bilang apa?" tanya Kama
"Mereka bilang, kayanya dendam kesumat dari leluhurnya yang satu angkatan sama obu dulu." jawab Kalila
"Masalahnya... yang jadi pikiran kita, faedahnya apa? Biar apa itu orang bongkar-bongkar masa lalu obu? Apa dia sengaja sebarin rumor jelek, tentang pemilik kampus ini. Apa ada niat lain?" tanya Amira
Haidar pun terdiam
"Bisa jadi sih, kayanya ada yang nyimpen dendam sama obu. Kita biarin dulu sekarang, kita liat sampe mana itu orang sebar rumor ini. Ada efeknya ga sama kampus ini?" saran Adicandra
"Bener tuh, setuju gue. Soalnya kalo kita gerak sekarang, nyamperin itu orang. Kita kan ga tau, niat utamanya apa." ucap Kama
Semua orang mengangguk setuju
"Ya udah yuk, kita pulang. Ga ada kegiatan lain kan sekarang?" ajak Anin
"Tunggu dulu... rencananya kita mau ke rumah seseorang, ada yang minta tolong." jawab Kama
"Apaan?" tanya Adikirana
Yas pun menceritakan pesan, yang masuk pada nomernya. Kelima princess menyimak, mereka pun saling tatap dan mengangguk kemudian.
"Boleh tuh, penasaran gue." ucap Anisa
'Waahhh... ternyata kalian bisa melihat dan mendengar kami.' suara satu sosok membuat mereka terdiam, dengan serentak menoleh ke arah suara.
'HAAAAAIIII' sapanya dengan senyuman lebar, bahkan saking lebarnya. Ujung bibir sosok itu, sampai mendekat telinganya.
Reflek Anin menghentakkan tangannya dan mengarahkan pada kening sosok itu, sampai ada bekas hitam di kening sosok itu. Bukannya pergi, dia malah memanyunkan bibirnya seraya mengusap keningnya yang terasa panas.
"Muka lu kondisikan, untung gue udah beres makan." ucap Anin menggerutu
'Maaf' sosok itu merubah dirinya, menjadi ia saat jadi manusia.
"Nah gitu kan cucok meong." ucap Kama
"Ngapain lu nyamperin kita?" tanya Yas
'Nggak ada niat apa-apa kok, waktu gue main ke sini. Gue dengerin obrolan kalian, terus gue komen.' jawabnya
"Hantu nguping lo!!" ucap Adicandra
'Bukanlah, kan tadi gue udah bilang. Nggak sengaja dengerin obrolan kalian, gimana sih? Mana ada hantu nguping' gerutu sosok itu
"Siapa lo? Penghuni mana?" tanya Haidir
'Gue? Gue.... Gue salah satu mahasiswi di sini, tapi dulu waktu jadi manusia. Sekarang gue jadi hantu gentayangan, semenjak... semenjak kapan ya? Gue lupa kayanya mati kapan?' jawab sosok itu
"Terus nama lo siapa?" tanya Anisa
'Siapa ya? Hantu sini manggilnya, Hacen.' jawabnya
"Orang cina lo?" tanya Kama
'Bukan ihh... Hacen, hantu centil. Hihihihihihi'
'Malah ada yang panggil gue Hasong, hantu kosong.' lanjutnya
Ke sepuluh saudara itu menggelengkan kepalanya, baru kali ini nemuin hantu yang seneng di panggil dengan panggilan ejekan.
"Terus maksud lo datang nyamperin kita mau apa?" tanya Adikirana
'Mauuu... ikutan dong, udah lama loh aku ga ngobrol sama manusia. Aku juga ikut kalian dong, ke rumah orang itu.' jawabnya
"Ntar malah gangguin lagi lo" ucap Kama
'Nggak lah, kan gue bisa bantuin keliling rumah kalian. Siapa tau ada yang aneh kan?' balas hantu tersebut
Mereka mengangguk, not bad.
"Boleh... tapi jangan bikin masalah lo" ucap Anin
'Nggak lah, masalah apa sih emangnya. Yang bisa liat gue juga, cuma kalian.' jawab sosok itu
"Kalo gitu gue kasih panggilan lu.... hapo, gimana?" tanya Adicandra
"APAAN?" tanya mereka serempak
"HANTU KEPO, hahahaha"
'Ishhh... panggil gue Sisil deh, ini nama yang gue dapet dari sini. Nggak tau nama gue, apa bukan?' ucap sosok itu, ia menyodorkan tangannya yang memegang gantungan kunci bernama Sisil.
"OKEEE, kuylah"
'ASYIIIIKKKK'
.
.
"Dimana sih rumahnya bang?" tanya Anin, yang memilih satu mobil dengan abangnya. TUMBEN
"Kalo tadi liat di google maps, harusnya setelah belokan ini itu ada rumah besss.... nah, itu dia." jawab Yas, saat mereka sudah tiba di tempat tujuan.
"Waaahhh... besar juga ni rumah, walau masih besaran mansion kita sih." ucap Kalila, yang juga ikut Yas
Mereka turun, dan berdiri di depan rumah besar yang terlihat.... angker. Padahal rumahnya sangat besar, bagus, asri... tapi...
'Waaahhh... tekanan horornya besar ya' ucap Sisil
"Bener, aura dendamnya terasa sangat besar di sini." ucap Haidar, Sisil mengangguk, ia melihat ke sebuah jendela yang tertutup.
'Itu... orang apa gue?' tanyanya seraya menunjuk ke jendela tersebut
"Maksud lo, orang apa hantu gitu?" tanya Anin, Sisil mengangguk
"Emang konyol di hantu." celetuk Yas
"Mana?" tanya Anisa
'Itu di jende... loh, kok hilang.' jawabnya
'Gue ke sana ya?' lanjutnya
"Ati-ati Sil, kita belum tau sebesar apa dendam dan amarahnya." ucap Amira, Sisil tersenyum. Sudah lama tidak mendengar orang yang mengkhawatirkan dirinya
'Okkkeeee' Sisil pun terbang ke arah jendela tersebut
"Ada bel kagak?" tanya Adicandra
"Bentar, gue hubungi dulu ni orang." jawab yas, ia pun menghubungi orang yang mengirimi chat padanya
Tak lama, gerbang terbuka otomatis.
"Kuy...
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift, vote, dan masukin ke dalam favorit.... 🥰🥰🥰
...Happy Reading all💓💓💓...
mbak kangen daubel up lg mbak hehe
🥰🥰🥰
sedih karna anak kecil.
itu bisa selamet ga nanti?
penasaran