Kisah cinta manis antara Figuran dan Antagonis. Mungkin akan mengalami beberapa rintangan kecil dan kesulitan, tetapi selalu menemukan kebahagiaan satu sama lain, dan hubungan mereka semakin dalam.
Seorang perempuan yang hidupnya selalu berada di Rumah sakit karena penyakit jantung lalu saat sudah waktunya untuk pergi dunia malah tersesat di portal novel yang terakhir dia baca. Menjadi seorang Figuran yang akan mati di siksa oleh Antagonis pria karena mengerjai wanita dicintai seorang Protagonis wanita.
Bagaimana kisah mereka?
#CintaRomantis
#SweetMarriage
Cover by @arts.pio
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon sayyidamita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
[ 29 ]
"Dewi, Bunda..."
Suara bernada lirih dari mulut Mario yang sudah bisa bergerak dan sekarang sedang duduk bersandar di punggung brangkar milik nya sambil memegang ponsel di tangan nya tidak menatap ke arah sang sahabat yang menatap bingung karena pandangan kosong terpancar dari tatapan Mario.
"Bunda... Bunda gue..." Mario terus saja mengucap kan kata - kata itu berulang kali dengan nada lirih membuat Dewi merasa kalau ada sesuatu dengan sang wanita paruh baya itu.
Merasa greget dengan Mario karena tidak mengucap kan kata - kata dengan jelas membuat Dewi langsung merebut ponsel Mario dan betapa terkejut saat melihat foto sang Bunda yang terbaring di brangkar rumah sakit dapat kiriman dari nomor tidak di kenal. Dewi langsung mencoba menghubungi nomor tersebut tetapi tidak ada jawaban atau pun aktif membuat perempuan itu kesal dan bingung.
Dewi langsung menghubungi nomor Ino yang beberapa menit kemudian ada jawaban dari seberang sana yang bertanya, Dewi langsung mencerita kan kalau Mario mendapat kan pesan dari nomor tidak di kenal yang mengirimi foto Bunda yang terbaring di brangkar rumah sakit dengan tertutup nya kedua mata nya.
Ino sangat terkejut mendapat kan kabar yang tidak terduga, Ino langsung keluar dari ruangan milik sang suami dan berlari menjauh ke arah ruangan Mario yang membuat Aland merasa heran dan ingin berbicara tetapi tidak jadi karena dia lebih memilih untuk mengikuti sang istri saja, saat berada di depan pintu Ino langsung membuka nya dengan kasar di ikuti Aland di belakang nya dengan diam saja.
"Akhirnya lo bisa gerak." suara lega dari Ino saat melihat ke arah Mario yang terduduk menatap nya dengan senyum tipis saja membuat Ino dengan secepat nya menghampiri sang sahabat yang langsung memeluk nya erat tanpa mem perduli kan aura mencengkam yang tiba - tiba memenuhi ruangan tersebut.
Tidak tau saja kalau Aland sudah sangat memerah seluruh wajah nya dengan mengepal kam kedua tangan sehingga menonjol kan urat - urat otot nya di punggung tangan menatap menajam ke arah sang istri yang masih memeluk Mario seperti tidak ingin di lepas kan. Dewi yang mengerti situasi dan aura yang berbeda sangat menyeram kan yang langsung memisah kan pelukan mereka yang membuat kedua nya menatap bingung ke arah Dewi yang sedang mengkode ke mereka untuk menatap ke arah Aland.
Benar saja, sehabis mereka menatap ke arah Aland seketika tubuh mereka menegang tidak tau kenapa karena tatapan Aland seperti ingin sekali mencekik mereka dengan erat.
Ino mencoba untuk tidak perduli karena sekarang yang penting adalah Mario dan sang Bunda, mengalih kan pandangan nya menuju ke arah Mario lagi tetapi sedikit memberi kan jarak di antara kedua nya. Tanpa di sengaja kalau Aland makin emosi karena menganggap kalau diri nya tidak lah penting bagi Ino, yang penting bagi sang istri adalah Mario yang status nya hanya sahabat saja.
"Gue senang kalau lo sudah baik. Oh iya, kenapa sama Bunda? Sekarang Bunda ada di mana?" tanya Ino dengan beruntun tergesa - gesa agar segera mendapat kan jawaban.
"Gue juga ti—"
"Pulang!" sebelum Mario men selesai kan ucapan nya untuk menjawab pertanyaan dari Ino, Aland lebih dulu memegang sebelah tangan Ino sedikit di tarik nya tetapi tidak menimbul kan kesakitan di tangan nya sambil mengucap kan kata yang bernada rendah sangat menakut kan bagi siapa pun yang mendengar nya.
"Mas aku kesini mau tanya - tanya ke Mario, kalau kamu ingin pulang maka pulang lah saja dulu, aku disini saja." jawab Ino santai karena agar Aland tidak emosi karena kalau diri nya ikut emosi maka akan berakibat kan fatal.
Berbeda dengan tanggapan dari Aland yang menganggap kalau Ino lebih memilih laki - laki lain dari pada diri nya yang berstatus tinggi di kehidupan nya, suami sah nya.
"Pulang!" tanpa berperasaan Aland langsung menarik tangan Ino agar mengikuti nya yang membuat perempuan itu syok dan takut serta sedikit kecewa kalau sang suami bisa kasar juga kepada nya.
Ino mencoba untuk tidak meledak kan emosi nya, dia menahan nya agar tidak mengakibat kan makin runyam tetapi rasa nya di dalam hati nya sudah sangat menumpuk emosi yang sering dia pendam, ingin sekali untuk meledak kan nya.
"Sabar Ino, sabar. Tenang, jangan terpancing sama suami iblis menyeram kan ini." batin Ino sambil mengusap wajah nya untuk menahan gejolak amarah di dalam hati nya ini.