Sequel The Mantans dan Merried by Order
Valleta Atria Praja anak pertama pasangan Vita dan Mamat berusia dua puluh lima tahun, cantik, pintar dan juga mapan. Diusianya yang sekarang Letta dituntut oleh mommynya untuk segera menikah karena sang mommy yang sudah berusia senja itu takut tak bisa menyaksikan dirinya menikah, apalagi dia sudah dilangkahi oleh adik lelaki satu-satunya yang sudah duluan menikah. Disaat kondisi seperti ini sayangnya Letta baru putus cinta dengan sang pacar karena sang pacar minder dengan status sosialnya. Disaat dia sedang frustasi karena ditinggal oleh pacar dan dituntut menikah itu, justru ia dipertemukan dengan Devano anak Gelsey dan Satria, cowok yang berusia jauh lebih muda darinya, mereka di tangkap basah saat tengah malam Letta berduaan dengan Devano di rumah cowok karena baju Letta yang basah kuyup karena hujan yang tiba-tiba mengguyur deras di daerah itu. Dan mereka akhirnya dipaksa menikah oleh warga disana.
Ikuti IG ku 16_rens
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rens16, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Devano - Febian
Annual meeting itu selesai tepat jam tujuh malam, Devano menunggu Letta dengan menyandarkan tubuh di badan mobil, rokok terselip di antara jarinya.
Kali ini Devano lebih memilih memakai mobil Letta daripada mobil papanya atau mamanya yang berharga fantastis itu, menurut Devano mobil mereka terlalu menyolok.
Tak lama Febian datang ke tempat mobilnya di parkir, kebetulan mobil operasional kantor yang dipakai oleh Febian diparkir tepat di sebelah mobil Letta yang dipakai Devano.
Dia melirik Devano yang sedang asyik merokok sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang di lobby.
Febian meneliti sekali lagi mobil yang sedang dijadikan tempat bersandar oleh Devano, mobil mungil berwarna merah itu begitu Febian hapali.
Febian melirik penuh tanya terhadap cowok ganteng nan imut itu, kalau dilihat dari umurnya terlihat jelas kalau bocah ganteng itu masih muda, mungkin usianya masih di awal dua puluhan.
Devano menatap Febian dengan alis bertaut, rasanya dia seperti sedang diawasi oleh pria dewasa yang sedang berdiri di samping mobil silver itu.
Aksi saling tatap pun terjadi diantara keduanya, Devano yang merasa dirinya tak memiliki masalah dengan Febian hanya menatap tak peduli, berbeda dengan Febian yang sedang menebak hubungan Devano dengan Letta mantan pacarnya.
Tak lama mata Devano menatap pergerakan cewek cantik yang sedang berjalan bersisian dengan kedua orang tuanya.
Dengan langkah lebar Devano menghampiri mereka, Devano mencium punggung tangan kedua mertuanya, lalu menyalami Vetsa juga yang berjalan di belakang mereka.
Semua interaksi itu tak lepas dari perhatian Febian, bahkan tawa ceria Letta seolah menjelaskan hubungan keduanya, apalagi setelah Letta mencium punggung tangan Devano, fix mereka itu suami istri.
Febian mengeratkan rahangnya, dia kalah dengan anak begajulan seperti itu, rambut depan sedikit gondrong, jelas terlihat seurakan apa Devano itu hanya dari penampilannya saja.
Tapi yang membuat Febian penasaran adalah kenapa keluarga Letta seakan menerima cowok bau kencur itu untuk mendampingi Letta?
Banyak hal yang berseliweran di kepala Febian, mengingat betapa perfeksionis nya Letta dalam memilih pasangan, perfeksionis disini maksudnya cowok itu harus dewasa, harus pintar, harus rapi, tapi Devano.... jauh dari semua kriteria itu.
Febian masih terus melihat kebersamaan keduanya yang terlihat mesra dan berjalan menuju ke tempatnya berdiri.
Letta hanya mengulas senyum tipis ketika berada di dekat Febian, tak ada rasa grogi sedikitpun karena ya memang mereka telah putus sebelum Letta menikah dengan Devano.
"Malam bu Letta," sapa Febian sopan, tak mungkin kan dia berlaku kurang ajar dengan menarik Letta dan meminta penjelasan tentang hubungannya dengan Devano, meski dalam dada Febian ada rasa cemburu yang membakar hatinya.
"Malam Pak, kok masih disini?" tanya Letta sekedar berbasa-basi.
"Iya bu masih menunggu teman," jawab Febian tetap sopan.
"Oh....kalo gitu saya duluan ya pak." Letta membuka pintu mobil dan masuk disisi Devano.
Febian melihat Letta tersenyum manis menimpali entah apa yang diucapkan Devano terhadapnya, dan Febian terus terang masih saja cemburu.
Mereka baru putus beberapa bulan dan Letta sudah move on dengan cowok muda seperti itu, Febian curiga kalau Letta pasti dikibuli dan dimanfaatkan oleh Devano.
Tak mempedulikan Febian yang masih menatapnya, Letta menatap suami berondongnya yang tampak kusut.
"Kenapa sih Dev?" tanya Letta penasaran.
"Pusing, capek, frustasi.... " keluh Devano.
Letta tertawa, dia tahu apa yang dikeluhkan oleh suaminya itu, apalagi kalau bukan masalah perusahaan papanya yang carut marut itu.
Iya carut marut, tapi dimata Letta masih bisa diselamatkan meski butuh perjuangan yang keras dan tak mudah.
"Tahu kan papa cari duitnya gimana? Jadi mulai sekarang harus bisa menghargai kerja keras papa buat kamu, buat mama."
"Lagian siapa suruh sih kerja sampai segitunya, aku sama mama itu orang yang nggak banyak tuntutan mbak." Devano mencibir karena Letta justru membela papa Satria yang kelewatan otoriternya itu.
"Ya kamu bisa bilang begitu, kalo kamu dikasih makan tempe tahu mulu juga nanti bakalan ngeluh ke papa," sahut Letta santai.
"Nggak ya!"
"Nggak apa? Kalo kejadian kamu pasti bakalan ngeluh mulu," ucap Letta lembut sambil mengusap kepala Devano dengan sayang.
Entah sih kenapa Letta bisa sesayang ini sama Devano, padahal Devano itu jauh dari kriteria cowok idaman untuk Letta, meskipun kegantengan Devano itu tak ada lawan, tapi jika orang itu Devano maka Letta akan menerimanya apa adanya.
Tak lama mobil masuk ke pekarangan rumah dua lantai itu, Letta keluar terlebih dulu dan tidak menunggu Devano.
Mencari mama mertua itu tujuan Letta saat ini, seharian ditinggal di rumah sendiri, jujur Letta kepikiran takut mama mertuanya bengong.
"Maaaaa..... " panggil Letta dari depan kamar Gelsey.
"Masuk Let!" teriak mama dari dalam sana.
Letta mendorong pintu di depannya dan melongokan kepala, mencari keberadaan Gelsey.
"Lho mama baru mandi?" tanya Letta setelah mencium punggung tangan Gelsey dan tak lupa mendaratkan ciuman di pipi itu.
"Iya mama baru sampai juga kok," jawab Gelsey sambil menggusak rambutnya yang basah.
"Dari mana emang?" tanya Letta.
"Dari ngumpul sama sahabat-sahabat mama."
"Ohhhh..... ya udah deh, Letta mau mandi, gerah banget."
"Kalo mau makan bilang ke bibik biar disiapin."
"Iya ma."
Lalu Letta menghilang dari kamar itu dan berlalu menuju ke kamarnya sendiri, mandi lalu dengan suami tercintanya makan malam.
Selepas menikmati sajian itu, Devano dan Letta masuk ke dalam kamar mereka, sambil berbaring dan menyurukan wajah ke dada bidang suami.
"Mbak.... tadi siapa sih?" tanya Devano sambil mengelus rambut panjang istrinya yang dibiarkan terurai malam ini.
"Yang mana?" tanya Letta mendongakkan wajah menatap Devano.
"Yang tadi, yang berdiri di samping mobil kita tadi?" Devano menjelaskan lagi.
"Oh itu..... karyawan cabang," jawab Letta santai.
"Kok kayak liat kamunya tuh gimana gitu," ucap Devano dengan suara sedikit kesal.
"Gimana maksudnya?" tanya Letta mencoba biasa saja suaranya, tak mungkin kan Devano bisa tahu kalo mereka pernah ada hubungan.
"Ya.... kayak tertarik.... kayak cemburu aja liat kita," tuduh Devano membuat Letta tertawa, serius sih Letta bingung kok Devano bisa melihat raut wajah berbeda yang ditunjukkan oleh Febian terhadapnya.
"Hahahahaha, masak sih?" tanya Letta salah tingkah (Ini bukan Letta yang tersanjung karena Febian masih menaruh hati terhadapnya ya, dia tuh tertawa karena Devano ternyata sepeka itu).
"Jujur deh, dia udah pernah nembak kamu?" tanya Devano masih penasaran.
"Gini dong." Letta memperagakan orang meninggal dengan lidah menjulur keluar.
"Diajak serius malah becanda." Dengan kesal Devano menggelitik pinggang Letta hingga Letta berteriak minta ampun.
"Iya aku jujur, aku jujur," ucap Letta sambil menggeliatkan badan kegelian.
Devano menatap Letta dengan tatapan tak sabar, karena Letta sengaja mengulur waktu, mau bercerita yang seperti apa, bagi Letta hubungan yang sudah putus buat apa diungkit lagi, apalagi dengan pasangan barunya.
"Sebenarnya dia mantan pacar aku."
_______
Terimakasih untuk semua yang sudah mampir, yuk ramein komen, like dan kasih ulasannya, banyak sayang buat kalian semua.