Cerita ini series kedua dari Skandal Mr. Mafia.
jika ada kesamaan di awal bab 1-18 mohon di maklumi karena cerita yang membedakan dari series ini dan yang satunya di mulai dari bab 19.
Selamat membaca.
Nathania tercengang mendengar suara desahan dari dalam kamar Tunangannya. Niat hatinya untuk pulang secara mendadak, tanpa memberi kabar Saka memang sudah jauh-jauh hari ia rencanakan untuk memberi Kejutan ulang tahun kekasihnya.
Namun siapa sangka Malam itu menjadi malam kelam yang membuatnya begitu Trauma akan cinta.
Nia berjalan cepat menuju sebuah pintu kamar yang menjadi saksi bisu pergulatan sengit antara dua insan yang tengah saling memberikan kepuasan satu sama lain. Nia menutup bibirnya rapat-rapat sembari menahan tangis saat melihat Saka begitu bersemangat menyetubuhi seorang wanita di bawah kungkungan nya.
Akankah Nathan ia Collins Haditama, menemukan cinta sejatinya setelah mendapatkan pengkhianatan dari Aldo Askha?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon queenindri, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kejutan
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Nia terpaku, sosok yang ia cari ternyata sudah duduk bersandar di depan meja dengan kedua tangan terlipat di dada.
Tidak lupa tatapan mata yang menghunus yang berakibat suasana nampak dingin dan canggung.
"Tuan, Nona Nathania khusus datang untuk menemui anda."
Ucap Nicholas, lalu mempersilahkan duduk Nathania ke arah sofa yang berada di sudut ruangan.
Mata Nia berkedip beberapa kali. meskipun gugup, Nia berusaha untuk bersikap setenang mungkin agar Valdo tak besar kepala karena dia mendatanginya seperti ini.
"Permisi Tuan."
Setelah memastikan Tamu Tuannya duduk dengan nyaman, Nicholas langsung meminta ijin untuk pergi dari ruangan itu.
Selain pekerjaan nya masih banyak, Nicholas tak ingin ikut campur pada ranah pribadi atasannya.
Nia duduk dengan gelisah, Ia tau jika Revaldo tengah menatapnya dengan curiga.
"Ada apa?"
Valdo, bertanya sembari berjalan mendekati Nia.
"Bisa kita bicara?"
Nia menjawab pertanyaan itu tanpa berani menatap lawan bicaranya.
Hingga itu membuat Valdo sedikit tidak terima dengan sikap Nathania.
"Ku rasa sudah tidak ada yang perlu kita bicarakan, lalu apa yang membuatmu datang kemari?"
"Ini karena Saka, dia akan menikahi Juita."
Kening Valdo mengerut, lalu ia tertawa renyah tepat di hadapan Nathania.
"Aku tidak punya urusan dengan mereka, lalu untuk apa kau datang kemari?"
Nia mendongak, lalu menjawab Valdo dengan tergagap. "Itu karena, Itu...... " Nia men-jeda ucapannya seraya berfikir.
"Sial, kenapa tiba-tiba otakku tidak bisa berfikir begini?" Gumamnya dalam hati.
Kening Valdo mengerut, ia menatap Nia dengan penuh ke angkutan. sedangkan Nia, Kini wanita itu memilih bangkit dari duduknya, ia Terlampau malu karena terlalu gagap dalam berbicara.
"Apa?"
Valdo bingung, Kenapa Nia malah berdiri dan menatapnya sedemikian rupa tanpa menjawab pertanyaan nya.
"Tidak, Lupakan saja! Maaf jika aku sudah mengganggumu."
Tiba-tiba Nia berjalan pergi meninggalkan Ruangan itu setelah mengurungkan Niatnya untuk mengajak Valdo pergi menemaninya ke pernikahan Saka.
Sepeninggal Nia, Valdo hanya menatapnya dengan tersenyum Smirk.
Tak ada niatan sedikit pun untuknya mengejar Nia. bukannya tidak mau, ia hanya ingin memberi pelajaran pada Nia agar tidak bersikap semaunya kepada orang lain.
Tiba-tiba Valdo mengangkat ganggang telepon untuk berinisiatif untuk menghubungi sang asisten pribadi.
"Iya Tuan, Apa anda membutuhkan sesuatu?"
Tanya Nicholas dari seberang telepon.
"Cari tahu kapan dan di mana Benda pusaka itu menikah! sepertinya aku berubah pikiran dan akan datang ke sana."
Jawab Valdo sebelum mengakhiri panggilan telepon mereka.
Nicholas menarik ganggang telepon nya, lalu menatapnya bingung.
"Benda pusaka? Siapa?" Gumamnya, lalu berfikir keras.
Barulah setelah beberapa detik, Nicholas tertawa lepas kala mengingat julukan itulah yang di berikan Tuannya pada seseorang di masa lalu Nathania.
****
Di lain tempat, tepatnya di lantai satu, saat pintu lift terbuka.
Wajah Nia yang kusut membuatnya terlihat mengerikan.
"Sial, Kenapa aku harus datang kemari tadi? Bikin malu saja."
Geram Nia pada dirinya sendiri. Orang-orang yang berlaku lalang nampak menatap Nia dengan curiga, itu karena sikap Nathania yang sejak tadi bicara sendiri seperti orang tidak waras.
Terlebih selain bicara, Nathania cukup bergerak tidak jelas seperti memukul menendang hingga membuat para pengunjung memilih menghindarinya.
"Apa dia gila?"
"Seperti nya begitu, dia kurang waras."
Beberapa orang yang berpapasan dengan nampak mencemooh Nia. Hingga Akhirnya ia sadar jika sejak tadi orang-orang seperti menghindarinya.
Nia menghentikan langkah kakinya, tepat di tengah-tengah lobby. lalu menatap ke semua orang yang tadi mencibirnya.
"Sial, mereka seperti tengah mengolok-olok diriku."
Gumam Nia dalam hati. Lalu karena malu akhirnya Nia memilih mempercepat langkah kakinya keluar dari rumah sakit Permesta.
Di tempat lain, Valdo tertawa tanpa suara. sejak tadi ia mengawasi pergerakan Nathania dari layar komputernya melalui camera CCTV.
"Dia benar-benar gadis bar-bar, aku tidak tau bagaimana jadinya setelah aku menikahi Nathania nantinya!?" .
Setelah memastikan Nathania pergi dengan aman dari rumah sakitnya.
Valdo, akhirnya merubah posisinya menjadi duduk bersandar di kepala kursi dengan tangan terlipat sebagai sandaran kepalanya. matanya terpejam untuk mengistirahatkan diri.
Semalaman ia mempersiapkan semuanya, mulai dari kedatangan keluarga besarnya dari Jakarta. lalu mempersiapkan gedung dan seluruh acara sebaik mungkin hanya untuk mengejutkan Nathania collins Haditama.
"Ini baru permulaan Nia, akan banyak kejutan yang membuatmu tak bisa lepas dari seorang Revaldo Mahendra!!"
Gumam Valdo di sela-sela istirahatnya.
*****
Sore harinya, sebenernya Nia ingin langsung pulang ke apartemennya.
Namun tiba-tiba sang Mommy menghubunginya untuk segera datang menyusulnya ke sebuah Mall yang terletak di pusat kota.
Dret Dret
Ponselnya berdering pertanda ada pesan masuk di sana.
"Mommy,"
Gumam Nia, saat membaca pesan pada layar ponselnya.
Dengan terpaksa Nia mengikuti instruksi sang Mommy.
Sesampainya di Mall pusat kota, Nathania mengeluarkan pandangannya untuk mencari keberadaan sang Mommy namun tak kunjung ketemu.
PLAK
Nia menepuk keningnya sendiri, Ia baru sadar mana bisa ia menemukan sang Mommy jika hanya mengandalkan matanya saja di tempat sebegitu luas seperti Mall ini.
"Kenapa sejak mengenal yang namanya Revaldo Mahendra, kau itu jadi bodoh? Padahal, Saat masih menjadi penggemar rahasianya saja, kau tidak separah ini."
Ujar Nia, seperti biasa berbicara pada dirinya sendiri.
Akhirnya Nia memilih menghubungi mommy Naira, yang mengatakan posisinya ada di sebuah butik.
"Mom,"
Suara Nia membuyarkan konsentrasi Nyonya Naira yang tengah mengobrol dengan seorang pegawai butik.
Tak seperti biasanya, Mommy nya itu mau turun tangan sendiri untuk berbelanja seperti ini. biasanya, Mommy Naira akan memilih meminta pegawai butik untuk mengantarkan pesanannya ke rumah untuk ia coba.
"Mom, kenapa menyuruhku ke sini?"
"Oh iya, coba ini nak!"
Nyonya Naira mengambil sebuah gaun yang tadi sudah ia siapkan untuk sang putri.
Alis Nia mengerut heran, tiba-tiba mommy nya menyuruhnya mencoba sebuah gaun yang begitu cantik. Seolah-olah, dirinya akan menikah hari ini.
"Gaun ini untuk apa Mom?"
"Sudahlah, coba saja dulu! Sana, mom tunggu di sini, jangan lama-lama."
Tutur Nyonya Naira dengan tersenyum lembut.
Kalau sudah begini, Nathania tak bisa menolak apapun instruksi sang Mommy, dan memilih melaksanakan apapun perintahnya.
Di dalam ruang ganti, Nia terkesima dengan penampilannya sendiri. meskipun belum memakai riasan di wajahnya, Nathania nampak begitu anggun hanya menggunakan gaun pilihan Nyonya Naira.
"Mom," Panggilnya pada sang Mommy yang sibuk mengobrol pada sambungan telepon.
Nyonya Naira langsung bangkit dari duduknya menghampiri sang putri.
"Ya Tuhan, kau cantik sekali nak." Pujinya, lalu memeluk sang putri penuh rasa Haru.
Setelahnya, nyonya Naira meminta petugas butik untuk Retouch make up putrinya. sepertinya Nyonya Naira memang mempersiapkan semuanya dengan teliti hari ini.