Di pungut oleh Ayahnya untuk menggantikan adik tirinya menikahi anak haram dari keluarga ternama.
Dia di tolak mentah-mentah oleh anak haram keluarga ternama itu, tapi pada akhirnya dia tetap menikah.
Dia harus menjalani kehidupan rumah tangga yang tidak menyenangkan karena suaminya begitu membenci dirinya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dewi wahyuningsih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 30
Amaya tersenyum lebar setelah dia sampai di pesta pernikahan mantan kekasih dari Ron. Vanka juga ikut, dan tentunya penampilan mereka benar-benar tidak seperti sebelumnya.
Amaya, Gadis itu menggunakan dandanan atau riasan wajah yang cukup tebal, dan untuk pertama kalinya dia menggunakan warna lipstik yang sangat terang berwarna merah. Sebenarnya, Amaya benar-benar merasa sangat tidak percaya diri dengan warna lipstik yang silaunya mengalahkan sinar matahari tetapi, demi Tidak dikenali sebagai Amaya yang sebelumnya, dia benar-benar hanya bisa melakukan hal itu dengan lapang dada. dress ketat yang melekat pada tubuh Amaya, juga tatanan rambut yang sangat heboh seperti seorang sosialita kaya raya, semua itu mengganggu nyatanya Amaya bisa tersenyum dengan sangat baik saat itu.
Vanka, Gadis itu juga benar-benar tersenyum dengan sangat senang karena untuk pertama kalinya dia bisa mengenakan pakaian yang sangat indah, meskipun dia harus menggunakan wig yang sangat tidak nyaman dan kadang-kadang membuat tangannya reflek menggaruk bagian yang terasa gatal. Untuk riasan wajahnya, Vanka juga menggunakan sapuan make up yang cukup tebal agar tidak ada orang yang mengenali wajahnya, sama seperti yang dilakukan oleh Amaya.
"May, aku benar-benar sudah tidak bisa menahan lagi perutku yang sudah berbunyi minta untuk diisi." ujar Vanka berharap benar bisa segera memakan makanan yang jelas saja pasti sangat enak.
Amaya terkekeh. Segera, dia menatap kearah Vanka yang berdiri tidak jauh darinya lalu berkata, "Makanlah makanan yang ingin kau makan, aku akan menemui wanita itu. Tetapi, jangan sampai kau lengah dan tidak mengawasi situasi dengan baik, oke? kau tahu benar bahwa banyak orang yang sedang mencari keberadaan kita kan?"
Vanka menganggukkan kepalanya, tentu saja dia paham benar dengan apa yang diucapkan oleh Amaya.
Amaya melanjutkan langkah kakinya menuju ke kamar di mana mempelai wanita tengah menunggu waktu untuk dia bisa masuk ke dalam aula pernikahan untuk mengambil sumpah pernikahan. Dengan undangan palsu, akhirnya Amaya yang sukses sampai ke kamar pengantin tersebut, tentu saja Amaya berbohong dengan mengatakan bahwa dia adalah kerabat dekat dari pengantin wanita yang datang terlambat.
"Selamat untuk pernikahanmu, Julia?" ucap Amaya begitu dia sampai di dalam ruangan itu membuat si pengantin wanita menatap ke arah Amaya dengan tatapan bingung.
Pengantin wanita yang bernama julia itu mengeryitkan dahinya dengan kebingungannya karena dia benar-benar tidak tahu siapa Amaya.
Amaya berjalan mendekati pengantin wanita itu, lalu mengeluarkan satu kota kecil yang tersimpan di dompet yang ia pegang lalu segera dia menyerahkan kepada Julia sembari berkata, "Seseorang memintaku untuk menyerahkan ini kepadamu sebagai hadiah dari pernikahan."
Julia memang masih terlihat kebingungan, tetapi karena dia tidak ingin membuat salah satu tamu undangan dari pernikahannya tidak nyaman, Julia tetap tersenyum pada akhirnya lalu menerima hadiah itu sembari mengatakan, "terima kasih banyak."
Amaya mengagukan kepalanya setuju, lalu dia mengatakan kepada Julia untuk segera membuka isi dari kotak hadiah itu karena Amaya sendirilah yang benar-benar merasa tidak sabaran ingin melihat Apa isi di dalamnya.
"Ngomong-ngomong, Orang yang memberikan hadiah itu mengatakan kepadaku bahwa, harus segera membukanya begitu hadiah itu sampai ke tanganmu." ucap Amaya mengada-ada.
Julia sebentar terlihat bingung, sungguh dia tidak mengerti kenapa ada tamu undangan yang begitu membuatnya tidak nyaman akan tetapi, tetap saja Julia yang orangnya tidak enakan itu membuka hadiah itu meski dia benar-benar merasa canggung, gugup dan tidak enak dengan saudaranya yang lain yang juga berada di kamar itu.
Begitu Julia sudah selesai membuka hadiah yang ia terima, Julia benar-benar terdiam tak bisa berkata-kata karena dia sangat terkejut dengan hadiah yang kini berada di tangannya. Julia memegangi dadanya, menggigit bibir bawahnya karena dia tengah menahan tangisnya agar tak pecah dan merusak riasan wajahnya yang sudah susah payah dipoleskan oleh perias pengantin.
Namun, tetap saja pada akhirnya air mata itu luruh tak tertahankan lagi. Julia membawa kotak beserta isinya itu ke dalam pelukannya dan menangis cukup kuat.
Amaya menelan salivanya sendiri. Sungguh, kalau saja tau reaksi pengantin wanita yang bernama julia itu akan menjadi seperti itu, tentu saja Amaya tidak akan pernah meminta wanita itu untuk membuka kadonya hanya karena perasaan penasaran yang ia miliki saja. Ah, kalau saja Ron tahu apa yang terjadi dengan wanita itu, tentu saja Ron pasti akan memakinya dan memarahinya habis-habisan bukan?
"Tolong, keluarlah dari ruangan ini dulu." ucap Julia kepada semua orang yang berada di dalam kamarnya lalu menatap Amaya dan berkata, "kecuali kau!"
Amaya yang terkejut hanya bisa memaksakan senyum dan mengangguk dengan cepat.
Setelah di kamar itu hanya tinggal Julia dan juga Amaya saja, Julia benar-benar menatap ama ya dengan tatapan serius lalu menekan seolah-olah dia menginginkan jawaban dari pertanyaannya nanti dengan sejujur-jujurnya. "Bagaimana bisa kau membawa hadiah ini kepadaku, dan ke mana orang yang memintamu untuk memberikan hadiah ini padaku?"
Amaya terdiam sebentar memikirkan benar bagaimana dia harus memulai untuk mengatakan jawaban yang seharusnya dia ucapkan. Amaya kenalan salivanya sebentar sebelum dia mulai berbicara, "Sebenarnya, pemberi hadiah itu adalah sahabat baikku. Dia memberikan bantuan yang cukup besar kepadaku, dan kami juga tumbuh di lingkungan yang sama sebelumnya meski usia Kami memang cukup berbeda jauh. Orang yang kau maksud, Ron bahkan jarang sekali keluar dari tempatnya karena dia sedang memburu seseorang."
Julia menyeka air matanya, dan tentu saja dia lakukan dengan perlahan-lahan karena tahu benar bagaimana sulitnya dan bagaimana lamanya waktu yang dibutuhkan untuk bisa merias wajahnya tadi. Julia kembali menatap Amaya lalu berkata, ''Apakah dia baik-baik saja? Apa dia makan dengan baik? Lalu, Apakah dia sudah menikah? Apakah, dia bisa mewujudkan cita-citanya sebagai seorang hacker? apakah, " ucapan Julia tertahan di tenggorokannya karena suara tangis yang tak lagi bisa dia tahan.
Sesungguhnya, Amaya sendiri sedang bingung bagaimana dia akan menjawab semua pertanyaan yang keluar dari mulut Julia. Tetapi, sepertinya ama Ayah hanya bisa mengatakan apa yang dia lihat secara langsung dari Ron.
"Dia baik-baik saja. Dia belum menikah sama sekali, dan Sepertinya Dia tidak memiliki niat untuk menikah setelah apa yang terjadi kepadanya. Dia jelas tidak makan dengan baik, dan dia tidak memikirkan dirinya sendiri dengan serius. tetapi, meskipun memang dia tidak bisa mengurus dirinya dengan rajin, namun dia adalah pria yang kuat jadi kau tidak perlu mengkhawatirkan dirinya."
"Baiklah, katakan padanya, aku benar-benar mempercayainya dan sekalipun Aku tidak pernah meragukan dirinya. Katakan padanya untuk hidup dengan baik, dan berbahagialah dengan apa yang disuguhkan oleh masa depan."
Setelah pembicaraan itu, Amaya memutuskan untuk meninggalkan kamar pengantin wanita lalu bergegas untuk menuju ke tempat di mana Vanka berada. Namun, karena Amaya terburu-buru, tak sengaja menabrak seorang pria.
"Ah, maaf!" ucap Amaya.
Pria itu terdiam sebentar, lalu tersenyum setelahnya.
lamalama jadi malas baca.
Semoga sukses selalu n lancar rejekinya🤗🤗🤗 ❤️❤️❤️🤲🤲🤲👍👍👍💪💪💪😘😘😘