"Pergi dari Kediaman ini. Kau sudah bukan lagi bagian dari Keluarga Viscount Avena!"
"Tuan Viscount, Hubungan Ayah dan Anak di antara Kita benar-benar sudah terputus seperti rambut ini." —Celestia
"Aku membantumu untuk menghilangkan hubungan yang ingin Kau putuskan itu. Sama seperti rambutmu yang sudah terbakar habis, menjadi abu dan diterbangkan oleh angin, begitulah hubungan kita. Benar-benar menghilang." —Viscount Avena
"...Selamat tinggal. Di masa depan, berhati-hatilah dengan bencana yang datang dari dendam yang kau tanam dan Kau pupuk subur di dalam diriku ini, Tuan Viscount." —Celestia
Apa yang terjadi sehingga menciptakan sosok yang menjalani kehidupan dengan kaki yang berpijak pada dendam ? Apakah balas dendam wanita itu berjalan lancar ? Atau terkendala dengan kekuatan yang ada pada dirinya? Saksikan selengkapnya, hanya di Noveltoon dengan judul "Balas Dendam Celestia. Cahaya di Kegelapan."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neogena Girl, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 32
“Kau... yang memanggil Ku ?” Tutur Celestia ragu-ragu membuka obrolan. Pertanyaannya di sambut sebuah garis senyum yang makin di tarik, iris mata Pria itu nampak ikutan tersenyum.
“Benar... Aku yang memanggil Mu.” Jawab Pria itu dengan suara yang sangat halus, suara nya mengalun indah di pendengaran Celestia. Membuat gadis pemilik surai putih itu mengerutkan kening. Dia merasa aneh pada setiap reaksi yang di berikan oleh tubuh saat Pria di hadapannya melakukan sebuah aksi.
“Apa mungkin karna Aku masih lelah?” Batin Celestia dan lanjut bersuara, “Siapa Kau ? Kenapa memanggil Ku ? Bagaimana Kau melakukan hal itu ? Bahkan berhasil membuat Yang Mulia Putra Mahkota dan Tuan Enzo kehilangan jejak Ku.”
Yang di tanya lagi-lagi hanya memasang senyum dan bersuara. “Aku hanya melakukan ini.” Tutur nya sambil menggerakkan jemari di udara, dan sebuah huruf dengan warna keemasan nampak di udara.
—‘Celestia Serhapina Ruya’—
“!!” Celestia langsung terbelalak. Selain karena nama nya di ketahui pria ini, yang lebih membuat Celestia kaget adalah debaran jantung yang terasa seperti beberapa saat yang lalu, bahkan lebih intens. Dia merasakan getaran aneh, getaran yang memaksa diri nya untuk mendekat. Kaki nya bahkan mulai melangkah untuk semakin dekat dengan Pria berperawakan tenang di hadapannya.
“Hentikan!” Pekik Celestia dan huruf-huruf yang mengudara itu langsung menghilang.
“Kau merasakan debaran jantung yang lebih kencang dari biasa nya bukan ? Kau memiliki insting untuk semakin dekat dengan Ku. Benar kan ?”
“...” Celestia terdiam dengan ribuan pertanyaan. Perasaan hangat yang Dia rasakan beberapa saat yang lalu, kini telah sirna. Dia ingin cepat-cepat kembali ke rombongan. Dia ingin segera bertemu dengan rekan-rekan yang lain.
“Tidak perlu kaget. Aku pun merasakan hal yang sama, Celestia. Kau mau tau apa alasannya ?”
“...” Dalam keheningan Celestia mengangguk.
“Karena Kau adalah mempelai wanita Ku.”
“Hah ?!” Celestia terperangah. Perkataan yang sama telah di ucapkan oleh Pria bermata merah yang Dia temui saat kehilangan kesadaran beberapa waktu silam. Kini Dia mendengarkan hal yang sama lagi dari Pria lain ? Pria yang tidak mungkin berbohong saat ini ataupun mengatakan sebuah lelucon.
“Tidak perlu kaget, Celestia.”
“Mana mungkin Aku bisa begitu ? Kau tau nama Ku juga membuat jantung Ku berdebar dengan membuat tulisan di udara? Aku bahkan tidak tahu nama Mu!”
“Kau tau nama Ku, Celestia. Aku juga baru saja mengetahui nama Mu, jadi sudah pasti nama Ku juga terlintas di benak Mu kan ?”
—‘Lucas Del Olton’—
“Tidak mungkin...” Celestia menggelengkan kepala, Dia tidak percaya. Nama Pria itu sungguhan muncul di benaknya.
Lucas memangkas jarak di antara keduanya, tubuh Celestia tidak bisa bergerak. Dia ingin berlari namun tubuh nya tidak bereaksi seperti apa yang Dia inginkan.
Dengan perlahan Lucas menautkan tangan kedua nya, membuat Celestia merasakan debaran jantung yang tak terkontrol. Dia benci jantungnya bereaksi tidak selaras dengan otak. Di tengah itu, Lucas kembali bersuara.
“Kita ditakdirkan untuk satu sama lain. Sejak diri Mu dan diri Ku lahir di hari, tanggal, tahun, dan jam yang sama, Sang Dewi telah menentukan bahwa Kau ada untuk Ku, dan Aku ada untuk Mu. Ini di sebut kehendak Dewi Astraea. Kau bisa menyebut diri Ku sebagai mempelai pria Mu, sedangkan Kau adalah mempelai wanita Ku.”
“Aku tidak punya kepercayaan pada Dewi Astraea.” Pungkas Celestia yang masih tidak bisa menepis tangan Lucas.
“Namun Dewi Astraea memberikan kekuatan suci yang melimpah pada Mu, Celestia.”
“...” Celestia tidak bisa menepis perkataan barusan, namun sungguh Dia tidak suka jika sudah membawa-bawa nama ‘Dewi Astraea’. Jika Dewi sungguhan ada di Dunia ini, kenapa Dia mengabaikan orang-orang yang menjerit minta tolong ? Kenapa Dia memberikan kekuatan itu pada Celestia ? Pada orang yang tidak membutuhkan nya.
Dengan semua dorongan ketidaksukaan dari dalam diri, akhirnya...
Takh!
...Celestia berhasil menepis tangan Lucas. Dada nya kembang kempis. Setelah untaian itu terlepas, hanya menyisahkan Lucas yang terbelalak di tempat.
“Bagaimana bisa ? Bagaimana bisa Kau melepaskan diri dari sesuatu yang sudah di tetapkan oleh Dewi Astraea ?”
“Aku tidak tau! Aku sungguh tidak tau jawaban seperti apa yang Kau inginkan. Tapi Lucas, bagaimana Kau bisa ada di sini ? Dari mana Kau berasal dan kenapa tiba-tiba saja Kau ada di hutan ini ?”
“Aku dari Kerajaan Fern. Sebenarnya Aku sudah berkelana bersama Silvia. Kami mengikuti jejak kekuatan suci yang Kau tinggalkan. Di mulai dari Desa Jelyar, hutan besar di wilayah Marquis Bloom, Marquis Alodina dan yang terakhir di hutan ini. Aliran Kekuatan Suci Mu sangat kental Celestia, selain bisa melacak Mu dengan titel ‘Mempelai wanita Ku’ kekuatan suci Mu meninggalkan jejak yang sangat spesial di hutan yang Kau sucikan.”
“Jadi wanita yang sejak tadi duduk di atas pohon itu bernama Silvia ? Ku kira hantu.”
“Astaga, kasar sekali wanita dengan paras cantik ini. Celestia, Kau bertingkah tidak peduli padahal sudah tau keberadaan Ku?” Tutur Silvia yang sudah loncat turun dari dahan pohon dan berdiri di samping Lucas. Dia berdiri sambil bersandar di tubuh Lucas yang berdiri kokoh. Lucas memandang Silvia denga hangat, tidak risih dengan sikap Silvia yang terkesan sembrono.
“Kau penyihir kan ?” Kata Celestia tidak memperdulikan perkataan Silvia barusan.
“Umm.. Kau benar.”
“Tetapi Kau berhasil mengelabui dua Pria itu, Ku rasa ini bukan sihir. Apa Kekuatan suci bisa melakukan hal ini ?”
“Umm... Aku membuat tabung yang mengurung kehadiran Mu. Hanya orang-orang yang Ku ijinkan saja yang bisa berada di dalam pelindung ini.”
“Lucas, jangan bilang itu tabung yang bisa tercipta hanya untuk ‘Mempelai Wanita Mu’?”
“Sayangnya dugaan Mu tepat sasaran.”
“Haahh...” Celestia menghembuskan nafas kasar. Dia muak mendengar perkataan ‘Mempelai Wanita’ ataupun ‘Mempelai Pria’ sejak tadi. Celestia mengarahkan jari telunjuk ke arah langit dan memusatkan kekuatan suci di sana.
“Apa yang ingin Kau lakukan ?” Tutur Lucas dan Silva bersamaan.
“Apa lagi ? Tentu saja menentang kehendak Dewi Astraea yang Kau sebut sejak tadi.”
“Tidak mungkin—”
Sringg.... BOOM!!
“Percuma saja. Ledakan itu tidak akan membuat Mu di temukan oleh orang lain yang tidak Ku ijinkan masuk!” Pungkas Lucas dengan nada yang naik satu oktaf. Ketenangan nya berhasil dikacaukan oleh Celestia.
“Lucas, dengarkan Aku. Ada sosok monster—Ah! Dia berwujud manusia, namun Dia jelas-jelas bagian dari monster karena memiliki hawa yang sama. Dia juga mengatakan hal yang Kau katakan barusan. ‘Mempelai wanita Ku’. Apa maksud Mu Dewi Astraea menciptakan dua mempelai Pria untuk Ku ?”
“Tidak mungkin Dewi Astraea menciptakan dua mempelai untuk Mu.” Timpal Silvia dengan penuh kepercayaan pada Sang Dewi.
“Kau pikir Aku berbohong ?”
“Celestia, jangan bilang Kau memiliki tujuan yang menyimpang ?”
“Apa maksud Mu, Lucas ?”
“Jangan bilang Kau sedang menjalani sesuatu yang bertentangan dengan kekuatan Suci yang Kau dapatkan ?”
“...” Celestia menjahit bibir nya dalam hitungan detik. Jika yang terjadi saat ini karena Dia yang sudah penuh dengan niatan balas dendam, maka Dia tidak mungkin meneriaki Lucas dan Dewi Astraea yang sejak tadi di masukkan dalam percakapan.
Lucas dan Silvia langsung bertatapan beberapa detik dan mengangguk. Mereka punya satu keyakinan yang sama. Lucas langsung memangkas jarak antara diri nya dan Celestia, meremas dua lengan wanita dengan surai putih itu dan bersuara.
“Celestia, apa yang Kau rencanakan dalam benak kecil Mu itu ?”
“...” Seperti sebelum nya, mulut Celestia sudah terjahit. Mau di berikan kekerasan sekalipun, Dia tidak mungkin mengatakan semua pada Lucas dan Silvia. Memangnya Mereka siapa ? Pada Charles selaku Putra Mahkota saja Celestia tidak bersuara, apalagi pada Pria kedua yang muncul sambil menyebut Celestia sebagai ‘Mempelai Wanita Nya’.
“Hah?!” Tiba-tiba Lucas dan Silvia bergidik ngeri dengan kompak.
“Menjauh dari wanita Ku!” Pungkas Charles yang muncul dari langit malam dengan pedang di tangan.
Trakh!!
Pedang Charles menghantam udara dan mendarat diatas permukaan tanah. Charles kembali membuang atensi ke arah Lucas yang sudah berdiri sambil melindungi Silvia dengan seluruh tubuh.
“Bagaimana bisa ? Kau—Kalian berdua ? Bagaimana mungkin Kalian menentang entitas Dewi Astraea?”
“Jadi itu kata-kata terakhir Mu?” Lontar Charles dan memperlihatkan wajah nya pada Lucas. Urat nya sudah tercetak dengan jelas, entah di bagian leher ataupun tangan. Charles siap menebas kepala manusia malam ini.
...*** ...
...Jangan lupa like dan komen Guys🌺 Thank you so much♥️...