NovelToon NovelToon
Love, Lust, And Obsession

Love, Lust, And Obsession

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Romansa / Dark Romance
Popularitas:1k
Nilai: 5
Nama Author: Cayy

"Kamu mau pilih Daniel atau aku?"
"Jangan gila kak, kita ini saudara!"
Arjuna tersenyum tipis, seolah meremehkan apa yang dimaksud Siren.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cayy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Saksi bisu kapal laut

"Lo nggak ada niat pulang ke Denpasar setelah liburan in?" tanya Siren ke Daniel saat mereka sedang berada diatas kapal sambil menikmati nasi kotak yang berisi ayam bakar dan juga nasi plus sambal.

"Paling sekalian nanti kalo udah lulus SMA"

"Mau kuliah dimana nanti?"

"Di Jakarta aja, gue udah terlanjur nyaman sama Jakarta meskipun terlalu rame"

"Ohhh..."

"Akk.." Daniel menyodorkan sesendok nasi plus potongan daging ayam kearah mulut Siren, Siren menatap Daniel penuh tanya.

"Gue suapin coba.."

Siren tersenyum tipis lalu menerima suapan Daniel dengan senang hati.

"Gimana?"

"Ya enak sama aja kayak punya gue"

"Gue mau kok suapin lo tiap hari"

"Mana bisa, kan nggak tiap makan kita sama-sama "

"Ya caranya dong biar kita sama-sama terus"

"Emang gimana?"

"Menikah lah"

Siren langsung menatap Daniel lagi, tentu dia kaget tiba-tiba bicara pernikahan.

"Lahh itu masih lama kali"

"Tapi...gimana pandangan lo soal nikah muda?"

"Bagus aja yang penting dua-duanya siap, baik mental ataupun finansial, iya nggak?"

Daniel mengangguk-angguk setuju sambil memasukkan kotak kardus bekas makannya kedalam kantung kresek berwarna hitam itu.

"Gue pernah kepikiran buat nikah muda, asal lo tau"

"Ya gapapa Niel, asalkan itu tadi dan yang paling penting pasangan lo juga mau nikah muda kayak lo"

Daniel menatap lekat pada kedua mata Siren, tampak begitu serius.

"Lo gimana?"

"Hah?"

"Misal ada yang mau ngajak lo nikah muda, kira-kira lo mau nggak?"

Siren terdiam, ini pertanyaan jebakan kah? Dia ingin sekali mendengar dari mulut Daniel bahwa dia yang akan mengajaknya nikah muda... Tapi entahlah sepertinya dia tidak boleh terlalu percaya diri.

"Jujur gue nggak siap kalo untuk nikah muda, karna dari dulu gue pengennya nikah diusia yang lumayan matang"

"Oh ya? Berapa?"

"Ya kisaran 23 sampai 25 tahun, gue rasa itu belum tua kan"

"Nggak lah, kadang orang jaman dulu aja yang mikirnya umur segitu udah dikata perawan tua"

Siren mengangguk, dia memasukkan juga kotak bekas makannya kedalam kantung kresek lalu minum air putih kemasan.

"Sayang banget padahal gue maunya nikah muda sama lo"

"Uhukkkk...uhukk...uhukk...." Siren tersedak air minum itu karena kaget mendengar ucapan Daniel.

"Pelan-pelan Ren"

Daniel mengelus punggung Siren dengan lembut.

"Uhukkk..."

"Kalo nggak mau ya nggak papa, gue tunggu sampai lo siap diusia yang lo mau juga gapapa asalkan gue bisa nikah sama lo"

"Lo serius Niel? Kita belum menjelajahi dunia yang luas ini siapa tau nanti lo ketemu sama orang yang lebih segalanya dari gue"

"Kalaupun itu terjadi, gue bakal tetep pilih lo"

"Kenapa?"

"Ya karna gue nyaman sama lo"

Siren benar-benar merasa sedang diatas awan, apa perasaan semacam ini yang dikatakan Martin tadi siang?

Daniel menyentuh pipi Siren dan mengelusnya lembut.

"Gue.....sesuka itu sama lo asal lo tau makanya gue bikin perjanjian waktu itu biar gue bisa lihat foto lo tiap waktu"

Siren menelan saliva dengan susah, rasanya tenggorokannya tercekat karena sedikit kaget mendengar pernyataan Daniel barusan.

Dia tau kalau sebenarnya Daniel memang suka padanya, tapi dia tidak tau bahwa alasan dibalik dia minta foto setiap hari itu karena supaya bisa melihatnya setiap waktu.

"Hari dimana lo putus sama Samuel adalah hari yang sangat membahagiakan buat gue, maaf kalo sebaliknya buat lo"

Siren menggeleng, dia menyentuh tangan Daniel yang masih mengelus pipinya dengan lembut.

"Nggak kok, gue bersyukur akhirnya bisa lepas sama dia"

"Jadi ....apa lo sekarang punya perasaan juga ke gue?"

Siren ragu menjawab, sebenarnya dia juga sudah suka dengan Daniel tapi dia takut kalau ini terlalu cepat.

Pada akhirnya Siren mengangguk pelan, Daniel tersenyum lebar tampak merasa bahagia.

"Mau jadi pacar gue nggak?"

Siren tambah deg-deg an parah, tidak menyangka kalau secepat ini Daniel akan mengajaknya pacaran.

Apalagi mereka sedang diatas kapal, rasanya tambah membuat suasana jadi semakin romantis.

"Lo yakin ngajak gue pacaran?"

"Iya dong, kenapa harus nggak yakin?"

Siren tersenyum lalu mengangguk pelan.

"Yes, makasih ya"

Daniel meraih tangan Siren lalu mencium punggung tangannya dengan lembut. Rasanya Siren ingin nyebur saja ke laut karena saking bahagianya.

*

Perjalanan masih panjang dan Siren harus terpisah lagi dengan Daniel karena perbedaan bus. Tidak papa masih ada handphone untuk saling berkabar.

"Lo kayaknya sumringah banget kenapa sih?" tanya Martin yang bingung sejak tadi karena melihat Siren sering senyum-senyum sendiri sambil menatap layar handphone.

"Gue udah jadian sama Daniel"

"Eh sumpah? Kapan?"

"Tadi siang waktu dikapal"

"Wow... Cepet juga nih, tapi gapapa selama orangnya gak kayak Samuel"

"Ya enggaklah, lo kan tau sendiri Daniel pergaulannya nggak yang rame-rame amat apalgi sama cewek"

"Tapi lo udah bener-bener move on dong sama Samuel"

"Udah dong..ngapain inget-inget itu lagi"

"Bagus deh kalo gitu, takutnya Daniel cuma buat pelarian aja"

"Ihh ya enggaklah Mar, kenapa lo mikir gitu?"

"Ya soalnya 4 tahun lho elo jalanin hubungan sama Samuel trus belum ada dua Minggu putus lo udah jadian sama Daniel"

Siren menelan saliva dengan kasar, benar yang dikatakan Martin tapi dirinya juga sama sekali tidak berfikir bahwa Daniel menjadi pelariannya, semuanya dia terima karena dia memang jatuh cinta dengan kelembutan dan perhatian Daniel padanya yang tidak dia dapatkan dari Samuel dulu.

Jadi apa bisa disebut pelarian seperti itu?

"Kalo enggak ya syukur Ren, gak usah bengong gitu gue gak ada maksud apa-apa"

Siren hanya melirik Martin dengan diam.

"Dengerin nih biar lebih tenang"

Martin memasang headset ke telinganya, kemudian satu headset nya dia pasangkan ke telinga Siren.

"Apa nih?"

"Coba denger..enak nggak lagunya"

Siren terdiam, karena masih intro jadi dia belum bisa memberi pendapat.

"Kok gak mulai-mulai sih yang nyanyi?"

"Ini cuma instrumen nya doang, emang nggak nyanyi"

Siren mencoba meresapinya, makin lama didengar instrumen itu semakin membuatnya terlena karena seperti masuk ke dunia kerajaan.

Apalagi saat dia menatap keluar jendela, rasanya sungguh nyaman.

"Ini judulnya Carol of the bells"

"Aslinya emang cuma instrumen doang?"

"Gak sih, aslinya ini ada lagunya, lagu Christmas"

"Oalahhh..enak banget sumpah gue dengernya"

"Iyakan, kita kayak ikut kebawa didalem musik nggak sih?"

"Iya, kayak film-film Barbie jaman kecil gue"

Martin hanya tertawa kecil, karena dia tidak pernah menonton film Barbie yang dimaksud Siren jadi dia tidak tau

"Nanti bangunin gue ya, kalo berhenti"

"Oke"

Martin menyandarkan kepalanya lagi ke bahu Siren, seharusnya sebaliknya tapi karena Siren merasa belum mengantuk jadi tidak apa-apa.

1
Hatus
Iya betul kata Rey, seharusnya kalau sudah punya pacar harus bisa jaga jarak sama perempuan lain, meskipun itu teman kita sendiri.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!