Menjalin kasih selama 2 tahun lamanya, bahkan sudah tinggal satu atap dengan segala tujuan cerita dan mimpi di masa depan. Semuanya sudah di rancang sejak awal.
Namun apa jadinya ketika salah satu dari mereka malah jatuh cinta pada orang lain dan memilih untuk berkhianat?
Semua mimpi dan cerita yang sudah di rangkai kini harus hancur seketika dan tidak bisa di perjuangkan lagi. Mungkin satu hal yang membuat Fadil rela menghancurkan hubungan yang sudah terjalin lama ini, hanya karena Yara yang memiliki tubuh berisi dan jauh dari kata cantik dan ideal. Seperti wanita di luaran sana.
Lalu, apa Yara akan mampu memeprtahankan hubungan ini di saat sudah ada wanita lain yang hadir di kehidupan Fadil?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kamu Pasti Bisa, Yara?!
"Terima kasih untuk semuanya Mas"
"Iya Ra, kamu harus semangat sembuh agar nanti kita bisa pergi jalan-jalan bareng"
Yara mengangguk, bukan karena dia yang tidak ingin sembuh. Tapi Yara hanya merasa lelah dengan segala serangkaian pengobatan yang dia lakukan, namun seperti tidak ada gunanya. Karena dia masih belum merasakan perubahan apapun.
Namun ketika Yara melihat bagaimana pengorbanan yang di lakukan oleh Keanu, membuat dia tidak mungkin mengecewakan pria itu lagi. Yara harus tetap menjalani semua pengobatan agar bisa membuat Keanu tidak merasa menyesal karena sudah banyak berkorban untuknya.
Kamu pasti bisa, Yara.
Yara kembali masuk bekerja setelah menjalani pengobatan. Dia selalu merasa senang ketika bisa kembali masuk kedunia kerja. Seolah semua kejenuhan dan kebosanannya telah hilang. Yara tidak mungkin hanya berdiam di rumah dengan kondisi tubuhnya yang seperti ini. Dia harus banyak keluar agar tidak terlalu memikirkan keadaannya saat ini.
"Lihat tuh si karyawan spesial karena dekat dengan Tuan Keanu. Bisa seenaknya keluar masuk Kantor tanpa mengambil cuti"
"Iya tuh, lagian kalau memang dia mengambil cuti. Memangnya bisa kalau cuti seminggu dua kali? Kita aja cuma di kasih cuti tahunan"
"Makin belagu aja ya dia"
Yara menghembuskan nafas kasar ketika mendengar pembicaraan orng-orang saat dia melewati lobby. Sudah terbiasa dengan ucapan mereka yang memang sengaja ingin memojokkan Yara. Tapi Yara juga tidak bisa melakukan apapun, karena apa yang mereka bicarakan itu hampir benar.
Seorang karyawan baru yang baru saja masuk bekerja 3 bulan lalu, tapi sudah sering ambil cuti. Bahkan dia mengambil cuti dua kali dalam satu minggu. Siapa yang tidak heran dan tidak merasa bingung dengan keadaan ini.
Mungkin jika bukan Keanu yang sengaja meminta izin pada atasan Yara untuk tetap membiarkan Yara bekerja meski dia sedang sakit dan akan sering mengambil cuti untuk pengoobatan, Yara tidak mungkin bisa terus bekerja disini. Lagi-lagi Yara banyak berhutang budi pada Keanu.
Aku memang harus banyak berterima kasih pada Mas Keanu.
Terlalu banyak kebaikan yang di lakukan Keanu padanya. Yara tahu itu, ketika Keanu yang selalu banyak berkorban pada Yara hanya untuk kesembuhan Yara. Jiksa saja Yara menyerah sekarang dan tidak mau lagi menjalani pengobatan, dia akan menjadi orang yang sangat tidak tahu diri.
Seandainya kau izinkan aku untuk bertahan dan masih bisa menjalani hidup ini. AKu mohon, sembuhkan aku dari penyakit ini, tapi jika memang semua ini adalah takdir untukku. Maka aku akan ikhlas, Tuhan.
#######
Usia kandungan Putri Ajeng yang semakin membesar, dan dia pun semakin gelisah. Karena semakin dekat juga waktunya untuk bayinya lahir dan Fadil akan melakukan tes DNA pada bayinya. Semua hal sudah dia lakukan untuk membujuk Fadil agar mengurungkan niatnya untuk berpisah dengan Putri Ajeng. Tapi keputusan Fadil itu sudah bulat dan tidak bisa di bantah lagi.
Fadil baru saja pulang dari bekerja, dia melihat istrinya yang sedang berjalan mondar-mandir di dalam kamar dengan jari telunjuk yang dia gigit-gigit kecil. Terlihat sekali wajahnya yang gelisah dan seperti sedang memikirkan sesuatu itu.
Fadil duduk di atas sofa, membuka jas dan dasi yang melilit lehernya. "Kau sedang apa? Kenapa terlihat gelisah seperti itu?"
Putri Ajeng sedikit terlonjak saat mendengar suara Fadil. Saking seriusnya berpikir, dia bahkan tidak menyadari keberadaan Fadil disana.
"Aku baik-baik saja kok, kamu sudah pulang ya. Mau langsung mandi?"
"Hmm"
Sikap Fadil yang semakin hari semakin dingin padanya. Putri Ajeng tahu kalau suaminya itu memang tidak pernah benar-benar mencintainya. Tapi mau bagaimana pun dia tetap membutuhkan Fadil dan akan tetap mempertahankan pria itu sebagai suaminya.
######
Malam ini Yara merasa tubuhnya yang terasa sangat lemah hingga dia tidak sanggup untuk bangun dari tempat tidur. Kepalanya yang pusing dan perutnya yang semakin sakit. Yara meringkuk di atas tempat tidur dengan meringis kesakitan. Cairan merah segar kembali mengalir dari lubang hidungnya.
"Ya Tuhan kenapa sesakit ini. Aku benar-benar tidak kuat"
Rasanya Yara ingin berhenti bertahan, dia ingin menyerah dengan semua yang dirinya hadapi saat ini. Rasa sakitnya yang semakin hari akan semakin bertambah parah. Pengobatan yang tidak menghasilkan apapun, Yara juga sudah mulai lelah dengan semua pengobatan yang dia jalani namun tidak menghasilkan apa-apa.
Yara terus meringis kesakitan, apalagi ketika penglihatannya yang mulai kabur dan dirinya benar-benar memejamkan mata dan tidak ingat tentang apapun lagi. Yara jatuh pingsan.
Hingga entah pukul berapa dia tersadar dan posisinya yang masih sama dengan terakhir kali dia berada disana. Yara meneteskan air matanya ketika dia masih merasa sakit dengan penyakit yang di deritanya ini. Merasa jika hidup Yara memang akan segera berakhir saat ini. Bagaimana dia yang sudah merasa tidak sanggup lagi hidup dengan rasa sakit yang di derita olehnya.
Yara mengambil sebuah foto di balik bantal, dia menatap foto yang selalu menemaninya tidur setiap malam. Foto yang dia lihat sebelum dia tidur. Foto seseorang yang sangat dia rindukan.
"Fadil, aku merindukan kamu. Mungkin kita memang tidak akan pernah bertemu lagi, karena sekarang aku rasa waktu aku di dunia ini tinggal sebentar lagi. Maafkan aku Fadil karena aku belum bisa menjadi wanita yang kamu harapkan selama ini"
Air mata Yara jatuh begitu saja, dia selalu merindukan pria yang sangat dia cintai itu. Namun sekarang dia sudah tidak mempunyai hak apapun, karena nyatanya Fadil sudah menikah.
"Aku mencintaimu Fadil"
Matanya perlahan terpejam sambil memeluk foto itu. Hingga dia benar-benar tidak sadarkan diri dan foto itu terjatuh begitu saja karena tangannya yang mulai lunglai.
#######
Bagaikan mendapatkan hantaman tajam tepat di jantungnya membuat Fadil terbangun malam hari dengan memegangi dadanya yang terasa sangat sakit dan sesak.
"Ada apa denganku? Kenapa selalu seperti ini. Apa ada sesuatu yang terjadi pada Yara. Ya Tuhan, aku mohon untuk tetap menjaga Yara dimana pun dia berada"
Dan tepat pada saat itu dia mendapatkan sebuah pesan dari seseorang yang dia tugaskan untuk mencari tahu keberadaan Yara dan alasan dia meninggalkan kota ini. Dan apa yang dia lihat dari kiriman orang suruhannya itu, benar-benar membuatnya terkejut. Gemuruh di dadanya menandakan amarah yang sangat luar biasa. Fadil turun dari atas tempat tidur dan berjalan keluar dari dalam kamar dengan wajah yang di penuhi kemarahan.
Brakk..
Pintu kamar dia tertutup dengan kasar, membuat Putri Ajeng yang sedang tidur langsung terbangun. "Ada apa dengan Fadil, kenapa dia menutup pintu dengan begitu kasar"
Bersambung