pada kehidupan pertamanya, Amira adalah seorang prajurit wanita yang kejam dan bar-bar, dia dibenci oleh para pembesar di negaranya karena tindakannya yang selalu seenaknya dalam memberantas kejahatan.
kehidupan Amira berakhir, saat pesawat yang dinaiki meledak dalam perjalan misinya.
Jiwanya, masuk dalam raga permaisuri yang lemah dan buruk rupa di jaman kuno, yang membuat dirinya bingung dan prustasi.
-Apakah dia sanggup mejalani kehidupan keduanya disana?!.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nolis Tiani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 6.
para prajurit yang ada disana terlihat gemeter saat mendengar teriakan Lien Hua. Mereka berpikir, iblis mana yang merasuki raga permaisuri kekaisaran Naga Sejati itu, hingga tanpa ragu membunuh prajurit yang bersikap lancang kepada dirinya.
BAAAMMM! .
Lien Hua menendang batang pohon di dekatnya hingga hancur berantakan. Dirinya merasakan emosi yang meluap-luap, saat mendengar teriakan prajurit yang sudah tewas itu.
"KALIAN HANYALAH PRAJURIT RENDAHAN! JANGAN PERNAH MENINGGIKAN SUARA KALIAN KEPADAKU, PAHAM?!" seru Lien Hua tegas.
"saya tidak segan untuk membunuh kalian, seperti yang di alami oleh teman kalian itu! Dan saya akan membunuh semuanya yang pernah meremehkan saya! Saya harap kalian paham itu!" teriak Lien Hua kembali dengan tegas.
"Hah! Bikin gue emosi tingkat dewa aja nih orang-orang zaman kuno! Untung saja gue masih bisa nahan diri, kalau enggak.......udah pada jadi bubur daging mereka sekarang!" gumam Lien Hua dalam hati.
"sabar-sabaaar......Lien Hua sabar, orang sabar di sayang dewa. Kita akan bermain setelah keluar dari hutan ini, oke!" monolog Lien Hua sambil mengusap dada-nya.
Lien Hua menatap ke arah para prajurit yang masih bersimpuh di hadapannya itu dengan tajam.
Sedangkan para prajurit itu berpikir sambil bersimpuh, ternyata permaisuri yang di bilang tidak berguna itu hanyalah sebuah "rumor" belaka. Permaisuri yang ada di hadapan mereka adalah seorang permaisuri yang kuat dan kejam! Permaisuri yang pantas untuk mendampingi kaisar mereka yang seorang "dewa perang".!
"jangan pernah membicarakan hal yang terjadi disini pada siapapun, terutama melapor kepada ibu suri kekaisaran, jika kalian masih sayang nyawa kalian! Jika sampai bocor , maka saya akan mem-ban-tai seluruh keluarga kalian dari muka bumi ini!" peringat si Nina pelayan pribadi permaisuri, sambil menyeringai.
DEG...
Tubuh prajurit itu semua gemetar. Ternyata pelayan pribadi permaisuri sama kejamnya dengan majikannya. Walau majah Nina di tutupi oleh cadar tipis ternyata seringai iblisnya terlihat sangat nyata dan menakutkan
"KAMI PAHAM!"
#
NYAM.......NYAM......NYAM...!
Setelah selesai menyantap makanannya, Lien Hua dan Nina segera berdiri dan melangkahkan kaki mereka kearah kereta sederhana yang menjemputnya.
TAP !
TAP !
TAP !
Lien Hua segera naik ke dalam kereta itu, sedangkan Nina bersiap di luar untuk berjalan mengiringi kereta tersebut.
GREP !
SREEET !
"Masuk!" titah Lien Hua pada Nina.
Lien Hua menarik Nina untuk masuk ke dalam kereta tersebut. Dia tidak akan Sudi membiarkan pelayan pribadinya kelelahan, sedangkan dirinya bersantai di dalam kereta itu .
Para prajurit yang melihat itu, sebenarnya ingin melayangkan protesnya , akan tetapi, saat mereka mengingat kematian rekan mereka yang tragis, membuat nyali mereka langsung mengendur kembali.
Mereka tidak ingin nyawa mereka melayang dengan sia-sia.
Mereka masih mempunyai keluarga yang membutuhkan perlindungan dan uang mereka.
Mereka pun bergegas meninggalkan hutan pengasingan sheshan dengan perasaan tertekan yang sangat besar .
DRAP !
DRAP !
DRAP !
Setelah melalui dua hari perjalanan yang panjang dan menakutkan, akhirnya kereta sederhana yang di tempati oleh Lien Hua dan Nina itu pun tiba di wilayah pasar, tidak jauh dari ibu kota kekaisaran Naga Sejati.
SRAK!
Lien Hua menyibak tirai kereta itu dan memperhatikan para penduduk yang sedang menjajakan dagangan mereka di sana
Suasana pagi ini terlihat sangat ramai, sehingga membuat permaisuri Lien Hua meminta kusir kereta mereka, untuk melajukan kereta itu pelan-pelan.
Dengan tujuan, agar laju kereta mereka tidak menggangu aktivitas pasar yang ada
Tiba-tiba terdengar suara ringkikan keras kuda dan teriakan seorang prajurit dari arah yang berlawanan dengan kereta kuda Milik permaisuri Lien Hua.
HIIIIIKKKK !
DRAP......DRAP......DRAP !
"Minggir.... Minggir semuanya !"
"kereta kuda milik putri Wu Minghao akan melewati jalanan ini!" teriak lantang prajurit tersebut, sambil memacu dengan cepat kereta kuda itu.
HIIIIIKKKK!
Kereta kuda mewah milik putri kekaisaran serigala perak itu, hampir saja menabrak kereta milik permaisuri Lien Hua .
Kejadian itu tentu saja membuat berang para prajurit milik kekaisaran tetangga itu, mereka menghentikan kereta dan berteriak lantang ke arah kereta sederhana Lien Hua.
"Dasar ke-parat! Kenapa kalian tidak menepi, hah? Hampir saja, kalian menggores kereta mewah milik putri Wu Minghao dari kekaisaran serigala perak!" teriak salah seorang prajurit sambil menarik pedangnya.
SRINNNGGG !
Prajurit itu menatap emosi ke arah para prajurit dari kekaisaran Naga Sejati, yang masih terpaku dengan kelakuan para prajurit kekaisaran tetangga itu .
"Cih! Kelakuan yang tidak tahu malu, tidak ber-etika dan tidak beradab! Apakah mereka tidak di ajarkan cara ber-etika yang baik di kekaisaran serigala perak?" gumam Lien Hua.
Padahal mereka sedang berada di dalam daerah kekuasaan milik kekaisaran Naga Sejati, sekarang tapi sikap mereka sangat semena-mena.
SRAK !
TAP !
Lien Hua bergegas turun dari dalam keretanya di ikuti oleh Nina.
Kedua gadis itu mencibir kelakuan dari prajurit kekaisaran serigala perak,. Kekesalan melanda Lien Hua dan Nina. Tubuh mereka sudah dilanda kelelahan karena menempuh perjalanan yang panjang, apakah mereka harus melihat "drama" memuakan sekarang.
"HAHAHAHAHAHAHA"
"ternyata hanya dua orang gadis bodoh yang berani menghalangi perjalanan putri Wu Minghao! Siapa kalian sebenarnya?" teriak lantang prajurit tersebut.
Lien Hua memutar kedua bola matanya dengan malas, dia menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah laku prajurit tersebut.
Nina merasa senang, sepertinya dia dan majikannya akan mendapatkan "mainan" yang akan mengurangi rasa bosan akibat perjalanan panjang mereka sekarang.
"ORANG BODOH MANA YANG SUDAH BERANI LANCANG BERTERIAK KEPADA SAYA? CEPAT MINTA MAAF DAN BERLUTUT? JIKA TIDAK, MAKA TUBUH KALIAN AKAN KEMBALI KEKAISARAN KALIAN DENGAN TIDAK UTUH!" teriak Lien Hua dengan nada datar dan mengancam.
Mata Lien Hua menatap tajam ke arah para prajurit kekaisaran serigala perak yang sedang tertawa, saat mereka mendengar ucapan Lien Hua tadi.
"HAHAHAHAHAHA"
TAP!
Para prajurit itu turun dari kuda mereka masing-masing dengan angkuh, dan berdiri di hadapan kedua gadis yang saat ini sedang melipat kedua tangan di depan dada.
"prajurit lemparkan pedang kalian kepadaku!" titah Lien Hua tegas sambil mengangkat tangan.
Saat mendengar perintah tersebut, para prajurit di belakang Lien Hua segera menarik pedang mereka keluar dari sarungnya.
SRINGG!
Lalu, dua orang prajurit itu melemparkan pedangnya masing-masing ke arah Lien Hua dan Nina.
GREP !
Kedua pedang tersebut langsung di tangkap dengan tepat oleh Lien Hua dan Nina.
Cara Lien Hua dan Nina menangkap pedang sangat lihai, bukan seperti orang amatiran. Keduanya sangat terlatih dan kuat, mungkin lebih kuat dari semua prajurit kekaisaran serigala perak itu.
Para prajurit kekaisaran itu mungkin tidak akan sanggup membayar hinaan yang telah mereka berikan kepada dua gadis jelmaan iblis yang saat ini sedang mengeluarkan taringnya.
"waktunya bermain, Nina ...."
"dengan senang hati, yang mulia...."
--------------bersambung----------