Clara Alverina seorang perempuan cantik, rambut coklat bergelombang, berhidung mancung, bermata seperti kacang almond dan mempunyai body seindah gitar spanyol. Bekerja sebagai wanita malam akibat dijual oleh ayah tirinya sendiri. Harus mati mengenaskan di tangan kekasihnya yang berselingkuh dengan sahabatnya.
Bukannya ke alam baka, justru Clara terbangun di tubuh lain.
Clara Evania yang mati karena dikurung oleh ibu mertuanya di dalam sebuah gudang kotor tanpa makanan selama 1 minggu lamanya. Clara adalah seorang istri yang penurut, pendiam dan terkesan bodoh yang selalu ditindas oleh mertuanya karena berasal dari keluarga miskin. Sedangkan suaminya tidak peduli. Selama pernikahan Clara belum pernah disentuh.
Suaminya sibuk memelihara gundik dan berniat untuk menjadikan istri kedua tanpa mau menceraikan Clara dahulu.
Bagaimana kelanjutan cerita Clara sang pelacur yang terbiasa hidup hedon harus menjadi seorang istri miskin yang selalu hidup dalam kesengsaraan.
Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mengunjungi Perusahaan
Malam telah berganti pagi, hari ini Clara bangun dengan wajah berseri. Karena dia akan menjalankan rencana lanjutan. Dua hari menjadi Clara sang istri sampah, membuat jiwa Clara sang pelacur harus berfikir cerdik bagaimana caranya supaya sampah ini menjadi lebih bermanfaat. Clara Alverina akan menggunakan tubuh Clara Evania untuk membalas dendam.
"Hai... Ibu mertua, sedang apa di dapur?" Tanya Clara iseng.
"Seharusnya kamu sebagai menantu di rumah ini tugas kamu menyiapkan sarapan untuk kami semua." Ucap Nyonya Rossa menatap sengit Clara.
"Maafkan aku Ibu Mertua, tadi malam pertama kalinya aku bisa tidur nyenyak sejak setahun tinggal di rumah ini." Jawab Clara.
"Ma... Mama... Pagi ini aku tidak ikut sarapan, aku mau... Loh kok meja makannya kosong?" Tanya Alvin heran, pasalnya sekarang sudah jam 8 pagi dan biasanya Clara sudah berkutat di dapur sebelum semua orang bangun.
"Tanyakan saja sama istrimu yang pemalas itu. Kenapa dia baru bangun sekarang." Ucap Nyonya Rossa.
"Kenapa kamu baru bangun hah?" Tanya Alvin menatap tajam istrinya.
"Tadi sudah aku katakan pada Ibu Mertua jika, aku tidur terlalu nyenyak. Kasurnya empuk sih." Ucap Clara tak merasa bersalah.
"Kasur empuk? Bukannya kamu tidur hanya dengan alas tikar Clara?"
"Tidak, karena semalam aku tidur menggunakan kasur di atas ranjang."
"Sebenarnya kamu tidur di mana?" Nyonya Rossa penasaran, sedangkan Alvin sedikit pun tidak berpaling dari wajah Clara yang pagi ini terlihat berbeda. Aura Istrinya beda.
"Di kamar tamu." Jawab Clara.
"APA...? Siapa yang suruh tidur di sana?" Teriak Nyonya Rossa.
"Bukankah benar jika tamu tidur di kamar tamu Ibu Mertua."
"Kamu... Sebenarnya apa yang kamu inginkan Clara?, sejak keluar dari gudang sikapmu berubah." Ucap Alvin.
"Aku tidak menginginkan yang berlebihan kok, aku hanya mau kalian memperlakukan aku selayaknya istri atau menantu di rumah ini. Bukan sebagai seorang pembantu." Tegas Clara.
"Dasar perempuan tidak tahu diri, istri sampah." Maki Alvin marah.
Setelah mengatakan kata-kata yang menyakitkan, Alvin pergi begitu saja. Beruntung bukan Clara pemilik tubuh yang mendengar, kalau tidak pasti sudah sakit hati suaminya sendiri mengatakan dirinya sebagai istri sampah.
"Aku tinggal dulu ya Ibu Mertua, sekali-kali masak yang enak buat tamu. Panggil saja kalau sudah matang, aku tunggu."
Clara melenggang santai kembali ke kamar tamu, yang mulai tadi malam sudah dia klaim sebagai kamar pribadinya selama dia tinggal di rumah ini. Clara tidak peduli dengan pendapat orang lain tentang kelancangannya, yang pasti ini semua adalah bagian rencana pembalasan dendam untuk pemilik tubuh yang memilih mati daripada memperjuangkan haknya.
Setelah mandi dan menggunakan baju apa adanya, maksudnya baju lusuh yang dia punya. Clara pun kembali ke dapur untuk menikmati sarapan hasil masakan Bik Tutik tentunya. Ibu Mertuanya? Ah wanita sosialita itu mana bisa masak.
"Wah Ibu Mertua sudah makan saja, kenapa tamu ini tidak disuruh makan juga." Ucap Clara.
"Siapa kamu, sehingga aku harus bersikap baik." Jawab Nyonya Rossa.
"Aku?" Tentu saja tamu yang mempunyai status kuat sebagai seorang istri Alvin Aditya." Jawab Clara.
"Hanya istri di atas kertas, apa bagusnya." Cemooh Nyonya Rossa.
"Ya, itu kesialanku harus terjebak pernikahan dengan pria yang tukang selingkuh dan ibu mertua kejam."
"Benar kata Alvin, kamu berubah Clara. Semakin tidak tahu diri."
"Aku hanya mengimbangi kalian saja."
Tanpa sungkan, Clara mengambil makanan yang sudah tersaji dan mulai memakannya. Nyonya Rossa yang sejak tadi lapar mendadak kenyang melihat menantunya bersikap tidak ada takutnya.
"Akhirnya kenyang juga, sekarang aku harus pergi ke kantor suamiku."
"Mau apa kamu ke perusahaan?" Tanya Nyonya Rossa bersiap marah.
"Tentu saja menemui suamiku yang mungkin sedang berbuat mesum dengan gundiknya di kantor." Jawab Clara.
"Oh ya Ibu Mertua, aku pinjam mobilnya." Tanpa berkata lagi, Clara sudah mengambil kunci mobil yang ada di dalam laci. Sebelumnya Clara sudah mencari informasi.
Ada 3 mobil di rumah ini, 1 dipakai Alvin, 1 untuk Nyonya Rossa, dan 1 untuk pembantu berbelanja di pasar. Tentunya hanya 2 saja yang tergolong mobil mewah. Sedangkan yang 1 adalah mobil sejuta umat.
Jangan tanya respon Nyonya Rossa karena Clara langsung mengambil mobilnya dari garasi dan membawanya pergi.
"Sejak kapan perempuan rendahan itu bisa menyetir mobil, aku merasa dia memiliki banyak rahasia." Gumam Nyonya Rossa tidak lupa dia segera menghubungi putranya untuk mengadu. Sayangnya Alvin sedang melakukan meeting sehingga ponselnya dalam mode silent.
"Kemana sih Alvin ini, jangan sampai Clara datang membuat kekacauan di perusahaan." Ucap Nyonya Rossa.
Sedangkan di dalam sebuah mobil yang jika ditafsir memiliki harga milyaran itu, Clara sedang menikmati perjalanan menuju perusahaan suaminya. Maksudnya suami Clara si pemilik tubuh. Berdasarkan alamat yang dia dapatkan dari Bik Tutik tadi malam ketika wanita paruh baya itu membantunya pindah kamar. Perusahaan Alvin termasuk besar meskipun tidak terbesar.
"Wah... Lumayan juga meskipun tidak sebesar milik klien-klienku dulu."
Setelah memarkirkan mobilnya, Clara keluar dengan penuh percaya diri kemudian melangkah anggun memasuki lobby perusahaan. Meskipun dengan baju lusuh dan wajah kusam penuh jerawat semua karyawan mengenali dia sebagai istri CEO. Karena pernikahan mereka dulu diadakan dengan acara resepsi besar.
Hal itu terjadi atas desakan papa kandung Alvin yang merupakan orang yang menjodohkannya dengan Clara. Awalnya Alvin tidak mau menikahi Clara, tapi karena sesuatu jadinya Alvin terpaksa setuju. Pria bernama Bagas Aditya satu-satunya orang yang memperlakukan Clara dengan baik. Tapi hanya 1 bulan setelah itu papa Alvin meninggal dunia.
"Di mana suamiku berada saat ini?" Tanya Clara pada resepsionis.
"Tuan Alvin masih meeting, 30 menit lagi selesai. Anda bisa menunggu di ruangannya." Ucap resepsionis.
"Kalau begitu tolong antarkan, aku tidak mau kalian berfikir buruk."
"Kami tidak berani nyonya." Ucap resepsionis, sedangkan Clara hanya beralasan karena tidak tahu ruangan Alvin.
Bisik-bisik sesama karyawan terdengar meski lirih, mereka mempertanyakan pakaian istri CEO yang mirip pembantu.
Brak...
"Dengar jangan hanya berani berbicara di belakangku, jika kalian penasaran kenapa pakaianku lusuh itu karena suamiku tidak memberikan aku uang. Dia lebih peduli dengan gundiknya. Jangan menutup mata atas perselingkuhan suamiku dengan sekretarisnya itu."
Ya, Clara yang menempati tubuh Clara yang memilih mati sudah tahu jika Alice adalah sekretaris Alvin yang juga kekasihnya sebelum Alvin menikah dengan Clara. Mereka tetap menjalin hubungan tanpa peduli status Alvin yang sudah berubah menjadi seorang suami dari Clara.
Setelah membuat karyawan diam, Clara pun melanjutkan langkah mencari suaminya.
Begitu sampai di depan sebuah ruangan bertulis kantor CEO, Clara sudah disuguhi pemandangan yang menjijikkan. Sang suami sedang berciuman mesra dengan sang sekretaris di depan pintu tanpa ada rasa malu.
"Kamu boleh pergi, tidak baik melihat perselingkuhan secara terang-terangan." Ucap Clara pada karyawan suaminya.
"Wah gundik sudah sangat gatal."
"Apa yang kamu lakukan di sini Clara?" Tanya Alvin mengakhiri ciumanan dan mendorong tubuh kekasihnya.
"Tentu saja ingin melihat kelakuan bejat suamiku dengan sekretarisnya, aku penasaran bagaimana jika publik tahu CEO Aditya Corp tukang selingkuh..."
"Apa maumu?" Dengan cepat Alvin memotong kalimat istrinya bahkan pria itu melangkah semakin mendekati Clara.
cara kotor belum tau dia ada backingan dari si kakek di jadikan peyetttt kalian
Untuk yang sudah mendukung, Author ucapkan ribuan terima kasih. Insya Alloh, jika 40 bab terbaik lolos lagi. Maka akan ada give away untuk pembaca terbaik 1, 2, dan 3.