Ayana Frandrika harus diusir oleh kedua orangtuanya karna ia kedapatan hamil dengan posisi masih menjadi
siswi disalah satu sekolah Negeri disebuah kota. tak ingin menanggung malu, orangtua Ayana dengan tega menyuruh Ayana pergi dan mencari pria yang telah menghamilinya.
Ayana terpaksa datang pada Kelvin, kekasihnya yang juga termasuk ayah biologis dari calon anak yang dikandung Ayana.
Namun karna keadaan ekonomi Kelvin yang pas-pasan, membuat Kelvin selalu menyalahkan Ayana yang harus hamil diusia mereka yang masih sangat muda. Pernikahan bahagia yang diimpikan Ayana selama ini jika bersama Kelvin ternyata hanya sebuah mimpi saja. pada kenyataannya Ayana harus teraniaya dan tersakiti terus-terusan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Leo, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Aku akan selalu sabar menunggu
Bab 30
.
.
.
Davian setia menunggu disisi pembaringan Ayana yang masih memejam kan mata. Pria itu bahkan tak beranjak pergi meski hanya sekejap saja.
Hari sudah memasuki Sore dan hampir petang, Namun Ayana masih saja memejamkan kedua matanya. Saat Eretha memeriksa keadaan Ayana soreitu Davian langsung protes pada kakak iparnya.
"Kak, kenapa Ayana tidak bangun-bangun ?? Kakak bilang dia tidak apa-apa ??!"
Eretha menyelesaikan dulu pemeriksaannya.
"Dav, kita bicara diruangan kakak saja."ucap Eretha.
Davian yang bisa melihat tatapan sang kakak ipar terlihat serius langsung mengikuti Eretha untuk menuju ruangan kakak iparnya.
.
.
.
"Apa ada hal serius kak ??" Tanya Davian yang baru masuk.
Eretha mendudukan dirinya dikursi kerjanya.. "Ayana sepertinya enggan bangun."
"Maksudnya ??" Davian tak mengerti.
"Penyakit Fertigo memang tidak mematikan Davian. Hanya sebuah penyakit sakit kepala berdeyut dan berputar saat kita membuka kedua mata. Tapi jika Penderita tidak ada semangat untuk sembuh Maka Fertigo itu sendiri akan menguasai diri sipenderita. Dan inilah yang dialami Ayana saat ini. Kakak rasa karna semua yang telah terjadi membuat dia tidak bersemagat untuk sembuh. Hal seperti ini sangat langka sekali terjadi."Terang Eretha dengan jelas.
"Lalu solusinya apa kak ??" Tanya Davian.
"Bantu dia membangun semangat untuk melanjutkan hidup."Jawab Eretha.
"Caranya ??"
"Bisikkan semua kata penyemangat ditelinganya. Ayana bisa mendengar apapun, dan semoga saja itu bisa membantu."Balas Eretha.
Davian tertunduk seketika. Separah itukah kondisi Ayana saat ini ??
Eretha memegangi tangan Davian memberi semangat. "Kakak yakin ketulusanmu bisa membangun semangat baru untuk Ayana. Yakinlah.."
Davin hanya menatap lekat sang kakak ipar yang memberinya semangat.
.
.
Tiba di kamar rawat Ayana Davian terduduk lemah tak berdaya juga.
Ia terus memandangi Wajah pucat Ayana yang setia memejamkan mata. "Ay.. Kenapa kau menyiksa diri seperti ini ?? aku mohon bertahanlah demi aku..Aku membutuhkanmu Ay.."Ucap Davian lirih.
Davian memberanikan diri menggenggam jemari Ayana berusaha menguatkan wanita itu.
.
.
.
Pagi sekali atas saran Mega, Kelvin memilih pergi dari kontrakan saja. Mengingat apa yang sudah ia lakukan terhadap Ayana pasti akan membuat ia terkena masalah.
Keduanya menaiki mobil bersama dan pergi dari komplek kontrakan itu.
"Lalu surat perceraianku bagaimana ??" Tanya Kelvin saat sudah mulai menjalankan mobil.
"Ya kita urus dipengadilan, Kau dan dia kan hanya menikah siri, itu gampang sekali.."Balas Mega.
"Kau hebat sekali sayang.. Terima kasih ya sudah membantuku."Kelvin memegangi pipi Mega.
"Tentu saja. Aku hanya ingin menjadi istri sah mu, aku tidak mau hanya menjadi teman ranjangmu saja."Timpal Mega.
"Itu juga termasuk.."Kekehan kelvin membuat Mega turut tersenyum.
.
Sudah 4 hari Ayana terbaring dengan kondisi masih tetap memejamkan mata, Davian yang setia menunggui Pun tak merasa bosan. Bahkan pria lajang itu dengan senang hati membasuh tangan Ayana setiap hari. Mengajak Ayana berbicara dan membacakan beberapa berita dan juga cerita.
Hal itu begitu membuat hati Eretha sang kakak ipar begitu terenyuh. Sebegitu cintanya Davian dengan Ayana sampai Davian seperti itu.
David juga membiarkan Davian mengurus Ayana dan meninggalkan pekerjaannya Dikantor.
Pagi itu Davian membuka jendela kaca diruang rawat Ayana. Agar bias cahaya mentari bisa masuk dan mengenai Ayana yang terbaring.
"Lihatlah Ay, Hari ini cuaca sangat panas sekali..Aku yakin kau tidak akan mau keluar jika tidak memakai sunscreen. Seperti dulu.."Ucap Davian yang terus mengajak Ayana berbicara.
Hening tak ada jawaban. Membuat Davian menghampiri Ayana lagi. Mengusap kepala Ayana dengan penuh kasih sayang.
"Aku akan selalu bersabar menunggu Ay, sampai kau siap menatap dunia lagi.. Tenang saja kau tidak sendiri kok, Aku akan selalu menemanimu."Lagi, Davian berkata demikian.
.
.
.
.
Belum sadar juga?
Trauma tapi sering tu ciuman dg Davian bahkan sering curi ciuman lagi.Waras gak si