Andre Winato berutang banyak dan jatuh bangkrut setelah gagal investasi. Istri dan putrinya meninggal secara tragis, dan keluarganya hancur. Bertahun-tahun kemudian, dia berhasil bangkit dan menjadi seorang miliarder.
Suatu hari, saat terbangun dari tidur, tiba-tiba dia menyadari bahwa dirinya kembali ke hari yang membuatnya menyesal seumur hidup! Istri dan putrinya masih hidup! Dia bersumpah untuk menebus semua kesalahannya terhadap istri dan putrinya!
Jgn lupa like vote dan gift ya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Jay H, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30
Dua bulan kemudian, apa tempat ini akan berganti pemilik?
Hal itu spontan membuat Bastian merinding.
Bastian tahu dengan jelas, sekalipun memberi tahu semua itu kepada Martin. Dia pasti tidak akan percaya. Martin memang selalu tampak baik dan ramah kepada siapa pun. Namun, faktanya karakter orang terkaya di Kota Surawa ini sangat kekanak-kanakan.
Tidak ada orang yang dapat mengubah hal yang telah dipastikan oleh Martin.
"Bastian, ayo jalan. Pulang, tidur."
Andre menggeliatkan pinggangnya dengan malas. Dia sudah sibuk selama beberapa hari ini. Akhirnya, Andre sudah bisa pulang untuk tidur dengan tenang.
Sebelum meninggalkan Hotel Riverside, Andre juga tidak lupa masalah Hendi. Setelah selesai mengurus TK untuk Feli, Hendi langsung menelepon Andre.
Andre juga sudah lama menyiapkan solusi untuk menyelesaikan persoalan di perusahaan Hendi. Jadi, Andre sekalian mengirimkan solusi itu kepada Hendi.
Sementara itu....
Pagi harinya.
Perusahaan Desain Selaras.
Hendi melihat berkas solusi penyelesaian bagi perusahaannya yang dikirimkan oleh Andre. Hendi merasa tidak terlalu bisa diharapkan. diharapkan.
Solusi yang Andre tawarkan dibagi menjadi tiga tahap. Tahap pertama, berinisiatif mencari perusahaan di Kota Senna yang akan diajak untuk bekerja sama, lalu jujur masalah gaya penulisan yang terkena masalah. Setelah itu, berinisiatif untuk membayar ganti rugi sesuai perjanjian.
Bersamaan dengan itu, memberikan desain gambar baru dengan menghilangkan kata-kata yang melanggar hak paten secara gratis. Kemudian, mengirimkannya secara gratis kepada perusahaan di Kota Senna yang bekerja sama dengan mereka.
Selain itu, menyatakan kepada perusahaan di Kota Senna yang bekerja sama dengan mereka, bahwa mereka telah mencari perusahaan otorisasi untuk mematenkan gaya penulisan yang akan digunakan. Setengah bulan kemudian, masalah hak cipta gaya penulisan sudah bisa diselesaikan. Sampai saatnya tiba, gaya penulisan yang pertama masih bisa digunakan dengan normal.
Jurus mengalah untuk menang ini Andre beri tahu pada Hendi. Kata Andre, cukup dengan tiga tahapan, masalahnya pasti akan selesai dengan baik.
Namun, solusi pertama sudah cukup memusingkan bagi Hendi. Dia mencari bantuan Andre karena tidak ingin membayar uang ganti rugi sejumlah 60 juta rupiah.
Namun, Andre malah berkata, perusahaan di Kota Senna yang bekerja sama dengan mereka tidak akan mau uang ganti rugi 60 juta itu. Jadi, Hendi tidak perlu khawatir.
Hendi malah bergumam, entah harus percaya pada Andre atau tidak....
Namun, perusahaan di Kota Senna, tim penerima dari Grup Kreasi Baru sudah tiba di Kota Surawa. Hendi juga telah mengirim asistennya untuk menjemput mereka di bandara pagi ini.
Masalah seperti ini sudah tidak ada solusi yang lain lagi.
Departemen desain juga sudah lembur untuk mengubah desain gambar yang baru. Entah Grup Kreasi Baru bisa merasa puas atau tidak.
"Pak Hendi, Pak Zared dari Grup Kreasi Baru telah tiba."
Asisten Hendi berada di luar pintu kantornya sambil membawa beberapa orang untuk bertemu dengan Hendi.
Hendi memaksa diri untuk bangkit, lalu tersenyum ke arah Pak Zared.
"Pak Zared, selamat datang. Mari, silakan duduk dulu. Sajikan teh untuk Pak Zared dan beberapa orang lainnya."
Hendi mempersilakan semuanya duduk. Pak Zared adalah manajer dari perusahaan Grup Kreasi Baru yang bertanggung jawab untuk mendiskusikan masalah pekerjaan dengan perusahaan mereka.
Sebenarnya masalah serah terima dapat diselesaikan melalui jalur daring. Cukup mengirimkan beberapa dokumen kerja saja. Namun, entah kenapa beberapa karyawan dari Grup Kreasi Baru malah mau datang sendiri.
Pak Zared hanya tersenyum. "Pak Hendi, jangan sungkan begitu. Kami datang kemari hanya untuk melihat desain gambar yang terbaru. Sepertinya sudah waktu mengirimkan gambar yang terbaru. Seharusnya bukan masalah untuk perusahaan dengan kemampuan sebaik ini, 'kan?"
Ekspresi wajah Pak Zared penuh senyum.
Hati Hendi tersentak, lalu dia tersenyum pahit dan mulai menjelaskan, "Pak Zared, jujur saja. Terjadi beberapa masalah dengan desain gambar itu...."
"Beberapa waktu yang lalu, kami memeriksa bahwa ada masalah pada gaya tulisan di desain gambar yang akan kami kirimkan. Jadi, gaya tulisan itu merupakan hasil curian. Kami telah menggunakannya tanpa meminta izin hak cipta terlebih dulu."
"Jadi, gambar desain awal sudah tidak dapat digunakan Hendi menundukkan kepala karena merasa bersalah.
Pak Zared tertegun untuk sejenak. "Terjadi masalah sebesar ini, kenapa tidak mengabarinya sebelum kami datang kemari?"
"Pak Hendi, apa ini adalah standar kerja Desain Selaras milikmu?"
Hati Hendi sangat gundah. Dia menghela napas panjang. Masalahnya sudah begini, Hendi tidak punya solusi lain selain cara yang Andre katakan.
"Maafkan aku, Pak Zared. Kami dari Desain Selaras bersedia membayar uang ganti rugi sebanyak tiga kali lipat. Bersamaan dengan itu, departemen desain semalam telah lembur dan mengganti gaya penulisan yang melanggar hak cipta. Kini telah, menyiapkan desain yang terbaru. Desain gambar terbaru juga dapat digunakan oleh Grup Kreasi Baru dengan gratis."
"Seandainya pihak Grup Kreasi Baru tidak puas dengan desain yang baru. Setengah bulan lagi, kami akan mendapatkan hak cipta untuk menggunakan gaya penulisan yang sebelumnya."
"Sesudah itu, Grup Kreasi Baru dapat menggunakan desain yang sebelumnya."
Hendi menyebutkan semua pesan yang dikatakan oleh Andre.
Uang ganti rugi senilai 60 juta!
Dua gambar desain senilai ratusan juta, diserahkan begitu saja dengan gratis.
Pak Zared tidak berkata apa-apa. Dia hanya melihat gambar desain baru yang diajukan oleh perusahaan Desain Selaras.
Jika dilihat dari keterampilannya, perusahaan Desain Selaras memang sangat bagus. Kalau tidak, mereka tidak mungkin jauh-jauh dari Kota Senna datang ke Kota Surawa hanya untuk membeli gambar desain dari perusahaan Desain Selaras.
Gambar desain yang baru memang terlihat sedikit kekurangan waktu jika dibandingkan dengan gambar lama, tetapi tetap sama bagusnya.
"Pak Zared, menurut Anda...."
Hendi menundukkan kepala.
Pak Zared meletakkan desain gambar itu. Kemudian, wajahnya tampak tersenyum. Dia mengangkat tangan, lalu bertepuk tangan dengan meriah. Beberapa karyawan Grup Kreasi Baru yang berada di belakangnya juga ikut bertepuk tangan dengan Pak Zared.
"Jujur saja, Pak Hendi. Aku sangat jarang melihat perusahaan seperti Desain Selaras."
"Ada begitu banyak perusahaan di Kota Senna. Bahkan, perusahaan desain top internasional juga sangat banyak. Namun, bersedia untuk bertanggung jawab sampai mengeluarkan dua solusi untuk ganti rugi. Aku hanya melihat perusahaan Desain Selaras saja."
"Kamu pasti sangat penasaran, kenapa aku membawa begitu banyak orang ke Kota Surawa."
"Kami, selain ingin melakukan serah terima. Kami juga ingin melakukan pemeriksaan kepada perusahaan Desain Selaras. Perusahaan kami, Grup Kreasi Baru berniat mencari perusahaan yang dapat bekerja sama dalam waktu lama dengan kami di Kota Surawa."
"Sikap perusahaanmu, benar-benar membuatku kagum"