Shela... Seorang gadis yang terpaksa menikah dengan laki-laki yang belum ia kenal demi mendapatkan uang dari ibu laki-laki itu untuk biaya operasi adik satu satunya. Bagaimana kisah mereka selanjutnya, akahkah dia mendapatkan cinta Zevan yang sama sekali tidak mencintainya atau dia harus pergi dan mengakhiri pernikahannya dengan Zevan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Azra_21, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 14. Nasehat Dimas
"Nayshela!!!"
Tiba-tiba suara seorang perempuan memanggilnya.
"Kamu!!!"
"Nay, bisa bicara sebentar?" Vira sedikit memohon agar bisa menjelaskan kesalahannya dimasa lalu.
"Iya, silahkan duduk" Kemudian mereka kembali duduk. Zevan hanya mendengarkan karena dia sama sekali tidak mengenali perempuan ini.
"Nay, aku Vira. Aku mau minta maaf atas perbuatanku beberapa tahun lalu diparkiran kampus" Ucap Vira sambil memegang tangan Shela. "Aku cuma disuruh sama mamanya Aldo, sebenarnya aku sepupu Aldo bukan calon istrinya"
"Aku udah tau semuanya" Jawab Shela singkat.
"Aldo udah cerita sama kamu?" tanya Vira lagi
Shela hanya menganggukkan kepalanya.
"Jadi kamu maafin aku kan?"
"Iya aku udah maafin kamu" jawab Shela tersenyum. Akhirnya Vira memeluk Shela dengan perasaan lega.
"Kamu memang perempuan yang baik, cantik lagi pantes aja Aldo cinta banget sama kamu" Ceplos Vira
"Eehhmmm" Zevan berdehem mendengar ucapan Vira. Sontak kedua nya tersentakdan melepaskan pelukannya. Vira gelagapan melihat kearah Zevan.
'Ini pasti suami Nayshela' Batinnya. Ia ingat Aldo mengatakan kalau Shela sudah menikah. ' Kok bisa keceplosan gini sih?' gerutunya dalam hati.
"Vira, kita duluan ya?" Shela berdiri dari tempat duduknya.
"Eeh.. I-iya aku juga mau balik kok" Vira sedikit gugup karena Zevan terus menatapnya.
Akhirnya mereka keluar dari warung bakso setelah melakukan pembayaran di kasir. Di dalam mobil belum ada percakapan diantara keduanya. Zevan mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Membuat Shela panik dan ketakutan.
"Jangan terlalu ngebut aku takut". Akhirnya Shela buka suara.
"Siapa perempuan tadi?" tanya Zevan. Kemudian sedikit menurunkan kecepatan mobilnya karena terlihat wajah ketakutan Shela.
"Sepupunya Aldo" jawab Shela
"Aku tau"
"Terus ngapain tanya lagi?
Zevan menarik nafas dalam, dia selalu kalah saat berdebat dengan Shela.
"Maksud ku apa yang dilakukannya padamu saat diparkiran kampus? Apa dia menyuruhmu menjauhi Aldo?" Zevan bisa sedikit meraba permasalahan Shela dari obrolannya dengan Vira tadi.
"Itu semua masa lalu, lagian dia sudah meminta maaf. Aku tidak mau mengingatnya lagi". Shela tak ingin menjelaskan.
"Ternyata Aldo benar-benar orang yang spesial ya di masa lalu kamu. Pantas aja kamu gugup saat kita ketemu di supermarket".
"Apa ada yang salah jika aku punya masa lalu dengan Aldo? Lagi pula itu hanya masa lalu" jawab Shela sedikit ketus, dia merasa Zevan seperti sedang mengintimidasi.
"Tapi sekarang kamu sekantor sama Aldo, jangan-jangan kamu sudah janjian sama Aldo setelah kesepakatan kita selesai" Nada ejekan jelas terlihat dari ucapan Zevan.
"Zevan!!!" bentak Shela membuat Zevan kaget hingga dia menepikan mobilnya dan berhenti ditepi jalan. Dia tidak menyangka Shela akan semarah itu sampai memanggilnya dengan sebutan nama. "Jangan samakan aku seperti kamu! Yang sudah sudah menikah tapi masih berjanji akan menikahi perempuan lain" Emosi Shela memuncak, dadanya naik turun menahan emosi. "Aku gak seperti kamu!" Shela menangis sejadi-jadinya meluapkan kekesalannya pada Zevan.
"Shela, maaf. Aku gak bermaksud seperti itu". Zevan bingung harus berkata apa lagi.
"Ayo pulang, aku lelah" Tak menghiraukan permintaan maaf Zevan.
Zevan menyalakan kembali mesin mobilnya dan melajukan dengan kecepatan sedang. Tak ada lagi obrolan diantara keduanya. Hingga sampai ke apartemen kedua sama-sama masuk ke kamar masing-masing.
☘️☘️☘️
Pagi hari setelah pertengkaran, Shela bersiap ke kantor lebih pagi dari biasanya. Dia berusaha menghindari bertemu dengan Zevan. Setelah selesai bersiap dia keluar kamar, dan benar Zevan belum keluar dari kamarnya. Dia segera bergegas membuka pintu untuk berangkat ke kantor, saat Shela keluar bersamaan dengan Zevan keluar kamar. Dia melihat Shela yang berlalu pergi.
"Tumben dia berangkat lebih pagi dari biasanya?" Kemudian dia teringat pertengkarannya dengan Shela tadi malam. Dia sedikit terbakar cemburu saat mendengar ucapan Vira bahwa Aldo sangat mencintai Shela. Zevan menggebrak meja didepannya meluapkan kekesalannya. Kemudian Dia pun bersiap untuk berangkat ke kantornya sendiri.
Dikantor Shela
"Shela!!!" Teriak Dinda dan Tiara serempak saat melihat Shela datang ke kantor setelah beberapa hari libur karena mengurus adiknya di rumah sakit. Ketiganya saling peluk sudah seperti tidak bertemu bertahun-tahun.
"Akhirnya kamu datang juga, tiga hari gak ada kamu rasanya ada yang kurang" Ucap Tiara
"Pulang kantor kita ke cafe yuk, udah lama kita gak ngopi bareng". Ajak Dinda
"Setuju" Tiara bersemangat
"Oke" Shela menyetujui
"Nay!" Aldo memanggil
"Iya, ada apa pak? Tanya Shela
"Gimana keadaan Reyhan? Aku dengar kamu gak masuk kerja karena Reyhan masuk rumah sakit." tanya Aldo
"Alhamdulillah udah baikan, udah pulang dari rumah sakit". Jawab Shela
"Syukurlah, aku senang mendengarnya. Ya sudah aku keruangan ku dulu" Aldo berlalu meninggalkan Shela dan teman-temannya.
Sementara dikantor Zevan. Lelaki itu tak bisa fokus bekerja, tumpukan map berisi berkas-berkas yang harus diperiksa dan ditandatangani belum dia sentuh. Bahkan saat dia baru sampai ke kantor sudah ada beberapa bawahan yang terkena amukannya hanya karena masalah sepele.
Tok..tok..tok...
Tanpa menunggu jawaban Dimas nyelonong masuk seperti biasanya. Membawa beberapa berkas ditangannya.
"Van, jam 2 ada rapat dengan wakil direktur perusahaan properti yang mengajukan kerjasama dengan perusahaan kita" ucap Dimas memberitahu jadwal rapat hari ini.
"Batalin aja" jawab Zevan enteng
"Gak bisa gitu Van, gue udah ngatur jadwal pertemuan dengan pimpinan mereka. Gak bisa Lu batalin seenaknya" Kesal Dimas
"Ya udah, mana berkas nya?" tanya Zevan terpaksa
"Ini" Dimas menyerahkan map kepada Zevan. "Kenapa? Ada masalah?" tanya Dimas karena dia juga mendengar pagi tadi Zevan sudah memarahi beberapa bawahan hanya karena masalah sepele. Pasti hati bosnya itu sedang tidak baik pikirnya.
Zevan menarik nafas dalam, dia bingung tentang perasaannya. Dia juga bingung bagaimana menceritakan unek-uneknya pada sahabatnya ini. "Gue bertengkar sama Shela" Ucapnya tiba-tiba. Mungkin sedikit berbagi cerita dengan Dimas bisa mengurangi rasa kesalnya.
"Terus apa yang buat Lu jadi uring-uringan gini?" tanya Dimas heran, bukankah selama ini hubungan mereka hanya sebatas status. Apa yang membuat bosnya sampai frustasi begini.
Kemudian Zevan menceritakan kejadian tadi malam, saat bertemu dengan Vira, lalu melanjutkan cerita awal mula pertengkaran saat diperjalanan pulang. Dimas yang mendengar cerita Zevan malah tertawa geli.
"Lu kok malah ngetawain gue?" kesal Zevan menatap Dimas dengan sinis
"Lu kenapa jadi bodoh gini sih?" Dimas masih tertawa mengingat cerita Zevan.
"Apa kamu bilang?" Zevan semakin emosi bukannya memberi solusi malah mengatainya bodoh.
"Lu sadar gak sih? Kalo sebenarnya Lu itu cemburu sama Shela" Dimas menggelengkan kepalanya. "Kalau Lu gak cemburu ngapain Lu marah kalo si Aldo itu cinta banget sama Shela. Padahal jelas-jelas Shela bilang mereka cuma masa lalu kan?" ucap Dimas panjang lebar
"Gue gak cemburu Dim" Zevan masih mengelak "Tapi status dia kan istriku, aku udah pernah bilang jangan melebihi batas selama dia masih jadi istriku"
"Coba Lu ngaca! Dirumah Lu ada kaca gak?" Dimas kesal dengan sikap Zevan yang tidak sadar diri. "Lu sama Viona gimana? Masih menjalin hubungan walaupun status Lu sebagai suami Shela. Pernah gak lu mikirin perasaan Shela?" Cecar Dimas.
Zevan terdiam, kata-kata Dimas seperti tamparan keras di wajahnya. "Tapi gue gak mungkin ninggalin Viona Dim, Gue sayang banget sama dia" Bersikeras dengan keegoisannya.
"Kalau Lu sayang sama Viona, ceraikan Shela. Biarkan dia bebas mencari kebahagiaannya. Jangan kamu tahan dia dengan status, sementara kamu gak pernah menganggap dia ada" Tegas Dimas "Tapi kalau Lu lebih sayang sama Shela, tinggalkan Viona. Jangan Lu mau semuanya, serakah Lu!!!"
"Tapi gimana sama mama? Dia pasti balakan shock kalau gue cerai sama Shela" Ucap Zevan bingung.
.
.
.
Bersambung
Bonus visual Zevandra Anggara si duta janji wkwkwk. Cakep banget sih 😍😍😍
mampir
thor