Hai semua,,,author kembali lagi nih dengan cerita baru.
Sebuah pernikahan terjadi di masa lalu, walau pernikahan dini namun tetap sah karena sang ayah si gadis yang menikahkan.
Kehidupan terus berputar dan saat si gadis dewasa sang suamipun ingin meresmikan pernikahannya.
Namun bagaimana jadinya jika pernikahan mereka terlupakan oleh sang gadis ,,,
Penasaran ???!! Yuk dibaca ,,,,
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Roslaniar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 6 》》 MAYBE YES MAYBE NO
“Kenapa kamu gak mau menjawab pertanyaanku ?! Aku ini suamimu dan berhak tau kemana kamu hingga selarut ini,” Nada Satria naik satu oktaf membuat Andhini seketika memutar badannya menghadap Satria.
Untuk pertama kalinya ada pria yang berbicara dengan nada keras padanya. Abangnya saja tak pernah membentaknya. Dan sekarang pria yang berstatus suami namun selama beberapa hari ini menghilang tiba-tiba datang dan membentaknya.
“Kenapa aku harus menjawabnya ?! Dan apa katamu tadi ? Suami ? Entah kesalahan apa yang pernah kulakukan padamu sehingga kamu membuatku berada pada kondisi seperti ini. Sudah cukup kamu memasung masa mudaku dengan menjadikanku istri kedua. Tolong jangan lagi mengatur hidupku seolah kamu yang paling berhak.” Andhini menatap nyalang Satria lalu secepat kilat masuk ke dalam kamarnya dan membanting pintu kamarnya.
Satria terlonjak kaget. Ia tak menyangka Andhini akan bereaksi keras atas ucapannya. Tak ada yang salah jika ia bertanya kemana hingga tiba di rumah jam 9 malam. Kegiatan kampus kan selesai paling lama sebelum jam 18.00 kecuali kelas karyawan yang dimulai jam 19.00 dan Satria tau jika Andhini tak pernah mengikuti kelas malam.
Dengan perasaan kacau, Satria membanting dirinya duduk di sofa. Pria itu mengusap wajahnya kasar. Belum satu bulan usia pernikahan mereka namun sudah saling berteriak. Satria mengakui dirinya bersalah karena seharusnya menginap bersama Andhini mengingat mereka baru beberapa hari yang lalu menikah tapi Satria juga punya alasan karena menemani Linda yang sedang sakit. Tak etis kan jika ia tidur dengan tenang sementara istrinya yang lain sedang sakit.
Drrrrrt drrrrrt drrrrrrrt
Satria menatap nanar ponselnya yang sedang berbunyi. Terlihat nama Linda disana. Baru saja ia akan merangkai kata guna meminta maaf pada Andhini namun panggilan Linda tak akan berhenti.
“Halo ,,,” Satria akhirnya menjawab panggilan Linda setelah terlebih dahulu menguasai emosinya.
“Mas, tolong ke rumah sakit ya, aku takut sendirian.” Suara memelas Linda membuat Satria dilema. Kasihan Linda sedang sakit sedangkan Andhini baik-baik saja.
Melihat pintu kamar masih terkunci rapat, akhirnya Satria hanya meninggalkan pesan lalu menempelkannya di kulkas.
Maaf aku harus menemani Linda sedang sakit.
Selesai membersihkan diri, Andhini keluar kamar untuk mengambil air agar saat tengah malam ia terbangun bisa langsung minum. Alisnya mengernyit mendapati suasana apartemen yang sunyi sedangkan semua lampu masih menyala.
Andhini tak ingin terpengaruh, ia meneruskan langkahnya menuju dapur. Lagi-lagi alisnya mengernyit mendapati sebuah pesan yang ditempel asal pada pintu kulkas.
“Sepertinya enam bulan terlalu lama untuk berpisah. Masih awal saja sudah seperti ini.” Andhini berbicara sendiri sembari mencabut pesan tersebut. Pesan itu akan melengkapi buku diarynya.
Satu keuntungan yang dimiliki Andhini dalam hidupnya adalah sifat cuek dan tak peduli dengan orang yang juga tak memperdulikannya. Setelah mengambil air minum dengan santai ia kembali ke kamar dan tidur dengan tenang. Besok masih harus ke kampus mengambil toga. Minggu depan ia akan wisuda. Andhini sengaja mengambil jadwal ujian paling terakhir agar tak terlalu lama menunggu waktu wisuda.
“Istirahatlah Lind, supaya kamu cepat sehat.” Ucap Satria saat tiba dikamar perawatan Linda. Pria itu tak ingin berbasa basi, masalahnya dengan Andhini belum selesai dan itu membuat kepalanya pusing.
“Andhini gak marah kan, mas ?!” Linda terlihat sangat bersalah.
“Tidurlah Lind, Andhini tak ada masalah.” Timpal Satria sambil berjalan ke arah sofa. Ia benar-benar lelah. Ia harus mempersiapkan tenaganya besok saat masuk kantor yang bisa dipastikan dengan pekerjaan yang menumpuk.
Linda terdiam. Sudah cukup baginya karena Satria lebih memilih menemaninya daripada bersama istri barunya. Linda kini mulai yakin jika sebenarnya Satria sudah mulai mencintainya dan menikahi Andhini hanyalah bentuk tanggung jawab saja.
Satria sengaja memejamkan mata agar Linda tak terus-terusan mengajaknya berbicara. Ia tak ingin menambah masalah saat tak bisa menguasai emosinya.
Suara suster dan dokter berbicara membuat Satria terbangun. Ia melirik jam tangan mahal yang melingkar pada pergelangan tangannya.
“Lind, aku ke kantor. Kalo ada apa-apa telpon mama saja, ok ?!” Buru-buru Satria meninggalkan ruang perawatan Linda. Dengan adanya dokter, Satria memanfaatkan kesempatan agar Linda tak banyak drama.
Tujuan utama Satria setelah menancap gas tak lain dan tak bukan hanyalah apartemen dimana Andhini berada. Waktu menunjukkan pukul 10.15 ketika Satria membuka pintu apartemen. Suasana sunyi senyap tanpa adanya tanda-tanda keberadaan Andhini membuat harapan Satria pupus seketika.
Permasalahannya dengan Andhini sepertinya akan berlarut-larut dan mengakibatkan mereka akan semakin jauh. Satria mengeluh dalam diam padahal pernikahan mereka masih bisa dihitung dengan jari.
“Faiz, semua berkas yang perlu kutanda tangani bawa ke apartemen.” Belum sempat Faiz menyapa namun sebuah perintah sudah mendengung di telinganya. Satria memutuskan untuk bekerja dari apartemen sembari menunggu Andhini.
“Ok bos.” Panggilan terputus secara sepihak. Siapa lagi pelakunya kalau bukan si bos yang maha benar.
Karena memang banyak berkas yang harus Satria periksa maka sebagai asisten handalnya, yaitu Faiz segera bergerak menuju apartemen sang bos. Jarak perusahaan PT. Anugrah dan apartemen lumayan jauh sehingga membuat Faiz harus mencari jalan alternatif yang walaupun sulit namun tak ada salahnya jika mengandalkan tekhnologi yang super canggih.
Akhirnya disinilah Faiz. Ia berdiri di depan pintu apartemen 504 menunggu pintu terbuka.
“Lama banget nyampenya ,,,” Satria menatap tajam sang asisten yang berdiri didepannya dengan memeluk map seabrek. Bukannya membantu malah mengomel. Untung bos coba kalo karyawan pasti kepalanya sudah bonyok tertimpa map.
“Macet bos, ini juga sudah lewat jalan alternatif.” Faiz berjalan dibelakang Satria sambil menatapnya kesal.
“Jangan menatapku seperti itu, Faiz. Kamu sudah bosan kerja padaku, hm ?!” Satria mendudukkan dirinya di sofa dan Faiz pun meletakkan map dengan hati-hati.
Faiz tak lagi menimpali ucapan Satria. Ia sangat mengenal Satria dengan baik. Mereka kenal bukan satu atau dua tahun. Niko, Satria tumbuh bersama karena orang tua mereka bersahabat sedangkan Faiz adalah sahabat semasa menempuh pendidikan di negeri orang. Asal yang sama membuat mereka semakin kompak dari hari ke hari hingga pulang ke tanah air mereka tetap bersama. Niko mengurus perusahaan peninggalan almarhum papanya sedangkan Faiz bekerja pada Satria karena pria itu membujuknya dengan gaji plus bonus yang tak mampu ia tolak.
Tampak dari wajahnya Satria ada masalah. Olehnya itu Faiz memilih diam dan melanjutkan pekerjaannya. Tak mungkin ia kembali ke perusahaan jika Satria tak memintanya.
“Menurutmu penyakit Linda beneran gak sih ?! Sejak aku menikah dengan Andhini, penyakit Linda semakin sering kumat,” Satria memang tak pernah menyembunyikan apapun pada Faiz.
“Maybe yes maybe no, bos. Tapi menurutku sih, ini hanya saran lho boleh diikuti boleh gak. “ Faiz terdiam sejenak sebelum kembali melanjutkan.
“Jangan bilang kalo sejak menikah kamu menemani Linda ?! Kalo Niko tau perbuatanmu maka habis kau bos. Kalo Linda sudah mendapat perawatan di rumah sakit, seharusnya kalo malam pulang ke rumah istri yang lainlah biar adil.” Faiz menatap dalam-dalam manik mata Satria.
Meskipun tidak mengenal dekat Andhini namun Faiz bisa melihat ketegasan dalam diri gadis itu. Dan Faiz pernah mendapati Andhini latihan bela diri saat menjemput adik sepupunya yang saat itu sedang berada di rumah Andhini dan Faiz semakin yakin kalo Andhini bukan type gadis manja dan gampang di tindas.
🍒🍒🍒🍒
Hai readers, karena kemarin upnya cuman 1 bab maka hari ini othor up lagi dehhhh ☺☺
Semoga suka ceritanya dan jangan lupa dukungannya
cantik cerdas dan mandiri ❤️❤️❤️