Juara 1 event anak Genius S4 🥇
________
Keadaan memisahkan mereka berdua, maka takdir jua yang mempertemukan mereka kembali. Aisyah dan Lucas bertemu kembali setelah enam tahun lamanya. Tetapi, dengan kondisi yang berbeda. Lucas tak mengenali Aisyah, karena dia hilang ingatan pasca kecelakaan pada enam tahun yang lalu. Dia melupakan semua momen manisnya bersama dengan Aisyah. Dia malah mengingat jika dirinya belum pernah menikah.
Akan tetapi, Aisyah sangat mengenal sosok pria yang bernama Lucas itu, yang menjadi pria asing yang datang ke Indonesia untuk membuka cabang perusahaannya. Aisyah, yakin jika sang CEO adalah ayah dari anak-anaknya.
Bagaimana cara Aisyah membuktikan jika pria itu adalah suami dan Ayah dari anak-anaknya? Yuk, simak kisah mereka di Kembar Genius Milik Mantan Mafia!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aisyah Alfatih, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kembar Genius 32
Hari kedua setelah pernikahannya dengan Lucas. Aisyah kini tinggal di rumah Hosea. Meskipun Reza menolak untuk ikut tetapi Reza juga tak bisa melakukan apapun ketika Rezi ingin tinggal bersama dengan Daddynya.
Ummi Hanum juga meminta Aisyah untuk merawat Lucas apalagi dengan kondisinya yang masih belum sehat.
"Kapan kita akan liburan Daddy?"tanya Rezi yang membuat semua orang menghentikan aktivitasnya lalu menoleh ke arah Rezi.
"Liburan?"Lucas sendiri bingung dan kembali bertanya kepada Rezi. Galih langsung membuka suara agar tak membuat suasana jadi canggung.
"Ehem, itu. Aku mengatakan sama mereka berdua kalau kakak ingin mengajak Reza dan Rezi serta Kak Ipar untuk berlibur ke negeri sakura,"ujar Galih kemudian.
"Tapi aku ti ... awh!"
Galih menendang kaki Lucas yang membuat Reza menatap lekat ke arah dua pria dewasa itu. Reza paham betul tentang apa yang ingin Galih lakukan.
"Kalau memang tidak bisa untuk apa dipaksakan. Lagian, Papa Dokter sudah berjanji untuk membawa kami jalan-jalan pada tahun baru kali ini,"ujar Reza kemudian. Lucas tersenyum kecut sembari menggenggam erat sendok garpu yang ada di tangannya.
"Mas, ini terlalu tajam."Aisyah berbisik sembari memegang tangan Lucas hingga pria ini melepaskan genggam sendok garpu tersebut. Meskipun Lucas tidak pernah tahu sedekat apa Aisyah dan Dokter Kevin. Tetapi, Lucas tetap saja cemburu ketika anak-anaknya memuji orang lain di depannya.
Waktu sarapan pun telah usai, Reza segera pergi meninggalkan meja makan. Begitu juga dengan Rezi. Sedangkan Galih hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat dua keponakannya yang saat ini sedang marah dengan Lucas.
"Hei, kenapa kalian ikut marah sama Aku? Aku 'kan memang berkata jujur, Daddy kalian saja yang pelupa,"ujar Galih yang kini duduk di sebelah Rezi. Mana berani Galih mengganggu Reza, bocah itu lebih sadis dari Lucas kalau sudah bertindak.
Reza dan Rezi tak menjawab. Keduanya masih sangat marah kepada Galih karena merasa telah membohongi mereka.
"Daddy minta maaf. Daddy, lupa kalau Daddy pernah berjanji satu hal dengan Om kalian. Jadi, apa bisa Daddy menebusnya sekarang? Daddy ingin mengajak kalian berdua dan juga Bunda kalian untuk liburan ke Jepang,"Lucas duduk di sebelah Reza. Terlihat Reza yang tak memberi komentar apapun kepada Lucas yang sengaja mendekatinya.
"Reza,"
"Eem,"
"Apa jawabanmu? Apa mau ikut atau nggak?"Lucas kembali bertanya. Sedangkan, Galih bersama dengan Rezi sibuk menyusun lego baru yang dibelikan Elliot tempo hari untuk Rezi. Tetapi, sesaat kemudian keduanya berhenti menyusun lego dan beralih menatap Lucas yang sibuk mendekati Reza, hanya saja Reza terlalu cuek sehingga membuat Lucas hampir habis kesabaran.
Ketika Lucas akan berdiri tanpa sengaja dia melihat ke arah Galih dan Rezi. Kemudian keduanya meminta Lucas untuk duduk kembali dengan menggerakkan tangannya. Hal itu pun dipatuhi oleh Lucas. Pria itu duduk kembali.
Namun, kini giliran Reza yang bangkit dari tempat duduknya pergi meninggalkan Lucas di sofa. Hal itu diketahui oleh Aisyah yang membuat wanita itu pun segera menghampiri sang anak yang kini sudah kembali ke kamar.
"Semangat, Kak. Reza memang lebih sulit didekati oleh orang lain,"ujar Galih, yang kembali membantu Rezi.
"Aku ini Daddynya bukan orang lain, Galih. Kenapa dia masih mengabaikanku?"
Galih menghela napas dan menoleh ke arah Lucas yang duduk merentangkan kedua tangannya di pinggiran kepala sofa. Lalu, satu kaki di naikkannya di atas kaki yang lain.
"Kak, kamu lupa? Kamu baru menjadi Daddynya dua hari ini. Selama ini kalian itu tinggal terpisah, wajar saja dia belum terbiasa. Lagian, tinggal berusaha saja kenapa harus protes sih?"geram Galih yang melihat sikap Lucas yang mudah menyerah. Apalagi, Lucas bukan pria yang mau ditindas oleh orang lain.
Mendengar helaan napas berat Lucas lalu Rezi menoleh melihat ke arah pria yang baru saja menikah dengan ibunya lagi.
"Reza itu sejak kecil sudah mandiri. Tidak heran jika sikapnya lebih dewasa dari pada Rezi. Reza juga banyak menghadapi sikap beberapa anak lainnya ketika kami dulu berusia dua tahun. Dia selalu menolong Rezi ketika kami dibulli. Tiap hari kami dikatain anak tanpa bapak. Anak haram, anak bodoh. Nyatanya, Reza itu terlahir menjadi anak yang pintar,"ujar Rezi yang masih sibuk menyusun legonya. Mendengar penuturan Rezi, Lucas sehingga dia menurunkan kedua tangan dan kakinya yang kini sibuk menatap Rezi.
"Kami dibesarkan oleh seorang Bunda dan juga Nenek. Jadi, wajar saja kalau Reza bersikap dingin seperti itu. Jalan hidup kami tidak mudah, Daddy. Kalau begitu saja Daddy mau menyerah, Rezi tidak tahu harus mengatakan apalagi,"Rezi meletakkan lego terakhirnya dan melihat ke arah Lucas yang saat ini hanya terdiam membisu setelah mendengar penjelasan Rezi atas sikap dingin Reza.
Mendadak suasana menjadi canggung. Sehingga membuat Galih sendiri merasa tak enak harus mendengar cerita hidup dari anak sekecil Rezi.
Di dalam kamar, Reza tengah sibuk dengan ipadnya. Aisyah masuk dan menutup kembali pintu kamar tersebut. Lalu, menghampiri sang anak.
"Za, boleh Bunda berbicara denganmu?"Aisyah bertanya dengan lembut agar tak menyinggung perasaan sang anak. Reza menyimpan ipadnya yang ada di tangannya dan menatap Aisyah sangat lekat serta menunggu apa yang ingin Aisyah bicarakan dengannya.
"Za, Bunda tahu Reza membenci Daddy karena permasalahan satu bulan yang lalu. Tetapi, bisa nggak Reza memaafkan Daddy? Bagaimanapun dia adalah Daddymu,"tutur Aisyah dengan lembut. Melihat ekspresi Reza Aisyah sendiri ragu dengan jawaban dari Reza.
"Bisa, asalkan Daddy mau berjanji untuk tidak meninggalkan kita lagi,"jawab Reza hal itu membuat Aisyah tersenyum.
"Jadi, apa jawaban Reza? Apa Reza mau ikut dengan Daddy pergi liburan ke Jepang? Bunda ingin sekali membawa kalian ke sana. Tetapi, selama ini uang Bunda hany cukup untuk membiayai hidup kita saja, Sayang."
Aisyah memang tak suka dengan sikap Reza yang selalu mengabaikan Lucas. Tetapi, Aisyah tak pernah berkata kasar kepada anaknya. Dia selalu berusaha berbicara dengan lembut agar sang anak mau menerima Lucas.
"Ya, pergi saja. Kenapa harus bertanya kepada Reza? Jika Bunda mau pergi, Reza pasti akan ikut. Siapa yang mau percayakan Bunda sama pria itu,"ucap Reza dengan suara pelan diakhir kalimat yang membuat Aisyah menahan tawa.
Pintu kamar terbuka, Reza dan Aisyah sama-sama menoleh. Ternyata Rezi dan Lucas menyusul mereka berdua ke kamar. Tetapi, kali ini Reza menyambut Lucas dengan senang hati.