JERAT CINTA MAFIA KEJAM

Salah satu anak buah Ami memasuki ruangan Ami. wajahnya sudah pucat karena Ia tidak berhasil membawa informasi Villa tempat Arga menyembunyikan istrinya.

"Mereka berangkat tadi malam Nyonya tapi saya kehilangan jejak ditengah jalan karena mereka naik helikopter."

"Helikopter?" tanya Ami tak percaya.

"Benar Nyonya, mereka berempat naik helikopter dan semua anak buah Tuan muda juga ikut dengan helikopter yang berbeda." jelas pria berperawakan jangkung itu.

"Sial, jika dia membawanya ke satu pulau akan sulit menemukan persembunyianya!"

"Benar Nyonya, saran saya mungkin kita harus mendekati salah satu anak buahnya dan mengambil informasi tempat itu."

Ami melempar pulpen hingga mengenai jidat anak buahnya, "Dasar bodoh, kau pikir mudah merayu anak buah Arga? Mereka sangat setia dengan Arga!" kesal Ami mengingat Ia dulu gagal merayu anak buah Arga.

"Ma maafkan saya Nyonya." ucapnya ketakutan.

"Aku tidak mau tahu, kau harus menemukan tempat itu jika tidak jangan berharap kau bisa bekerja lagi disini!" ancam Ami membuat pria itu langsung ketakutan.

"Baiklah Nyonya, saya akan segera mendapatkan tempat itu." kata pria itu lalu pergi dari ruangan Ami.

Ami terlihat membanting ponselnya disofa, "Sial, Arga benar benar licik!"

Tiba tiba ada sebuah tangan yang memeluk Ami dari belakang, "Jangan mengomel bu, nanti keriputmu semakin terlihat."

Ami berdecak, "Kau bau alkohol, kemana saja semalaman? Kau tidur dengan gadis lagi?" omel Ami.

"Tidak Bu, aku hanya minum sedikit dan para gadis di club itu menggodaku. Aku tak tahan jadi membawa dia ke kamar."

"Stop it, berhentilah bertingkah menjijikkan. Segera menikah dan berikan aku cucu." kata Ami yang malah membuat Steven tertawa.

"Kenapa harus buru buru, aku ingin menikmati masa mudaku lebih dulu bersama banyak gadis karena jika sudah menikah aku akan terkekang, tidak bisa bebas." ungkap Steven.

"Tapi setidaknya kau memiliki masa depan, sudahlah Ibu malas berdebat. Nanti Ibu akan carikan gadis kaya raya untukmu agar kau tidak perlu lelah untuk bekerja." kata Ami meninggalkan Steven, tidak memperdulikan Steven yang ingin protes padanya.

...****************...

"Ada apa? Sejak semalam kau terlihat murung?" tanya Tono pada Rista istrinya.

Setelah Sarah dan Arga pulang semalam, Rista hanya diam saja tidak banyak bicara seperti biasanya.

"Apa kau sakit? apa bayi kita sedang sakit didalam sana?" tanya Tono sambil mengelus perut Rista yang semakin tumbuh.

"Tidak, aku hanya tidak enak badan. Pergilah bekerja tidak perlu memikirkan aku." kata Rista.

"Jika memang sakit aku akan menemanimu dirumah."

"Tidak, tidak perlu mas. Pergilah bekerja lagipula ada Tina dirumah jika terjadi sesuatu aku akan memanggil Tina."

"Baiklah, jika memang begitu aku akan pergi sekarang." Kata Tono tak lupa mencium kening Rista, "Hubungi aku jika terjadi sesuatu."

"Baiklah mas, berhati hatilah, aku menunggumu dirumah." kata Rista mengantar Tono sampai depan rumah.

Tono segera melajukan motornya meninggalkan rumah.

Meskipun saat ini Ia punya banyak uang bahkan setiap bulannya mendapat kiriman uang dari Arga namun tetap saja Tono harus bekerja.

Rista menatap punggung Tono yang kini sudah tak terlihat lagi, Ia langsung ambruk dilantai karena Ia merasa sudah hina sangat Hina.

Tono suami yang baik dan juga penyayang namun Ia malah tega mengkhianati Tono semenjak Rian datang kembali ke hidupnya.

Ya Rian adalah mantan kekasih Rista yang sudah memberikan benih diperut Rista namun tidak mau bertanggung jawab.

Rista dan Tono sudah kenal cukup lama, mereka bertemu dipasar tempat Rista berjualan.

Dari pertemauan awal, Tono sudah jatuh cinta dengan Rista berbeda dengan Rista yang merasa tidak mungkin membalas perasaan Tono mengingat jarak umur mereka sangat jauh dan lagi Rista memiliki Rian pria yang sangat Ia cintai.

Hingga akhirnya beberapa bulan yang lalu, Rista hamil anak Rian, Ia meminta tanggung jawab namun Rian malah kabur.

Saat Rista terpuruk dan hampir bunuh diri, Tono datang dan menawarkan diri untuk tanggung jawab.

Setelah berpikir beberapa hari akhirnya Rista menikah dengan pria tua seperti Tono asal Ia bisa tetap hidup karena keluarga Rista sudah mengusirnya setelah tahu kehamilan Rista.

Rista menjalani hari harinya bersama Tono dan Ia mulai merasa nyaman dengan Tono apalagi Sarah juga baik padanya, membuat Rista merasa memiliki keluarga lagi.

Dan semua kehangatan itu berubah saat Sarah menikah, Ia dan Tono memiliki banyak uang dari Arga.

Mendadak Rian muncul lagi, membujuk rayu Rista agar kembali pada Rian.

Dan bodohnya lagi Rista yang belum bisa melupakan Ryan pun akhirnya menuruti keinginan Ryan.

Setiap hari Ryan datang kerumah saat Tono bekerja, tidak hanya mendapatkan jatah tubuh Rista namun juga mendapatkan uang dari Rista.

Dan kemarin saat Rista tengah bercinta dengan Rian, Sarah datang bersama Arga membuat Rista panik karena takut ketahuan.

Rista meminta Rian tetap bersembunyi dikamarnya sampai Sarah masuk ke kamar bersama Arga.

Melihat keadaan aman, Rista membawa Rian keluar namun sialnya Arga melihat itu semuanya.

Rista semakin gelisah, takut jika Arga sampai mengadukan ini pada Sarah dan Tono. Jika sampai itu terjadi bisa bisa Ia diusir dari rumah.

Karena merasa buntu, tidak mendapatkan jalan keluar Rista memberanikan diri menawarkan tubuhnya pada Arga agar Arga tutup mulut namun bukannya mau, Arga menatapnya jijik dan mengancamnya.

Ya tentu saja Arga akan melakukan itu, Sarah bahkan lebih cantik dan lebih segalanya, tidak mungkin jika Arga sampai tertarik dengan tawarannya.

Rista bodoh, benar benar bodoh.

Rista segera masuk kerumah dan mengunci pintu, Ia tidak ingin bertemu dengan Rian lagi, Ia ingin mengakhiri hubungannya dengan Rian dan hidup bahagia bersama Tono.

Ya Rista akan melakukan itu.

Dan baru saja Rista mengunci pintu, langkah kaki seseorang terdengar bersamaan dengan suara ketukan pintu.

"Aku datang, buka pintunya." suara dari luar yang Rista tahu jika itu suara Rian, pria itu datang lagi yang membuat Rista semakin gelisah.

"Rista, kau dirumah? Aku datang." kata Rian masih mengetuk pintu.

Rista tidak membuka pintu, Ia membiarkan Rian terus mengetuk pintu hingga akhirnya Rista mendengar suara decakan Rian.

"Sial, kemana kau!" omel Rian.

Rista menghela nafas lega setelah tahu jika Rian sudah pergi.

Ia membuka pintu dan betapa terkejutnya Rista saat tahu jika Rian masih ada diluar.

"Kau menghindariku?" tanya Rian sinis.

Tubuh Rista bergetar ketakutan, Ia ingin kembali menutup pintu namun Rian menahan pintunya.

"Ada apa?" tanya Rian meminta penjelasan.

"Aku sudah tidak ingin melakukannya, jangan datang kesini lagi!" kata Rista memperingatkan.

Rian tersenyum sinis, "Tidak semudah itu baby!"

Rian memaksa masuk namun Rista mencegahnya hingga terjadi pertengkaran kecil diantara mereka.

"Ada apa ini?"

Rista terkejut setengah mati mendengar suara Tono dan Saat Ia berbalik Tono sudah berdiri dibelakangnya.

Bersambung...