NovelToon NovelToon
Pelahap Dosa

Pelahap Dosa

Status: sedang berlangsung
Genre:spiritual / Reinkarnasi / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: Kara_Sorin

Berlatar era Dinasti Shang Tiongkok.

Bermunculan beberapa Aliran Perguruan terkemuka, Aliran Tao, Aliran Giok Putih, dan Aliran Pedang Iblis. Ketiga Aliran bersaing dalam hal bela diri termasuk mendapatkan pengakuan sebagai Pelahap Dosa terkuat.

Wang Yi, seorang pemuda buta dari Aliran Tao yang terbuang dari keluarga. Takdir membawa dirinya menjadi seorang Pelahap Dosa atau Pemakan Dosa. Wang Yi memiliki tugas memakan dosa orang lain. Kutukanlah yang membawanya menjadi pemuda buta dan memakan dosa manusia lain. Akibat karma buruk dari kehidupan sebelumnya.

Bagaimanakah petualangan Wang Yi melawan makhluk misterius yang terbentuk dari tumpukan dosa? dan memecahkan misteri pembunuhan dari setiap perjalanannya?

Mampukah Wang Yi mematahkan kutukan dirinya sebagai Pelahap Dosa?

Yuk ikuti ceritanya😆

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kara_Sorin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penyesalan

Beberapa saat sebelum ritual Pelahapan Dosa.

Rong Rui sudah berada di rumah Peiyu. Keduanya terlibat pembicaraan.

"Aku akan memberikan beberapa tael emas. jika kau bersedia membantu," ucap Rong Rui.

"A.. Apa yang bisa aku bantu?" tanya Peiyu dengan ragu.

Rong Rui memberikan sebuah botol perak kecil.

"Campurkan ini dengan minuman dan berikan pada Pendeta yang pernah melakukan ritual pemakaman untuk putramu.”

Peiyu nampak ragu. Tetapi Rong Rui memberikan tael emas pada Peiyu.

“Kau bisa menggunakannya untuk memberikan pemakaman yang layak pada putramu.”

Mendengar perkataan Rong Rui. Peiyu terduduk dan menangis histeris. Meski dengan perasaan ragu. Pada akhirnya Peiyu mengikuti perintah Rong Rui. Kebetulan pada saat itu Wang Yi dan Pendeta Shaosheng datang berkunjung ke rumah Peiyu.

Rupanya Rong Rui dapat menebak Wang Yi dan Pendeta Shaosheng akan kembali menyelesaikan ritual Pelahapan Dosa. Obat yang dicampur dengan minuman merupakan obat pelumpuh syaraf. Untuk sesaat siapapun yang meminumnya akan lemas dan kehilangan tenaga. Itulah yang terjadi pada Pendeta Shaosheng.

Kembali ke masa kini…

Wang Yi dan Rong Rui terpental dengan keras. Tubuh keduanya menghantam tanah. Semua penduduk desa berlarian ke sana kemari karena kekacauan yang terjadi. Disaat itulah Petugas Yuen dari Biro Kehakiman datang bersama Xiaobo dan prajurit lain.

Petugas Yuen yang melihat Rong Rui tergeletak segera menghampiri.

“Nona… Nona… Nona Rong Rui sadarlah….” ucap Petugas Yuen sembari mendekap kepala Rong Rui di dadanya.

Perlahan Rong Rui membuka matanya.

“Kau sudah sadar?” tanya Petugas Yuen lega.

Mata Rong Rui melihat sekeliling. Dia mencari sosok yang tak jauh darinya. Di sana Wang Yi tertatih dan berusaha bangkit berdiri. Ritual Pelahapan Dosanya telah selesai. Perlahan Wang Yi membuka mata. Namun, matanya telah kembali seperti semula.

*Apa yang terjadi? Untuk sesaat mataku dapat melihat dengan jelas, tetapi sekarang*….??? Wang Yi bertanya-tanya dalam hati.

Hingga telinganya mendengar suara seseorang menangis histeris.

“Putraku… Putraku yang malang….” ucap seseorang yang tak lain Peiyu.

Wang Yi berjalan perlahan sembari merasakan jalanan di sekitarnya. Menuju arah suara Peiyu.

Rong Rui yang mulai sadar bangkit berdiri. Dia menjaga jarak dengan Petugas Yuen. Wajah Petugas Yuen memerah karena malu.

“Jiejie,” panggil Dao dan gadis lainnya. Menghampiri Rong Rui.

“Apa yang terjadi?” tanya gadis yang lain.

Rong Rui hanya menggeleng. Lantas menatap ke arah Wang Yi. Xiaobo yang berada di sana segera menghampiri pemuda bertubuh tinggi kurus tersebut.

“Dasar Pendeta gila. Kau mau membuat onar lagi?”

Tak jauh dari sana, suara Peiyu terdengar menangis histeris.

“Ibu akan menyusulmu!” teriak Peiyu sembari menghujamkan pisau ke dadanya.

Wang Yi yang sudah memperkirakan ini akan terjadi segera mengambil kerikil dan menjentikkannya ke arah Peiyu. Kerikil itu meluncur dan tepat mengenai pisau yang dipegang Peiyu.

Trang!

Pisau itu terjatuh. Membuat Peiyu terkesiap dan menatap Wang Yi.

“Putramu…” ucap Wang Yi sembari berjalan mendekati Peiyu dengan langkah tertatih.

“Tidak menginginkanmu melakukan ini,” lanjut Wang Yi.

Peiyu hanya terduduk dengan mata berkaca-kaca.

“Tidak perlu berlagak kehilangan putramu,” ucap Wang Yi sinis.

Rong Rui yang tak jauh dari sana merasa ucapan Wang Yi sangat kasar.

“Ucapanmu sungguh memekakkan telinga. Seseorang sepertimu tak akan mengetahui bagaimana ikatan seorang ibu dan anak.”

Mendengar perkataan Rong Rui, Wang Yi terdiam sesaat. Petugas Yuen ikut menimpali.

“Seorang ibu yang kehilangan putranya sama halnya menghadapi neraka dunia.”

Beberapa orang memojokkan Wang Yi. Pemuda itu hanya tersenyum sinis.

“Aku tidak perduli dengan ikatan bodoh dan tak berguna semacam itu. Bagiku pembunuh tetaplah pembunuh.”

“Hei! Hei! Jangan membual lagi pendeta gila!” ucap Xiaobo dengan wajah menyebalkan.

“Kau, adalah pembunuh anakmu sendiri,” ucap Wang Yi sembari menunjuk Peiyu.

Semua orang yang berada di sana terkejut setengah mati mendengar penjelasan Wang Yi.

“Jangan asal bicara. Mana mungkin aku membunuh putraku sendiri,” sangkal Peiyu.

Rong Rui yang memang entah bagaimana sedari awal tidak menyukai Wang Yi, segera mengkritiknya.

“Akupun bisa mengatakan dengan mudah. Bahwa pembunuh anak itu, bisa saja Pendeta tua itu atau bahkan kau sendiri.”

“Wanita cerewet,” balas Wang Yi kesal.

Keduanya bersiap memasang kuda-kuda dan hendak bertarung. Tetapi Petugas Yuen buru-buru menengahi.

“Atas dasar apa kau mengatakan Nyonya Peiyu adalah pembunuhnya? Atau mungkinkah kau mengetahui keberadaan Nyonya Peiyu saat kejadian tenggelamnya Liqin?”

Wang Yi tak banyak menanggapi, selain mengeluarkan sesuatu dari balik bajunya.

“Ini adalah alas kaki milik Peiyu. Aku menggali dari belakang rumahnya. Saat menyiapkan ritual pemakaman Liqin.”

Rong Rui tersenyum sinis, “alas kaki? Apa yang bisa kau buktikan dengan itu?”

“Ini adalah alas kaki yang berusaha dikubur oleh Peiyu. Saat aku berkunjung ke rumahnya. Pakaiannya kotor dengan serpihan tanah yang menempel,” terang Wang Yi.

Lanjut Wang Yi, “alas kaki ini memang terlihat kotor. Tetapi bukan itu intinya. Jika kalian melihatnya. Tanah yang menempel serpihannya satu sama lain berbeda. Serpihan tanah satunya lebih basah daripada serpihan yang lain. Bahkan bau pada serpihan tanahnya juga berbeda.”

Petugas Yuen mendekat dan mengambil salah satu alas kaki. Mengamati dengan seksama. Bahkan menciumnya.

“Baunya khas seperti air tawar.”

Wang Yi kembali berdiri, “itu artinya, alas kaki ini menginjak tanah di sekitar danau pada hari kejadian.”

“Bisa saja, alas kaki itu milik penduduk desa lainnya.” Rong Rui seakan-akan tak terima dengan perkataan Wang Yi.

“Kau sungguh wanita merepotkan,” gerutu Wang Yi.

Mulutnya hendak bersuara kembali. Tetapi Petugas Yuen sudah mendahuluinya.

“Ukuran alas kaki setiap orang, satu sama lain tentu berbeda. Aku meminta semua penduduk Desa Longwan mencoba alas kaki ini satu persatu.”

“Tu…Tuan… Apa kau mempercayai Pendeta gila ini?” tanya Xiaobo yang mempertanyakan keputusan Petugas Yuen.

“Apa kau ingin mencobanya terlebih dahulu?” tanya balik Petugas Yuen dengan tatapan tajam pada Xiabo.

Seketika nyali Xiaobo menciut dan mundur selangkah.

“Aku adalah Petugas dari Biro Kehakiman. Kalian semua penduduk Desa Longwan silahkan mencoba alas kaki ini satu persatu,” perintah Petugas Yuen.

Semua penduduk desa saling berbisik satu sama lain. Namun satu kalipun tidak ada yang melangkah maju. Sampai seseorang mendekat ke arah Petugas Yuen.

“Tidak perlu lagi memaksa penduduk desa. Aku sendirilah yang membunuh Liqin,” ucap Peiyu dengan mata berkaca-kaca.

Semua orang terkejut mendengar pengakuan Peiyu.

“Peiyu, mana mungkin kau membunuh putramu sendiri. Kau begitu mengasihi Liqin,” ucap Tetua Desa.

Peiyu seketika terduduk menangis meraung-raung.

“Qin’er maafkan ibu…” pekiknya histeris.

Wang Yi yang tadinya diam kembali bersuara, “asap hitam yang aku hisap sesungguhnya bukanlah dosa Liqin. Namun kesedihan dan kenangannya masih enggan meninggalkan dunia ini.”

Pendeta Shaosheng yang sedari tadi hanya diam karena tenaganya habis terkena obat pelumpuh syaraf akhirnya kembali pulih.

“Sì yuán shǒuhù sheng, empat dewa penjaga arah mata angin. Langit dan bumi menjadi satu mengikuti perintah Lóngshén. Bukakan pintu langit beri jalan pada roh suci supaya tidak tersesat,” Pendeta Shaosheng merapalkan mantra sembari melakukan gerakan tangan khas Pendeta Tao.

Dipenghujung kalimat Pendeta Shaosheng, kertas kuning terbakar dan serpihannya mengenai tubuh Wang Yi.

“Gyaaarhttt!!!” Wang Yi berteriak keras.

Menahan sesuatu yang akan keluar dari tubuhnya. Sebuah asap hitam keluar dari tubuh Wang Yi. Perlahan, asap itu berubah menjadi cahaya yang menyilaukan. Membuat Peiyu melihat Liqin berada dalam cahaya.

“Ibu….” panggil Liqin.

Peiyu seketika terkesiap. Dia tak menyangka bisa melihat putranya kembali. Tangisnya kembali pecah.

“Qin’er putraku… maafkan ibu… maaf telah mencelakaimu. Bawalah ibu bersamamu,” pinta Peiyu sembari menangis histeris.

Liqin menggelengkan kepala, “sesungguhnya saat ibu mendorongku ke danau. Aku merasa sedih kenapa ibu melakukan ini padaku. Tetapi aku bisa mengerti. Ibu pasti sangat kesulitan merawatku. Jadi akupun menyerah untuk berusaha hidup. Mungkin di dunia ini, aku adalah beban terberatmu Bu. Jika aku menghilang, hidup ibu akan lebih ringan. Jadi, setelah ini aku mohon tetaplah hidup. Bahkan jika suatu hari nanti aku bereinkarnasi, aku ingin tetap menjadi putramu. Giliranku yang akan menjaga ibu suatu saat nanti.”

Seusai mengucapkan kalimatnya. Seulas senyum hangat terlihat jelas dari wajah Liqin.

“Qin’er….Qin’er…Qin’er!!!” panggil Peiyu dengan nada menyayat hati.

Semakin lama, wujud Liqin semakin menghilang bersamaan dengan menghilangnya cahaya yang menyelimutinya.

“Qin’er! Qin’er! Maafkan ibu yang hanya mementingkan penderitaan ibu sendiri. Putraku Qin’er!!!” pekik Peiyu penuh dengan penyesalan.

Peiyu terpaksa membunuh putranya sendiri karena tak tahan dengan kemiskinan yang harus mereka jalani. Akibat ulah Pejabat Zhang yang dahulunya mencekik rakyat dengan menaikkan pajak secara tidak manusiawi.

...****************...

“Dasar bocah tengik! Kenapa kau tak memberitahuku jika minuman yang diberikan Peiyu dibubuhi pelumpuh syaraf?” gerutu Pendeta Shaosheng.

Sebelumnya Wang Yi memang sudah mengetahui. Bahwa arak yang diberikan Peiyu saat itu telah dicampur sesuatu. Wang Yi dapat mencium aroma yang aneh dari arak yang disuguhkan. Aroma aneh yang hanya bisa diendus oleh indera penciumannya.

Wang Yi sebenarnya juga tak tahu. Tujuan Peiyu membubuhkan obat pelumpuh syaraf. Belakangan baru dia ketahui, bahwa itu adalah ulah wanita bernama Rong Rui yang ingin menggagalkan ritual Pelahapan Dosa yang akan dilakukannya.

Sembari menenggak arak miliknya, Wang Yi menjawab tanpa dosa.

“Kau sendiri yang serakah meminum araknya. Kenapa menyalahkanku?”

“Dasar bocah tengik!” gerutu Pendeta Shaosheng kelihatan jengkel.

1
herry bjb
kebanyakan halu ceritanya juga cerita tokohnya naif....cukup sekian saja baca novel ini....
Kara: lhoh klo cerita gak halu itu gmn? kecuali ceritanya tentang kehidupan sehari-hari. kirain udah lama berhenti baca novel ini bang? gpp, klo nggak mau baca yg penting aku ucapkan terimakasih sudah mampir. aku tunggu ceritamu fantasi timur yg gak halu ya bang😆
total 1 replies
herry bjb
bunyi teriakan kok gyaaaart gitu..sesuaikan bunyi teriakan dg kata yg sesuai..
Kara: baik, terimakasih sarannya 😁
total 1 replies
herry bjb
kebanyakan ingatan dan halusinasi yg gak penting..setiap tokohnya pinsan selalu ada ingatan...klo begini terus ceritanya pada malas baca novel ini
Kara: terimakasih udah memberikan kritik tanpa saran. klo abang malas baca jngn lanjut lagi, tp aku ttp lanjutin kok ceritanya😆
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aku curiga ini penulisnya penggemar Wei Wuxian/Wei Ying /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Alta [Fantasi Nusantara]: /Chuckle//Chuckle/
Kara: 😆 aah bukan, cuma kebetulan aja ini mah
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Aduh tolong kenapa mesti TaiJiGong sih/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/ ini namanya tarian bau banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]: Aku ngakak tauk pas baca nama/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Kara: 😁😁😁 itu di real namanya memang begitu
total 2 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
nama jurusnya /Grin//Grin//Grin/
Alta [Fantasi Nusantara]
Prinsip yang bagus
Darien gap
adegan terseru
Darien gap
sadiiisss/Casual/
Darien gap
perubahsn yg keren. mirip prubahan senjaya../Good/
Kara: blm sampai sana bacanya, jadi nggak tau😁
Darien gap: ada di bab penempaan diri bag 39. cuma bedanya tubuh senjaya diliputi duri hijau
total 3 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Tulang memang bersumsum, tapi tidak ada yang namanya tulang sunsum. Sumsum meman bagian dari tulang, tapi bukan nama tulang ☺️☺️☺️☺️☺️☺️
Alta [Fantasi Nusantara]: Bener banget/Grin//Grin//Grin//Grin//Grin//Grin/
Kara: haha hooh bener tuh🤣🤣 tp gpp kan klo gak gini pikiran jd gak terbuka
total 10 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Ini tatapan si gadis hanya ada dalam khayalan Wang Yi kan? Jadi macam penglihatan gitu
Kara: ini semacam penglihatan
total 1 replies
Alta [Fantasi Nusantara]
Cukup pake "bergeming" aja Thor. Soalnya "tak bergeming" itu artinya bergerak atau tidak diam.
Kara: siap, nanti diperbaiki. terimakasih perbaikannya 😁
total 1 replies
Darien gap
nice thor. bunga mlincur/Rose//Rose/
Kara: terimakasih banyak🙏😁 bunganya
total 1 replies
Darien gap
mengenaskan/Panic//Panic/
Alta [Fantasi Nusantara]
Dah biasa kek gini emang ya. Koruptor merajalela 🥲🥲🥲
Kara: iya, 😆😆 dah jd kebiasaan
total 1 replies
herry bjb
krn alur ceritanya bolak balik dan juga gak detail akar permasalahannya jadinya novel ini kurang di minati
Kara: siap, terimakasih 😆
Alta [Fantasi Nusantara]: Dukung ceritaku juga donk, Kak. Yang judulnya Altair. Terima kasih sebelumnya🙏
total 4 replies
herry bjb
susun ceritanya dengan baik terlalu kebanyakan flashback jadi males ngebacanya
Kara: siap, terimakasih atas masukannya. ini mau di susun ulang
total 1 replies
Nobby
😍🌹
Kaia
lanjutkan
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!