Om Itu ..., wajahnya sangat mirip dengan Ayah, tapi ... Nama ayah kan Bimo, Sementara Om ini Bima. Ahhh Aku jadi bingung, Tapi Aku yakin dia Ayah ku,...!!
Season dua..
Menceritakan Calista mantan pacar Bima, mendapatkan hati Reyhan, pria yang pernah menyukai Nayna istri Bima.
"Ayah, ayo pulang ke rumah bareng Cilla, sama Bunda!!'' Pinta seorang anak kecil pada paman nya sendiri.
Sontak hal ini mengejutkan Bima, selaku paman Cilla..
"Cilla, dia paman mu. Bukan Ayah nak." ungkap sang Nenek.
"Tidak dia kan Ayah ku, Nenek....!!"
"Cilla, ayah kita telah meninggal.!" sahut Cillo kakak Cilla kembarannya.
Apakah keinginan Cilla untuk memiliki dan hidup bersama dengan Bima bisa terlaksana,,?
Sedangkan Bima telah memiliki kekasih, dan juga tak mungkin mereka bersama sementara Bima tak mencintai Nayna. Bunda Cilla dan Cillo.
Misi Cilla mendapatkan hati paman Bimo yang dianggap Ayahnya..
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aaswidia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima bertemu Rey
Kembali ke aktivitas dimana Nayna harus pergi bekerja lagi. Sebenarnya terasa tak enak bila harus meninggalkan sang Mama mertua yang jauh-jauh ke sini nyamperin dia, tapi Nayna nya malah pergi bekerja.
Namun tidak bisa libur begitu saja Nayna ini dalam bekerja sekarang, sebab dia masih terbilang karyawan baru tak mungkin bisa sebebas itu.
Nayna sudah siap untuk berangkat pagi ini, tapi tadi subuh dia sudah melakukan pekerjaan rumah juga sudah memasak untuk anggota keluarga.
Nayna pun berjalan menuju Mama Ayyu yang kebetulan sedang duduk bersama si kembar anaknya.
''Ma.'' Nayna memanggil
Mama Ayyu pun menoleh, ''Ya nay?''
''Ma, aku sudah mau berangkat ke kebun. Aku tinggal dulu gak apa-apa kan ma. Dan maaf kan Nay, ma. Kalau aku seperti tidak sopan harus meninggalkan Mama, padahal Mama sudah kesini tapi gimana lagi Nay baru kerja jadi tidak enak kalau sudah bolos.'' ucap Nayna merasa tak enak tapi mau bagaimana lagi.
Mama Ayyu diam tapi sambil mendengarkan yang Nayna ucapkan barusan, ''Nay, tidak apa-apa kalau kamu akan pergi bekerja Mama gak masalah dan Mama mengerti kok Nay, nama nya jiga bekerja di tempat orang apalagi ini masih baru, ya kita harus pergi jangan bolos. Tapi coba saja kamu mau kerja nya di perusahaan dengan Bima kamu bisa bebas Nay.'' lagi ujar Mama mengarah ke sana.
''Hehehe ... Iya ma, aku paham kalau itu mah mungkin bisa bebas karena masih di perusahaan keluarga. Tapi ma, aku gak bisa seperti itu gak enak juga kan ma dengan karyawan lain, nanti gimana tanggapan mereka sama Nayna.'' Ucap Nayna mengatakan yang dia hindari.
''Kamu ada benar nya Nay, oh ya tempat kerja nya jauh tidak??'' tanya Mama ingi tahun
''Lumayan sih ma, ada naik angkot dulu sekali tapi sebenarnya jalan kaki juga bisa gak jauh-jauh amat lah.'' jawab Nayna
''Ohh begitu, yasudah biar kamu di antar Bima saja ya.'' tiba-tiba ucap Mama
''Eh ma, tidak usah . Gak perlu ma, biar Nay berangkat sendiri saja.'' tolaknya halus
''Kenapa tidak mau Nay ? Apa salah kalau Bima antarkan kamu Nay ? Kamu tenang saja Mama gak akan maksa kalian menikah lagi kok.''
''Em, bukan begitu ma maksudnya Nay hanya kan tempat nya gak jauh juga takut saja ganggu waktunya Bima.'' kata Nayna Yang pastinya lagi sibuk sama pacarnya itu. lanjut hati Nayna kembali
''Siapa bilang aku sibuk Mbak, tidak kok.'' tiba-tiba saja ada Bima nongol dari belakang menyahut hingga mengejutkan Nayna
Nayna dan Mama menoleh pada Bima, kemudian Mama tersenyum penuh arti tanpa anak dan menantunya ini tahu.
''Bim kamu.''
''Ayo mbak, mau aku antarkan.'' kembali ucap Bima sangat tiba-tiba aneh begini
''Kamu pasti lagi sibuk ya kan.''
''Tidak Mbak, gak sibuk apa-apa.''
Aneh gak sih dia, kenapa ngotot ingin mengantarkan aku berangkat ya. Padahal aku udah berpikir dia itu sedang sibuk dengan pacarnya itu. batin Nayna
''Ehh Nay, kamu belum berangkat ini sudah siang Nay. Cepetan pergi nanti keburu mulai jam kerja loh.'' kini bibi juga muncul dan berrsuara dengan mengingatkan Nayna untuk segera berangkat.
''Ya baiklah.'' akhirnya putus Nayna.
***
Kini di perjalanan di dalam mobil, dua orang berbeda jenis tengah duduk saling diam .
Tak kuat Bima pun berdehem dengan sengaja dan cukup keras. ''Khmmm!.''
Tapi Nayna masih diam bergeming.
''Hmmm!'' kembali deheman Bima kini berhasil Nayna pun menoleh
''Ada apa? Kamu haus?'' begitu tanggapan Nayna
''Tidak haus.' jawab Bima singkat
''Lalu kenapa?''
''Em itu Mbak, aku mau tanya sesuatu boleh?'' Bima menoleh sekilas pada wajah janda Mas nya itu .
''Ya mau tanya apa?''
''Yang waktu itu ... Dia dia, dia---''
''Dia apa? Dia siapa? Bicara mu kok jadi gagap dan lambat.'' potong Nayna merasa kesal karena Bima kerusuhan bicara.
''Maksud ku, Cilla apa dia merasa nyaman di sini?'' tanya Bima padahal bukan itu sebenarnya yang ingin dia tanyakan tadi.
Nayna mengernyit bingung sepertinya bukan itu yang ingin Bima tanyakan, dan kalau cuma itu kenapa susah sekali bicara. Pikir Nayna
''Ohh soal Cilla, iya dia nyaman dan betah kok di sini. Bukan kah kamu lihat sendiri kan, dia tidak merengek meminta pulang ke rumah Mama kembali.'' jelas Nayna
''Iya Mbak hanya maksud ku apa dia tak mengingat ku lagi Mbak?''
Nayna menanggapi dengan tertawa hambar ''Hhhh, iya dia memang pernah dan kadang menanyakan paman nya. Tapi sebenarnya untuk apa Cilla menanyakan yang ingin Cilla pergi dari rumah malam itu.'' sindir Nayna entahlah ketika melihat Bima. Nayna jadi ingat saat Bima tak mencegah kedua ponakannya untuk tak pergi tapi malah diam dan hanya pasrah di hadapy Keluarga pacarnya itu.
''Mbak apa maksudmu? Kenapa bahas hal itu lagi.'' protes Bima merasa tersinggung dan tak terima.
''Eh eh Bim, itu kita belok kiri.'' pinta Nayna menunjuk jalan agar Bima membelokkan mobilnya arah kiri. Dan itu berhasil membuat obrolan mereka tadi terhenti.
''Apa ini tempat kerja mu Mbak?'' tanya Bima
''Iya, ''
Saat Nayna ingin turun tapi mobil masih terkunci, Nayna menatap Bima ''Loh Bim, ini kenapa masih di kunci?''
''Tunggu dulu mbak.'' Bima turun dan meminta satpam membuka kan pintu gerbang.
Nayna merasa kebingungan sebab dilihatnya Bima itu sampai seperti mohon-mohon pada satpam hingga akhirnya satpam mau membuka pintu untuk mobil Bima.
Bima kembali lagi ke dalam mobilnya, Nayna segera bertanya. ''Ada apa?''
''Tidak ada.'' tapi mobil Bima masuk ke dalam halaman bangunan ini yang belakangnya adalah kebun teh .
''Loh kok mobil mu ikut masuk Bim, kan sudah sampai aku bisa turun di depan tadi.'' ucap Nayna dengan kebingungan
''Gak apa-apa Mbak, aku sengaja kok.'' kata Bima sangat lempeng padahal kini Nayna sedang menatap penuh tanya.
Bima memarkirkan mobilnya di halaman bangunan itu, kemudian Bima turun dan di ikuti Nayna juga turun.
''Mbak, apa jam segini bos mu sudah datang?'' tanya Bima mengejutkan
''Hah? ke-kenapa memangnya?''
''Aku ingin menemuinya mbak.'' jawabnya begitu datar
''Mau ngapain Bim? Tidak perlu kamu mending pulang lagi kasihan Cilla menunggu mu.''
Bima langsung menatap Nayna , ''Kenapa tidak boleh Mbak? Ada apa antara kalian?''
''Bima, apa maksudmu berkata kaya gitu? Mbak gak seperti itu gak ada hubungan apa-apa Bim .'' bantah Nayna dengan sedikit marah pada Bima
''Ya terus---''
''Eh, si Neng cantik. Baru datang Neng?'' tiba-tiba ada suara dan orang muncul menghampiri
Nayna menoleh begitu juga Bima yang langsung membola kan mata, Pria ini, dia kan yang kemarin?
''Eh iy-ya Mas.'' jawab Nayna mengangguk tersenyum tak enak saja pada bos tidak menjawab.
''Em, ini siapa Neng?'' tanya bos muda itu menunjuk Bima
''Ini---''
''Anda sendiri siapanya Mbak Nay?'' potong Bima dan bertanya balik siapa bos muda ini
''Saya adalah bos nya si Neng cantik.'' beritahu Rey
''Ohh cuma bos teh kan.'' kata Bima
''Memang kenapa hah?''
''Bima.'' Nayna menggeleng.
''Tidak ada, dan kenalkan saya orang terdekat mbak Nay. Dan saya ini direktur di perusahaan Briya Tama.'' ucap Bima mengenalkan dirinya pada Rey.
''Oh!'' sahut Rey