NovelToon NovelToon
Hate Is Love

Hate Is Love

Status: tamat
Genre:Romansa / Tamat
Popularitas:6.2M
Nilai: 5
Nama Author: Ichageul

Kolaborasi kisah generasi Hikmat dan Ramadhan.

Arsy, cucu dari Abimanyu Hikmat memilih dokter sebagai profesinya. Anak Kenzie itu kini tengah menjalani masa coasnya di sebuah rumah sakit milik keluarga Ramadhan.

Pertemuan tidak sengaja antara Arsy dan Irzal, anak bungsu dari Elang Ramadhan memicu pertengkaran dan menumbuhkan bibit-bibit kebencian.

"Aduh.. maaf-maaf," ujar Arsy seraya mengambilkan barang milik Irzal yang tidak sengaja ditabraknya.

"Punya mata ngga?!," bentak Irzal.

"Dasar tukang ngomel!"

"Apa kamu bilang?"

"Tukang ngomel! Budeg ya!! Itu kuping atau cantelan wajan?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ichageul, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Maaf

Irzal menghentikan kendaraan miliknya di belakang mobil Arsy. Sebelum pria itu sampai, sebuah mobil nampak mengantarkan Renata ke panti asuhan tersebut. Kemudian dari balik kemudi dia melihat seseorang turun dari mobil mendekati Renata. Melihat Arsy yang ada di dekat Renata, pria itu bergegas turun dari mobilnya.

“Apa kamu mau kuseret ke rumah sakit? Kalau kamu memang sudah dilecehkan oleh Zar, kita ke rumah sakit sekarang. Kalau terbukti Zar yang melakukannya, maka aku sendiri yang akan menyeretnya untuk bertanggung jawab padamu.”

“Tidak usah. Aku tidak butuh pertanggung jawabannya. Dia itu tidak lebih dari seorang lelaki manja yang hanya mengandalkan kekayaan orang tuanya untuk mendapatkan semua keinginannya.”

“YAAA!!!”

Tangan Arsy terangkat hendak mendaratkan tamparan ke wajah Renata. Namun pergerakan tangannya terhenti ketika sebuah tangan menahannya. Arsy langsung menolehkan kepalanya. Ternyata Irzal yang tengah menahan tangannya.

“Lepas!!”

“Kenapa kamu senang sekali menyelesaikan persoalan dengan kekerasan?”

“Lepas!!”

Dengan sekuat tenaga, Arsy melepaskan tangannya dari pegangan Irzal. Sambil mengusap pergelangan tangannya yang terasa sedikit panas, dia menatap nyalang pada pria di sebelahnya. Diam-diam Renata tersenyum melihat Irzal membelanya.

“Apa kamu tahu apa yang dilakukan perempuan itu?” tangan Arsy menunjuk pada Renata.

“Pulanglah, biar aku yang mengurus semua.”

“Pulang? Aku harus mendengar penjelasannya. Kenapa dia sampai memfitnah Zar!”

“Fitnah? Itu yang dilakukannya padaku!” teriak Renata.

“Kalau begitu buktikan! Kamu ikut ke rumah sakit sekarang!”

“ARSY!!”

Arsy terkejut mendengar teriakan Irzal. Matanya terus menatap Irzal dengan pandangan menantang. Irzal meraih lengan Arsy kemudian membawa ke mobilnya. Pria itu membukakan pintu mobil.

“Pulanglah. Biar aku yang mengurusnya.”

“Aku tidak mau!”

“Pulanglah! Apa kamu pikir semuanya bisa selesai dengan bersikap seperti ini?”

“Kamu membelanya?”

“Aku tidak membelanya. Pulanglah,” nada Irzal mulai melembut.

Dengan kesal Arsy masuk ke dalam mobilnya, kemudian menjalankannya dengan kecepatan tinggi. Irzal terus memperhatikan kendaraan roda empat itu sambil menghela nafas panjang. Tak berapa lama sebuah mobil berhenti di dekat panti. Rakan turun dari dalamnya. Dia juga baru tahu soal Renata dari Irzal. Pria itu langsung menyusul ke panti karena tahu bagaimana sifat adik sepupunya itu.

Setelah mobil Arsy tak terlihat, Irzal berjalan mendekati Renata. Gadis itu masih berdiri di tempatnya semula. Namun perasaannya saat ini tidak bisa digambarkan betapa bahagianya. Pria yang disukainya diam-diam ternyata membelanya. Dia semakin yakin untuk mengejar Irzal dan mendapatkannya.

“Katakan.. siapa yang sudah menyuruhmu?” tanya Irzal tanpa basa-basi.

“A.. apa maksudmu?”

“Tidak usah berbelit, Rena. Katakan saja siapa yang sudah menyuruhmu melakukan itu?”

“Kamu tidak mempercayaiku? Aku korban Zar.”

“Aku memang belum terlalu lama mengenal Zar, tapi aku tahu dia bukan laki-laki bajingan yang suka melecehkan perempuan. Dan aku juga sudah mengenalmu lama. Kamu tidak akan melakukan itu tanpa sebab yang jelas. Katakan siapa yang menyuruhmu, supaya aku bisa membantumu. Apa kamu tahu kamu sedang bermain dengan siapa?”

“Aku tidak mengerti maksudmu. Aku benar-benar…”

“JAWAB!!”

Renata sampai terlonjak mendengar teriakan Irzal. Tubuhnya bergetar, dan nafasnya mulai terasa sesak, akibat gemuruh di dalam dadanya. Sosok Irzal sekarang terlihat begitu mengerikan di matanya. Perlahan dia memundurkan tubuhnya.

“Bie.. biar abang yang urus. Kamu pulang aja,” Rakan segera mendekati sepupunya.

“Dia tidak tahu sedang berhadapan dengan siapa. Aku hanya mencoba membantunya. Kalau om Ken sudah bergerak, apa dia bisa menghindar? Dia sudah membuat tuduhan palsu untuk Zar. Apa abang pikir keluarga mereka akan tinggal diam? Jadi Rena.. berhentilah bersikap bodoh dan katakan semuanya!!”

Tubuh Renata terjatuh duduk ke aspal. Tangisnya mulai pecah. Rakan segera mendekati gadis itu. Dia berusaha membujuk Renata mengatakan semua yang terjadi.

“Rena.. katakan apa yang terjadi. Supaya kami bisa membantumu.”

“Damar dan Dygta.. mereka mengancam akan menjual Damar dan Dygta kalau aku tidak menuruti mereka.”

“Siapa yang mengancammu?”

“Richie..”

Renata kembali terisak mengingat apa yang dilakukan Richie. Dia menyewa sepasang suami istri untuk mengadopsi Damar dan Dygta, adik pantinya, kemudian menggunakan mereka untuk menekannya.

“Ceritakan apa yang terjadi,” bujuk Rakan.

Pria itu membantu Renata berdiri kemudian membawanya memasuki pekarangan panti asuhan tersebut. Dia mendudukkan Renata di kursi. Menunggu gadis itu menceritakan semuanya.

🍁🍁🍁

“Tugasmu hanya memancing Zar makan malam denganmu. Selanjutnya kamu hanya perlu menjalankan skenario yang sudah kususun,” ujar Richie saat menemui Renata sehari sebelum sidang skripsinya.

“Bagaimana kalau aku tidak mau?”

“Maka bersiaplah mengucapkan selamat tinggal pada Damar dan Dygta.”

“Apa maksudmu?”

“Kamu pikir pasangan yang mengadopsi mereka benar-benar akan merawatnya? Atau akan menjualnya untuk diambil organnya?”

“Kau!!!”

“Lakukan yang kukatakan, kalau mau adik-adikmu selamat.”

Richie meninggalkan Renata begitu saja di tengah kekalutannya. Jika dirinya menolak, maka Damar dan Dygta yang jadi korbannya. Tapi jika dia menerima, maka Zar yang akan tersakiti.

Setelah berpikir sejenak, Renata memilih untuk menolong kedua adik pantinya. Dia sadar betul siapa orang yang akan difitnahnya. Keluarga Hikmat pasti akan menghancurkan dirinya. Tapi demi keselamatan adik-adiknya, dia rela mengorbankan diri.

🍁🍁🍁

Zar menghabiskan air putih miliknya kemudian bangun dari duduknya. Renata terus memperhatikan saat pria itu menghabiskan minuman yang sudah ditetesi obat penenang. Melihat Zar beranjak dari tempatnya, dia ikut berdiri kemudian mengikuti pria itu dari belakang. Ketika Zar berjalan menuju mobilnya, tiba-tiba saja dia merasakan kepalanya memberat. Beberapa kali Zar menggeleng-gelengkan kepalanya, berharap rasa pusing dan berat yang melanda kepalanya hilang.

Sesampainya di dekat mobilnya, Zar kehilangan keseimbangan tubuhnya. Pria itu berpegangan pada bodi mobil. Renata segera mendekati pria itu.

“Zar.. kamu ngga apa-apa?”

“Rena… kamu masukin apa ke minumanku?”

“Apa maksudmu?”

Tubuh Zar langsung ambruk sebelum menjawab pertanyaan Renata. Gadis itu terdiam di tempatnya, menatap tubuh Zar yang jatuh di bawah kakinya. Abbas, Yuke dan Daus langsung muncul ketika Zar pingsan. Mereka membawa masuk Zar ke dalam mobil. Richie datang kemudian menyeret Renata ke mobilnya.

Keempat pria itu bersama dengan Zar dan Renata memasuki lobi sebuah hotel. Yuke dan Daus memapah tubuh Zar, seolah-olah pria tersebut mabuk. Setelah mendapatkan kunci kamar, mereka segera membawa masuk Zar. Yuke, Daus dan Abbas masuk lebih dulu ke kamar dan membiarkan Renata memapah Zar ke kamar.

Abbas mengacak-acak seprai, tak lupa dia membuang bantal dan guling ke lantai. Renata membaringkan Zar ke kasur. Yuke membuka kemeja yang dikenakan Zar, kemudian Richie meminta Renata mencakar punggung pria itu. Sambil memejamkan matanya, Renata melakukan semua yang diperintahkan Richie. Gadis itu memalingkan wajahnya saat Yuke membuka semua pakaian Zar.

Dari arah kamar mandi Daus keluar dengan junior yang sudah menegang. Dia baru saja bersolo karier dengan menonton film dewasa dan sudah saatnya menyemburkan lahar panasnya. Pria itu sengaja menjatuhkan cairan kentalnya ke dekat sel*ngkang*n Zar. Kemudian menutupi tubuh polos pria itu dengan selimut. Richie kemudian mendekati Renata, mencengkeram erat rahang gadis itu.

“Tiga jam lagi kamu keluar dari sini. Ingat.. kamu harus berakting sebaik mungkin. Oh.. jangan lupa tetesi darahmu di seprai.”

Richie mengedipkan sebelah matanya kemudian melepaskan cengkeramannya. Dia memberi kode pada teman-temannya untuk segera pergi meninggalkan kamar tersebut. Baru saja dia hendak keluar, terdengar suara Renata. Sebelum meninggalkan hotel Richie memerintahkan seseorang menghapus rekaman cctv yang memperlihatkan dirinya dan teman-temannya.

“Damar dan Dygta… kamu harus mengembalikannya ke panti.”

Tak ada jawaban dari Richie. Pria itu langsung keluar bersama dengan ketiga temannya. Renata hanya mampu duduk terdiam di atas sofa sambil memandangi Zar yang masih belum terbangun dari tidurnya.

Tiga jam kemudian, sesuai instruksi, Renata bersiap keluar dari kamar. Dia sengaja membuat pakaiannya sedikit sobek di sana sini. Rambutnya juga dibuat acak-acakkan. Setelah meneteskan darah dari luka di jari telunjuknya, Renata keluar dari kamar. Dia berjalan dengan langkah terseok meninggalkan kamar hotel.

Maafkan aku, Zar.. aku akan menerima semua kebencianmu padaku. Maafkan aku, aku tidak berdaya.. Damar.. Dygta, kakak harap kalian baik-baik saja.

🍁🍁🍁

PRANG!

Sebuah pot yang ada di teras panti terjatuh ketika Irzal mendendangnya hingga hancur berkeping-keping. Renata semakin takut melihat pria di depannya yang sudah benar-benar dikuasai amarah. Dia menundukkan kepalanya ketika Irzal mendekatinya.

“Kenapa kamu tidak mengatakannya padaku atau bang Rakan?!” kesal Irzal.

“Aku… aku…”

“Kenapa?!! Harusnya kamu datang pada kami saat Richie mengancammu! Dasar bodoh!!”

“Bie..” Rakan mencoba menenangkan Irzal.

Irzal menjauhkan diri dari Renata, kemudian merogoh saku celananya. Dia segera menghubungi Fathir, kepala keamanan keluarga Ramdhan. Tak butuh waktu lama, pria itu segera menjawab panggilan.

“Halo..”

“Cari keberadaan Damar dan Dygta.”

“Baik, bos. Ada lagi?”

“Bawa juga sepasang suami istri yang mengadopsinya ke markas.”

“Siap.”

Setelah menghubungi Fathir, Irzal kembali mendekati Renata. Keadaan gadis itu sudah sedikit tenang sekarang. Walau masih was-was jika Irzal mendekat padanya.

“Kamu.. datangi keluarga Zar dan minta maaf pada mereka. Lakukan itu sebelum terlambat. Lalu ceritakan semua yang dilakukan Richie dan teman-temannya. Biar mereka yang mengejarnya.”

“I.. iya.”

“Besok pagi kamu harus datang ke rumah Zar dan ceritakan semua yang terjadi. Kalau sampai jam sembilan pagi kamu belum melakukannya, maka aku sendiri yang akan menyeretmu ke sana.”

Tanpa menunggu jawaban Renata, Irzal segera meninggalkan tempat tersebut. Rakan memilih tetap tinggal untuk menenangkan Renata. Sikap Irzal barusan sudah membuat gadis di sampingnya ini ketakutan.

“Ikuti semua yang dikatakan Irzal. Dia melakukan ini demi kebaikanmu. Kamu tahu keluarga Hikmat seperti apa. Dia memang keras dan seperti tidak berperasaan, tapi dia melakukan ini untuk melindungimu.”

“Iya, bang.”

“Sekarang kamu masuk. Istirahatlah. Jangan khawatirkan Damar dan Dygta. Fathir sedang melacaknya.”

Rakan mengusap puncak kepala Renata. Gadis itu kemudian berdiri dan masuk ke dalam bangunan panti. Setelah Renata masuk, barulah Rakan meninggalkan tempat tersebut.

🍁🍁🍁

Renata menundukkan kepalanya dalam-dalam ketika semua mata yang di ruangan menatap ke arahnya. Tepat jam tujuh pagi, gadis itu sudah berada di rumah Kenzie. Seperti yang diperintahkan Irzal, dia menghadap untuk meminta maaf pada seluruh keluarga, terutama pada Zar.

“Kenapa kamu melakukannya? Apa salah Zar padamu?” terdengar suara Nara yang pertama menanggapi pernyataan maafnya.

“Maaf tante.. saya memang salah. Saya.. terpaksa.”

“Terpaksa? Enak sekali kamu bicara seperti itu. Apa kamu tahu apa yang menimpa kakakku?”

“Arsy..”

Arsy terdiam begitu mendengar suara Kenzie. Namun begitu dia masih belum melepaskan tatapan tajamnya pada gadis di depannya. Apalagi semalam Irzal justru membelanya, membuat dirinya bertambah kesal. Sedang Zar sedari tadi hanya diam. Dia sudah muak melihat Renata.

“Siapa yang menyuruhmu melakukan itu?” akhirnya Kenzie membuka suaranya.

“Richie..” jawab Renata pelan.

“Oh.. jadi kamu komplotannya si kadal buluk,” celetuk Zar.

Renata mengangkat kepalanya, kemudian menatap pada Zar. Pandangan pria itu kini sudah berubah. Tak ada lagi tatapan hangat, kini pandangan matanya dingin dan menyiratkan kebencian yang dalam padanya.

“Maafkan aku karena sudah memfitnahmu. Tapi aku memang terpaksa melakukannya. Kamu boleh percaya atau ngga. Kamu juga boleh menganggapku komplotan Richie. Aku tidak peduli. Tapi aku melakukan semuanya karena sebuah alasan. Bukan maksudku membela diri, tapi aku melakukannya demi menyelamatkan orang yang kusayang.”

Kepala Renata kembali tertunduk ketika merasakan matanya mulai memanas. Dirinya kembali teringat akan Damar dan Dygta yang sampai saat ini masih belum diketahui keberadaannya. Tetesan air berjatuhan dari kedua matanya. Didorong nalurinya sebagai ibu, Nara berpindah duduk ke samping Renata kemudian menarik gadis itu ke dalam pelukannya.

“Maafkan saya, tante,” Renata mulai terisak.

“Richie.. apa dia mengancammu?” tanya Kenzie.

“Iya. Dia membawa pergi Damar dan Dygta,” jawab Renata di sela-sela tangisnya.

“Siapa mereka?” tanya Nara.

“Mereka… adik-adik di panti.”

“Ya Allah.. mas.. apa kamu tidak bisa bantu mencarikannya?”

“Irzal sudah mengurusnya.”

Arsy menolehkan kepalanya ketika Kenzie menyebut nama Irzal. Sepertinya semalam Irzal ingin membujuk Renata mengatakan semua kebenaran. Oleh karenanya pria itu meminta dirinya untuk pulang. Namun begitu Arsy masih tetap kesal, karena ditarik dan dipaksa pulang oleh pria berjuluk es kering itu.

“Richie.. dia terlalu pengecut bekerja sendirian. Siapa yang bersama dengannya?” akhirnya Zar tak bisa menahan mulutnya untuk tidak bertanya.

“Abbas, Yuke dan Daus.”

Terdengar desisan kesal Zar mendengar jawaban Renata. Ternyata mereka semua yang menyebabkan masalah padanya. Tanpa berkata apa-apa lagi, Zar segera pergi meninggalkan rumah. Dia ingin menemui Imron untuk mencari keberadaan Richie cs. Dia yakin sekali kalau para pengecut itu sudah bersembunyi di suatu tempat.

“Assalamu’alaikum..”

“Waalaikumsalam. Masuk, Zal..”

Abi menyambut kedatangan Irzal dengan senyum manisnya. Mantan CEO Metro East ini sudah mendengar gonjang-ganjing yang kemarin terjadi di perusahaan. Dia juga sudah mendapat laporan dari Arsy soal Irzal yang membela Renata. Namun pria itu hanya tertawa saja saat sang cucu membabi buta menyalahkan Irzal.

Dengan sebuah dus kue di tangannya, Irzal mendekati Abi. Dia mencium punggung tangan Abi kemudian meletakkan dus kue ke atas meja. Pria itu mengambil duduk di samping Abi. Selain untuk membicarakan masalah kemarin, Irzal memang sengaja ingin menengok Abi di rumahnya.

“Apa ini, Zal?”

“Kue. Triple chocolate. Tapi kakek jangan banyak-banyak makannya, takut diabetes.”

“Hahaha… paling Geya yang habiskan. Ini dari Most & More Coffee kan?”

“Iya, kek.”

“Itu tempat favorit Geya kalau nongkrong sama temannya.”

Irzal hanya menjawab dengan senyuman. Usaha kedai kopi rintisan sang kakek, sampai saat ini masih tetap berdiri. Walau sempat mengalami pasang surut, namun kedai kopi tersebut masih memiliki banyak pelanggan sampai saat ini. Salah satu menu andalannya adalah kue yang dibawa Irzal saat ini, Triple Chocolate.

“Masalah kemarin sepertinya sudah hampir selesai. Kakek dengar Zar sedang mencari Richie.”

“Iya, kek.”

“Bagaimana dengan Damar dan Dygta.”

“Fathir masih mencarinya.”

“Apa kamu butuh bantuan?”

“Tidak usah kek, terima kasih. Sebentar lagi kami pasti menemukannya.”

“Kakek percaya dengan kemampuan tim keamanan keluarga Ramadhan. Tapi jangan sungkan kalau membutuhkan bantuan.”

“Iya, kek.”

Tahu akan kedatangan Irzal, Nina meminta Geya membuatkan minuman untuk tamu sang kakek. Gadis itu segera membuatkan teh manis hangat kemudian membawanya ke depan. Mata gadis itu langsung tertuju pada kotak kue di atas meja. Melihat nama More & Most Coffee, gadis itu penasaran dan langsung membukanya.

“Whuaaa triple chocolate!”

“Iya, kesukaanmu. Bilang makasih sama Irzal.”

“Makasih ya, kak. Tau aja kesenangan aku. Kakak naksir aku ya?”

“Hah?”

“Hahahaha… sudah sana masuk, jangan ganggu kakek.”

Tanpa disuruh, Geya segera membawa masuk kue kesukaannya ke dalam. Irzal memandangi Geya yang tengah masuk ke dalam. Cucu keluarga Hikmat memang luar biasa tingkahnya. Setelah Arsy, lalu Stella, kini Geya juga bertingkah ajaib.

“Sepertinya Arsy sangat kesal padamu. Pagi-pagi kakek sudah menjadi tong sampahnya.”

“Mungkin dia kesal karena aku menyuruhnya pulang saat menemui Renata. Dengan caranya, Renata tidak mungkin akan membuka mulutnya, makanya aku menyuruhnya pulang.”

“Hahaha… Arsy memang seperti itu. Tapi biarkan saja, nanti juga kesalnya hilang.”

“Iya, kek.”

“Oh ya, apa kamu kenal dengan dokter Rafa?”

“Dokter Rafa yang spesialis bedah jantung? Dokter Rafa yang mengoperasi opa Kevin?”

“Iya. Kamu kenal?”

“Kenal, kek. Kenapa?”

“Opa Kevin sedang mencoba menjodohkan Aya dengan dokter Rafa. Tapi sepertinya pria tua itu kesulitan. Kamu bisa kasih tahu informasi soal dokter Rafa?”

🍁🍁🍁

Mulai modus lagi nih Abi🙄

1
Mimi Sanah
ya Allah hahahaha bales dendam terseruh 😃😃😃😃
Mimi Sanah
gaweannya pingsan Bae kamu diki hahahaha 😃😃😃
Mimi Sanah
kok jantung ku bertabuh yah 😀😀😀😀
Mimi Sanah
ini setan apa sule 😀😀😀😀
Mimi Sanah
tamar oh tamar aku yakin dia pawang mu stel 😀😀😀
Mimi Sanah
itulah titisan mu ke , masa muda mu mulut mu pedes level seribu kek 😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
hahahaha modus kek'bi mah biar rencananya mulus😁😁😁😁😁
Mimi Sanah
yg penting cerita nya bagus dan nyambung di otak ku Thor 😁😁😁🙏🙏🙏🙏
Mimi Sanah
titisan kakek Abi 😀😀😀😀
Sulisbilavano
gantengnya cantiknyaaa
Sulisbilavano
kok rakan kyk zain ya...bpk agen rahasia sebelah🤭🤭🤭
Sulisbilavano
cantik dan ganteng
Sulisbilavano
thor aku baca ini dah ke3 kalinya ngak bosen aku baca ini...novelnua baguuus bgt
Wiwie Aprapti
boleh lahhhhh idenya kakek abi
Wiwie Aprapti
saat ini juga ada pelatihan bultang yg di sponsornya Taufik hidayat kak, semacam akademi gitu, ada beberapa muridnya yg udah bertanding profesional namun blom ada yg di rangking teratas sihhh
Wiwie Aprapti
wehhhhhh...... paksu mana...... paksu.... pengen ngajakin bikin telor gulung sosis nihhhh🤣🤣🤣🤣🤭😛
Wiwie Aprapti
kannnnnnnn iya kannnnnnn hutang 🤭
Wiwie Aprapti
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣kalo yg ini mungkin ngutang 🤭🙃😁😛
Wiwie Aprapti
alhamdulillah.... aku sama paksu udah 2 kali kesini kak, gara-gara rekomendasi kakak, aku dan keluargaku jadi tau tempat indah yg ga jauh-jauh dari Jakarta jadi sekalian aku ajak liburan keluarga paksu sama keluarga ku ke tempat yg udah kakak rekomendasi, fulll cakep banget. . 👍👍🙏
Wiwie Aprapti
kak.... waktu bulan puasa tahun ini, paksu kan di pindah tugas ke Jakarta, awal puasanya selama seminggu kita ke Geopark cileutuh, aku penasaran sama semua tempat yg Arya kunjungi, ternyata memang benar Indah bangett.... terimakasih ya kak, buat info tempat wisata yg ada di sekitar Bandung
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!