Ellen merencanakan misi besar untuk menghancurkan pernikahan Freya dan Draco.
Apa yang sebenarnya terjadi diantara mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PKM BAB 30 - Penerima Bunga
"Pertandingannya dimulai!" gumam Ellen yang mengamati dari balik teropongnya.
"Apa memang permainannya tidak berbahaya?"
Ellen melihat tombak yang dibawa oleh peserta sangatlah besar dan kelihatannya tajam sekali. Terbukti saat pertandingan pertama yang kalah menderita pendarahan di kepala karena lawan menyerang helm besinya.
"Kenapa aku jadi khawatir!" Ellen jadi mencemaskan Draco.
"Cih, buat apa aku mencemaskan laki-laki yang tidak peduli padaku! Sadarlah Ellen, dia hanya ingin tubuhmu!"
Ellen membuang jauh-jauh kecemasannya yang tidak berarti, dia terus mengawasi sampai giliran Kerel tiba, lelaki itu benar-benar melakukan pertandingan sampai menang.
Kemudian giliran Draco yang membuat semua orang menyaksikan dengan seksama.
"Come on, Drac," batin Freya yang sangat mengharapkan kemenangan suaminya. Dia harus mendapatkan bunga kemenangan itu supaya semua orang tahu siapa Queen De Servant.
Dan sesuai harapan, pertandingan pertama Draco menang dengan mutlak karena lawan langsung terjatuh dari kudanya.
Pertandingan terus berlanjut sampai beberapa kali Draco dan Kerel menang.
Akhirnya mereka bisa masuk ke pertandingan final, di sini para klan lain mengakui kehebatan mafia De Servant.
"Sebaiknya, aku bersiap-siap," gumam Ellen seraya membuka pakaian yang dia kenakan. Ellen mengganti pakaian dengan pakaian terbuka yang seksi.
Ellen juga menggunakan mantel bulu yang biasanya Freya gunakan.
Setelah selesai, Ellen mencoba memberi kode pada Ruzel.
"Aku datang ke stadion!" lapornya.
Ruzel yang mengamati dari layar komputernya di perpustakaan segera meretas semua kamera yang ada di stadion. Bocah itu sekarang mengambil alih kamera.
"Tutup matamu, Kid," tambah Ellen.
"Jangan menganggapku anak kecil," protes Ruzel yang membuat Ellen tertawa.
Sebelum memulai pertandingan final, Draco mengelus kuda kesayangannya. Dia menempelkan keningnya pada kuda berwarna hitam itu.
"Sebentar lagi selesai jadi bertahanlah!" Draco kemudian menepuk kudanya dan naik.
Sementara Kerel sendiri sudah siap, dia akan membantu Draco mengembalikan nama baiknya supaya julukan king mafia boneka akan menghilang berganti menjadi the real king mafia.
Pembawa acara memanggil Draco dan Kerel untuk bersiap ke garis pertandingan. Keduanya saling berseberangan, saat ini mereka menatap sebagai musuh bukan teman seperti biasanya.
Saat lonceng tanda permainan dimulai, Draco dan Kerel maju dengan kencang dengan kuda mereka.
"Trang! Trang!"
Terdengar tombak keduanya saling beradu, Kerel memberikan perlawanan yang dengan cepat ditangkis oleh Draco.
"Lumayan, Drac," komentar Kerel.
"Diamlah!" Draco memberikan serangan balasan yang berhasil dihindari oleh Kerel dengan mudah.
Pertandingan itu begitu menegangkan sampai Draco mengangkat ke atas tombaknya kemudian dia putar untuk menyerang perisai Kerel dengan mengerahkan seluruh tenaganya.
"Brak!"
Perisai langsung retak ditambah tombak Draco yang mengenai helm besi Kerel.
Kerel terjatuh dari kuda yang membuat penonton bersorak.
"King Draco..."
"King Draco..."
Draco membuang helm besinya seraya mengangkat tombak kemenangannya.
"Akhirnya..." Freya berdiri di pagar pembatas bersiap menerima bunga kemenangan dari suaminya.
Pada saat itu, Draco sudah mengambil bunga kemenangan yang dari awal pertandingan sudah berada di sebuah tempat kaca.
Tapi, matanya teralihkan oleh Ellen yang tiba-tiba datang dengan penampilannya yang mencuri perhatian semua orang.
Draco menghentikan kudanya sejenak, dia menatap Ellen dan Freya bergantian. Karena dari awal niatnya supaya Ellen cepat pergi, dia mendekat ke arah perempuan itu.
"Selamat atas kemenanganmu, King," ucap Ellen seraya membungkukkan badannya.
Draco tidak menanggapi tapi dia menjulurkan satu tangannya untuk memberikan bunga kemenangan itu pada Ellen.
"Saya merasa terhormat!" Ellen menerima bunga kemenangan itu. Dan sesuai rencana, Ellen menarik tangan Draco sembari mencondongkan wajahnya.
Ellen mencium bibir Draco dari pembatas pagar dan Ruzel memusatkan kamera ke arah keduanya. Tidak sampai di situ, Ruzel menampilkan ciuman Ellen dan Draco di layar LED yang ada di stadion.
Satu stadion heboh melihat adegan ciuman itu.
"Oh, my eyes," ucap Ruzel karena melihat Ellen yang sengaja melumaat bibir Draco di sana.