NovelToon NovelToon
CINTA DIBALIK CADAR

CINTA DIBALIK CADAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Misteri / Perjodohan / Nikahmuda
Popularitas:2.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mom Kane

Pesta pernikahan telah usai, disebuah kamar hotel Presidential suite room yang telah disulap menjadi kamar pengantin yang indah dan megah ternyata tak membuat kedua pengantin baru itu bahagia.

" Ku harap kau tak pernah menampakkan wajah buruk rupamu itu dihadapan ku" ucap laki laki yang telah berstatus menjadi suaminya.

" Pernikahan ini hanya paksaan dari ibuku saja. Karena aku telah memiliki kekasih yang sangat aku cintai, dan aku akan menikahinya. Ku harap kau paham akan posisimu.
Mari kita jalani kehidupan kita seperti orang asing tanpa ikut campur urusan pribadi masing-masing" ucapnya lagi sambil memunggungi istrinya.

Danira meremas gaun pengantinnya sambil menangis dalam diam mendengar setiap kata yang dilontarkan dari mulut suaminya.

" Baik lah, jika itu keinginan anda. Semoga Allah mengampuni setiap ucapan yang anda berikan kepada saya" jawab Danira dengan lantang kepada suaminya.

Bagaimana akhir dari perjalanan rumah tangga mereka?

Akankah berakhir bahagia atau sebaliknya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mom Kane, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29. Menjemput

Di gedung Garayudha Company, Gavino berdiri berkacak pinggang, memarahi karyawan-karyawannya.

Sejak ibunya menghilang, Gavino semakin kejam dan tak mengenal belas kasih. Setiap karyawan yang melakukan kesalahan sekecil apapun itu, langsung saja dipecat. Seperti saat ini, Gavino memarahi habis-habisan OB yang membuat kopinya terlalu manis, padahal itu hanya masalah sepele, tapi tidak menurut Gavino.

Dia merasa semua orang yang ada disekelilingnya turut adil dalam masalah hilangnya sang ibu. Dia tak mempercayai siapapun, Gavino semakin mengerikan. Sudah hampir 1 Minggu ini, yang Gavino lakukan hanya marah-marah tidak jelas, semua anak buahnya sudah dikerahkan untuk mencari keberadaan ibunya namun masih nihil. Stevani pun tak luput menjadi sasaran kemarahannya, tidak ada kata-kata manis seperti biasa, Gavino merasa dunianya runtuh, saat kehilangan sang ibu.

Dretzzz

Dretzzz

Ponsel Gavino diatas meja bergetar, Dia melirik lalu mengabaikannya, tidak ada nama, yang ada hanya Nomer baru yang tertera di layar, 5 kali panggilan tidak dijawab. Tak lama nomer yang sama muncul lagi dilayar, Gavino geram dan menggeser tanda jawab.

" Hallo ". Jawab Gavino dengan Suara Bariton dingin. Namun dari sebrang telpon hanya diam, tak menjawab sapaan Gavino.

" Jika kau tak ingin bersuara, aku matikan". Saat Gavino ingin mematikan telponnya, terdengar suara wanita dari sebrang.

" Bocah tengik kurang ajar....!! beraninya kau membentak mami-mu hah??"

Deg*

Gavino terdiam, masih menerka-nerka benarkah ini maminya.

"Mami..?" panggilnya dengan nada lirih " ini benar-benar suara mami?, tanyanya lagi masih tak percaya.

"Haahhh.."

Terdengar helaan nafas dari sana.

"Apa sekarang kau sudah lupa suara mami-mu sendiri ?".

" Mami...mami dimana sekarang?, apa mami baik-baik saja? katakan mami dimana? biar aku segera menjemput mami sekarang?". Cecer Gavino Linglung, dia berputar-putar mondar-mandir sambil memegang keningnya dengan tangan kiri, Sean dan OB yang ada didepannya hanya diam memperhatikan sang bos.

" Kau tenang saja.., mami baik-baik saja, mami sehat".

" Bagaimana aku bisa tetang, jika aku belum melihat dengan mata kepalaku sendiri. Sekarang cepat kirimkan alamat mami, aku akan datang menjemput".

" Baik lah..baik lah, nanti mami akan minta Danira mengirimkan alamatnya".

" Danira ..?". Gavino menautkan alisnya bingung.

" Iya, dia wanita yang telah menolong mami. Sudahlah nanti saja mami ceritakan semuanya kepadamu, mami hanya ingin mengabarkan kalau mami baik-baik saja".

" Mami matikan dulu telponnya".

Sambungan telpon pun terputus.

Tring....**

Suara pesan WhatsApp masuk, berisi alamat tempat maminya saat ini.

" Sean ?".

"Iya tuan "

"Siapkan mobil, kita jemput ibuku sekarang, aku sudah mendapatkan alamatnya". Suaranya terdengar senang.

"Dan kau, hari ini aku maafkan kembali ke pekerjanmu". Perintahnya pada OB yang telah puas Gavino marahi.

" Terima kasih tuan ". ujar OB itu, sebelum berlalu pergi.

" Huuhh..selamat ". Cicit OB sambil mengelus dadanya.

" Ayo... kenapa kau masih diam saja disini, aku bilang siapkan mobil". Suara Gavino mulai meninggi lagi, melihat Sean tak bergerak.

" Maaf tuan,...sepertinya anda tidak bisa pergi".

Gavino menoleh melihat wajah Sean." Kenapa tidak bisa ?".

" 10 menit lagi anda ada pertemuan dengan perusahaan dari China, untuk menandatangani kontrak kerja".

" Aku tidak perduli, jadwalkan ulang pertemuannya".

" Tidak bisa tuan, Mr. Tong Xii Lie sudah dalam perjalanan, mungkin sudah ada di lobby".

" Aahhh....sial ". kesalnya, Dia lupa kalau hari ini adalah pertemuan penting yang tidak bisa digantikan oleh siapapun.

" Biar saya saja yang menjemput nyonya besar, saya berjanji akan membawanya pulang dengan baik dan selamat. Saya menjamin dengan nyawa saya ". Sean berujar dengan wajah datarnya, serius dan tegas. Gavino tampak berpikir sejenak.

" Hhhmmm...!! Baiklah, aku percayakan padamu". Pasrah Gavino.

...****************...

" Ini nak, terima kasih ". Ny. Calina memberikan Ponsel Danira, tersenyum.

" Iya Ibu,...Apa ibu selalu berbicara seperti itu kepada putra ibu ". tanya Danira, Dia merasa lucu melihat perdebatan ibu dan anak itu tadi, menurutnya seperti Tom & Jerry.

" Iya...setiap kali bicara padanya, rasanya asam lambungku selalu naik".

" Ha.ha.ha.ha...Ibu lucu sekali, Anak-anak ibu sangat beruntung, bisa memiliki seorang ibu seperti anda". Ujar Danira terdengar tulus, namun terselip nada lirih.

" Ibumu juga beruntung, bisa memiliki anak sebaik dan sholehah seperti kamu nak". Ny. Calina mengelus tangan Danira lembut.

" Eemmm...aku juga berharap begitu, semoga ibuku diatas sana mengatakan seperti yang ibu katakan barusan untukku". lirik Danira menunduk

.

Ny. Calina mengeratkan genggam tangannya, menyadari sesuatu dari balik kata-kata Danira. " Maaf kan saya,..! saya tidak bermaksud membuatmu sedih".

" Tidak apa-apa ibu, aku sudah baik-baik saja. Ini semua sudah takdir, Allah lebih menyayangi mereka. Mungkin sekarang mereka sedang tersenyum bahagia di surganya Allah". ujar Danira, sambil mengaminkan sendiri ucapnya dalam hati.

" Mereka..? apa maksudmu mereka seluruh keluargamu nak ?". Ny. Calina makin penasaran. Danira hanya menjawab dengan anggukan.

"Ya Tuhan...,saya tidak bisa bayangkan betapa sedihnya kamu saat menghadapi semua itu. Tapi saya yakin, kalau kamu adalah wanita yang kuat dan pilihan". Ny. Calina memeluk Danira dengan erat, seakan menyalurkan rasa simpati dan sayangnya.

" Mulai hari ini kamu tidak sendiri, anggap saya sebagai ibu kamu, walaupun kita baru saja bertemu tapi saya sudah merasa sangat menyayangi kamu. Kamu mau kan menjadi putri saya "?. Tanya Ny. Calina sambil melepaskan pelukannya, melihat Danira.

Mata Danira mengembun, didalam Burqa nya Danira sudah meneteskan air mata, Dia merasa bahagia mendengar ucapan Ny. Calina yang mau menjadi ibunya.

Danira menganggukkan kepalanya cepat, tanda setuju, Danira menangis hingga bahunya bergetar. Dia menangis bukan karena sedih, tapi ini adalah tangisan bahagianya.

Selain Umi Siti, sekarang Danira sudah memiliki ibu lagi yang bisa dia peluk.

" Terima kasih...terima kasih sudah mau menjadi ibuku". ujar Danira tulus.

" Tidak nak, seharunya saya yang berterima kasih, sudah bersedia menjadi putri saya". Ny. Calina berucap sambil meneteskan air mata lalu memeluk Danira lagi. Entahlah Ny. Calina merasakan perasaan yang berbeda dengan Danira. Rasa sayangnya tumbuh begitu saja tanpa melihat wajah ataupun status Danira. Danira benar-benar berbeda seakan dibalik cadarnya penuh cinta untuk semua orang.

Pelukan mereka terlepas, saat mendengar deruman mobil berhenti didepan rumah.

Tok...

Tok..

Tok..

" Permisi ". Suara ketukan, disusul suara pria terdengar dari luar.

" Nah...mungkin itu anak ibu sudah sampai, aku buka pintunya dulu ya bu, ibu tunggu saja disini". Nya Calina mengangguk, Danira beranjak keluar untuk membukakan pintu.

Ceklek**

Handle pintu diputar, Danira bisa melihat punggung seorang pria menggunakan setelan jas hitam, sedang berdiri membelakanginya.

" Maaf, anda cari siapa?". suara lembut Danira, membuat pria itu memutarkan tubuhnya. Sean melihat Danira dibalik kacamata hitamnya, dari atas sampai bawah, tak ada yang terlihat, semuanya tertutup.

Sean mengernyitkan dahinya, merasa aneh.

Apa karna aku menggunakan kaca mata hitam ini. Batin Sean.

Sean melepaskan kacamatanya, lalu melihat lagi kearah Danira. Tetap sama berarti bukan kacamata nya yang salah. pikir Sean.

" Apa benar ini rumah Nona Danira ". tanya Sean dingin.

" Iya saya sendiri, maaf anda mencari siapa ?".

" Apa benar Ny. Calina Ada disini ". tanya Sean lagi memastikan.

" Ahhh..anda putra Ibu Calina ya..?, tunggu sebentar saya akan membawa ibu keluar". Danira berlalu, tanpa menawarkan Sean untuk masuk.

" Ibu, Putra ibu sudah ada didepan, kita keluar sekarang ya Bu. sebentar saya ambilkan kursi roda ibu dulu". Danira berjalan ke sudut ruangan kamar, mengambil kursi roda untuk Ny. Calina.

" Ibu siap ya, maaf saya akan mengangkat tubuh ibu sedikit kasar". Danira meminta ijin, Ny. Calina mengangguk.

" Bismillahirrahmanirrahim". Danira memasukkan tangannya diantara ketiak Ny. Calina, dia memeluk Ny. Calina dengan erat takut Ny. Calina terjatuh, pelan-pelan Danira mendudukkannya di kursi roda. lalu mendorongnya keluar.

Sean yang masih setia berdiri didepan pintu, melihat Nyonya besarnya keluar dengan kursi roda, segera membungkukkan setengah badannya memberi hormat.

" Selamat Sore, Nyonya Besar". Salam Sean, Danira yang melihat itu menautkan alisnya.

Jadi ini bukan anak nya, nyonya besar ? aku kira ibu hanya orang biasa, ternyata....Batin Danira berdialog sendiri.

Danira sudah menduga jika Ny. Calina termasuk orang kaya terlihat dari wajahnya ketika lebam-lebam, dan bengkak sudah mulai samar. Tapi dia tidak menyangka jika lebih dari itu.

" Kenapa kau yang menjemput ku, kemana anak tengik itu ?."Mata Ny. Calina mencari keberadaan Gavino.

" Maaf Nyonya, Tuan Gavino tidak bisa datang menjemput anda, karena ada pertemuan penting". jelas Sean.

" Oohhh...!! jadi lebih penting pertemuan itu dibanding maminya sendiri hah?.. benar-benar si kutu kupret, berlagak saja tadi ingin menjemput ku, nyatanya malah di wajah es balok abang-abang becak yang datang". Ny. Calina mulai bersungut-sungut, tidak habis pikir dengan anak nya yang lebih mementingkan pekerjaan dibandingkan dirinya.

" Bukan begitu Nyonya, sebenarnya tadi tuan sendiri yang.....!!".

" Sudah...sudah,..aku tidak butuh pembelaanmu untuknya, aku tau kau pasti membela si upil kera itu karena dia Bos-mu kan, Cihhh...aku kesal sekali". Wajah Ny. Calina terlihat merah padam menahan kesalnya.

" Jangan-jangan, kalian tidak pernah berusaha mencari ku ya?". tuduhnya pada Sean.

" Tidak..tidak Nyonya, kami mencari anda selama 1 Minggu ini, sampai-sampai tuan Gavino tidak pernah istirahat karena mengkhawatirkan anda". Ujarnya jujur.

"Heeekkk.. Aku tidak percaya". Dengus Ny. Calina. Sean mulai kehilangan akal, bagaimana cara meyakinkan Nyonya besarnya ini. Ternyata lebih sulit dari menghadapi Gavino yang sedang mengamuk.

" Ibu..sudah jangan marah-marah, ingat ibu baru saja sembuh, nanti asam lambung ibu naik lagi". Canda Danira yang melihat kekesalan diwajah Ny. Calina.

" Hahahahahahha..ha, kau bisa saja nak". Wajah Ny. Calina yang tadi merah menahan kesal, langsung berubah cerah kembali hanya dengan candaan receh Danira. Sean yang melihat interaksi keduanya merasa heran, apakah semudah ini membuat Nyonya besarnya bisa dekat dengan orang asing.

Selama Sean bekerja dengan keluarga Pradiksa, Ny. Calina tipikal orang yang paling sulit didekati, tapi jika sudah mengenal beliau, Dia adalah manusia terheboh sejagat raya.

" Maaf Nyonya apa kita bisa pulang sekarang". Ajak Sean, Ny. Calina melirik Sean lalu berpindah melihat Danira.

" Ibu sudah siap pulang ?." tanya Danira pelan, berjongkok disamping kursi roda.

Wajah Ny. Calina berubah sendu, ada rasa rindu pada anak-anaknya tapi dia juga tak ingin jauh dari Danira dan Khalisa.

Danira bisa melihat kerinduan Dimata Ny. Calina tapi juga enggan untuk meninggalkannya.

" Ibu...!! jika ibu ingin pulang tidak apa-apa".

" Lalu kamu dan Khalisa ?". Ada rasa khawatir di ada bicara Ny. Calina.

" Aku dan Khalisa akan baik-baik saja disini, ibu tenang saja, jika nanti ibu sudah bisa berjalan lagi, ibu bisa datang kesini bertemu saya dan juga Khalisa". Danira memberikan pengertian dengan halus. Ny. Calina bisa merasakan ketulusan Danira, walau hanya dengan suaranya tapi Ny. Calina bisa tau kalau Danira menyayanginya.

"Baiklah, tapi kamu harus janji kamu dan Khalisa harus baik-baik saja disini, jangan pindah diam-diam ya". Ny. Calina mengingatkan dengan tersenyum, mengelus kepala Danira. Danira mengangguk setuju.

" Ya sudah ibu tunggu disini, aku ambil dulu obat-obatan ibu ya". Danira berujar, berlalu masuk kedalam rumah. Danira keluar sambil menggendong Khalisa.

" Ibu ini obatnya, diminum dengan teratur ya Bu? Khali Salim sama Oma dulu nak, Omanya mau pulang". Khalisa seperti paham, Balita itu mengulurkan tangannya meminta Ny. Calina melakukan hal yang sama, kemudian Khalisa mencium punggung tangan Ny. Calina dengan liurnya.

" Khalisa... baik-baik ya sama bunda disini, Oma pulang dulu, Oma akan datang lagi buat main sama khali". khalisa memperlihatkan barisan gusi yang masih kosong terisi 2 gigi mungil bagian bawah.

" Nona..., Terima kasih banyak sudah membantu dan menyelamatkan Nyonya besar". Sean berkata sambil menundukkan kepalanya sebagai tanda terima kasih. Danira hanya mengangguk sebagai jawaban.

" Mari Nyonya".

" Danira, saya pulang dulu ya... Assalamualaikum".

" Waallaikumsalam".

Sean mendorong kursi roda Ny. Calina menuju mobil yang ada dihalaman, diikuti beberapa bodyguard dibelakang mereka.

......................

...Bersambung......

1
Heny Purwati
gag sabar buat lanjutannya
Busia Mtp
Biasa
Busia Mtp
Buruk
bhunshin
ceritanya menarik
bhunshin
sean jgn kau bawa bos mu yg sedang dimabok cinta ke rumah sakit,kasih kecubung aja biar makin 🤣🤣🤣🤣
bhunshin
kutu ayam, berarti merki donk 🤣🤣🤣
bhunshin
cantiknya si danira sampe² adik ipar yg perempuan pun sampe ngiler ngeliat kecantikan wajah kakak iparnya...siap siap kau paksu bilma mana kau juga baru mengetahui kecantikan wajah istri mu dibalik cadar
bhunshin
kutu ayam🤣🤣🤣
Neulis Saja
yg pasti gavino ada rasa malu karena terlalu sombong terhadap danira yg dianggap perempuan yg jauh dari kata kaya bahkan melebihi kekayaan yg dimiliki oleh Gavin, makanya jadi orang don't judge a book by it's cover
Annie Soe..
Bukan sekedsr karya halu yg bagus, tapi ada nilai plusnya,
Suka dgn penjelasan2 agamanya,
Tetaplah berkarya. thx thor..
Neulis Saja
next
Neulis Saja
oh stevani hamil sama siapa? sorry she has many boyfriends so confused, who got her pregnant ?
Neulis Saja
wow awesome 👍
Neulis Saja
siapa yg ingin masuk jangan2 yg akan mencelakai danira
Neulis Saja
mungkin akan memperkenalkan istrinya yg belum dipublikasikan dan akan menjadi kejutan karena istrinya juga seorang pebisnis
Annie Soe..
Laahhh ngegantung,
Ayo donk up date thor sayaanggg,
ditunggu...
Annie Soe..
Gea niy si oneng tingkat tinggi deh./Facepalm/
Annie Soe..
Keknya othor agak2 random juga ya,,
Hehehe,, peace thor /Pray/
Abisnya karya orhor actionnya seru plus kocaknya banget..
Pokoknya lap yu thor, sehat selalu & semangat terus berkarya ya..
Annie Soe..
Hwahaha,,,
Mami & anak kembarnya sama2 random....
Lanjuuttt thor...
Neulis Saja
ya sudahlah kalau tdk paham mah jgn di bahas karena ini ranah org dewasa yg sdh berumah tangga dan kamu gea mana mengerti ok? shut up 🤫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!