NovelToon NovelToon
Babysitter-ku Maduku

Babysitter-ku Maduku

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Poligami / Selingkuh / Penyesalan Suami
Popularitas:2.3M
Nilai: 4.9
Nama Author: Aysha Siti Akmal Ali

Ketabahan Arini benar-benar diuji. Selama 6 tahun menikah, Arini tidak juga dikaruniai seorang anak dalam rumah tangganya bersama Dodi Permana. Hinaan, caci maki dan perlakuan tidak adil selalu ia dapatkan dari Ibu mertuanya.

Namun, Arini tetap tabah dan sabar menghadapi semuanya. Hingga sebuah badai besar kembali menerpa biduk rumah tangganya. Dodi Permana, suami yang sangat dicintainya berselingkuh dengan seorang wanita yang tidak lain dan tidak bukan adalah Babysitter-nya sendiri.


🚫 Warning! Cerita ini hanya untuk Pembaca yang memiliki kesabaran tingkat dewa, sama seperti tokoh utamanya. Cerita ini memiliki alur cerita ikan terbang yang bisa membuat kalian kesal 💢 marah 💥 dan mencaci maki 💨😅 Oleh sebab itu, jika kalian tidak sanggup, lebih baik di skip saja tanpa meninggalkan hujatan buat othor, yeee ...

❤ Terima kasih ❤

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Aysha Siti Akmal Ali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29

Tak terasa sudah dua bulan Anissa bekerja bersama keluarga Dodi. Seiring berjalannya waktu, Anissa pun sudah mulai terbiasa dengan situasi dan kondisi di tempat itu.

Sore itu, setelah pulang bekerja, Dodi ikut bersantai di ruang depan bersama Arini dan juga si kecil Azkia. Dua bulan terakhir, sikap Dodi terhadap Azkia terlihat semakin manis. Ia begitu menyayangi bayi mungil itu sama seperti anak kandungnya sendiri. Bahkan tidak jarang Dodi mengajaknya jalan-jalan di sekitaran komplek tanpa merasa canggung dan malu lagi.

"Uh, anak Ayah semakin pinter aja. Benar 'kan, Bu." Dodi meraih Azkia dari pelukan Arini kemudian menciumi pipi mungilnya berkali-kali.

Tiba-tiba Anissa hadir di ruangan itu dengan membawa nampan berisi dua gelas teh hangat dan segelas kopi manis untuk Dodi. Wanita itu tersenyum kemudian tanpa sungkan menyambar ucapan Dodi barusan.

"Ya iyalah, Mas Dodi. Azkia 'kan memang pinter. Kan dia anaknya Mas Dodi," celetuk Anissa sembari meletakkan gelas teh dan kopi yang ia bawa ke atas meja. Tepat di hadapan Arini dan Dodi.

Arini terdiam kemudian menatap Dodi yang tampak serba salah. Selama ini Arini tidak pernah menceritakan asal usul Azkia kepada Anissa. Jadi wajar saja menurutnya, jika Anissa berkata seperti itu. Sedangkan Dodi juga terdiam dan tidak ingin menanggapi ucapan Anissa barusan.

"Diminum donk, Mbak Arini, Mas Dodi. Minuman itu khusus kubuatin khusus untuk kalian, loh," ucapnya sambil tersenyum manis menatap pasangan itu.

Arini menyunggingkan senyuman tipis kepada Anissa. "Terima kasih banyak, Nis. Seharusnya kamu tidak usah repot-repot begini. "

"Ehm, aku ingin ke kamar kecil dulu." Dodi mengembalikan Azkia ke pelukan Arini kemudian melenggang pergi.

"Loh, kopinya tidak diminum dulu, Mas?" tanya Arini yang tampak tidak nyaman karena Dodi meninggalkan tempat itu tanpa menyentuh kopi buatan Anissa sedikit pun. Ekspresi wajah Anissa pun tampak berubah. Yang tadinya terlihat begitu senang, tiba-tiba menjadi sendu.

"Nanti saja. Aku sudah kebelet," jawab Dodi yang akhirnya menghilangkan dari pandangan Arini dan Anissa.

"Maafkan Mas Dodi ya, Nis. Mas Dodi memang suka begitu," ucap Arini.

"Ah, tidak apa-apa, Mbak. Aku tidak mempermasalahkan hal itu, kok!" jawab Anissa sambil tersenyum getir.

Makan malam pun tiba, semua orang tengah berkumpul di ruangan itu, termasuk Anissa. Ketika Bu Nining ingin mengambil centong nasi, Anissa bergegas mengambilnya terlebih dulu.

"Sini, Bu. Biar Nissa bantu," ucap Anissa sambil tersenyum hangat.

"Eh, tidak usah, Nis. Aku bisa sendiri, kok," tolak Bu Nining. Namun, Anissa tidak peduli, ia tetap melayani wanita paruh baya tersebut.

Sementara Anissa tengah asik melayani Bu Nining, Dodi dan Arini terdiam sambil memperhatikan wanita itu. Jauh di lubuk hati Arini yang paling dalam, ia benar-benar merasa iri.

Kenapa Bu Nining bisa menerima keberadaan Anissa dengan begitu mudahnya. Sementara dirinya tidak pernah dianggap, padahal selama enam tahun mengabdi di keluarga mereka.

Tidak sekali dua, Arini mencoba bersikap baik kepada Ibu mertuanya itu. Namun, bukannya mendapatkan perlakuan yang sama, malah sebaliknya. Bu Nining akan bersikap menyebalkan dan tidak henti menghardiknya. Alasan Bu Nining melakukan hal itu hanya satu, 'Arini mandul'.

"Terima kasih banyak, Anissa. Kamu memang wanita idaman. Aku yakin, siapapun yang akan menjadi suamimu nanti, pria itu akan menjadi pria paling beruntung di dunia ini," tutur Bu Nining yang memang dengan sengaja mengucapkan hal itu untuk menyentil hati Arini.

"Ah, Ibu bisa aja," jawab Anissa sambil tersipu malu.

Dodi mencoba untuk tidak mendengarkan obrolan kedua wanita itu dan ia mulai meraih piring dan ingin mengisinya dengan makanan. Namun, lagi-lagi Anissa mencari muka. Wanita itu meraih tangan Dodi kemudian berucap.

"Ah, sini Mas Dodi. Biar aku bantu," ucap Anissa, mencoba mengisi piring milik Dodi dengan nasi.

"Tidak usah, Anissa. Biar aku saja! Aku 'kan istrinya. Sebaiknya kamu duduk saja dan nikmati makan malam mu," sela Arini sembari merebut centong nasi tersebut dari tangan Anissa kemudian meletakkan nasi tersebut ke atas piring Dodi.

"Ehm, baiklah, Mbak. Maaf," lirih Anissa sembari duduk kembali ke kursinya.

Sedangkan Dodi tersenyum puas, lelaki itu terlihat sangat senang. "Terima kasih, Sayang."

"Sama-sama. Makan yang banyak ya, Mas." Arini juga melengkapi nasi tersebut dengan lauk pauk lengkap.

"Astaga, Arini. Sebenarnya niat Anissa itu baik, kenapa kamu bersikap seperti itu? Dia 'kan hanya ingin membantu Dodi saja," celetuk Bu Nining dengan wajah menekuk.

"Bukan begitu, Bu. Aku 'kan istrinya Mas Dodi, tidak sepantasnya aku membiarkan wanita lain melayaninya. Maafkan aku, Anissa. Aku tidak bermaksud menyinggung perasaanmu," tutur Arini.

"Tidak apa, Mbak. Lagi pula Mbak bener, kok," sahut Anissa dengan wajah sendu.

"Halah, bilang saja kamu cemburu, 'kan?!" lanjut Bu Nining.

"Bu, sudahlah! Kita ini sedang duduk di depan rejeki, tidak bisakah Ibu berdamai untuk sementara waktu?" kesal Dodi.

"Seharusnya kamu bilang itu ke Istrimu, Dodi. Bukan sama Ibu," ketus Bu Nining.

...***...

1
Putra Perdana
Luar biasa
Khay le
Semangat arini..
Lilijani Martini
betul ibu Yen Margaret, seharusnya laki2 yg berkhianat kena tulah , tp kenyataan nya malah kebalikan , merasa dirinya hebat ,
🔵❤️⃟Wᵃf‌🇸‌‌🇦‌‌🇷‌‌🇦‌‌🇸‌①
baru sadar Doni yang mandul BKN arini
Ira
Dulu pas pembagian otak dimana ya suci kok bodoh..
Erina Munir
takdir ...meureeuun
Dewi Dama
lanjutttt....semangat...
Dewi Dama
sedih bangat..kasian Arini...lebih bsik di ceraikan sy thoorrr...
Dewi Dama
Luar biasa
Dewi Dama
iyaa.. thoorrr...bagus...jln cerita nya juga bagus kok...
Dewi Dama
semangat thorrr...
Nina Pudjiastuti
diawal cerita aja udah Bombay.
penasaran nih kita /Grin//Grin/
Nur Lailaljk00 Khamarudin
hendra sama suci aja.
£rvina
kena juga tuh c ikan asin/Yawn/
£rvina
dimata hendra kamu kaya ikan asin, yg mau biasanya kucing liar n kucing kampung. klo kucing2 mahal gak mau ikan asin /Facepalm//Tongue/
£rvina
Luar biasa
£rvina
gemes deh sama bumer satu ini, pengen tak cubit ginjalnya/Cleaver//Hammer/
Ahsin
drpd sakit hati trs knp gak berpisah sj arini
Viaa
*tersungging
Dyah Oktina
hendra kasih yg gadis dong thor...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!