Tak saling kenal, Tak pernah bertemu. Namun Semesta yang menuntunmu. Itulah takdir, tak pernah ada yang tahu bagaimana kedepannya. Soal jodoh ada yang berwarna, ada yang kelam , ada yang penuh keseriusan, dan ada juga yang penuh dengan canda tawa.
Shazfa Aiysha Humaira atau sering dipanggil Sasa, seorang Mahasiswi yang memiliki tiga orang sahabat yaitu Safia (Sapi), Fathulila (Patul) dan Fifa (Pipa). Bukan sahabat namanya jika tidak mengganti nama asli sahabatnya.
Shazfa pernah jatuh cinta dengan seorang Ustadz bernama Sakha, tapi sayang takdir berkata lain karena Sakha dijodohkan dengan Patul. Mengikhlaskan adalah hal yang sulit sampai akhirnya datang seorang lelaki dengan gagahnya ingin menikahinya. Lelaki yang sebelumnya tidak ia kenali, tidak bertegur sapa namun ternyata ia lah jodohnya.
Ya, Begitulah Takdir. lalu, siapakah lelaki gagah itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ai Bori, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Nikah Dadakan
Tak terasa jam sudah memasuki pukul 17.00, makanan sudah tertata di tempatnya dan sudah ditutup dengan rapat, bentangan tikar juga sudah di letak . Acara khitbah memang sengaja di adakan sederhana karena hanya di hadiri orang terdekat saja.
Di tempat lain, Keluarga Gus Sakha sudah berada di kota yang sama, namun mereka sedang beristirahat di rumah saudaranya sejenak. Sementara kakaknya Gus Sakha berhalangan hadir karena mengikuti seminar di luar kota.
Baju yang akan di kenakan Patul sudah di ambil oleh salah satu santri dari butik, dan saat ini akan diberikan ke kamarnya Patul.
tok tok tok...
"Assalamu'alaikum Ning"
"Waalaikumussalam" sahut the guys . Lalu Sasa membuka pintunya.
"Afwan teh, mau antarkan gaun ini untuk Ning Lila" kata santri tersebut sambil memberikan gaun yang ketutup paperbag.
"Oh iya, terima kasih ya" sahut Sasa dengan senyumannya.
Lalu Sasa menutup pintunya lagi dan berjalan ke arah Patul yang sedang melamun.
"Tuan Putri, baju anda sudah datang" kata Sasa sambil tertawa.
"Sa, aku teh kenapa ya ga bisa pura-pura bahagia kaya kamu sekarang ?" pertanyaan yang dilontarkan Patul membuat Sasa seperti kenak cambukan.
deg!
Suasana kembali tegang, Sapi yang biasanya heboh kini menjadi kalem begitupun Pipa yang biasanya suka main game di ponselnya kini harus menenangkan sahabatnya.
"Loe ini ngomong apa sih Patul sayang? siapa bilang gue pura-pura bahagia? gue itu bahagia, sangat bahagia malah. Siapa sih yang gak bahagia lihat sahabatnya mau tunangan, udah gila kali gue kalau sampai kaya gitu" ucap Sasa sambil tertawa.
"Soal hati kamu?" Tanya Patul yang ternyata masih belum percaya.
"Hati gue? udah gue kubur hidup-hidup hahaha" sahut Sasa ngasal. "Gue udah ngubur perasaan gue ke Gus Sakha Tul, udah ah jangan loe ingat-ingatin lagi, gue aja udah lupa " lanjut Sasa lagi.
"Benar itu Tul kata Sasa, lu harus berdamai dengan takdir lu" sahut Pipa yang sedari tadi diam .
"Aku cuma mau nambahin, cinta itu nanti akan hadir karena telah terbiasa, begitupun juga sakit. semua akan terlihat biasa saja jika terbiasa" ucap Sapi yang gak mau kalah.
***
Ba'da Isya, semua sudah pada siap. Patul juga sudah di dandan oleh Sasa yang kebetulan pintar ber make-up.
ceklekkk
"Masyaallah anak Ummah" celetuk ummah saat masuk melihat putrinya.
"Cantik gak Ummah?" sahut Sasa
"Cantik banget, masyaallah. Ini teh siapa yang dandan?" sambil melirik satu persatu.
Kemudian semua menunjuk Sasa , yang ditunjuk malah salah tingkah "Weiiiih santai dong"
Ummah tersenyum "hatur nuhun neng geulis, kamu teh baik pisan, semoga kelak mendapatkan jodoh yang shalih, bertanggung jawab dan bisa membimbing kamu untuk lebih taat pada Rabbi, sehidup sesyurga, aamiin"
"Aamiin, makasih banyak Ummah" sahut Sasa sambil memeluk Ummah yang sudah dianggapnya menjadi Ibunya.
Ummah pun membalas pelukan yang sudah dianggap nya juga putrinya, apalagi ia tahu tentang perasaan Sasa pada calon menantunya.
"Ya sudah, kalian teh siap-siap ya, tamunya bentar lagi teh datang" kata ummah sebelum pergi keluar.
Pipa yang sedang bermain ponsel menghadap jendela tiba-tiba tersentak kaget sampai menjatuhkan ponselnya .
prangggg
"Astaghfirullah" gumam mereka bersamaan.
"Ada apa sih Pa? kok loe yang gugup gitu?" celetuk Sasa
"Bentar deh guys, itu keluarga Gus Sakha sudah datang" kata Pipa
"Ya bagus dong" Potong Sapi
"Hadeuuh Sapi, hobi banget sih motong pembicaraan orang, ntar gua potong juga lu baru tau rasa" kesal Pipa membuat kami tergelak.
"Eh gua serius ini, gua lihat Gus Sakha pakai pakaian putih kaya calon pengantin gitu , bawa seserahan juga tuh noh lihat iya kan?" sambung Sapi lagi membuat kami melihat ke jendela.
Beberapa detik kemudian mereka juga memandang baju Patul yang senada warnanya dengan Gus Sakha.
"Tul, loe---- loe mau nikah?" celetuk Sasa yang kaget
Patul hanya menggeleng "Sudah aku duga, pasti seperti ini. Hufff, aku teh mau tamat dulu baru nikah, Abah sama ummah kenapa tega pisan ya sama aku" lirihnya membuat yang lain menjadi iba .
Mereka semua memeluk Patul yang malang, gadis yang tidak mengetahui hari pernikahannya bersamaan dengan hari lamarannya.
"Loe yang sabar ya Tul, loe pasti bisa" semangat Sasa pelan karena ia juga masih sangat shock
"Sasa, maafin aku" lirih Patul.
"Loe jangan nangis, ini bukan salah loe dan ga ada yang salah disini ." ujar Sasa.
"Tul jangan nangis dong, kasian Sasa" ucap Sapi membuat kami semua melotot ke arahnya
"Woy woy woy, kenapa pada lihatin aku gitu? aku belum siap ngomong, kasihan Sasa udah capek makeupin kau Tul, itu yang mau ku bilang" jelas Sapi membuat kami semua terkekeh
***
Sasa kembali merapikan dandanan Patul, beberapa tetes air mata Patul sedikit merusak make up nya. Patul dan yang lainnya juga memutuskan untuk pura-pura tidak mengetahui rencana Abah dan Ummah.
ceklek
"Masyaallah anak Ummah dandan lagi?" ucap Ummah di balik pintu sambil berjalan mendekati kami.
"Iya ummah, biar tambah cantik" sahut Sasa sambil merias Patul
"Lila, anak Ummah..." ucap ummah terjeda, mereka setia mendengarkan, sedangkan Sasa berhenti merapikan jilbab Patul.
"Maafin Ummah" lirih Ummah.
"Ummah teh jangan ngomong begitu" sahut Patul sambil memegang pundak Ummah nya .
"Ummah sudah merahasiakan semuanya, mulai dari perjodohan kamu bahkan saat ini juga, Ummah merahasiakan pernikahan kamu"
"Maksud Ummah?"
"Anak Ummah hari ini bukan hanya di khitbah, tapi juga di Sah . Gak apa-apa kan nak? kamu Ridho?"
Patul mengangguk "Patul Ridho, Patul ikhlas, yang terpenting sekarang kebahagiaan Ummah dan Abah"
Ummah menahan tangisnya sambil memeluk anak gadisnya itu.
Tak lama kemudian dari dalam kamar terdengar suara lantang mengucapkan Ijab Qabul, semua berjalan dengan khidmat sampai terdengar .......
SAH......
Alhamdulillah..
Patul meneteskan kembali air matanya, bukan hanya Patul namun juga ketiga sahabatnya terutama Sasa.
"Selamat ya Tul" ucap ketiganya sambil memeluk Patul.
"Sudah, sekarang kita keluar dulu yuk" pinta Ummah.
Patul didampingi oleh Ummah untuk keluar, dan kini sudah berhadapan dengan sang suami yang tak lain adalah Gus Sakha.
Patul menyalim tangan Gus Sakha, kemudian Gus Sakha mencium sekilas pucuk keningnya Patul. Tak lupa pula Gus Sakha memegang ubun-ubun Patul sembari membacakan do'a untuk nya.
Hal yang lebih mengagetkan adalah, Gus Sakha juga menghadiah Al Kahfi pada Patul. Suaranya terdengar sangat merdu, banyak orang yang tersentuh.
***
"Kita balik aja ke kost yuk, gak enak masa iya ganggu pengantin baru" celetuk sapi saat lagi menikmati hidangan..
"Benar juga" Sahut pipa dan Sasa.
Kini mereka sudah berada di depan Gus Sakha dan Patul.
Deg!
Jantung keduanya tak karuan, namun mereka sama-sama berusaha menetralkan nya.
"Sa, lu gak apa-apa kan?" bisik Pipa
insya allah mampir kak, ttp smbgat kak💪
salah fatan jg knpa dia gak ngomong sma suami si indah klo dia itu udah tunangan kan pasti suami indah gak bakal nyuruh nikahin indah