Nestapa Istri Pertama CEO Terkenal

Cukup lama Elsa mengobrol dengan mertua nya,mereka asyik membahas tentang kondisi Daren setelah di antar berobat oleh kedua orang tua nya.calon pewaris Mahendra ini benar-benar di jaga oleh Nenek nya.tanpa di sadari wanita tua ini jika Elsa sudah berkata bohong kepada nya.nyata nya di kamar sebelah tubuh Daren tetap panas setelah cukup lama menangis ingin di gendong oleh Mama nya.di kasih minum susu juga tidak mau apalagi di tawar kan bubur oleh baby sitter.

Orang-orang yang membantu menenangkan Daren tidak ada yang berani mengusik Elsa di kamar nya,sikap kejam dan sombong dari wanita itu membuat mereka lebih memilih diam demi kesehatan telinga dan mental.

" Kenapa suara mu seperti itu Elsa?" tanya Bu Niken kepada menantunya.

" Aku...Aku baru saja bangun tidur Ma,semalam bergadang karena menjaga Daren yang rewel." jawab Elsa berdusta.

Aneh sekali dengan sikap Elsa, seharusnya dia langsung saja mengadu kan sikap keterlaluan Dewangga kepada mertua nya ini, pasti mereka akan menegur dan memarahi Dewangga habis-habisan. Namun demi menjaga harga diri supaya tidak terhina membuat Elsa menyimpan sendiri sakit yang di torehkan oleh suami nya.belum lagi suami nya pasti akan marah jika dia mengadu kepada orang tua mengenai rumah tangga mereka.

" Apa benar seperti itu? Bukan karena habis menangis kan?" tanya Bu Niken memastikan.

Di ujung telpon Elsa menjadi salah tingkah,ingin rasa nya dia mengakhiri sambungan telpon takut salah ngomong.tapi nanti wanita paruh baya ini akan semakin curiga terhadap nya.mertua nya ini juga pasti akan marah dengan sikap lancang nya jika sampai benar-benar mengakhiri sambungan telepon secara sepihak.

" Bukan Ma." jawab Elsa singkat lalu tertawa kecil untuk menutupi kegugupannya.

"Kalau ada apa-apa sama Kamu jangan ragu hubungi Mama, nanti malam kalian jadi ke sini kan?" tanya Bu Niken lagi,Elsa di buat pusing dengan pertanyaan tersebut.

Elsa menepuk jidat nya sendiri,kenapa juga bisa lupa dengan rencana yang sudah jauh hari mereka susun,kalau seperti ini dia harus mencari alasan lain lagi agar mertua nya percaya dengan apa yang dia katakan.mana mungkin dia bisa mencari Dewangga dalam waktu singkat.alamat rumah tempat tinggal suami nya bersama istri pertama nya saja Elsa tidak tahu karena dari awal Dewangga sudah mewanti-wanti dia agar tidak mengusik Malika.

" Kayak nya nggak jadi deh Ma,Daren juga masih rewel karena habis demam, apalagi Mas Dewangga juga ada pekerjaan,ini aja dari tadi di ruang kerja belum keluar-keluar lagi." rasa nya lega sekali setelah dia berhasil menemukan alasan yang menurut nya paling pas.tapi Elsa tidak boleh senang begitu saja.

Bu Niken tidak mudah menerima alasan apapun,kini kecurigaan nya semakin memuncak setelah mendengar penjelasan tidak masuk akal dari Elsa.jika sedang menginap di rumah Elsa pasti Dewangga tidak akan menolak jika di minta datang makan malam di rumah orang tua nya.kalau masalah Daren rewel.ada baby sitter yang mengurus nya.Bu Niken sangat yakin telah terjadi sesuatu di antara anak dan menantunya.

" Ya sudah kalau begitu,Kamu lanjutkan istirahat saja,Daren biar sama baby sitter nya dulu,besok kita atur lagi acara makan malam nya." Bu Niken akan mencari tahu sendiri apa yang sudah terjadi dalam hubungan anak dengan menantu kesayangan nya.

Mana mungkin Bu Niken rela kehilangan menantu pilihan nya sendiri,susah payah mendapatkan menantu yang setara dan Bu Niken akan melakukan apapun demi mempertahankan rumah tangga Dewangga serta Elsa.

" Iya Ma." balas Elsa dalam hati merutuki kebodohan yang tetap di pelihara nya.

Elsa menggenggam ponsel nya dengan kuat,wajah sembab di sembunyikan di antara kedua kaki nya.baru satu tahun menikah dan menjadi istri kedua dari Dewangga,tapi sudah banyak rasa sakit yang harus di tanggung nya sendirian.Elsa tak berdaya di bawah tekanan Dewangga sementara Dewangga sendiri berada di bawah tekanan orang tua yang kejam.

" Malika...Aku pasti bisa mendapatkan Dewangga sepenuhnya,Kamu hanya sampah dalam rumah tangga kami."

" Aku akan membalas semua nya! Kamu tunggu saja pembalasan ku." teriak Elsa sampai terdengar ke luar kamar.baby sitter yang menjaga Daren pun bergegas membawa Daren turun ke lantai satu agar bayi kecil ini tidak kembali menangis setelah mendengar suara teriakan ibu nya.kasihan kalau bayi kecil ini menangis lagi,semua asisten rumah tangga kewalahan untuk menenangkan nya.

" Kamu bukan tandingan ku! Kamu benar-benar murahan... Aku akan mengembalikan Kamu ke tempat asal mu." lanjut Elsa menaruh rasa benci yang teramat besar terhadap Malika.padahal ini semua bukan salah Malika karena Malika merupakan korban dari mereka berdua.

Hiks...Hiks...

" Padahal Aku kaya punya segala nya,Aku juga berpendidikan tinggi.kecantikan ku lebih dari yang Malika miliki." kata Elsa di sela tangis nya.

Elsa memang tidak mau kalah dari Malika,semua perawatan wajah sudah di coba nya demi bisa mengalahkan kecantikan Malika yang memang sudah cantik dari sana apalagi di tambah dengan perawatan,semakin menyala lah kecantikan Malika membuat Elsa uring-uringan.Elsa juga tidak ragu mempermak wajah nya ke luar negeri demi bisa terlihat cantik di mata suami nya.

Uang bulanan nya juga tidak mau kalah dari Malika,semua uang pemberian Dewangga habis begitu saja di tangan istri kedua nya.berbeda dengan Malika yang sangat pandai mengatur keuangan sampai bisa membantu kehidupan anak panti asuhan.ini lah yang di sukai oleh Dewangga dari istri pertama nya.sikap lemah lembut yang Malika miliki membuat Dewangga nyaman berada di samping istri pertama nya.

Bara keluar dari ruang kerja tepat pukul 05.00 pagi.di dapur sudah ada Bibi yang sedang menyiapkan sarapan untuk majikan nya.Dewangga keluar dengan penampilan yang berantakan dan rambut acak-acakan.Bibi sampai melongo melihat kancing kemeja Dewangga yang tidak masuk ke dalam lubang nya.

" Apa tadi malam Malika turun makan malam Bi?" tanya Bara yang langsung ketiduran setelah melakukan permainan solo di dalam kamar mandi.

" Tidak Tuan,Bibi sudah panggil Nyonya ke kamar tapi tidak ada jawaban." jawab Bibi .

Hidangan makan malam yang sama sekali tidak tersentuh oleh siapapun lalu di bagi Bibi kepada bapak-bapak yang sedang ronda, Bapak-bapak itu dengan senang hati menerima pemberian Bibi,tidak lupa juga Bibi menambahkan satu bolu berukuran besar agar cukup untuk menemani malam bapak-bapak yang ronda.sudah hampir tengah malam Bibi berjaga menunggu majikan nya keluar untuk makan, tetapi kedua nya malah betah berdiam diri di kamar.pagi ini Bibi di buat syok ketika melihat Dewangga yang keluar dari ruang kerja.kalau saja Bibi tahu Dewangga tidur di sana,pasti Bibi akan menggedor pintu ruangan tersebut sampai tuan nya keluar.seperti nya hubungan kedua majikan nya sedang merenggang.tidak biasa nya juga nyonya muda tidak makan malam padahal sedari pulang tadi Malika sama sekali tidak menyentuh makanan yang ada di dapur.

" Ya sudah cepat siapkan sarapan nya, nanti biar Aku yang panggilkan Malika."perintah Dewangga mengusap wajah yang setengah mengantuk.kalau bukan karena perut yang berbunyi akibat tidak makan dari siang,pasti Dewangga akan tetap melanjutkan tidur nya.belum lagi kepala nya juga masih pusing pengaruh minuman yang dia habis kan dalam sekejap.

" Siap Tuan, sebentar lagi sarapan nya akan selesai." patuh Bibi dengan bersemangat mengaduk nasi goreng kambing kesukaan Malika.siapa tahu nyonya muda akan makan dengan lahap sarapan buatan Bibi.biasa nya Malika akan memasak sendiri sarapan untuk mereka berdua termasuk Bibi juga tapi pagi ini Malika sangat berbeda.

Dewangga sudah bergeser ke arah kulkas mencari air dingin untuk membasuh tenggorokan yang masih terasa pahit.

Dewangga meremas gelas yang terasa dingin sambil menatap ke lantai atas tempat Malika mengurung diri.Malika harus makan bagaimana pun cara nya.dia yang memberikan luka kepada istri nya maka dia juga yang akan menyembuhkan luka itu.

Setiap rumah tangga pasti akan ada saja masalah termasuk rumah tangga yang di jalani oleh Dewangga.sejauh ini Dewangga tetap bertahan meskipun merasa kesusahan dengan memiliki dua ratu dalam satu istana.Dewangga juga mati-matian agar bisa bersikap adil tanpa sepengetahuan Malika istri pertama nya.dia merasa kasihan kepada anak nya jika sampai mencerai kan Elsa begitu saja.

Menceraikan seseorang harus memiliki alasan yang kuat.poligami tidak di larang tapi juga tidak di sarankan .lihat saja nanti apa yang akan terjadi di dalam istana nya Dewangga.sekali saja Elsa berulah maka Dewangga akan memanfaatkan kesempatan itu untuk menceraikan istri kedua nya.dia hanya akan mempertahankan Malika bagaimana pun cara nya akan dia tempuh agar Malika tetap menjadi istri nya.

Setengah jam kemudian sarapan untuk Malika sudah tersusun rapi di atas meja makan berikut segelas susu hangat yang selalu menemani pagi hari Malika.

" Bibi kerjakan yang lain saja,Aku akan membawa Malika turun." Dewangga berlalu menuju ke lantai atas untuk membujuk Malika.

Sedang kan Bibi sudah menghilang tidak tahu pergi kemana.

Dewangga menyelusuri kamar yang masih gelap tanpa pencahayaan.jangan tanyakan bagaimana cara pria ini masuk ke dalam kamar padahal sudah di kunci oleh Malika.

" Aku ingin pergi Bu...Aku tidak bahagia dengan pernikahan ini.."

" Mereka semua tega mengkhianati Aku...Aku di anggap bodoh dan tidak berarti untuk mereka semua." dalam tidur nya saja Malika masih memikirkan untuk pergi dari Dewangga.

Lelaki ini menghentikan langkah kaki nya,nurani nya ikut tersentil mendengar jeritan hati sang istri.apa dia egois ingin tetap mempertahankan Malika sementara wanita ini tidak merasa bahagia lagi hidup bersama dengan nya.

" Maafkan Aku... Karena keegoisan orang tua ku dan kebodohan ku ini,Kamu harus mengalami ini semua."lirih nya sembari menatap sosok yang masih tertidur pulas dengan wajah yang masih basah oleh air mata.

" Kamu...." teriak Malika yang terbangun karena merasa tidak nyaman ketika ada seseorang yang memeluk tubuh nya.

Bersambung...