JUARA 2 KONTES BERTEMA BERBAGI CINTA
NOTE : Ide kisah ini berdasar pengalaman author sendiri yang dikembangkan sebagus mungkin.
Season 1 :
Perjuangan seorang wanita cantik bernama Sena yang berusaha menggapai cinta sang suami, Regan Anggara. Regan merupakan mantan dosen killernya yang harus menikah dengannya akibat perjodohan. Sudah 2 tahun hubungan pernikahan mereka namun Sena tak membuahkan hasil untuk mengambil hati dari sang suami, namun alangkah terkejutnya saat Sena memergoki sang suami yang tengah mesum dengan rekan kerjanya. Hati Sena mendadak sakit, pantas saja selama ini tak mau menyentuhnya, rupanya Regan sudah mempunyai wanita lain dan mengaku sudah menikah sirih dengan Maya dan kini tengah mengandung anak dari Regan. Parahnya, orang tua Regan yang selama ini baik dengan Sena ikut menyembunyikan rahasia itu.
Dan jangan lupakan Devan! Pria duda yang selalu ada untuk Sena bahkan siap menjadi suami baru untuk Sena.
Season 2 :
Ketika semuanya tak bisa ia gapai. Dia hanya bisa berusaha untuk tegar. Lika-liku kehidupan ini membuatnya menjadi sangat kuat.
Sena dan Devan berjuang keras untuk mendapatkan momongan.
Namun...... semuanya tak semudah itu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ria Mariana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 30 : Menjenguk
"Jangan bermimpi! Aku tidak mau kembali padamu lagi! Lebih baik kau pergi saja dengan uang dan harta yang telah ku berikan," ucap Regan.
"Tapi Re..."
Regan menepis tangan Maya, Maya menangis sedih sambil mengusap perutnya. Regan begitu tega dengannya dan membuatnya menjadi menyedihkan. Regan kembali masuk ke ruangan yang merawat sang Mama, ia melihat Papanya hanya duduk termenung dan berharap istrinya baik-baik saja.
"Pa, Mama pasti baik-baik saja," ucap Regan.
"Kenapa kau mempersulit dirimu sendiri, Regan? Kau menyembunyikan Zara dan menikahi Sena untuk balas dendam saja. Papa sudah mewanti-wantimu untuk menjaga sikap. Kau bukan anak kecil lagi, kenapa Papa harus selalu menegurmu?"
Regan menghela nafas panjang, ia mengusap wajahnya sembari memijat pelipis kepalanya. Urusan wanita memang tak ada habisnya bahkan dia tak punya pernikahan yang selalu dia impikan. Semuanya musnah diterpa badai yang dia buat sendiri.
"Pah, maafkan aku! Aku janji akan membawa Sena kembali ke keluarga kita."
"Kau masih tidak sadar juga? Sena sudah kau lukai begitu dalam. Sudahlah! Papa sangat kecewa dengamu."
Bram meninggalkan Regan sendirian. Bram keluar untuk menghirup udara segar, ia mengirim pesan pada Sena untuk menanyakan keadaannya. Walau bagaimana pun, Sena tetaplah menantunya yang ia sayangi.
Bram.
Sena, sedang apa?
Sena.
Ini sedang makan malam. Papa sedang apa?
Bram.
Sedang di rumah sakit, istriku terkena serangan jantung.
Sena.
Apa? Aku akan segera ke sana. Mama terkena serangan jantung bukan karena perceraian kami "kan?
Bram.
Bukan, Sena. Papa tunggu ya!
Sena.
Baik, Pah.
Sena mengelap mulutnya menggunakan tisu lalu bergegas menuju ke rumah sakit. Dia makan sendirian di angkringan karena ingin makan nasi bungkus dengan gorengan, untungnya mengidamnya tidak aneh-aneh, walau tanpa suami ia harus kuat.
Setelah membayar, Sena naik ke motornya dan lekas menuju ke rumah sakit.
Dirinya merasa bersalah jika Intan terkena serangan jantung karena perceraian putranya. Walau Intan masih membenci Sena namun Sena tidak mau memikirkan semua itu.
Sesampainya di rumah sakit, Sena segera masuk dan melihat Bram berada di luar. Bram menghampiri Sena dan mengajaknya melihat Intan.
"Mama tidak apa-apa 'kan?" tanya Sena.
"Keadaannya masih belum stabil dan dia belum siuman," jawab Bram.
Sesampainya di depan ICU, Sena terkejut melihat ada Regan. Dia baru sadar jika yang ia jenguk adalah ibu dari mantan suaminya.
"Sena?" ucap Regan.
Sena nampaknya tidak menggubris Regan, ia melihat kondisi Intan dari balik kaca pintu. Bram mengkode Regan untuk menjauh supaya Sena tidak canggung dengannya. Regan paham, ia memilih mengalah terlebih dahulu lalu segera pergi dari sana.
"Sena, Papa lihat kau tambah gemuk?"
"Eh, iya. Bebas dari anak Papa jadi begini."
"Maafkan Regan, ya!"
Sena mengangguk, mungkin dia sudah memaafkannya namun rasa lukanya masih tetap ada dan tidak akan menghilang.
"Regan akan melanjutkan S3 ke Eropa."
Sena nampak terkejut namun mencoba menyembunyikan keterkejutannya.
"Lalu Maya bagaimana?" tanya Sena.
"Entahlah, Regan sudah mentalaknya. Intan pasti sangat terkejut jika mengetahui menantu kesayangannya telah menipunya."
Bram menceritakan apa yang sebenarnya terjadi pada Sena. Sena cukup tau saja karena sudah tidak mengkasihani Regan. Mungkin ini adalah karma bagi Regan karena mempermainkan perempuan. Dia pantas mendapatkannya.
"Hidup Regan sudah hancur akibat kesalahannya sendiri."
Sena menghela nafas panjang dan mencari obrolan lain. Dia tidak ingin membahas masalah Regan karena bukan urusannya. Bram mengelus pundak Sena, Bram tetap akan menjadi orang tua yang baik bagi Sena. 5 menit kemudian, Intan siuman, Bram segera masuk dengan diikuti Sena namun saat melihat wajah Sena membuat Intan marah dan menyuruhnya untuk pergi.
"Pergi! Aku tidak mau melihat wajahmu!" ucap Intan.
Bram menenangkannya dan meminta Sena untuk pulang saja, Bram berterima kasih karena telah mau menjenguk istrinya. Sena lekas pergi namun saat dia keluar sudah terdapat Regan dan Devan yang tengah mengobrol.
"Pak Devan kenapa ada di sini?" tanya Sena.
"Aku ingin menjemput calon istriku tidak boleh?" ucap Devan lalu merangkul Sena.
Regan menatap mereka dengan jengah. Hatinya terasa tercabik-cabik dan merasa sangat panas.
"Regan, kami pulang dulu," ucap Devan.
Devan mengajak Sena untuk pulang, wanita itu sangat heran karena tiba-tiba Devan menyusulnya. Devan menyuruh masuk ke mobilnya dan meminta orang lain mengambil motor Sena. Kini Sena tinggal di rumah Devan masih sebagai pengasuh Kia untuk malam hari saja. Devan sangat khawatir karena Sena berkeliaran sendirian di malam hari.
"Jika Regan tahu kau hamil bagaimana? Dia pasti akan mengejarmu lagi. Jika ada Regan segera menjauh darinya."
"Regan akan segera pergi ke Eropa untuk melanjutkan kuliahnya."
Devan menatap raut wajah Sena biasa saja dan datar sepertinya Sena memang sudah tidak tertarik lagi dengan Regan. Regan telah menyakitinya begitu dalam dan tidak mudah untuk dilupakan. Devan lalu menyerahkan sesuatu untuk Sena, sebuah kalung untuknya. Sena nampak ragu untuk menerima pemberian pria itu.
"Ini untuk apa?" tanya Sena.
"Tadi aku mencari perhiasan untuk Kia dan aku melihat kalung ini yang sangat cocok denganmu," jawab Devan.
Sena menolak dengan halus, ia tak bisa menerima barang mewah itu. Devan tersenyum kecil, mungkin ini momen yang tidak pas untuk memberikan pada wanita yang baru saja bercerai dan patah hati.
"Oke, akan aku simpan dulu. Kau pasti mau menerimanya suatu saat nanti."
Sena terdiam, dia juga tidak mau mengiyakan ucapan Devan. Sena tidak ingin memberi harapan pada Devan dan membuat Devan sakit hati jika memang Sena tidak bisa menerimanya.
Sena memegangi perutnya, ada bayi yang harus ia jaga. Kehamilannya begitu rawan bahkan Sena tidak boleh kelelahan.
Sesampainya di rumah Devan.
Kia langsung memeluk Sena, ia takut jika Sena pergi lagi seperti dulu.
"Tante ke mana saja? Jangan tinggalkan Kia!"
Sena menggeleng sambil mengusap wajah Kia. "Tante hanya cari makan."
Devan melihat kehangatan mereka seperti ibu dan anak. Andai saja Sena bisa menjadi ibu untuk Kia.
"Kia, Tante Sena biarkan istirahat dulu! Kau juga tidur ya," pinta Devan.
"Aku ingin tidur di temani Tante Sena."
"Ya, biarkan dia mandi dulu."
Devan menarik putrinya untuk masuk ke kamar. Sena lekas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang begitu lengket. Di dalam kamar mandi dia teringat ucapan Bram jika Regan akan segera berangkat ke Eropa.
Jauh lebih baik kau memang pergi. Aku juga sudah tidak ingin melihatnya lagi. Pergilah yang jauh dan jangan kembali lagi! Aku bisa menjaga anak ini dengan baik tanpa seorang suami di sisiku. Aku kuat, aku adalah Sena yang kuat.
untung sena udah cerai....
jadi ga ketularan virus edan
obral janji sana.sini...
q baca aja ikutan emosi😡😡
kok bapaknya sena dibawa2