Love For My Three Twins
Seorang gadis tengah menangis histeris sembari sesekali memukul perut ratanya, rambut panjangnya yang biasa terikat rapih kini sudah berantakan. Seisi kamarnya sudah tampak tak beraturan, beruntung apartemen yang ia tempati kedap suara, jadi tak menimbulkan suara mengganggu ke tetangganya.
Ia menatap sebuah testpek yang bergaris dua di sana, hatinya sakit dan marah di saat bersamaan. Ia tak menyangka bahwa kebaikannya pada sahabatnya akan berakhir seperti ini, padahal ia sangat menyayangi kedua sahabatnya itu, tapi yang ia dapat malah sebuah penghianatan.
Safira Almaya, nama gadis yang tengah menangis itu. ia menumpahkan semua emosinya pada tiga orang yang telah membuatnya seperti saat ini, tiga orang itu adalah Sarah, Devi dan Arselo. Arselo memang menikahinya tapi secara siri, tepat pagi harinya saat ketahuan warga, dan dipaksalah mereka untuk menikah, tepat sore hari itu juga dia menjatuhkan talak pada Safira, dan hanya memberikan tunjangan sebuah apartemen kecil untuk ditinggalinya, sedangkan Arselo sendiri sudah pergi ke negara B untuk melanjutkan studi serta membantu perusahaan keluarganya.
Flashback on
Hari ini Safira, Sarah, Devi, dan Arselo berencana untuk berlibur di Puncak, awalnya Safira menolak, karena dia harus bekerja. Meskipun weekend, biasanya Safira tetap masuk kerja, dia hanya seorang pelayan kafe milik orang tua Sepupunya Sarah.
"Fir, ayolah kita liburan ke Puncak. Jarang-jarang lho kita kebetulan kumpul gini," ujar Devi.
"Maaf Devi, Sarah, tapi aku gak bisa. Aku mau kerja, lumayan lho weekend nanti biasanya kafe ramai jadi aku bisa bantu-bantu lebih," jawab Safira
"Aku udah bilang ko sama Om Sehan dan kamu diijinin buat libur dua hari katanya." Sarah berujar.
"lho Sar, ko kamu gitu, sih? Kan aku belum menyanggupinya," kata Safira.
"Habis, kamu selalu nolak kalau kita ajak jalan," jawab Devi sambil memegang tangan Safira.
Dan kini Safira hanya bisa memandang heran kedua sahabatnya itu, yang di tatap hanya nyengir kuda dan menunjukan jari telunjuk dan jari tengah mereka. Mau tak mau Safira akhirnya hanya bisa menuruti keinginan dua sahabatnya itu.
Safira pun berlalu untuk mengambil tas yang ia simpan di loker belakang bangunan kafe itu.
Saat Safira sudah berlalu menuju loker, Sarah dan Devi bertosria sambil menunjukan raut wajah yang tak biasa. Tetapi saat melihat Safira kembali, mereka pun langsung menunjukan wajah sumringah hingga Safira tak menyadari tatapan kedua orang yang ia anggap sahabat itu.
Saat sore hari mereka mulai berangkat dengan menggunakan satu mobil, dan Arselo yang mengemudikannya. Sesaat Safira merasa heran karena tak biasanya sahabatnya mengajak pria untuk berlibur.
"Hai Sar, kalian udah siap berangkat?" tanya Arselo.
"Hai juga El, udah nih. Oh iya, kenalin ini sahabat kami, namanya Safira," ujar Sarah mengenalkan Safira dan Arselo sambil mengedipkan sebelah matanya. Arselo dan Safira pun berkenalan, ia tak menaruh curiga pada siapapun.
"Hai kenalkan, Gue Arselo," ucap Arselo mengulurkan tangannya.
"Salam kenal, aku Safira," jawab Safira menerima uluran tangan Arselo.
"Ok, kita berangkat sekarang ya," kata Arselo pada ketiga gadis itu dan para gadis itu pun mengangguk setelah menyimpan tas mereka di bagasi mobil.
Setelah selesai, mereka pun langsung masuk mobil. Awalnya Safira ingin duduk di kursi belakang, tapi ia kalah cepat dengan Sarah dan Devi. Akhirnya dengan berat hati, Safira pun duduk di sebelah Arselo yang sudah menunggu mereka di balik kemudi, berselang beberapa menit kemudian mobil pun berlalu menembus jalan yang padat karena mereka berangkat bertepatan dengan jam pulang kantor, sehingga membuat mereka terjebak macet.
Menempuh perjalanan yang hampir tiga jam, akhirnya mereka pun sampai di sebuah villa milik keluarga Devi.
Mereka segera menuju ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri dan beristirahat melepas lelah sebentar, sebelum waktu makan malam bersama tiba. Di villa ini sudah ada pengurus rumahnya, jadi mereka tak perlu repot-repot masak.
Beda halnya dengan Safira, dia segera menunaikan shalat magribnya dulu, baru bisa beristirahat. Setelah di rasa cukup beristirahat Safira pun keluar kamarnya dia selalu memakai pakaian yang tertutup meskipun tidak berhijab.
"Bi, boleh saya minta teh jahe hangat?" pinta Safira pada seorang pengurus villa itu.
"Boleh non, silahkan tunggu dulu," jawab bi Munah
Safira pun menuju sofa yang ada di ruangan TV itu sambil menunggu teh jahe pesanannya. Saat sedang menunggu, ia dikagetkan oleh kedua sahabatnya.
"Ngelamun aja, lagi apa?" tanya Sarah
"Lagi nunggu minuman ku, tadi aku minta teh jahe sama bibi," jawab Safira "Cuaca di sini sangat dingin ya beda dengan di kota," lanjut Safira lagi.
Sarah dan Devi hanya tersenyum, mereka sudah biasa ke sini, jadi sudah tidak heran. "Ya itu lah alasan kita untuk berlibur ke sini," jawab Devi.
Setelah minuman datang mereka pun lanjut mengobrol sambil bercanda bersama. Arselo yang tengah beristirahat pun merasa terganggu dengan suara ke tiga gadis itu, akhirnya ia pun memutuskan untuk keluar kamar dan bergabung bersama ketiga gadis itu.
"Non, makan malamnya sudah siap," ujar Bu Munah memberi tahukan majikan dan ketiga temannya.
"Oh iya bi, terimakasih," jawab Devi.
"Guys, makan malam dulu yuk," ajak Devi mengajak ketiga temanya.
"Oke. Yuk, gue juga udah lapar banget," jawab Arselo.
Makan malam ke empat orang itu pun begitu ramai, mereka tak merasa canggung untuk saling melemparkan candaan mereka.
Malam ini ke empat orang itu memutuskan untuk mengistirahatkan tubuh mereka dan berencana besok mereka akan puas-puaskan bermain, jadi setelah makan malam pun mereka kembali ke kamar mereka masing-masing.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 131 Episodes
Comments
Murniyati
baru mulaii
2024-09-09
0
Lina Indahwati
so far cerita ny good lah
2023-05-01
0
Lina Indahwati
harus ny judul my triplets
bukan three twins
klo ini jadi arti ny 3 (kembar) dua ????
2023-05-01
0