Nur Aini seorang gadis piatu yang beragama muslim yang di asuh oleh nenek dan kakeknya, dan sudah di lamar oleh kakak seperguruan tempatnya belajar ilmu agama islam. tapi karena berahli asuh ketangan Pamannya, Aini di bawa ke negara Prancis dan dipaksa pindah agama oleh pamannya, membuat Aini harus memutuskan hubungannya dengan tunangannya.
Setelah kecelakaan, Aini melupakan memori tentang tunangan masa kecilnya, dan kembali ke Indonesia, disinilah Aini bertemu dengan seorang pemuda tampan yang sholeh, sekaligus pengusaha yang terkenal lalu di pinang olehnya yang bernama Ammar Abqori.
Tapi siapa sangka pernikahanya yang baru 2 hari harus merelakan suami tercinta menikah dengan sehabat suaminya.di malam pertamanya. Bagaimana perasaan seorang istri ketika mengijinkan suaminya menikah lagi? bagaimana kisah kehidupan poligami Aini..? Apakah Aini akan kembali ingat dengan tunangannya.. yang bernama Al..?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon anggi (@ngie_an), isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 30. Akad Nikah dengan Nabila
Bali, Pukul 08 : 00.
Atas ijin dari pihak Rs dan dokter, Ammar melangsungkan Akad nikah di ruang VVIP papi Nabila di rawat, sampai saat ini papi Nabila belum membuka matanya.
Acara berlangsung di saksikan oleh pihak dari keluarga Nabila, Tante, Om, Adik Nabila, Anaknya om, Mami dan ayah tiri Nabila dan juga sekertaris papi Nabila.
Sedangkan dari pihak Ammar di saksikan oleh Ainun dan istrinya Aini, serta saksi dari pak penghulunya, dengan tegar Aini mendampingi suaminya mengucapkan icap kabul.
Sakit, Perih ingin rasanya berteriak saat ini juga bagi Aini yang melihat suami yang dicintainya yang baru menikah denganya 4 hari yang lalu kini harus berbagi suami oleh wanita yang tak lain adalah sahabat suaminya sendiri.
Keluarga Aini tidak ada yang tau termasuk ayahnya Robbet dan Galih, kecuali Frans. Aini sengaja mengacam Frans bila dia sampai bilang pada ayahnya.
" Saya nikahkan Nur Aini Bin Robbet...
" Astaghfirullah Ammar... " ucap Tantenya.
" Tenang saja dek Ammar jangan grogi,, tarik nafas... yooo kita mulai lagi... bismiilah saya nikahkan engkau Ammar Abqori.. xxxxxxx" ucap lanjut pak penghulunya.
" Saya terima nikahnya Nabila.... Ai... Aii. bigail.. bin.. Robbet. "
" Ammar saya tak ingin kamu mempermainkan anak saya dengan cara seperti ini... " ucap Marah Mami Nabila yang berdiri, lalu di tenangkan oleh suami barunya.
" Astaghfirullah.. " ucap Nabila yang ingin berdiri tapi di cegah oleh Aini agar duduk lagi ke tempatnya.
"Mas,, Ada Aini disini mas pasti bisa,, Aini akan selalu ada di samping mas. mendampingi mas. mas jangan kawatir mas pasti bisa. " ucap Aini yang berbisik di samping Ammar dan memegang tangannya dengan lembut.
" Yoooo nak, ibu dan Aini akan selalu dukung kamu, konsentrasi,,, kamu pasti bisa. " ucap Ainun.
" Ya allah, sesungguhnya engkau maha mengetahui siapa seseorang yang ada di dalam hati ku ini, sehingga sungguh berat mengucapkan nama wanita lain untuk ku ucap ya allah, ampunilah hambamu ya allah, sungguh berat menerima pernikahan ini untuk ku, tapi kalau engkau sudah mentakdirkannya untuk ku, aku ikhlas melakukannya karena mu ya allah, maka mudahkan lah lisanku, lancarkanlah urusanku bismillah.. " ucap Ammar dalam hati.
" Gimana bisa di lanjut lagi? ingat ya jangan sampai salah sebut lagi,, yo bisa pelan pelan... bismillahi xxxxxx" ucap Pak penghulu yang mengulang nya lagi.
" Saya terima nikahnya Nabila Abigail Bin E xxxxx dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan uang tunai sebesar 100 juta rupiah di bayar tunai." ucap Ammar.
" Bagaimana saksi sah? Sah...! "
" Alhamdulillah... xxxxx" ucap pak penghulu dan yang lainnya.
Semua orang yang ada di ruangan tersebut senang, begitu juga dengan papi Nabila yang tersenyum dan membuka kan matanya, membuat Nabila dan lainnya mengucap kata Alhamdulillah dan ikut senang.
Tapi seketika membuat Aini meneteskan darah dari hidungnya, Ainun yang melihatnya terkejut segera Aini memberikan kode agar tidak membuat panik terutama Ammar.
" Bu,, Aini ke toilet sebentar ya, kalau mas Ammar cariin bilang Aini ke toilet sebentar. " ucap Aini yang menahan darah di hidungnya.
" Biar ibu temeni kamu ya sayang" ucap Ainun.
" Tidak usah bu... gak apa apa Aini bisa sendiri.. ibu gak usah kawatir ya" ucap Aini yang langsung meninggalkan semua orang di dalam ruangan yang sedang melihat papi Nabila sudah bisa membuka matanya begitu juga Ammar yang berada di samping Papinya.
Di dalam toilet.
" Astaghfirullah, sakit bangat pala Aini,, ya ammpunn darahnya gak berhenti henti lagi... aayyyyaaaahhhh........ " ucap Aini dalam hati Aini yang menahan sakiit di kepala.
Seketika Frans pun datang menahan tubuh Aini yang hampir jatuh di dalam wastafel toilet.
" Ya ampun Aini kamu.... " ucap Frans yang menahan Tubuh Aini agar tidak terjatuh
" Kak Frans,, saakiitttt kaakkk gak kuat,, " ucap Aini yang meremas jaket Frans,
"Aini ya Tuhan, kakak bawa kamu ke UGD ya untuk pengobatan. sekalian istirahat. "
" Gak usah kak.. nanti Mas Ammar nyariin, Aini gak mau mas Ammar kawatir, mending kita balik aja lagi ya... "
" Kamu ya masih aja keras kepala gak berubah, pokonya kamu sekarang harus di cek dulu, kalau kamu masih maksain justru nanti Ammar akan kawatir sama kamu, nurut sama kaka sekarang ya.. " ucap Frans yang ingin menggendong tapi di cegah sama Aini.
" Kak tapi berjanjilah sama aku jangan bilang ke mas Ammar selagi Aini di berobat terutama ayah,, innnii.... raaa... hasia kii.. ta. ". ucap Aini lalu pingsan.
" Ya tuhan Aini,,, " Frans langsung menggendong Aini di depan dan langsung berlari menuju ruang UGD.
Disisi lain.
" Loh bu,, dari tadi Ammar gak liat Aini? Aini kemana bu? " ucap Ammar yang mulai panik
" Tadi.... tadi Aini bilang mau ke toilet sebentar.. " ucap Ainun yang juga merasa kawatir pada mantu pertamanya.
" Ke toilet? dari kapan bu? "
" Barusan belum lama" ucap Ainun berusaha mungkin agar Ammar tidak panik mencarinya.
" Ammar liat Aini dulu ya bu. " ucap Ammar yang ingin meninggalkan ruangan tapi di cegah oleh tantenya.
" Ammar... coba kamu duduk dulu di samping Nabila. tante mau mengambil foto kamu. " ucap tantenya.
Ammar akhirnya duduk di samping Nabila,
" Maaf ya abang tinggal sebentar ke toilet, " ucap Ammar.
" Tunggu bang Nabila juga mau ke toilet" ucap Nabila yang menarik tangan Ammar.
" Aduhhh pengantin baru,, gak mau jauh jauhan hahaha" ucap Mama Nabila.
" Awas jangan lama. inget unboxingnya di hotel aja" ledek sepupuh Nabila yang cowo.
Ammar hanya menganggukan kepala dan menggandeng tangan Nabila, Nabila hanya tersenyum senang saat Ammar memegang tangannya membuat kulit mereka bersentuhan.
" Loh Abang kenapa ikut masuk juga ke toilet wanita,? Nabila tau kita memang sudah sah, tapi Nabila malu kalau sampai ada yang melihatnya" ucap Nabila yang ke Ge'Er ran..
" Ah bukan itu maksud abang, abang hanya mencari Aini, soalnya tadi dia bilang ke toilet, tapi sepertinya bukan toilet ini,, " ucap Ammar yang celingak celinguk mencoba melihat ke dalam toilet yang sepi.
" Owwhh" ucap Nabila yang cemburu.
" Kalau gitu abang tinggal dulu ya, kamu mau ke dalam kan? abang mau cari Aini sebentar, gak apa apa kan abang tinggal sebentar? " ucap Ammar
Nabila hanya terdiam tanpa bicara.
" Nanti kalau kamu sudah selesai duluan aja ke ruangan papi nya ya, abang harus cari Aini dulu. " ucap Ammar yang mencium kening Nabila lalu pergi meninggalkannya yang masih terdiam.
" Sesakit inikah harus berbagi suami dengan wanita lain?." ucap Nabila sendiri.
Ammar terus mencari di setiap toilet wanita dan bertanya tapi tidak menemukan istrinya Aini, mencoba menghubungi tapi tidak aktif.
"Aini kamu kemana sayang? kamu sudah janji sama mas,, kamu gak akan meninggalkan mas setelah mas menikahi Nabila" ucap Ammar yang berbicara sendiri.
Ammar mulai panik karena tidak menemukan sosok Aini di sekitar Rs. Ammar mencoba mencari lewat CCTV, tapi sebelum ke ruangan CCTV Ammar melewati ruang Dokter spesialis saraf.
Ammar yang panik berlari mencari Aini tidak sengaja menabrak Frans yang keluar dari ruang spesialis saraf hingga mereka ber dua terjatuh.
" Ya Tuhan apa yang kau lakukan? " ucap marah Frans yang mendorong Ammar.
" Mas Ammar? ada apa kok kamu berlari sampai menabrak kak Frans ?" ucap Aini yang membangunkan suaminya justru malah di peluk oleh Ammar dan Aini pun membalas pelukannya sambil mengelus kepala suaminya penuh dengan rasa bersalah
" Ya ampun Aini.... kamu kemana aja? kamu udah janji sama mas, kamu gak akan meninggalkan mas,, " ucap Ammar yang langsung memeluk Aini dengan erat sambil menangis di pelukan istrinya.
Frans mengisyaratkan dokter untuk berterimakasi dan memberikan no kontak Frans mengenai lebih lanjut sakit yang di alami Aini.
" Mangkanya kalau takut istrinya ilang, di rante aja biar gak kabur kaburan mulu" ucap Frans yang gelay melihat Ammar nangis di depan istrinya.
Sontak membuat Aini memukul Frans dengan tasnya.
" Maafin Aini ya mas,, yang pergi tanpa ijin dari mas, " ucap Aini yang mengusap Air mata Ammar. seakan melihat Ammar seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.
" Mas maafkan, tapi berjanjilah kamu akan menghubungi mas apapun itu kalau kamu mau pergi, jangan buat mas kawatir ok" ucap Ammar yang berdiri dan mengulurkan tangan ke Aini
" Ya Aini janji sama mas, " ucap Aini yang menerima uluran tangan Ammar dan berdiri di samping Ammar.
" Kenapa kamu bisa sama Frans dari ruangan spesialis saraf? siapa yang sakit? "
" Akkuuu taaa... di... " ucap Aini yang bingung harus jawab apa
" Hue yang sakit, tadi gak sengaja ketemu Aini di luar toilet dan meminta dia untuk menemani gue periksa ke dokter spesialis, kenapa keberatan? " ucap dingin Frans.
Walaupun Ammar lebih tua dari Frans, seolah melihat Ammar yang tega menikah lagi membuat Frans tidak takut sama Ammar.
"Alhamadulillah kalau kamu tidak sakit, ya sudah kita balik yu.. ibu pasti sudah nungguin kamu. " ucap Ammar yang mengabaikan Frans.
" Kak aku duluan ya... " ucap Aini yang langsung di pegang tanganya oleh Ammar dan menariknya agar segera pergi dari Frans.
" Dasar suami posesif udah punya istri baru masih aja posesif sama istri pertamanya, awasss liat aja nanti gue colong istri pertama loe" ucap Frans yang mendumel sendiri.
Hari semakin larut, Papi Nabila menyuruh Ammar untuk pulang membawa Nabila agar tidak menunggunya di Rs. semua orang yang menyaksikan akad nikah Ammar dan Nabila hanya mengetahui bahwa satu satunya istri Ammar sekarang adalah Nabila kecuali hanya Nabila dan tantenya.
Tapi tantenya tak menganggap Aini sebagai istri pertamanya Ammar, dan menyuruh merahasiakan Aini dari keluarga Nabila terutama Papinya.
Sedangkan Ammar juga mengajukan persyaratan bahwa Ammar tidak menjanjikan resepsi pernikahan baik sederhana atau pun mewah setelah akad dan Ammar ingin merahasiakan Nabila sebagi istri ke 2 Ammar dari rekan bisnis dan keluarga istri pertama Ammar.
Perjanjian itu di setujui oleh tantenya tanpa sepengetahuan Nabila, karena yang Ammar tau Nabila pasti sudah tau dari tantenya.
" Boby,.... tolong ....panggilankan ....sopir pribadi ....saya ...... untuk .....mengantarkan Nabila ..... dan Ammar..... ke hotel..." ucap Papinya Nabila ke Sekertaris nua yang perlahan sudah mulai berbicara, walaupun masih sangat berat suaranya.
" Tidak usah pih, saya bawa mobil sendiri ko disini.. " ucap Ammar menolak.
"Ohh ya ... sudah.... kalau gitu.... Boby .... tolong antarkan... Ibu ....Ainun ...dan.... wanita cantik ini .... untuk.... ke hotel.... " ucap Papih Nabila yang menunjuk wanita cantik adalah Aini.
" Biar saya aja yang antar untuk nona cantik ini, " ucap Reza sepupuh Nabila yang seumuran dengan Aini.
" Jangan macam macam kamu sama anak gadis orang " ucap mamanya Nabila yang hanya tau Aini adalah anak bontot Ainun.
Hukkkk huuukkk hhuuukkkkk batuk Ammar.
Mendengar perkataan Reza dan mama Nabila sontak membuat Ammar terbatuk batuk.
" Biar Aini pulang sama kita pih" ucap Nabila yang tak tega melihat Ammar yang batuk.
" Ihhh janganlah, kan gak muat cuma muat ber 2 doang, kalau dia ikut nanti malah menggangu malam sakralnya kak Nabila lagi, dukung apa si adenya lagi berusaha." ucap Reza yang ingin mencoba mengejar Aini.
Uhhukkk uhhkkk, tebatuk Aini mendengar ucapan Reza.
" Hhhmmm maaf maksud saya gak usah kak Reza, "
" Panggil Reza aja, toh kitakan se umuran" ucap Reza.
" Ii,,, ya,,, maksud saya,, Re,,, za, biar saya sama ibu saja, kasian ibu sendiri mungkin kecapean, biar saya yang menemani ibu pulang, " ucap Aini yang melirik Ammar.
" Ya sudah kalau gitu saya pamit pulang dulu om, semoga lekas sembuh om" ucap Aini ke papi Nabila.
" Panggil,,, papi,,,, saja,,, " ucap Papi Nabila dan di anggukan Aini.
Aini dan Ainun pun berpamitan untuk pulang, sedangkan Ammar langsung buru buru pamit keluar dan menggandeng tangan Nabila, mengejar Aini dan ibunya.
" Aini... !" ucap Ammar yang bereriak di parkiran.
Dontak membuat Aini dan Ainun menengok.
"Mas Ammar ada apa? "
" Kita pulang bersama saja ya, kasian ibu " ucap Ammar yang melirik ibunya dan Nabila.
" Gak usah mas, lagian kan memang mobil nya muat cuma ber 2 doang, biar Aini pulang naik taksi online aja sama ibu," ucap Aini
" Ya nak, ibu gak apa apa, kamu gak perlu kawatir... biar ibu yang menjaga Aini" ucap Ainun. yang melirik Nabila yang hanya terdiam.
Tiinnnn.... kalkson Frans,
" Mommy Aini come on.... " ucap Frans yang membawa mobil dan menyuruh ibu nya Ammar dan Aini untuk masuk ke mobilnya.
" Maaf kak kita sudah mesan taksi online, " ucap Aini ke Frans
" Sudah gak apa apa, kita naik aja ke mobil Frans jadi kamu bisa hemat duit kamu" ucap Ainun ke Aini yang langsung masuk ke dalam mobil Ammar.
" Terimakasi ka" ucap Aini yang hendak membuka pintu mobil Frans yang di cegah oleh Ammar.
" Sayang.... " ucap Ammar memegang tangan Aini yang belum rela Aini pergi naik mobil Frans.
Bersambung,,,,
intip karyaku juga ya..