NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 29: Pulang dalam Keheningan

Pulang dalam keheningan menjadi satu-satunya hal yang tersisa di dalam kabin mobil mewah itu saat kendaraan melaju kencang menembus jalanan kota yang nampak sangat-sangat sepi.

Adnan masih saja mematung dengan tatapan mata yang sangat-sangat tajam seolah-olah pertanyaan Kaila baru saja menusuk harga dirinya hingga ke bagian yang sangat-sangat dalam.

Kaila hanya bisa menunduk sambil meremas ujung perban di kakinya karena ia merasa sangat-sangat menyesal telah menanyakan hal yang sangat-sangat sensitif bagi suaminya itu.

"Apakah kau baru saja menuduh aku sedang melakukan sebuah transaksi perdagangan manusia terhadap dirimu sendiri, Kaila?" tanya Adnan dengan nada yang sangat-sangat dingin.

Suaranya yang sangat-sangat rendah dan sangat-sangat berat bergema di dalam mobil hingga membuat bulu kuduk Kaila berdiri dengan sangat-sangat mendadak sekali.

Kaila mencoba menarik napas panjang namun paru-paru miliknya terasa sangat-sangat sempit seolah-olah udara di sekitarnya baru saja membeku menjadi balok es yang sangat-sangat keras.

Ia ingin sekali menjelaskan bahwa ia hanya merasa sangat-sangat takut akan masa depannya namun lidahnya terasa sangat-sangat kelu dan sangat-sangat kaku untuk digerakkan.

"Saya hanya merasa bingung karena wanita sosialita tadi nampak sangat-sangat yakin dengan semua kata-kata yang ia ucapkan di depan saya," bisik Kaila lirih.

Adnan mendengus sangat-sangat sinis lalu ia memalingkan wajahnya ke arah jendela luar untuk menatap deretan lampu-lampu jalanan yang nampak sangat-sangat buram karena kecepatan mobil.

Ia merasa sangat-sangat marah sekaligus sangat-sangat kecewa karena ternyata perlindungan yang ia berikan di pesta tadi sama sekali tidak cukup untuk memenangkan kepercayaan Kaila.

Keheningan kembali menyelimuti mereka berdua dengan suasana yang nampak sangat-sangat mencekam dan sangat-sangat menyesakkan dada bagi siapa pun yang merasakannya.

"Jangan pernah mendengarkan sampah yang keluar dari mulut orang-orang yang iri dengan posisi yang kau miliki saat ini," tegas Adnan tanpa menoleh sedikit pun.

Kaila merasa hatinya sedikit-sedikit mulai merasa lega namun rasa penasaran tentang sosok wanita dari masa lalu Adnan masih saja menari-nari di dalam benak kecilnya yang polos.

Mobil limosin itu akhirnya berhenti di depan lobi menara kaca dan Adnan segera keluar tanpa menunggu supir membukakan pintu untuk dirinya yang nampak sangat-sangat emosi.

Ia melangkah sangat-sangat lebar menuju lift pribadi dengan raut wajah yang nampak sangat-sangat gelap seolah-olah ia sedang membawa badai besar di dalam kepalanya.

"Cepatlah masuk ke dalam lift dan jangan biarkan aku harus menyeretmu seperti seekor anak kucing yang sangat-sangat nakal," perintah Adnan dengan suara menggelegar.

Kaila berjalan dengan sangat-sangat perlahan karena rasa perih di kakinya kembali terasa sangat-sangat menusuk-nusuk setiap kali ia menapakkan kakinya di atas lantai.

Air mata yang sedari tadi ia tahan akhirnya mulai jatuh-jatuh membasahi pipinya yang nampak sangat-sangat pucat di bawah sinar lampu lift yang sangat-sangat terang.

Ia merasa sangat-sangat sendirian di dunia ini meskipun ia sedang berdiri di samping pria yang paling sangat-sangat berkuasa di seluruh negeri yang sangat-sangat luas ini.

"Kenapa kau menangis lagi apakah kau sedang berusaha untuk memeras rasa ibaku dengan tetesan air mata yang sangat-sangat murah itu?" tanya Adnan ketus.

Kaila segera menyeka air matanya dengan gerakan yang sangat-sangat terburu-buru karena ia tidak ingin nampak sangat-sangat lemah di hadapan pria yang sangat-sangat perfeksionis itu.

Pintu lift terbuka dan menampakkan griya tawang yang sangat-sangat sunyi seolah-olah seluruh kebahagiaan baru saja diusir pergi dari dalam rumah yang sangat-sangat mewah tersebut.

Adnan langsung berjalan menuju meja kerjanya dan mengambil sebuah map berwarna biru tua yang nampak sangat-sangat resmi dan sangat-sangat kaku sekali isinya.

"Duduklah karena sudah waktunya kau mengetahui isi dari perjanjian tiga ratus enam puluh lima hari yang sebenarnya!" teriak Adnan sambil membanting map itu.

Kaila terlonjak kaget dan ia merasa dunianya seolah-olah baru saja runtuh berkeping-keping saat melihat judul besar yang tertulis di atas kertas putih yang sangat-sangat bersih itu.

Ia menyadari bahwa pernikahan ini memang benar-benar hanyalah sebuah permainan angka yang sudah dirancang dengan sangat-sangat teliti oleh Adnan Dirgantara sejak awal mula mereka bertemu.

Rasa sesak di dadanya menjadi semakin menjadi-jadi saat ia mulai membaca poin demi poin yang tertulis di dalam perjanjian tiga ratus enam puluh lima hari tersebut secara perlahan-lahan.

"Apakah ini artinya saya harus pergi setelah satu tahun berlalu tanpa membawa apa pun dari rumah ini?" tanya Kaila dengan suara yang sangat-sangat hancur.

Adnan tidak menjawab melainkan ia hanya menatap Kaila dengan sebuah tatapan yang sangat-sangat misterius seolah-olah ia sedang menyiapkan sebuah jebakan yang jauh lebih besar lagi.

Perjanjian tiga ratus enam puluh lima hari itu nampak seperti sebuah lonceng kematian bagi harapan kecil Kaila yang baru saja mulai tumbuh di dalam lubuk hatinya yang terdalam.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!