Wanita cantik dengan segudang kehidupannya yang kompleks, bertemu dengan laki-laki yang mengerikan tapi pada akhirnya penuh perhatian.
Dengan latar belakang yang saling membutuhkan, akhirnya mereka di pertemukan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sinho, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Emlove 26
Baru saja Rosa duduk di kursinya, suara pintu terbuka, lalu seseorang muncul di sana.
"Rosa?"
"Iya Tuan?" Rosa segera berdiri, hatinya tidak enak, belum juga dirinya masuk menghadap, ternyata Bos nya yang menghampiri duluan.
"Ke ruangan saya" ucapnya cepat, dan segera berbalik pergi tanpa embel-embel suara lagi.
"Apa sih ini orang, gak jelas banget, se pagi ini emang harus bacakan agendanya hari ini?" batin Rosa, lalu mengambil ponsel dan beberapa berkas yang sudah di siapkan dari kemaren di atas meja.
Baru saja Rosa terbebas dari ruangan dimana dirinya hendak di cerca habis-habisan, ini malah harus masuk kembali ke ruangan Demitri yang terasa lebih menakutkan.
"Nasib banget pagi ini, Keluar kandang buaya, masuk ke kandang singa" gumamnya lirih dan segera mengetuk pintu yang ada di depannya.
"Masuk!" terdengar perintah, Rosa segera membuka dan melihat Demitri tengah serius mengamati lembaran berkas seperti biasanya, gak mungkin juga mengamati dirinya kan ya, bisa jungkir balik dunia Rosa.
"Di bacakan sekarang Tuan?, bukannya ini masih pagi sekali?"
"Bisa tidak lakukan saja tugasmu tanpa ada protes di belakangnya"
Rosa langsung diam, salah juga mulutnya ini ya, dan sesaat kemudian membuka ponsel dan membacakan semua agenda, terlalu sibuk Rosa membacakan semuanya, karena tentu tak ingin ada kesalahan di sana, soalnya pak Bos lagi mode serius tingkat dewa.
Tanpa di sadari, Rupanya Demitri sudah tidak tahan lagi, meletakkan alat tulis yang di pegang dan perlahan berkas di tangan di taruh pelan, selanjutnya, Demitri mengamati Rosa dengan tatapan tenang sepoi-sepoi mirip angin pantai.
"Emm, satu lagi hal penting tuan, ada acara terakhir di mana tuan Demitri menginginkan waktu kosong dua jam untuk bertemu dengan _?"
"Opa"
Rosa terkejut, "Maaf Tuan, Opa?, maksudnya?"
"Opa saya, ingin bertemu di jam kerja"
"Oh iya, perlu saya ingatkan hal itu, barangkali Tuan Demitri lupa"
Demitri hanya mengangguk singkat, dan masih menatap fokus kearah Rosa.
Baru saja menyadari apa yang terjadi, Rosa sampai merasa bingung sendiri, kenapa juga Bos nya hanya diam melihatnya saja, ini kesambet apa otaknya kena virus jadi loadingnya lama, Rosa mulai curiga.
"Ehem, Tuan Demitri?" ucapnya ragu-ragu, karena lama berdiri kakinya pegel juga.
"Kamu sendiri yang memilih baju itu?" pertanyaan yang sukses membuat Rosa melongo.
"Kamu suka warna dan modelnya?" ucap Demitri lagi.
Ucapan yang kedua menyadarkan Rosa, "I iya Tuan, maaf, saya ngambil yang pas menurut saya, soalnya Tuan Demitri sendiri yang bilang kalau terserah saya mau pakai yang mana" Rosa sedikit tak enak hati dan takut sendiri, takut terlalu lancang kah dirinya, apalagi harga baju ini selangit juga.
"Hem, baju kamu bagus, cocok dengan mu, dan aku suka melihat penampilan mu" Jelas jawaban ini membuat Rosa seketika diam mematung di tempatnya, sama sekali tak menduga.
"Maaf Tuan?" Rosa bertanya untuk memastikan.
"Aku suka kamu memakai baju itu, dan ambil untuk mu, mungkin di sana masih ada beberapa, kamu bisa memilihnya dan bawa pulang" jawab Demitri.
APA,?!, APA KATANYA, BAWA PULANG BEBERAPA, DAN ITU DI BERIKAN UNTUK MENJADI MILIKNYA, TIDAK!!
Jawaban yang membuat Rosa seketika pening, dia membayangkan bahaya tingkat tinggi mendatangi nya, satu gaun saja yang statusnya masih pinjam sudah bikin heboh dunia persilatan, apalagi harus memakai yang lainnya lagi, Rosa tidak mau jadi bahan gosip yang di gosok makin sip, tidak benar dan Rosa dengan tegas ME NO LAK!
"Aduh, gimana ya Tuan, saya senang sekali sebenarnya, tapi saya gak mau jadi bahan omongan, harga baju-baju milik tuan Demitri gak mungkin ada di kantong saya saat ini, jadi saya bukan tidak mau menerima, tapi saya lebih cari amannya"
Apa sih maksud Bos satu ini, sebenarnya emang mau buat hatinya senang atau bikin hatinya tak tenang, pakai pakaian semahal ini?, dan berganti-ganti tiap hari, bisa mati berdiri!
Raut wajah Demitri sedikit berubah, lalu mengucapkan solusi menurutnya dan sepertinya menganggap masalah Rosa hanya sepele saja, apa yang susah tinggal ambil beberapa saja dan memakainya, sesimpel itu mikirnya.
"Kamu kan bekerja tidak sama mereka, santai saja, ruangan kamu juga ada di lantai yang tidak sama, aku rasa bukan masalah," Demitri memberikan alasan yang menurutnya masuk akal dan tidak perlu serumit yang di pikirkan sekretarisnya.
Hidup tanpa cuap-cuap dengan teman-temannya di lantai sebelumnya?, waduh gak bisa, kurang seru dong hidup Rosa, yang ada bisa semakin depresi dia, apalagi menghadapi seorang Demitri,Tuhan!, bisa kelar hidupnya.
"Wah, gak bisa gitu dong Tuan, saya juga butuh kehidupan sosial yang sehat"
Demitri seketika mengerutkan keningnya, berpikir sesaat apa maksud sekretarisnya, kehidupan sosial yang sehat, memang menurutnya dirinya tidak sehat apa.
"Maksudnya,?"
"Ya saya harus menyeimbangkan kesehatan mental dan fisik saya tuan, dan itu bisa dilakukan bersama mereka semua, bisa di pahami dari sini?"
"Oh, maksud mu, ber sosialisasi dengan orang yang ada di lantai ini gak sehat buat mental sama fisik kamu?, gitu,?!"
Waduh, gawat, salah ngomong nih kayaknya, gimana sih ah!, Batin Rosa yang seketika panik.
"Bu bukan Tuan, bukan seperti itu, saya hanya bisa rileks dengan bercanda sama mereka Tuan"
"Jadi kamu kerja sambil bercanda?"
Ampun Tuhan!, ini orang kenapa susah banget nangkep maksud hatinya sih, malah kemana-mana lagi pikirannya, Rosa segera menghela nafas panjang, menenangkan hatinya sendiri, jangan panik dan tetap waspada.
"Bukan Tuan, saya selalu serius saat bekerja, tapi ada saat dimana saya_"
"RIBET!" Sahut Demitri yang merasa percuma dari tadi cuma muter-muter saja bicaranya.
"Ya sudah maumu apa, mau kamu buang baju itu atau mau kamu rombeng kan terserah!" Demitri tak ambil pusing lagi.
Wah, pertanda gak baik ini, susah emang kalau sudah bicara sama Atasannya dalam mode egois yang di junjung tinggi, terpaksa Rosa mengalah.
"Saya ambil baju ini saja Tuan, Terimakasih sebelumnya, dan tolong sampaikan Terimakasih saya juga ke teman Tuan Demitri yang sudah memilih gaun indah ini walaupun Tuan yang membelikannya, sepertinya selera kita sama, apalagi baju ini sangat mahal dan bisa untuk buat makan satu kampung jika dilihat dari harganya"
Harapan tinggal kenangan, nyatanya bukan senyuman yang di dapati, tapi Demitri hanya menghela nafasnya pelan dengan wajah datarnya.
"Itu punya Mantan Tunangan saya"
BLARR!!
Seketika Rosa seperti terkena petir di siang bolong, mudah-mudahan rambutnya tidak berdiri, dan jantungnya berdegup kencang seperti mau perang, bisa gak sih bumi ini terbelah dan menelannya saat ini juga.
Waduh, Rosa sepertinya membangunkan kenangan lama, Yuk komen yuk!!"
Bersambung.
kenapa gak diambil tuh pakaian mehong , mendampingi si Dedemit butuh penampilan yang wow...
Apa kata Dedemit tadi? pakaian mantan tunangannya? wah wah wah... Dedemit kagum sama penampilan rosa atau ingat sang mantan...
Lanjuut thoorrr 😍😍
kenapa gak diambil tuh pakaian mehong , mendampingi si Dedemit butuh penampilan yang wow...
Apa kata Dedemit tadi? pakaian mantan tunangannya? wah wah wah... Dedemit kagum sama penampilan rosa atau ingat sang mantan...
Lanjuut thoorrr 😍😍
🤦🤦🤦