Gadis berusia dua puluh tahun harus merelakan impian pernikahannya dengan sang kekasih demi memenuhi keinginan terakhir sang ayah. Ia di jodohkan dengan bujang lapuk berusia empat puluh tahun yang hidup dalam kemiskinan.
Namun siapa sangka, setelah enam bulan pernikahan Zahira mengetahui identitas asli sang suami yang ternyata seorang milyarder.
Banyak yang menghujatnya karena menganggapnya tidak pantas bersanding dengan sang suami hingga membuatnya tertekan. Akan kah Zahira tetap mempertahankan pernikahan ini atau ia memilih untuk meninggalkan sang suami?
Dukung kisahnya di sini!
Terima kasih buat kalian yang mau suport author.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
TRIK BU HESTI MENJATUHKAN LAWAN
" A.. Apa????" Pekik Aarav tak percaya.
" Ya, kakekmu yang telah merencanakan pembunuhan itu." Sahut Della. " Seperti yang kamu dengar di rekaman tadi, sebenarnya tuan Seno tidak menargetkan ayahmu, tapi ibumu."
Aarav menatap tuan Seno dengan tatapan penuh kebencian. Ia tidak menyangka jika sang kakek tega melakukan hal itu. Padahal selama ini, tuan Seno terlihat begitu menyayanginya. Cucu satu satunya yang tuan Seno miliki.
" Tidak Aarav, dia berbohong. Rekaman itu palsu, dia sengaja menjebak kakek demi mengadu domba kita berdua." Sanggah tuan Seno.
" Aku akan kirimkan video aslinya dimana tuan Seno mengakui perbuatannya di depan asistennya, pak Ilham. Dalam satu detik, aku bisa mengirim tuan Seno ke penjara karena semua bukti sudah ada di tanganku, termasuk pak Ilham sendiri. Aku sudah meminta orang untuk menahan pak Ilham. Kita bisa meminta keterangan pak Ilham nanti. Jadi kita bisa tahu, apakah kakekmu yang berbohong atau aku." Ucap Della.
" Tapi tentu saja setelah kau menikahi ku Aarav. Jika kau mengingkari ucapanmu maka dalam satu detik itu aku akan memusnahkan seluruh bukti bukti itu." Ancam Della.
" Apa aku harus percaya padamu?" Aarav menatap Della. " Jangan jangan benar kata kakek, kalau kamu hanya ingin menjebakku saj. Kalau benar kamu punya buktinya, maka tunjukkan keaslian bukti itu dulu." Ujar Aarav.
" Oke." Della membuka galeri ponselnya. Ia menunjukan video asli dimana tuan Seno sedang berbincang dengan pak Ilham di ruang kerjanya. Nampak jelas suara tuan Seno dan pak Ilham, sama persis dengan isi rekaman yang sudah di samarkan. Begitu pun dengan gambarnya. Wajah keduanya nampak jelas di kamera Della. Posisi Della waktu mengambil video tersebut begitu pas.
" Ini rekaman asli yang aku ambil sendiri saat aku di rumah kakek Seno. Awalnya aku juga kaget, makanya aku rekam percakapan mereka. Rupanya usahaku ini ada gunanya juga." Ujar Della.
Aarav menatap tuan Seno, " Kau mau alasan apa lagi kakek? Bahkan aku menyesal telah menganggapmu sebagai kakekku." Teriak Aarav terbawa emosi.
" Tidak Aarav, kakek tidak sengaja." Tubuh tuan Seno luruh ke lantai. Kekuatan yang tadi ia punya kini musnah lah sudah.
" Kau tega membunuh anak kandungmu sendiri tuan Seno!!!!" Bentak Aarav hendak memukul kakeknya namun bu Hesti segera menahannya.
" Jangan kotori tanganmu dengan memukulnya Aarav. Bawa saja dia ke penjara biar dia merasakan rasanya tidak punya siapa siapa." Ujar bu Hesti. Sejujurnya ia sama marahnya, namun sebisa mungkin ia meredamnya.
" Akan aku bunuh laki laki tua itu ma. Dia yang telah melenyapkan papa. Aku tidak akan pernah memaafkannya apalagi melepaskannya. Aku membencinya ma, aku membencinya!!!" Ucap Aarav berteriak lagi.
" Mama juga membencinya, karena dia keluarga kita tidak bisa bahagia. Dia selalu ikut campur urusan keluarga kita. Pantas saja dia kekeh menjodohkanmu dengan Della, rupanya Della kunci dari kejahatannya selama ini." Ujar bu Hesti.
" Arkan, minta Bima untuk mengurus kakek tua ini. Jangan sampai dia kabur." Titah Aarav.
" Siap laksanakan tuan!" Sahut Arkan. Ia memanggil bodyguard Aarav yang bernama Bima.
" Bima, bawa tuan Seno ke tempat biasa. Jangan biarkan dia kabur sebelum penyelidikan polisi."
" Baik bos." Sahut Bima.
Tuan Seno di tarik oleh Bima.
" Aarav tolong maafkan kakek! Kakek tahu kakek salah, tolong jangan perlakukan kakek seperti ini. Kakek akan menebus semua kesalahan kakek padamu dan ibumu. Kakek mohon Aarav! Lepaskan kakek!"
Aarav tidak peduli, ia terlalu kecewa pada sang kakek.
Aarav menatap Della. " Serahkan bukti itu padaku, dan jadilah saksi maka aku akan menikahimu." Ujar Aarav.
" Semuanya pasti akan aku lakukan untukmu, tapi nanti setelah aku resmi menjadi istrimu." Sahut Della.
Tiba tiba datang lah seorang pria menggunakan jas dan pakaian serba hitam dengan tas di tangannya.
" Pak penghulu sudah datang, mari kita menikah! Setelah itu akan aku berikan bukti itu padamu." Ujar Della.
Arkan hendak maju menghampiri Aarav namun bu Hesti mencegahnya.
" Kita harus memberitahu tuan Aarav, nyonya." Ujar Arkan.
" Biarkan saja! Kita harus memberi pelajaran pada Aarav. Aku ingin tahu bagaimana Aarav akan menyelesaikan masalah ini pada Hira." Ucap Bu Hesti.
" Baiklah nyonya." Sahut Arkan.
" Kamu sudah melaksanakan perintahku?" Tanya bu Hesti.
" Sudah nyonya."
" Ingat! Jangan beri tahu Aarav tentang ini."
" Baik nyonya."
Bu Hesti tersenyum smirk.
" Kau akan merasakan akibat dari keputusanmu ini Aarav." Ujar bu Hesti dalam hati.
" Nyonya Della?" Tanya penghulu.
" Iya pak. Silahkan duduk! Kami sudah siap menikah." Sahut Della.
Della menarik lengan Aarav untuk duduk di kursi yang ada. Della tidak perlu dandan, cukup seperti ini saja. Yang penting pernikahan ini harus terjadi.
" Silahkan duduk tuan Aarav!" Ucap penghulu.
Dengan ragu, Aarav duduk di samping Della. Penghulu memulai acaranya. Dua kali Aarav gagal mengucapkan ijab qobul membuat Della kesal.
" Aarav, satu kali lagi. Kalau sampai kamu salah menyebut nama, maka aku akan memusnahkan bukti bukti itu. Jangan berpikir kamu bisa mendapatkan bukti itu sendiri, karena di ruang kerja kakek Seno tidak ada kamera CCTV." Bisik Della. Ya, Della benar karena memang di ruang kerja tuan Seno tidak terpasang kamera CCTV.
Aarav mengepalkan erat tangannya. Ingin sekali ia merebut ponsel Della namun tidak bisa karena Della memasukkan ponselnya di saku celana.
" Tuan Aarav, anda punya satu kesempatan lagi. Mari kita mulai." Ucap penghulu.
Dengan berat hati akhirnya Aarav berhasil mengucapkan ijab qobul itu. Della tersenyum senang.
" Akhirnya kau menjadi milikku Aarav." Della mengapit lengan Aarav.
Aarav memejamkan mata menahan kepedihan di dalam hatinya. Ia merasa bersalah kepada Hira.
" Sayang mas minta maaf! Mas harus melakukan ini demi menghukum kakek. Mas janji, setelah masalah ini selesai, mas pasti akan menceraikan Della. Setelah itu kita bisa hidup dengan tenang. Papa.. Aku akan menuntut keadilan untukmu. Meskipun dia ayah kandungmu sendiri tapi aku tidak akan membiarkan dia bebas begitu saja." Ujar Aarav dalam hati.
Bu Hesti mendekati mereka berdua. " Selamat atas pernikahan ini Della. Sekarang putraku sudah menikahimu, dan akta nikah ada di tanganmu. Maka sudah waktunya kamu menepati janjimu. Segera kirimkan bukti itu pada Aarav sekarang juga." Ujar bu Hesti.
" Sebentar ma, jangan buru buru!" Ucap Della.
" Apa maksudmu Della? Apa kamu mau menipu kami?" Selidik bu Hesti.
" Tidak ma, setidaknya biarkan kami menjalani malam pengantin dulu." Ujar Della.
Aarav mengepalkan erat tangannya. " Aku sudah memenuhi syaratmu Della, jika kau banyak tuntutan maka jangan salahkan aku kalau aku menceraikanmu." Ucap Aarav.
" Ah tidak tidak, baiklah aku tidak akan menuntut malam pengantin sekarang. Yang penting kita sudah menikah. Akan aku kirimkan buktinya padamu. Dan ingat satu hal! Sampai kapan pun aku tidak akan membiarkanmu menceraikan aku." Ucap Della. Ia mengirim video itu pada Aarav.
" Sudah aku kirim." Della mengangkat ponselnya.
" Aarav, kirimkan video itu pada Arkan. Arkan akan membereskan semuanya." Titah bu Hesti.
" Baik ma." Aarav pun mengirimkan video itu kepada Arkan.
Arkan menatap bu Hesti di balas anggukkan kepala olehnya.
" Aarav, aku ucapkan selamat untuk kemenanganmu. Setelah itu kau bisa hidup tenang karena pelaku pembunuhan papa mertua sudah tertangkap." Ucap Della mengapit lengan Aarav.
Aarav merasa risih, ia pun menarik tangannya dan menjauh dari Della. Ia berdiri mendekati ibunya.
" Ma, aku minta maaf!" Ucap Aarav.
" Minta maaflah pada Hira! Jika Hira memaafkanmu, mama akan memaafkanmu tapi jika tidak, mama juga tidak akan memaafkanmu." Sahut bu Hesti.
" Kenapa harus meminta maaf pada Hira mama mertua? Seharusnya Hira bangga karena suaminya lebih memilih menegakkan keadilan untuk ayah mertua." Ujar Della.
" Jangan panggil aku mama mertua, karena aku bukan mama mertuamu."
Deg...
Della menatap bu Hesti. " Kenapa aku tidak boleh memanggilmu mama mertua? Bukan kah kau memang mama mertuaku? Putramu baru saja menikahiku." Ucap Della.
" Pernikahan ini palsu."
Jeduarrr...
TBC...
..pintaran mak mu dr pd luu...😏😏