NovelToon NovelToon
Bukan Bujang Desa Biasa

Bukan Bujang Desa Biasa

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Selingkuh / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:63.3k
Nilai: 4.9
Nama Author: Kim99

“Menikahlah denganku, Kang!”

“Apa untungnya untukku?”

“Kegadisanku, aku dengar Kang Saga suka 'perawan' kan? Akang bisa dapatkan itu, tapi syaratnya kita nikah dulu.”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim99, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kamu Brengsek!

Dari kursi tempat bridesmaid duduk, Wulan menatap Naura dengan tatapan sendu.

Dia dan Naura sudah sangat lama saling mengenal. Bisa dibilang mungkin saja mereka bersahabat sejak saat mereka masih berada di dalam perut ibu mereka.

Wulan tahu persis apa yang selama ini sudah Naura lewati. Dia tahu tentang ayahnya dan juga tentang bagaimana sabar dan baiknya ibunya dalam menerima takdir yang mereka jalani.

Naura memang selalu ceria, selalu sangat antusias tentang apapun dan dia juga sangat baik. Meskipun ya kadang memang dia agak keras kepala.

Menjadi anak perempuan pertama adalah sebuah anugerah karena semua perhatian, kasih sayang dan juga apapun itu anak pertama pasti dapatkan. Meskipun ya memang minusnya juga ada saja, namun yang paling jelas, saat semakin besar, anak pertama pasti menanggung beban yang lebih berat di pundaknya.

Entah itu anak perempuan atau anak laki-laki, rasa tanggung jawab mereka harus lebih besar dari anak-anak yang lain.

Sejak kecil Naura selalu dipaksa untuk lebih dewasa dari usianya. dan cara dia menghibur diri adalah dengan selalu bercanda dan menunjukkan reaksi positif untuk orang-orang di sekitar.

Air mata Wulan menetes untuk kesekian kali dan dia buru-buru mengusapnya kemudian tersenyum. Andai Naura mengizinkan, sebetulnya Dia sangat ingin menghajar pria yang saat ini berdiri bersamanya di pelaminan.

Setelah ayahnya, kemudian Satya dan kini Sagara juga menyakiti wanita baik itu.

Namun Wulan sadar diri sebagai orang luar dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dia akan selalu mendukung Naura dan juga akan berusaha untuk selalu ada untuknya, tapi dia hanya akan memberikan bantuan jika sahabatnya meminta, namun jika memang ada situasi tertentu Dia mungkin tidak akan diam saja.

"Kenapa kamu nangis, Lan?" tanya Leny. Salah satu kerabat jauh Naura yang juga menjadi bridesmaid.

"Kayaknya kepipisan belalang." Wulan menjawab asal.

"Emangnya belakang bisa pipis?" tanya Leny.

"Atuh udah, jangan bahas itu, fokus aja sama tamu," ucap Wulan. Dia melirik Naura sekali lagi, dan ekspresi perempuan itu masih sama. Dia terlihat baik-baik saja. Naura terlalu pandai untuk menutupi luka. Padahal kebohongan suaminya menurut Wulan benar-benar tidak bisa dimaafkan.

"Eh tangannya jangan gitu, dong." Sang fotografer meminta izin untuk meletakan tangan Naura di dada Sagara dan mereka saling menatap cukup lama.

Di saat itu, Naura melirik Tiffany dengan ekor matanya. Perempuan itu, dia tampak mengenakan kacamata besar nan gelap. Mungkin saja untuk menutupi bengkak di matanya.

"Sekarang kita coba pose yang lagi viral, mau enggak?" tanya sang fotografer.

"Mauuu!" celetuk Raka yang langsung digeplak Bu Windi.

"Kamu tuh, malu atuh. Jangan macem-macem ah."

"Tapi aku suka, Bu. Mereka cocok banget." Raka melebarkan senyum. "Iya kan, Bah?"

"Iya," sahut Abah Ali. "Naura cantik banget."

Bu Windi tersenyum, wajahnya tersipu, membuat Raka menggelengkan kepalanya. Padahal yang dipuji adalah Naura kenapa malah ibunya yang tampak malu-malu kucing.

"Jadi, Neng Naura duduk di bahu Kang Saga, ya. Nanti berdiri. Bisa kan?"

Naura menatap suaminya memicing, dia baru akan menolak karena pasti suaminya tidak akan bisa, eh belum apa-apa Sagara sudah berlutut dengan salah satu kakinya dan memberikan isyarat pada Naura.

"Cih, songong banget." Naura memutar bola mata, tapi dia tetap mendekat dan mengikuti arahan. Jujur saja awalnya memang Naura tidak berpikir suaminya akan bisa mengangkat dia. Sekalipun dia terlihat langsing. 50 kilogram bukan berat yang sedikit.

Namun, matanya membola saat dengan gerakan yang cukup cepat Sagara berdiri sambil berpegangan pada asisten fotografer.

Dia yang awalnya ingin meledek Sagara pada akhirnya mengakui kalau pria ini cukup kuat.

... ...

Langit sudah berubah jingga keunguan ketika Naura dan Sagara akhirnya diizinkan naik ke lantai dua. Di bawah, acara masih akan terus berlangsung, gelak tawa keluarga, para tetua yang sudah bersiap untuk acara wayang golek setelah Isya.

Namun bagi Naura, gemuruh itu terasa jauh dan Kosong. Pikirannya dipenuhi satu wajah yaitu wajah Tiffany.

Naura masuk ke kamar lebih dulu, menyeka sedikit ujung gaun resepsinya yang mulai kusut, lalu langsung menuju meja rias tanpa basa-basi.

Sejak awal, ia memang tidak pernah canggung di depan pria itu.

Bukan karena nyaman, tapi karena ia pikir mereka hanyalah dua orang asing yang kebetulan menikah. Eh tidak deng, dia yang menawarkan diri, jadi ya untuk apa sok jual mahal.

Di sisi lain, Sagara menutup pintu, melepaskan jas formalnya sambil merenggangkan leher. Lampu kamar menyala hangat, tapi atmosfernya dingin seperti ruangan tanpa penghuni.

Naura memperhatikan wajahnya sendiri di cermin. Bibirnya gemetar, mata juga merah, namun ia memaksa senyum.

“Mbak Tiffany di mana, Kang?” tanyanya tanpa menoleh.

Sagara menghentikan gerakan membuka kancing kemeja teratasnya. Bahunya menegang sejenak sebelum ia menoleh.

“Tiffany?” ulangnya.

Naura mengangguk melalui pantulan cermin, senyumnya melebar aneh.

“Iya. Kenapa nggak Akang ajak sekalian masuk ke kamar? Atau tadi Akang lupa jemput pacarnya?”

Setiap rentetan kalimat yang Naura ucapkan terasa agak aneh. Sagara memandang wajah istrinya nya dari cermin. Kerutan tajam muncul di alisnya.

“Kamu kenapa?”

Naura tertawa kecil, tawa pendek yang lebih mirip letupan napas putus asa.

“Kenapa aku nanya? Ya karena aku penasaran, Kang.Mbak Tiffany itu kan spesial.” Ia menoleh sekarang, senyumnya manis namun getir. “Dia masih di sini, kan?”

Sagara mengembuskan napas, menjawab jujur tanpa curiga.

“Iya. Dia masih di bawah.”

“Hmm. Oke.”

Naura mengangguk-angguk sambil mengepalkan tangan hingga buku jarinya memutih. Ia bangkit, berjalan cepat ke kamar mandi tanpa sekalipun melirik ke arah suaminya.

Begitu pintu kamar mandi tertutup, Naura langsung berlutut di depan kloset, memuntahkan isi perutnya. Seluruh tubuhnya bergetar. Bau sabun dan uap hangat tak mampu menutupi rasa jijik yang menghantam tenggorokannya.

Dia tenang sekali. Dia tahu perempuan itu menyuruh orang untuk membunuh Naura … dan dia DIAM. Dia biarkan perempuan itu berkeliaran, di rumah ini?

Naura terisak, tapi tak ada suara keluar. Air mata jatuh satu persatu, menghantam lantai marmer dengan kejam.

“Bajingan kamu, Kang. Jahat. Kamu bahkan lebih parah dari si Bang Sat.”

... ...

Beberapa saat kemudian, Ketika ia keluar, kamar terasa lebih luas namun lebih sunyi.

Sagara duduk di depan meja kerjanya, membuka laptop, mengetik sesuatu seolah tidak terjadi apa-apa dalam hidup mereka. Seolah hari ini bukan hari pernikahan mereka. Seolah Tiffany tidak menempel padanya beberapa jam lalu.

Bibir yang sekarang diam, itu adalah bibir yang sama yang meraup bibir Tiffany setelah mereka menikah bukan? Gila ... Sagara benar-benar pemain ulung.

Naura mematung sebentar, memandang bahu Sagara yang lebar namun terasa begitu jauh.

Ia menghela napas panjang, menyeka pipinya, lalu berjalan mendekat. Hanya beberapa langkah dari kursi kerja sang suami.

“Kang.”

“Hmm?”

“Kalau Akang punya pacar.” Ia menahan jeda. “Aku boleh kan punya pacar juga?”

Suasana kamar langsung membeku.

Sagara memundurkan kursi lantas mendongak , menatap Naura dengan dahi mengerut.

“Apa maksudmu?”

“Ya, biar adil. Kang Saga punya Mbak Tiffany. Jadi aku juga boleh dong punya seseorang.”

“Naura, saya nggak tahu kamu lagi marah soal apa. Tapi jangan ngomong sembarangan.”

“Kenapa?” Naura mengangkat dagunya. “Kalau kamu boleh punya hubungan setelah pernikahan kita, harusnya aku juga boleh.”

“Aku nggak ....”

“Akang masih anggap Tiffany pacar Akang kan? Akang tadi ngangguk waktu aku tanya. Jadi boleh dong kalau aku punya pacar, satu, dua, atau tiga?”

Dia menarik ujung bibir. Membuat tatapan Sagara semakin dingin. Pria itu beranjak dari duduknya, berjalan menghampiri sang istri tanpa melepaskan pandangan.

Dengan sangat pelan dia menunduk dan berbisik di samping telinga Naura.

“Silakan kalau memang bisa,” jawab Sagara. Matanya kembali menatap iris Naura yang berkaca dan tanpa aba-aba, wajahnya kembali mendekat hingga bibir mereka bertemu.

Tangan besarnya menahan leher Naura, mendekapnya saat perempuan itu mencoba untuk berontak. Namun, semua itu tak bertahan lama.

Plak!

Sebuah tamparan mendarat di pipinya. Naura menatapnya sangat tajam dan dengan tangan gemetar, telunjuknya dia arahkan ke wajah Sagara.

“Don't touch me, you bastard. Sekali lagi kamu sentuh aku tanpa izin, aku pastikan, kamu akan menyesal, Sagara!”

1
@$~~~tINy-pOnY~~~$@
lucunya
❤️ mamah kanay ❤️
😍😍😍
Attaya Zahro
Kamu bakalan tau semua kebenarannya kalo kamulah pemenang hati Kang Sagara Nau..sejak dulu..
Attaya Zahro
Itu namanya apa Nau..kalo bukan matre 🤣🤣🤣
Eka ELissa
kmu minta apaan itu Nau...
bagi gara mah kcil tau...
skli kdip mata prmintaan mu ada di dpn mata...Nau..🤣🤣🤭
Siti Dede
Katanya bukan matre, tapi minta palisade keluaran terbaru, itu diatas 1M Nau
Anita_Kim: Enggak mau rugi, Kak. Hati potek Masih ada Aa Riki🤣
total 1 replies
Hary Nengsih
lucu naura
Meliandriyani Sumardi
lanjut kak
Sri Suryati
cenah teu matre Ari eta menta mobil mewah
Anita_Kim: 🤣🤣🤣 enggak mau rugi
total 1 replies
Pjjmakkem
hei istrinya KODOK KECENGKLAK, mau dong jalan2 dgn mobil baru.. 🤑🤑🤑
A R
mau jg dong atu akang sagara 😂😂😂
𝕸𝖆𝖗𝖞𝖆𝖒🌹🌹💐💐
katanya gak matre🤣🤣🤣🤣
iqha_24
hahaha, selalu Naura dengan ke koplakannya 😆
neny
aduuhh,,neng nau nau minta naon eta,,palisade teh naon,,lanjut akak,,penasaran apa anu mau dibicarakeun ku tiffany,,lanjut dan semangat💪😘
0316 Toiyibah,S,Pd.
Jgn mau ,,barang bekas
0316 Toiyibah,S,Pd.
wah kayaknya seruu ,awalnya sdh bikin " Hadeuh "
Nurlaila Elahsb
yang sabar atu neng jangan cepat berburuk sangka dulu,, coba deh di tanyain baik baik sama kang saga,bakal di jelasin kok😊
Ayesha Almira
ni kpn g slh paham trs
neny
perlahan mulai terkuak apa yg selama ini di terka2,,kang saga sudah menyukai neng nau dr dl,,dan mungkin krn janji nya sm almh makanya dia menjalani hubungan dng tiffany,dan dia melakukan jg krn ingin menyelamatkan cinta nya dr orang2 yg berniat buruk sm neng nau nau,,kitu meureun nya kak othor🤭🤭,,lanjut ah❤️💪
IbuNa RaKean
kan kan salah paham lagiiiiii,😤😤
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!