Dunia Kultivator adalah dunia yang sangat Kejam dan Keras. Dimana yang kuat akan berkuasa dan yang lemah akan ditindas. Tidak ada belas kasihan, siapapun kamu jika kamu lemah maka hanya ada satu kata untukmu yaitu "Mati".
Dunia yang dipenuhi dengan Keserakahan dan Keputusasaan. Dewa, Iblis, Siluman, Monster, Manusia, dan ras-ras lainnya, semuanya bergantung pada kekuatan. Jika kamu tidak ingin mati maka jadilah yang "Terkuat".
Dunia yang dihuni oleh para Predator yang siap memangsa Buruannya. Tidak ada tempat untuk kabur, apalagi bersembunyi. Jika kamu mati, maka itu sudah menjadi takdirmu karena kamu "Lemah".
Rayzen, salah satu pangeran dari kekaisaran Awan putih, terlahir dengan kekosongan bakat. Hal itu tentunya membuat Ia tidak bisa berkultivasi. Ia dicap sebagai seorang sampah yang tidak layak untuk hidup. Banyak dari saudara-saudaranya yang ingin membunuhnya.
Tetapi tanpa diketahui oleh siapapun, Reyzen ternyata memiliki keberuntungan yang membawanya menuju puncak "Kekuatan".
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RantauL, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 29. Paviliun Lotus Emas
Setelah berada cukup jauh dari tempat sebelumnya, Ray Zen dan para pengawalnya berdiri di depan bangunan besar nan mewah yang dikenal sebagai Paviliun Lotus Emas. Mereka telah mendengar tentang reputasi tempat ini sebagai pusat perdagangan barang-barang berharga juga langka, baik itu Senjata, Artefak, Pil, Keterampilan, dan lain-lain.
"Tempat ini sangat terkenal di seluruh kekaisaran pangeran," kata Bai Hu. "Banyak kultivator kuat dari berbagai penjuru datang ke sini untuk mencari barang-barang yang mereka butuhkan agar bisa meningkatkan kekuatan mereka."
Ray Zen mengangguk, matanya memindai bangunan besar itu. Bangunan itu memang terlihat istimewa jika dibandingkan dengan semua bangunan yang ia lihat selama berkeliling kota. “Mari kita lihat apa yang ada di dalam," katanya, lalu melangkah maju diikuti oleh para pengawalnya.
Mereka memasuki bangunan besar itu, melewati dua orang penjaga yang berdiri didepan pintu. Kedua penjaga itu mempersilahkan mereka untuk masuk. Didalam, mereka disambut oleh seorang pelayan wanita yang ramah. "Selamat datang di Paviliun Lotus Emas tuan. Apa yang bisa saya bantu?" tanyanya.
Ray Zen tersenyum. “Bisakah aku bertemu dengan pemilik dari Paviliun ini?”
Pelayan itu sedikit bingung, ia memandangi satu-persatu Ray Zen dan para pengwalnya, dari atas hingga kebawah, “Ada keperluan apa tuan?” tanyanya sopan. “Ada hal penting yang ingin aku sampaikan padanya.” jawab Ray Zen.
“Maaf tuan, untuk saat ini tuan Wang sedang tidak berada ditempat ini. Tapi, jika tuan mau saya bisa mengantarkan tuan kepada salah satu manager kami.”
“Hemm, tidak masalah.” jawab Ray Zen cepat.
"Baik tuan. Silakan ikuti saya, saya akan mengantarkan tuan ke tempatnya."
Pelayan wanita itu membawa Ray Zen dan para pengawalnya ketempat manager yang ia sebutkan. Mereka menaiki banyak anak tangga hingga menuju kelantai 5 paviliun. Dilantai itu hanya terdapat satu lorong panjang, yang membelah ruangan. Lorong itu terlihat gelap, karena hanya diterangi oleh lampu-lampu kecil nan redup. Disisi kanan dan kiri lorong, masing-masing terdapat 5 ruangan berbeda.
Wanita itu memperlambat langkahnya, lalu berhenti tepat didepan sebuah pintu ruangan yang bertuliskan ‘Manager Gung’. “Silakan masuk tuan.” ucapnya kepada Ray Zen, sambil membukakan pintu ruangan.
Ray Zen berjalan masuk kedalam ruangan. Bai Hu dan para pengawalnya yang lain berniat untuk ikut masuk, tetapi wanita itu segera menutup pintunya. “Maaf tuan, hanya satu orang saja yang boleh masuk kedalam ruangan ini.”
“Apa maksudmu?” tanya Bai Hu dengan nada yang sedikit tinggi. “Mengapa kami tidak boleh masuk?” lanjutnya lagi. “Itu sudah menjadi peraturannya tuan.” balas pelayan itu.
“Tidak bisa.., aku harus tetap masuk kedalam.” Bai Hu memaksa masuk tetapi tetap ditahan oleh wanita itu.
“Sudahlah Bai, kita ikuti saja peraturan tempat ini.” kata Trile mencoba menenangkan Bai Hu. “Tapi..” suara Bai Hu tertahan saat Han Yu memegang pundaknya. “Percayalah, pangeran Ray akan baik-baik saja.” ucap Han Yu, yang mendapat anggukan setuju dari ketiga orang lainnya.
“Hmm, baiklah, tapi aku peringatkan kau, jika terjadi sesuatu kepada pengeran Ray Zen, kau adalah orang pertama yang akan aku bunuh.” ancam Bai Hu kepada pelayan wanita didepannya. Wanita itu hanya tertunduk diam, aura yang dikeluarkan oleh Bai Hu sangat mengintimidasi dirinya.
Didalam ruangan, Ray Zen disambut oleh seorang kakek tua, yang berusia sekitar 60 tahun. Kakek itu tersenyum kearah Ray Zen, “Silahkan duduk tuan.” ucapnya hangat, mempersilahkan Ray Zen duduk diseberang mejanya. “Ada keperluan apa tuan ini mencari saya? Sepertinya hal itu sangat penting.”
Ray Zen ikut tersenyum, lalu duduk berhadapan dengan kakek itu. ”Aku sebenarnya ingin bertemu dengan pemilik tempat ini, tapi sayangnya aku malah bertemu lagi denganmu pak tua.”
“Bertemu lagi denganku? Apa maksudmu tuan? Apakah kita pernah bertemu sebelumnya?" tanya kakek itu dengan wajah sedikit bingung.
“Hahaha, kau tidak perlu berpura-pura lagi pak tua, aku tidak punya banyak waktu untuk meladenimu.” balas Ray Zen datar.
Kakek itu terdiam, lalu tersenyum jahat kearah Ray Zen. “Sepertinya kau sudah sedikit berkembang sampah bodoh. Tapi sayang, kau malah mengantarkan nyawamu kesini. Didalam ruangan ini tidak ada seorang pun lagi yang dapat menolongmu. Aku akan membunuhmu dan membalaskan dendam rekan-rekanku kepada orang-orang biadab yang berada diluar itu. Hahaha..” tawa keras kakek itu, lalu mengeluarkan sebilah pedang dari cincin penyimpanannya.
Kakek itu adalah Gung Bou, pemimpin pembunuh bayaran yang ingin membunuh Ray Zen saat berada dihutan kabut beberapa hari yang lalu.
Ketika Gung Bou mendengar kabar dari Fui Che bahwa Ray Zen masih hidup, karena diselamatkan oleh Han Yu dan ketiga temannya, ia pun bersumpah dalam hatinya akan membunuh Ray Zen dan akan membalaskan dendam rekannya yang kemungkinan besar dibunuh oleh Han Yu dan temannya. Oleh sebab itu, kedatangan Ray Zen dan para pengawalnya ketempat itu adalah hal yang paling ia tunggu.
Sebelumnya, saat ia melihat Ray Zen dan para pengawalnya berada diluar Paviliun Lotus Emas, ia pun tahu jika Ray Zen pasti akan masuk kedalam Paviliun untuk mencari barang-barang berharga. Karena itu, ia menyuruh salah satu orang kepercayaannya untuk menyambut Ray Zen dan mengantarkannya ke ruangannya. Dan benar saja, semua itu telah berjalan sesuai dengan apa yang ia rencanakan. Ray Zen telah masuk kedalam jebakan yang ia buat.
“Mengapa kau terdiam bocah bodoh? Apakah kau sudah pasrah akan nasibmu? Hahaha..” lagi-lagi Gung Bou tertawa. Kepercayaan dirinya semakin tinggi karena ruangan itu telah dilapisi oleh sebuah Array pelindung, yang membuat orang yang berada diluar ruangan tidak dapat mendengar apapun yang akan terjadi didalam.
“Hehh,” Ray Zen tersenyum sinis, “Aku terdiam bukan karena pasrah pak tua, aku terdiam karena melihat tingkah konyolmu sebelum mati.”
“Bangsat beraninya kau! Matilah ditanganku.” Gung Bou menghilang dari tempatnya, melesat cepat kearah Ray Zen, pedangnya bergerak dengan lincah mengincar tubuh Ray Zen.
Ray Zen menghindar dengan baik, ia hanya perlu memiringkan sedikit tubuhnya untuk mengelakkan semua serangan yang dilancarkan oleh Gung Bou, ia bahkan tidak bergerak sama sekali dari tempatnya semula. Serangan yang dilancarkan Gung Bou seakan hanya menjadi permainan baginya.
Gung Bou menjadi sangat kesal, ia meningkatkan kekuatan dan kecepatan serangannya. Tapi tetap saja masih belum berhasil menggores sedikit pun tubuh Ray Zen. “Bangsat, beraninya kau mempermainkanku.” teriaknya marah, “Ku bunuh kau..."
“Tebas..”
Belum sempat Gung Bou menyelesaikan serangannya, Ray Zen telah lebih dulu mencengkram pergelangan tangannya, mencekiknya, dan mendorongnya hingga ke sudut ruangan.
Bukkk…
Tubuh Gung Bou menabrak dinding ruangan. “Sudah cukup bermain-mainnya pak tua. Aku tidak punya banyak waktu.” ucap Ray Zen dingin, membuat seluruh tubuh dari Gung Bou gemetar ketakutan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan Lupa Like dan Berikan Saran Serta Kritikannya Ya Cesss, Biar Aku Semakin Semangat Juga Lanjutkan Novelnya. Setiap Saran dan Kritikan Kalian Sangat Berguna Buatku Yang Masih Pemula Ini.
Terimakasih Cesss, Kuharap Klean Suka Ya.