NovelToon NovelToon
Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Ambisi Mantan Istri Yang Depresi

Status: sedang berlangsung
Genre:Cerai / Romansa / Balas Dendam / Mengubah Takdir
Popularitas:5.6k
Nilai: 5
Nama Author: SooYuu

“Jangan sok suci, Kayuna! Kalau bukan aku yang menikahimu, kau hanya akan menjadi gadis murahan yang berkeliling menjual diri!”

Demi melunasi hutang ayahnya, Kayuna terpaksa menikah dengan Niko — CEO kejam nan tempramental. Ia kerap menerima hinaan dan siksaan fisik dari suaminya.

Setelah kehilangan bayinya dan mengetahui Niko bermain belakang dengan wanita lain. Tak hanya depresi, hidup Kayuna pun hancur sepenuhnya.

Namun, di titik terendahnya, muncul Shadow Cure — geng misterius yang membantunya bangkit. Dari gadis lemah, Kayuna berubah menjadi sosok yang siap membalas dendam terhadap orang-orang yang menghancurkannya.

Akankah Kayuna mampu menuntaskan dendamnya??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SooYuu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 8

“Pak Niko, silakan minum teh du—”

Brak!

Airin sengaja menjatuhkan diri ke pangkuan Niko. Ia juga sengaja mengarahkan gelas ke dirinya, hingga seluruh teh tumpah — menyiram bajunya.

Alih-alih langsung berdiri. Airin justru menahan diri, ia menatap lekat wajah pria yang kini sangat dekat dengan wajahnya, nyaris tak berjarak. Niko pun sama, tak langsung menghindar, ia malah tampak menikmati momen tersebut.

Keheningan itu berlangsung beberapa saat, saling pandang, sama-sama berdebar. Niko menelan ludah, jari-jarinya menekan erat bahu Airin, enggan melepaskan.

Mata Niko menelusuri wajah gadis di pangkuannya, bulu mata lentik, mata yang membulat, pipi yang merona — hingga akhirnya pandangan Niko jatuh pada bibir Airin yang merah menggoda.

'Sial! Debaran macam apa ini? Airin memang sangat cantik. Bibirnya, dadanya ...,' batinnya setelah pandangannya menangkap buah dada Airin yang menonjol.

Pria itu semakin tertegun, napasnya tertahan. Ia berusaha kuat menahan gejolak yang mendorong naluri kelakiannya.

Tok, tok.

Suara ketukan pintu membuat keduanya tersentak. Airin segera menarik diri, sementara Niko langsung mengalihkan wajahnya, kembali menatap ke arah monitor.

Jantungnya masih berdebar. Namun, ia berusaha mengembalikan sikap profesionalnya. “Masuk,” ucapnya dengan wajah kaku.

Kevin masuk dengan membawa amplop berwarna coklat di tangannya. Mata elangnya langsung menyadari kecanggungan di ruangan itu. Niko yang duduk dengan wajah kaku, sementara Airin berdiri di sudut ruangan dengan pakaian yang basah.

“Maaf, Pak. Saya akan melapor sepuluh menit lagi,” ujar Kevin sambil menunduk.

“Baiklah, keluarlah dulu,” sahut Niko.

Akhirnya Kevin keluar lalu menutup kembali pintu ruangan.

“M-maaf, Pak. Saya nggak sengaja.” Suara Airin terbata, ia menunduk, tak berani mengangkat wajah.

“Baiklah, cepat bersihkan, setelah itu kau boleh keluar,” tegas Niko tanpa menoleh, suaranya datar, namun matanya terus mengerjap cepat — gelisah tak menentu.

Airin segera meraih tisu, lalu berjongkok membersihkan lantai. Gerakan cepatnya membuat rok pendeknya sedikit tersingkap, menampakan bagian tubuh seksinya. Satu kancing bajunya terbuka memperlihatkan belahan dadanya.

Niko kembali tertegun, napasnya semakin tercekat. Bagaimana tidak, godaan surga dunia terpampang jelas di depannya, laki-laki itu berulang kali menelan ludah. Niko akhirnya beranjak dari duduknya — meraih jasnya yang tersampir di kursi, lalu menutupi tubuh Airin.

“Pakai ini, sudah tinggalkan saja gelas itu. Biar diurus petugas kebersihan, sekarang kau urus dirimu sendiri, cepat ganti baju,” perintahnya pada Airin.

Airin mengangkat pelan wajahnya, ia sengaja menatap Niko lebih lama, lalu berkata lirih. “Pak Niko … sudah tampan, baik lagi.”

Gadis itu sengaja berkata demikian untuk memancing Niko, melihat sikap narsisnya. Pujian Airin akan memuaskan egonya yang sangat haus validasi.

Niko mengangkat alisnya. “Apa? Kau bilang apa?”

Airin membelalak, ia sontak berdiri. “M-maaf pak, saya nggak bermaksud … anu, Pak. Maaf,” ujarnya sambil menunduk.

Niko memalingkan wajah, sudut bibirnya terangkat tipis. Seolah menikmati pujian dari sekretarisnya itu, lalu kembali menatap ke depan. “Baiklah, sana cepat ganti baju, jangan sampai terserang flu.”

“B-baik, Pak. Saya ijin pamit,” sahut Airin, kemudian melangkah keluar meninggalkan Niko.

Di balik pintu. Airin masih berdiri, bibirnya melengkung nyaris membentuk senyuman. “Apakah berhasil? Lihat wajahnya tadi … sepertinya satu tembakan sudah tepat sasaran. Niko, kau akan segera berada dalam genggamanku,” gumamnya sambil tersenyum licik.

Sementara itu. Kevin orang kepercayaan Niko, mengamati gerak-gerik Airin dari jauh. Netranya menajam. “Wanita itu … ada yang nggak beres ini.”

***

Tiga bulan yang lalu.

Kayuna menemani Niko menghadiri acara keluarga. Seusainya, mereka mampir ke sebuah kafe karena Niko harus bertemu klien. Secara tak sengaja, Airin tiba-tiba menghubunginya, dan Niko pun memberi izin istrinya untuk bertemu dengan Airin sebentar. Maka, Kayuna pun meminta sahabatnya itu datang ke kafe.

Sementara Niko pergi menemui klien, Kayuna duduk sendiri di bangku sudut ruangan. Setelah beberapa saat, seorang gadis dengan pakaian feminin dan raut wajah ceria masuk ke kafe tersebut.

“Kayuna!” seru Airin, saat ia melihat sahabatnya duduk sendirian.

Kayuna sontak menoleh, wajahnya berbinar kala ia melihat Airin.

“Airin,” sapanya.

Kedua perempuan itu segera berpelukan erat, melepas rindu yang sudah lama tertahan.

“Kamu apa kabar, Rin?” tanya Kayuna, pelupuk matanya mulai memerah, ia menangis haru.

“Baik, Yuna. Kamu sehat?” sahut Airin, ia pun nyaris menitikan air mata. Namun tak benar-benar menangis.

“Iya, aku sehat.” Kayuna melepas rangkulannya, ia mengusap lembut wajah sahabatnya, yang sudah lama tak dilihatnya. “Kamu semakin cantik, Rin.”

Airin tersenyum tipis. “Kamu juga, gadis polos yang dulu … sudah tidak ada lagi. Kamu semakin dewasa, bahkan sudah menikah lebih dulu daripada aku,” balas Airin, ia kemudian menoleh sekeliling. “Di mana suamimu? Kamu sendiri? Harusnya ajak dia, kenalin ke aku.”

“Dia … lagi meeting sama klien, sebentar lagi pasti kesini,” sahut Kayuna.

Kedua sahabat itu pun duduk di sebuah kafe bernuansa klasik. Musik tenang di putar, aroma teh dan americano mulai menyeruak ke seluruh ruangan.

Mereka bercengkrama senang, menceritakan masa kecil dan pertumbuhan mereka, yang akhirnya terpisah, karena Airin harus ikut pindah ke luar kota bersama keluarga besarnya.

Tak lama, Kayuna menggeser pandangan. “Itu suamiku,” ucapnya sambil menunjuk ke belakang Airin.

Airin pun menoleh, ia langsung terpaku saat melihat sosok pria bertubuh kekar, tinggi, nan rupawan. Muncul dari balik dinding pembatas ruangan.

Niko memakai jas hitam khasnya, arloji mahal melekat di pergelangan tangannya. Tak lupa, rambut on pointnya menambah kesan maskulin yang memikat.

Airin menelan ludah. ‘Wah, tampan sekali, tipeku banget ini,’ celetuknya dalam hati.

Niko melangkah dengan tenang, hingga langkahnya terhenti di depan kedua wanita yang masih menatap dirinya. “Sudah pesan minum?” tanyanya pada Kayuna.

Kayuna mengangguk pelan. “Oh iya, Mas, ini Airin. Sahabatku,” ujarnya pada Niko, memperkenalkan sahabatnya.

Niko menatap datar. Namun bola mata tegasnya menelisik sekujur tubuh Airin. “Hai, saya Niko. Suami Kayuna.”

“A-aa … Hai —” Airin terbata, mendadak gugup di hadapan suami sahabatnya. Meski begitu, ia segera mengulurkan tangan berharap pria itu mau menjabat tangannya.

Dengan sedikit keraguan, Niko akhirnya menyambut uluran itu.

Niko memang sosok suami yang kasar. Namun di depan umum, ia sangat pandai menjaga marwahnya. Ia selalu memperlakukan Kayuna layaknya istri terhormat. Tak sekalipun ia menampakkan sisi kasar dan bejatnya, meski identitas Kayuna sebagai istri belum resmi dipublikasikan.

Itulah karisma yang membuat banyak wanita mengaguminya — hingga Airin pun ikut terjerat dalam pesonanya.

Airin terus melirik Niko yang duduk di seberangnya, meski tak banyak bicara pria itu sangat menarik perhatiannya. ‘Dari mana wanita kampungan ini mengenal Niko? Seorang CEO? Sial! Aku kalah lagi,’ dengusnya dalam hati.

Setelah cukup lama menemani istrinya bercengkerama, Niko akhirnya beranjak dari duduknya. “Maaf, kami harus segera pergi,” ujarnya pada Airin.

Airin ikut bangkit dari duduknya. “Cepat sekali, padahal kita belum ngobrol banyak.”

Niko mengangkat alisnya. “Kita?”

Airin membulatkan matanya, lalu mengerjap cepat. “Maksud saya, kita … saya dan Kayuna.”

“Lain kali, kita bisa ngobrol lagi, Rin. Aku harus ikut pulang suamiku, ada urusan lain,” ucap Kayuna sambil meraih tasnya.

“Beneran udahan?” sahut Airin dengan nada kecewa.

“Aku janji, lain kali kita bisa ketemu lagi,” jawab Kayuna berusaha merayu sahabatnya.

“Bener, ya. Janji,” kata Airin.

Kayuna mengangguk pelan, sementara Niko segera menggandeng tangan istrinya. Keduanya lekas berjalan keluar dari kafe.

Airin menyilangkan kedua tangannya di dada — menatap pasangan itu dengan raut wajah kesal. “Kayuna … enak sekali hidupmu, tiba-tiba jadi nyonya, aku nggak akan membiarkanmu hidup tenang.”

Airin bukanlah sahabat yang tulus. Ia pandai berperan manis — penuh tipuan, berteman dengan Kayuna hanyalah bagian dari permainannya. Di mata orang, Kayuna selalu tampak lembut dan sempurna.

Tak mau kalah saing. Airin pun selalu berdiri di samping Kayuna, berharap bisa mencuri sisi terang perempuan itu. Ia menikmati tatapan orang yang memuji persahabatan mereka, padahal di balik senyumnya, Airin sibuk menyembunyikan niat busuknya — menjatuhkan Kayuna dengan cara halus.

***

Di rumah sakit. Kayuna tengah menjalani pemeriksaan, dokter Ridho akhirnya selesai memeriksa tangannya dan mengganti perban.

“Sudah cukup membaik, perhatikan lagi kalau masih keluar darah dari bekas jahitan, bisa segera hubungi saya, Bu,” ucapnya dengan lembut pada Kayuna.

Kayuna mengangguk pelan. “Maaf, Dokter, saya —”

“Kayuna!” panggil Airin yang tiba-tiba muncul dari balik pintu ruangan dan disusul Niko melangkah pelan di belakangnya.

Kayuna mengangkat alisnya seolah tak percaya. “Airin?”

“Kamu baik-baik saja?” tanyanya dengan raut wajah seolah cemas.

“I-iya … aku baik,” sahut Kayuna, suaranya merendah kala ia melihat Niko berdiri dengan tatapan dingin.

“Dokter Ridho, saya butuh —” Adrian mendadak masuk ke ruangan, membuat semua mata sontak tertuju ke arahnya.

Airin yang berdiri di samping Kayuna seketika melebarkan mata saat melihat seorang pria yang dikenalnya. “Adrian?”

Adrian tertegun, tubuhnya mendadak membeku.

“Kau mengenalnya?” tanya Niko dengan tatapan bengisnya — masih menyimpan dendam pada Adrian.

Airin menjawab dengan penuh keyakinan. “Tentu saja, kami satu sekolah saat SMA. Dia Adrian mantan pacar Kayuna.”

*

*

Bersambung ….

1
Sunaryati
Emak sangat mendukungmu Kayuna, semoga lancar dan sukses, semua misi balas dendammu. Aku kok mengharapkan ada sanksi sosial juga pada Airin dan Nico. Juga proses perceraian juga lancar.
SooYuu: sanksi sosial, sanksi hukum. pokoknya harus lengkap, Mak. 😭
total 1 replies
Anna
Sahhh .... sah! 🤣
SooYuu: sabar ...😭
total 1 replies
Anna
Mau ketularan Amina ini sepertinya🤣
SooYuu: amina pengaruh buruk 😭
total 1 replies
Sunaryati
Kau akan hancur Nico walau perlahan , perselingkuhan kamu juga akan terungkap dan mempengaruhi perusahaan kamu. Kekejaman pada istrimu pun akan diberitakan lewat berbagai media, dengan begitu kamu tak bisa lolos dari jeratan hukum karena diketahui publik. Itu harapan emak sih
SooYuu: pantau terus Niko, Mak 🔥
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
jgn² kena penyakit mematikan👏...jgn buat dia hamil ya thor🙏
💕Bunda Iin💕
lo yg bermain² dgn adrian😡
💕Bunda Iin💕
lo yg salah ko mau nyiksa anak org mulu😡...udah cukup dia tersiksa selama menjdi istri lo niko biarkan dia yg bahagia
💕Bunda Iin💕
tak apa tapi itu author
💕Bunda Iin💕
itu ikan cuma satu karna cukup untuk menemani adrian seorg sja🤭
💕Bunda Iin💕
kayuna thor bukan kayuan😁
SooYuu: waduh, author hilap 😭
total 1 replies
💕Bunda Iin💕
pagi² disuguhkan pemandangan yh indah ya kayuna🤭
Anna
wajah tampan kelakuan setan.
Anna
strokee ajaa dahh strokeee
SooYuu: ngik-ngik 🤣
total 1 replies
Sunaryati
Segera dapat karma pada Niko dan Airin
💕Bunda Iin💕
cantik nya nyo💖💖💖
💕Bunda Iin💕
mimpi atau nyata ya?...mudah²an mimpi
💕Bunda Iin💕
hahaha bisa aj neng kayuna ini😂
💕Bunda Iin💕
sangat² tepat...ayo semangat kayuna balas semua rasa sakit mu walapun itu dilarang tpi ini benar² jahat banget + penindasan nya udah di luar akal sehat...andaikan geng yg di ciptakan adrian ada di dunia nyata sangat tertolong untuk org² yg lemah🥺
💕Bunda Iin💕: betul betul betul😭
total 2 replies
💕Bunda Iin💕
sabar sabar masih istri org itu🤭
💕Bunda Iin💕
mau masang set bel atuh kayuna😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!