Sebuah karya yang menceritakan perjuangan ibu muda.
Namanya Maya, istri cantik yang anti mainstream
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon R.Fahlefi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
kak Maya yang baik Budi
Seketika Mirna yang mendengar penolakan tegas dari Maya langsung menangis.
"Kak May, tolong aku... Kalau tidak aku bisa di usir ibu dari rumah..." Ucap Mirna tersedu-sedu.
Maya mendengus kesal, "Mir, uang 5 juta itu nggak sedikit, mikir nggak sih? Kalau emang nggak ada duit kenapa beli hp semahal itu?!"
"Kan aku udah bilang kak, aku kira harganya cuma 5 ratus rebu."
"Astoge Mir... Mana ada hp ipon harganya 5 ratus rebu, chargernya doang kali!" Maya melipat tangan di dada. Masih tidak habis pikir ulah adik iparnya itu.
"Kak May... Tolong... Ibu di rumah sedang marah-marah, bisa-bisa kolestrolnya nanti naik."
"Itu gara-gara ulahmu! Sudah aku nggak bisa bantu, aku nggak punya uang."
"Huaaaaaa!!!!" Mirna menangis semakin kencang membuat Maya menghembuskan nafas kesal.
"Udah diam?!! Mau nangis, mau teriak aku tetap nggak punya uang."
Maya berjalan dan membuka pintu rumah tapi Mirna tidak mau beranjak.
"Aku nggak boleh pulang sebelum uangnya dapat kak." Rengek Mirna lagi.
Wajah Mirna sudah berlinang air mata, suara ingusnya serak-serak terdengar begitu pilu dan menyayat hati.
Maya tidak habis pikir, Mirna yang sudah dewasa dan punya anak 1 itu sikapnya tidak berubah. Andai saja ia mau membantu Maya di ladang atau mengolah tanah mereka yang kosong mungkin kehidupan Mirna lebih baik, bahkan lebih baik dari rata-rata orang di kampung.
Disaat melihat Mirna masih bergeming, hati Maya mulai sedikit luluh. Mirna adalah adik iparnya meskipun sikapnya selalu membuat jengkel. Ia harus menganggap Mirna sebagai adik kandungnya sendiri.
Apalagi saat ini Mirna menangis sambil memegang hp ipon 13 nya erat-erat. Hp itu memang sangat diinginkan Mirna sedari dulu. Beberapa kali Mirna meminta Maya membelikannya, beberapa kali itu pula Maya menolak.
Alhasil, dengan hati nurani yang bersinar dari dalam, Maya pun menghembuskan nafasnya untuk mengingkari keinginannya untuk menolak.
Maya luluh, ia berjalan pelan dan duduk kembali didepan Mirna.
"Oke. Tapi dengan satu syarat." Ucap Maya.
Seketika wajah Mirna berubah menjadi terang benderang seperti purnama tanpa awan. Matanya bercahaya seperti bintang paling dekat, wajahnya berbinar seperti mata air jernih di pegunungan hijau.
"Makasih kak Maya, kau emang kakak iparku yang paling baik, paling cantik dan paling-paling sedunia." Kata Mirna sambil memeluk Maya dengan kencang.
Tubuh Maya terhuyung-huyung, tubuh Mirna yang lebih besar darinya membuat Maya hampir jatuh kebelakang.
"Jangan senang dulu! Ada syaratnya." Ucap Maya. Melepas pelukan Mirna.
Dalam hati, ada sedikit rasa senang dalam diri Maya melihat Mirna yang memujinya, melihat Mirna yang tanpa sungkan memeluk dirinya. Padahal, dulu mereka selalu bertengkar, pernah jambak-jambakan pula.
"Oke, syarat apa kak May? Jangan buat syarat yang aneh-aneh ya." Ucap Mirna merapikan kembali duduknya dan menghadap Maya dengan mimik muka semanis mungkin.
Maya diam sejenak, menarik nafas.
"Kau harus membantuku untuk mengurusi kelompok asparagus jaya di desa ini. Menemaniku ke kantor bupati, mengurus pembukuan, mengurus urusan transaksi-transaksi. Istilahnya kau akan menjadi sekretaris pribadiku!"
"Ah, kalau itu sih gampang kak. Serahkan saja padaku!" Jawab Mirna.
"Oke, masalah gajimu aku akan tetap kasih. Aku nggak minta kau bekerja secara gratis."
"Beneran kak? Jadi.. a-ku masih tetap digaji?"
Maya mengangguk.
Persis saat Mirna bangkit dari duduk, Maya sudah berdiri duluan.
"Udah, nggak usah peluk-peluk, besok kau mulai bekerja, aku ada urusan di kantor bupati." Potong Maya.
Mirna pun berseru senang.
"Oh kak Maya, engkau memang malaikat tak bersayap. Coba dari dulu kakak baik begini samaku."
"Aku emang udah baik dari dulu, kaunya saja yang sikapnya diluar angkasa!"
Mirna nyengir, dan sekali lagi berterima kasih. Ia menggenggam hp iponnya erat-erat.
Setelahnya Maya menemani Mirna untuk membayar hp ipon itu ke kurir.
Maya mentransfer pembayaran cod itu. 5 juta ditambah 50 ribu sebagai tip kepada kurir.
Dan apesnya, Maya terjungkal kebelakang setelah Mirna sekali lagi memeluknya.