NovelToon NovelToon
Rengganis Larang

Rengganis Larang

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri / Hantu / Roh Supernatural / Fantasi Wanita
Popularitas:613
Nilai: 5
Nama Author: Saepudin Nurahim

Warisan darah. Kutukan leluhur. Perburuan yang tak pernah usai.

Di tengah kabut kelam tanah Pasundan, garis batas antara dunia manusia dan dunia gaib mulai menipis. Makhluk-makhluk yang seharusnya tersegel mulai bermunculan kembali, membawa kutukan, kematian, dan kegilaan. Hanya satu nama yang masih ditakuti oleh mereka yang hidup dalam kegelapan: Rengganis Larang.

Sasmita Wibisana, keturunan terakhir dari pemburu siluman, kini memikul beban warisan berdarah keluarganya. Dengan keris pusaka yang haus jiwa dan senjata api yang diberkahi mantra, ia menyusuri lorong-lorong gelap Nusantara untuk memburu entitas yang tak bisa dilawan manusia biasa. Tapi setiap makhluk yang ia bunuh, semakin dekat pula ia pada satu kebenaran yang telah dikubur berabad-abad: sebuah pengkhianatan di dalam garis darahnya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saepudin Nurahim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Yang Tidak Tersentuh Kurap

Pria tua itu meledak seperti goni busuk. Tapi bau yang tertinggal jauh lebih lama dari suara meletusnya.

Sasmita mengusap kerisnya pakai sapu tangan lusuh. Cairan hijau yang muncrat tadi sedikit mengenai ujung bilah pusaka. Bukan darah. Lebih mirip lendir busuk bercampur belatung mikroskopis yang menari dalam kegelapan.

Dia lanjut jalan. Tak ada waktu untuk nunggu penjelasan dari mayat.

Langkahnya mantap masuk ke jalan kecil pemukiman warga. Rumah-rumah panggung di sisi kanan-kiri mulai terlihat jelas. Beberapa masih mengeluarkan cahaya lilin. Tapi kebanyakan sudah gelap total.

Dan semuanya sunyi. Terlalu sunyi.

Tapi bukan sunyi damai. Ini sunyi yang... tegang. Seolah ada sesuatu yang sedang mengintip dari balik kegelapan, menahan napas. Sasmita tak takut, tapi tubuhnya bereaksi sendiri. Bulu tengkuk berdiri, dada seperti dicekik aura.

Bukan aura siluman. Tapi aura penderitaan manusia.

Dia berjalan pelan ke sebuah rumah yang pintunya terbuka setengah. Bau amis langsung menyambut. Dalam cahaya lampu minyak yang redup, terlihat dua sosok tubuh rebah di tikar lusuh.

Suami istri. Wajahnya nyaris tak terlihat manusia.

Kulit mereka seperti digoreng dalam minyak kotor. Melepuh. Mengeras. Bagian tertentu pecah, dan dari dalamnya keluar nanah kehijauan yang terus menetes. Kuku mereka tercabut sendiri. Mata mendelik, tapi belum mati. Mereka hidup—hidup dalam siksaan yang tak bisa dijelaskan oleh ilmu medis.

Dan di sudut ruangan... duduk seorang gadis muda. Usianya sekitar dua puluhan. Wajahnya cantik, bersih, tapi sembab. Rambut hitamnya acak-acakan. Bibirnya pecah karena menangis.

Matanya merah dan lelah. Tapi tetap waspada saat melihat Sasmita masuk.

> “Jangan... jangan dekati aku...!” suara si gadis nyaris parau.

Sasmita berhenti. Dia menurunkan kapuconya, menunjukkan wajahnya yang serius, tapi tenang.

> “Gue bukan siluman. Bukan penjahat. Gue... pemburu.” katanya pelan.

Si gadis tetap bergeming. Di belakangnya, orang tuanya meraung pelan. Tidak bisa bicara. Mereka hanya bisa mengerang, menggaruk tubuh sendiri hingga berdarah.

> “Mereka... orangtuaku... Kak...” ucap si gadis, suaranya pecah.

Sasmita mendekat satu langkah.

> “Namamu siapa?”

> “Yuyun.”

> “Yuyun, lo sakit?”

Gadis itu menggeleng cepat.

> “Aku... aku enggak kena. Aku doang yang enggak. Semua keluarga di RT ini, satu-satu kena penyakit ini. Awalnya cuma gatel. Terus... kulitnya mulai copot. Bahkan ayam sama kambing juga ikut rontok bulunya...”

Tangisnya pecah lagi.

Sasmita pelan duduk di tepi pintu. Dia tak masuk lebih dalam. Bau dari tubuh orangtua Yuyun seperti campuran daging bakar dan limbah medis.

> “Berapa hari ini kejadian?”

> “Baru lima hari. Awalnya cuma satu bapak-bapak yang pulang dari kebun. Terus semua yang dia temui jadi gitu juga. Satu desa... satu RT... semuanya...!”

Sasmita menarik napas dalam. Lima hari. Terlalu cepat untuk infeksi biasa.

> “Lo beneran enggak ngerasa aneh di tubuh lo?”

Yuyun berdiri. Tangannya gemetar. Tapi dia berani nunjukin kedua lengannya. Bersih. Kulit mulus, tanpa luka. Tapi ada sesuatu yang aneh. Di lehernya... ada bekas goresan kecil. Seperti cakaran ringan. Belum infeksi, tapi...

Sasmita berdiri dan menghampiri lebih dekat. Yuyun sedikit mundur, tapi dia enggak kabur. Sasmita memandang mata gadis itu lekat-lekat.

> “Kalau lo masih bersih, lo harus ikut gue. Sekarang juga.”

> “Tapi... orang tuaku...”

> “Udah terlambat. Kalau lo tinggal di sini satu malam lagi, lo bakal ikut mereka.”

Yuyun menggigit bibirnya.

Di belakang, ayahnya meraung dan mulai menghantam kepalanya ke lantai. Ibunya mengeluarkan suara seperti binatang. Lidahnya membengkak dan menggantung dari mulut. Darah hijau menetes tanpa henti.

Sasmita menahan napas. Dia tak boleh ikut hanyut emosional.

> “Lo anak yang kuat. Kalau lo ikut gue, mungkin kita bisa bantu mereka nanti. Tapi lo harus bertahan dulu.”

Yuyun akhirnya mengangguk. Sasmita menarik satu jimat kecil dari sabuknya, lalu menggenggam tangan Yuyun dan menyelipkan jimat itu ke telapak tangannya.

> “Genggam ini terus. Jangan dilepas. Walau lo ketakutan.”

Yuyun mengangguk lagi.

Sasmita berdiri, dan menatap orang tua gadis itu terakhir kali. Wajah mereka... sudah bukan wajah manusia. Tapi bukan siluman juga. Ini... hasil mutasi kutukan.

Keluar dari rumah itu seperti keluar dari liang kubur. Angin malam langsung menerpa wajah Sasmita, membawa aroma kayu basah dan kematian.

Yuyun berjalan pelan di belakangnya. Mereka tak berbicara. Hanya suara langkah mereka yang terdengar, menyusuri jalan desa yang perlahan berubah jadi lorong penderitaan.

Rumah demi rumah yang mereka lewati... hampir semuanya sama.

Tapi tak ada suara minta tolong.

Hanya erangan. Dan aroma kurap busuk yang menempel di udara.

Yuyun satu-satunya yang belum terinfeksi. Tapi apakah benar dia bersih? Atau... justru itu yang diinginkan oleh Babiang Kurap?

Bersambung....

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!