Storm adalah gadis bar-bar dengan kemampuan aneh—selalu gagal dalam ujian, tapi mampu menguasai apa pun hanya dengan sekali melihat.
Ketika meninggal pada tahun 2025, takdir membawanya hidup kembali di tubuh seorang narapidana pada tahun 1980. Tanpa sengaja, ia menyembuhkan kaki seorang jenderal kejam, Lucien Fang, yang kemudian menjadikannya dokter pribadi.
Storm yang tak pernah bisa dikendalikan kini berhadapan dengan pria yang mampu menaklukkannya hanya dengan satu tatapan.
Satu jiwa yang kembali dari kematian. Satu jenderal yang tak mengenal ampun. Ketika kekuatan dan cinta saling beradu, siapa yang akan menaklukkan siapa?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34
“Aku terkejut saat namanya mirip dengan Lucien Fang,” ungkap Nic sambil menatap Storm. “Aku sempat bertanya pada mereka. Orang tua Tuan Xi bilang, nama Lucien diberikan oleh seorang pendeta Tao sejak Lucien Xi baru lahir.”
“Pendeta Tao?” tanya Storm, alisnya berkerut.
“Benar!” Nic tersenyum tipis. “Apakah kau masih ingat? Aku pernah menceritakan padamu ... di hari kau lahir, pendeta Tao juga datang dan memberimu nama, Storm. Aku rasa… perjodohan kalian sudah ditentukan sejak kalian lahir. Ini sudah takdir.”
Storm menelan napas dalam. Hatinya berdegup kencang, perasaan campur aduk antara terkejut, takut, dan bahagia. Ia menunduk sejenak, memikirkan semua yang telah terjadi.
“Aku… sudah mengerti apa yang terjadi,” gumam Storm pelan. “Siapa pria yang aku jumpai… dan bersamaku selama ini…”
Tanpa sadar, Storm bangkit dari ranjang, pandangan matanya tajam, dan berlari keluar dari kamar, seolah harus segera menemui jawaban sendiri.
“Hei, Nona!” Nic berteriak panik, berusaha mengejar. “Kau baru sadar, jangan lari! Otakmu masih belum diperiksa ulang!”
Storm tidak mendengar, kakinya terus melangkah cepat menembus koridor rumah sakit, hatinya hanya terpaku pada satu nama—Lucien.
Di dadanya, sebuah perasaan aneh berkecamuk:
antara mimpi dan kenyataan, masa lalu dan masa kini, semuanya mulai terasa menyatu.
“Nona, kau mau ke mana?” Nic berteriak sambil menyusul langkah Storm yang kencang di koridor. Napasnya terdengar berat, namun ia tetap berlari menahan kekhawatiran.
Storm menoleh sekilas, matanya menatap jauh ke arah ujung lorong. “Di mana kamar Lucien?” tanyanya, suaranya serak tapi tegas.
“Di ujung sana!” Nic menunjuk arah dengan panik. “Jangan lari lagi! Otakmu bisa terluka lagi. Selama ini fungsinya hanya dua puluh persen… kalau kau terluka lagi, bisa tinggal lima persen saja!” teriak Nic, suaranya menggaung di sepanjang koridor, menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya.
Storm tidak berhenti. Hatinya bergejolak, setiap langkah seolah menuntunnya pada satu tujuan—pria yang telah menghuni seluruh pikirannya sejak dunia lain.
Di ujung koridor, pintu kamar terlihat samar. Hati Storm berdebar kencang. Ia tahu, di balik pintu itu—ada jawaban untuk semua pertanyaan yang menghantui pikirannya selama ini.
Pintu kamar itu tiba-tiba terbuka dari dalam. Mata Storm membulat besar saat melihat sosok yang berdiri di depan pintu.
“Lucien?” tanya Storm, suaranya bergetar, menatap pria itu yang—Tuan Xi—telah sadar.
Lucien menatapnya, senyum tipis terbentuk di wajahnya. “Ah Zhu… apakah kau masih bersedia menikah denganku?” tanyanya sambil mengulurkan tangan.
Storm tersenyum, tanpa ragu, langsung memeluk pria itu erat. “Aku mengira kita tidak akan bisa bertemu lagi,” ucapnya lirih, kepala bersandar di dada Lucien.
Lucien membalas pelukan itu dengan lembut, menundukkan kepalanya. “Aku juga sama… tiba-tiba saja kau pingsan, dan saat aku sadar, aku sudah di sini,” jawabnya pelan.
“Kita telah ditakdirkan bersama,” ucap Lucien lembut, menatap mata Storm. “Bertemu, mengalami kecelakaan di zaman ini, lalu bertemu kembali di era 80. Kali ini… kita tidak akan berpisah lagi.”
Storm menatapnya dengan mata berbinar. “Aku tidak menyangka… orang yang aku kenal selama di era 80 ternyata adalah Tuan Xi yang akan dijodohkan denganku. Kenapa di saat itu kau tidak memberitahu aku?"
Lucien tersenyum tipis, menahan rasa bahagia. “Aku juga terkejut dengan kejadian ini. Tiba-tiba aku tersadar di tubuh seorang pahlawan negara. Dan akhirnya… aku meneruskan tugasnya. Akhirnya aku berhasil. Aku tidak beritahumu karena tidak ingin kau menjauh dariku. Oleh karena itu aku hanya bisa membuatmu di sisiku, agar kau semakin menyukaiku."
Storm menelan napas panjang, hatinya bergetar. “Lucien…”
Lucien menggenggam tangannya. “Storm, mari kita menikah.”
“Iya… aku tidak ingin berpisah denganmu,” jawab Storm mantap, senyum merekah di wajahnya.
Di ujung koridor, Nic menatap mereka dari jauh. Ia menggaruk kepalanya bingung, matanya membelalak.
“Ada apa ini?” gumam Nic sendiri. “Sejak kapan Nona bisa dekat dengan Tuan Xi? Dia bilang menolak, tapi baru dua detik kemudian sudah berpelukan. Ada apa dengan dua orang ini? Apakah mereka sama-sama hilang ingatan?"
Lucien dan Storm telah ditakdirkan untuk bersama sejak mereka dilahirkan. Takdir itu begitu jelas, seakan digariskan oleh kekuatan yang lebih tinggi.
Tiba-tiba, di ujung koridor, muncul sosok yang selama ini tak pernah terlihat sejak kelahiran Storm, Pendeta Tao. Ia menatap pasangan itu yang telah bersatu dengan senyum hangat, wajahnya memancarkan kepuasan dan kebahagiaan yang mendalam. Anehnya, tidak seorang pun menyadari kehadiran pria tua misterius itu.
“Lucien Xi,” suara Pendeta Tao terdengar lembut namun penuh wibawa, memenuhi lorong dengan aura damai. “Kau adalah reinkarnasi dari Lucien Fang. Lucien Fang adalah pahlawan negara yang tewas demi negara. Kebaikanmu di hayat lalu… kini akan kau nikmati di kehidupan sekarang."
"Storm adalah gadis yang telah ditakdirkan untukmu. Kalian memiliki cahaya terang yang akan menerangi kehidupan kalian seumur hidup. Tugasku akhirnya selesai.”
Setelah mengucapkan kata-kata itu, Pendeta Tao perlahan menghilang, meninggalkan udara yang terasa hangat, penuh kedamaian, dan keajaiban.
tamat.
Terima kasih, teman-teman. Telah ikuti cerita Strom Lin hingga akhir bab🙏🙏🙏♥️♥️♥️♥️
Jangan lupa mampir ke karya baru author ya🤗🤗
trus itu gmn?
jadinya
semoga semua akan baik-baik saja...
dan berakhir bahagia.....🤲
kasian juga q am ortux tp klo.yg begitu tiba2 ngilang, pasti sepi n sedih