Mengetahui suaminya telah menikah lagi dan mempunyai seorang anak dari perempuan lain, adalah sebuah kehancuran bagi Yumna yang sedang hamil. Namun, seolah takdir terus mengujinya, anak dalam kandungannya pun ikut pergi meninggalkannya.
Yumna hampir gila, hampir tidak punya lagi semangat hidup dan hampir mengakhiri hidupnya yang seolah tidak ada artinya.
Namun, Yumna sadar dia harus bangkit dan hidup tetap harus berjalan. Dia harus menunjukan jika dia bisa hidup lebih baik pada orang-orang yang menyakitinya. Hingga Yumna bertemu dengan pria bernama Davin yang menjadi atasannya, pria dengan sebutan sang cassanova. Yumna harus bersabar menghadapi bos yang seperti itu.
Davin, hanya seorang pria yang terlanjur nyaman dengan dunia malam. Dunia yang membuatnya tidak terikat, hanya menikmati semalam dan bayar, lalu pergi tanpa keterikatan. Namun, setelah hadir Sekretaris baru yang cukup ketat karena perintah ayahnya, dia mulai memandang dunia dengan cara berbeda.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nita.P, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Calon Istrinya?
Davin yang sedang fokus dengan laptop di depannya, langsung mendongak saat ada seseorang yang menyodorkan undangan di atas meja. Ketika melihat itu adalah Yumna, dia mengerutkan keningnya.
"Apa ini?"
"Tadi saya mendapatkan undangan dari Shafa, acara ulang tahun anaknya yang ke 3 tahun. Acaranya minggu ini"
Sebenarnya Shafa sengaja datang ke Apartemen Yumna secara diam-diam agar tidak diketahui oleh Davin. Memohon pada Yumna agar mau membawa Davin untuk datang ke acara itu. Sementara dia tahu jika Davin akan sulit untuk datang jika Shafa yang meminta.
"Anakku terlihat menyukai Omnya, tapi sayang Kak Davin selalu tidak datang di acara ulang tahunnya.Kali ini tolong kamu bujuk agar dia mau datang ya. Aku mohon sekali"
Yumna juga tidak tega melihat Shafa yang sampai jauh-jauh datang menemuinya dan memohon padanya. Lagian membantu saudara ini bersatu juga cukup bagus, daripada terus melihat mereka yang di penuhi aura dingin.
"Kau saja yang datang dan belikan saja kado untuknya"
"Tidak bisa Pak!" Yumna langsung menyangkal dengan cepat, dia menarik kursi di depan meja kerja Davin dan duduk disana. "Saya akan datang, tapi saya ingin anda juga datang. Ini adalah acara ulang tahun keponakan anda, Pak"
"Tapi saya sibuk!"
"Semua jadwal anda ada di saya, jadi saya bisa mengatur semuanya. Lagian malam minggu ini semuanya kosong Pak, jadwal anda aman"
Davin menghembuskan napas pelan, menatap Yumna dengan lekat. Perempuan itu malah tersenyum begitu manis saat Davin menatapnya seperti itu. Membuat rasa kesal dalam dirinya seketika sirna.
Sial, kenapa dia menunjukan wajah menggemaskan seperti itu. Membuatku sulit untuk menolak ajakannya saja.
"Baiklah, terserah kau saja"
Yumna langsung tersenyum penuh kemenangan. Setelah tiga bulan menjadi sekretarisnya, membuat Yumna tidak lagi merasa sulit untuk menghadapi Davin. Karena sebenarnya memang Davin mudah untuk diluluhkan asal bisa meyakinkannya lebih dulu.
"Baiklah, nanti sore kita pergi cari hadiah untuk Alvino, bagaimana?"
"Kau saja yang cari, aku malas"
Yumna mencebikan bibirnya kesal, namun dia masih berusaha untuk sabar menghadap atasannya yang keras kepala ini. "Tidak bisa, anda harus pergi dan memilih sendiri hadiah untuk Alvino. Karena hadiah yang di pilih dengan sepenuh hati dan penuh keikhlasan, pasti akan terasa bermakna bagi si penerima hadiahnya juga"
Davin kembali menatap Yumna, masih perlu bersabar menghadapi wanitanya yang terkadang memang tidak mudah menyerah dengan apa yang dia yakini dan dia inginkan.
"Aku hanya memberikan hadiah pada anak kecil, bukan pada calon istriku. Kenapa sampai harus sepenuh hati segala"
Yumna menaruh dua tangannya di atas meja, menimbulkan sedikit suara tapi bukan sejenis gebrakan di meja. "Pak Davin, anak kecil justru lebih peka terhadap ketulusan orang-orang yang memberikan hadiah dan sayang padanya. Kalau mau belikan hadiah untuk calon istrinya juga harus sepenuh hati. Jadi, anggap saja besok Pak Davin juga mencari cincin untuk calon istri anda, oke?"
Seketika wajah datar Davin berubah menjadi di penuhi senyuman. Dia menatap Yumna dengan lekat dan tatapan yang penuh arti. "Baiklah, aku akan mencarikan cincin untuk melamar calon istriku kalau begitu"
Seketika Yumna langsung mengerutkan keningnya, cukup bingung dan terkejut juga dengan ucapan Davin barusan. "Memangnya anda sudah mempunyai calon istri ya? Kok saya tidak tahu, atau anda tidak pernah cerita? Atau ... Nona Farah?"
Seketika senyuman lebar di wajah Davin sirna mendengar ucapan Yumna barusan. Wajahnya berubah kesal. "Sudahlah, kau memang bodoh. Keluar sana, dan jangan ganggu aku!"
Yumna menghembuskan napas kasar, tiba-tiba sekali Davin marah hanya karena dia bertanya seperti itu.
Padahal aku memang tidak tahu kalau dia sudah punya calon istri, dan yang aku tahu hanya tentang Farah yang mantan pacarnya itu. Tapi, apa mungkin Pak Davin akan kembali pada Farah yang mengkhianatinya?
Saat kembali ke meja kerjanya, Yumna duduk dengan wajah cemberut. Ada perasaan kesal dan marah saat melihat Davin yang marah padanya, dan juga rencana dia yang ingin melamar calon istrinya. Tapi, kenapa juga dia harus marah? Sementara sejak awal bekerja sudah biasa dengan bentakan Davin.
"Calon istrinya, memang dia sudah punya apa ya? Dan siapa calon istrinya itu? Ah, menyebalkan"
Yumna menyandarkan kepalanya di atas meja dengan tangan yang di lipat sebagai bantalan. Tiba-tiba moodnya hancur dan rasa kesal yang memenuhi rongga dadanya.
Eh, tapi kenapa juga aku harus kesal?
*
Davin mengerjakan beberapa pekerjaannya lagi, ketika melihat arloji di pergelangan tangannya, dia langsung menutup laptop dan membereskan berkas-berkas di atas meja. Membuka kacamata bacanya dan sedikit memijat pelipisnya yang terasa pening.
Menatap ke arah kaca besar di ruangannya yang tembus pandang ke arah meja kerja Yumna. Melihat wanita itu juga sedang fokus dengan laptopnya. Setelah perdebatan tadi siang karena cincin dan calon istri yang membuat Davin kesal. Mereka tidak banyak bicara lagi dan Yumna juga hanya menyerahkan berkas yang harus Davin tanda tangani tanpa banyak bicara.
Davin memperhatikan gerak-gerik Yumna sambil duduk bersandari di kursi kerjanya. Melihat keningnya yang sesekali berkerut, bibirnya yang ikut maju seperti sedang berpikir keras, membuat Davin terkekeh lucu.
"Kenapa kau masih saja bodoh, sudah satu bulan aku memberikan semuanya untukmu. Melakukan pendekatan dengan perlahan, jika kau masih saja bodoh seperti ini, aku bisa langsung menculikmu dan membawa ke Altar pernikahan"
Sebenarnya cukup heran dan aneh juga, ketika seorang Davin mempunyai rasa yakin dalam waktu singkat untuk menikah. Karena dalam hidupnya sebelumnya, pernikahan tidak pernah ada dalam rencananya. Tapi sekarang tiba-tiba sekali Davin ingin memiliki seorang perempuan yang dia tidak ingin sampai kehilangannya lagi. Hanya ingin memilikinya seorang diri, dan cara yang terpikir dalam benaknya hanya satu, yaitu menikahinya. Sebuah janji sakral dalam sucinya pernikahan yang sebelumnya tidak pernah terpikir dalam benak seorang Davin.
"Dia benar-benar merubah hidupku dalam waktu sekejap. Bagaimana mungkin aku akan diam saja sementara selama ini aku selalu was-was karena takut dia menemukan pria lain yang lebih baik dariku"
Masa lalu dan keburukan Davin yang tidak akan pernah bisa disembunyikan sampai kapanpun. Dan itu cukup membuatnya takut jika mungkin saja Yumna akan menjadikan alasan itu untuk menolak perasaannya. Tapi, bukan Davin jika harus mengalah begitu saja. Tidak ada kata 'merelakan wanitanya' hanya demi dia bahagia. Davin akan memaksanya untuk menjadi miliknya seorang jika suatu saat cara perlahan mendekatinya tidak juga berhasil.
Davin beranjak dari duduknya, mengancingkan jasnya dan pergi keluar ruangan. Melihat Yumna yang masih berkutat dengan pekerjannya.
"Ayo pulang, bukannya ingin pergi mencari hadiah"
Yumna langsung mendongak, dia mengangguk pelan. Langsung membereskan meja kerjanya dan mengambil tas juga ponsel.
"Baiklah, ayo kita pergi"
Yumna menatap punggung lebar Davin yang berjalan di depannya. Masih memikirkan ucapan Davin tadi.
Apa dia benar akan mencari cincin untuk calon istrinya ya? Ah, kenapa lagi aku ini, kenapa aku semakin kesal?
Bersambung
ya benar tuh saran dari bara...
ngambek kan yumna... smngt ya smg yumna luluh 😁😁😁
tau kan Davin tidak di perhatikan oleh
ibu dan papa nya Yo di maklumi jangan
langsung gagal nikah lihat sayang
luar biasa' menolongmu Tampa ingat
dirinya terbuka rela menolongmu ingat
jangan menjadi merasa di sakiti atau
apalah
butuh ruang butuh penyesuaian diri
tidak seperti itu Ak ga setuju' taukah
kamu Davin begitu menyedihkan di satu
sisi itu ibunya di satu sisi ibunya menye
bahkan menghilangkan nyawa orang lain
jadi jangan seolah kamu yang tersakiti
ada sebab musababnya Jangan asal
menuduh Davin bisa bangkit Karena
kamu bisa mengambil hati nya tetapi.
jangan di hakimi,,,
apapun masa lalu nya asalkan saat ini yang dulu jahat menjadi baik yang dulu
tukang selingkuh sekarang sudah insyaf
pokonya banyak jalan menuju kebaikan
😁🥰❤️👍 ok Davin Yumna jalan kan
hidup sebaik mungkin selagi ada waktu,