Lisa terpaksa ikut kekampung suami nya setelah usaha mereka bangkrut total, namun setelah sampai kampung ia malah di buat tercengang melihat keadaan rumah yang di pandangan dia amat mengerikan sekali.
Di tambah setiap malam ia selalu bermimpi seram, kuburan yang ada di tengah rumah terasa sangat menyeramkan. kata Harun itu adalah kuburan Nenek moyang nya, jadi tidak bisa mau di pindah.
Mampu kah Lisa bertahan dari gangguan?
Atau Lisa akan menyerah akibat takut dan juga ngeri melihat penampakan!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 29. Elia di tinggal
Harun resah juga menunggu istri nya yang sampai malam belum juga kembali, ponsel nya juga mati sehingga tidak bisa mau di hubungi. sudah pasti seorang suami tidak akan bisa tenang apa bila istri yang kata nya mau pergi sebentar tapi sampai malam malah tak kunjung datang, jadi gelisah menunggu sejak maghrib tadi.
Mana Lisa juga belum tau rute sini sehingga bisa kesasar kemana mana karena sangking goblok nya sama daerah sini, Harun juga tau kalau istri nya itu keras kepala sehingga susah mau di bilangi. dengan orang gampang mengatai, memang Lisa kurang bisa menjaga emosi kalau segala sesuatu tidak sesuai dengan keinginan nya.
Keras kepala dan gampang mengatai orang masih mending bila punya pegangan dan bisa apa saja, ini tubuh kosong dan tidak bisa apa apa maka semua nya langsung sia sia saja karena kalau sudah ketemu dengan orang yang lebih kuat habis lah sudah, akan melayang nyawa nya di tangan orang tersebut.
Beda dengan Purnama yang sikap nya memang gampang emosi pada semua orang, tapi dia bukan orang sembarangan dan Ibu nya juga tidak resah bila anak nya akan di ganggu orang. sebab Purnama juga sangat lihai dalam hal apa pun, jangan kan cuma bentuk Lisa, yang kekar dan berotot saja maka akan habis juga di bantai nya.
"Papa mau kemana?" Elia menatap Harun yang siap siap.
"Kita cari Mama sekarang ya, hari hujan dan semakin malam tapi Mama belum pulang." Harun sangat cemas.
Elia berdiri tidak jauh dari Harun dan menatap keluar juga, memang di luar sangat gelap dan hujan. kalau sudah begini maka semua akan terasa seram, pohon pohon bergoyang goyang seolah terlihat seperti tangan yang mau melambai lambai.
"Papa hidupkan dulu mobil nya, siapa tau bisa hidup." Harun mencoba untuk stater.
"Iya." Elia mengangguk dan menunggu.
"Kok tidak mau hidup ya, aduh bagai mana kalau mobil nya tidak bisa hidup?" Harun tambah panik tidak karuan.
"Papa cepat!" Elia berteriak dari luar mobil.
"Sabar, Elia." Harun lama lama emosi juga karena pikiran nya sangat cemas.
"Papa, ada yang mendekati Elia!" gadis kecil itu kembali berteriak.
"Apa sih, Elia?!" Harun membentak keras dan keluar dari mobil.
"Dinding nya bergerak dan ada yang keluar dari sana." Elia menunjuk ruangan yang sebelum nya sudah Harun masuki.
Harun menelan ludah nya susah payah karena dia percaya dengan apa yang anak nya katakan, maka dia pun menggendong Elia untuk masuk lagi kedalam rumah. petir masih menyambar nyambar di luar sana, membuat hati Harun juga seperti di hentak hentak.
"Mobil nya tidak bisa hidup dan Papa harus cari Mama, Elia tidak bisa ikut karena di luar hujan! Elia diam di dalam kamar saja ya." pinta Harun yang merasa serba salah.
"Iya, Elia mau kalau di dalam kamar karena Tante itu tidak bisa masuk sini." angguk Elia.
"Pokok nya Elia diam saja dan tidak usah keluar, Papa akan mencari Mama." Harun tidak peduli apa yang anak nya katakan.
"Papa hati hati, Elia menunggu ya." gadis kecil ini melambaikan tangan.
"Lindungi lah anak dan istri ku, Ya Allah." Harun menyalakan motor yang sudah agak odong odong itu.
Tidak peduli seberapa deras nya hujan maka tetap saja di terjang nya karena dia harus menemukan sang istri, kalau hujan begini memang terasa tidak nyaman apa bila salah satu keluarga sedang di luar, ada rasa cemas dan takut akan terjadi apa apa karena hujan dan juga malam gelap gulita, di tambah Lisa juga sama sekali tidak tau daerah sini.
"Tante itu ikut dengan Papa." Elia menatap Harun yang mengendarai motor.
Elia merasa aman di rumah karena hal yang dia takuti adalah sesosok wanita cantik dengan mahkota di atas kepala nya, memang sama sekali tidak ada yang aneh tapi Elia tidak punya nyali apa bila sudah mau menatap mata nya.
"Ya sudah kalau begitu Elia duduk di sini saja menunggu Mama sama Papa, hujan nya deras sekali." gumam Elia menadahkan tangan nya keluar.
Tes.
Tes.
Tetesan air yang sangat dingin menimpa tangan nya, lalu tangan kecil yang semual sedang menadah sendirian itu mendadak saja di sentuh oleh tangan keriput namun sangat putih sekali.
"Eyang kakung."
Sosok tua dengan senyum teduh nya mengangguk pada Elia dan mereka tertawa bersama sembari bermain air hujan dari balkon, Elia tidak tau bahwa yang sedang bersama nya sudah bukan manusia lagi, namun dia bukan bangsa iblis yang jahat.
...****************...
Lisa merasa seolah tercekik oleh sesuatu karena dia di himpit dengan tubuh yang besar tinggi dan sangat hitam, memang belum terlihat jelas tapi sekali lewat sudah dia lihat barusan wujud nya bagai mana. saat ini Lisa sedang berusaha mati matian agar bisa lepas, karena takut mati di hajar oleh iblis ini.
"Aku tidak boleh mati sekarang, pokok nya aku harus lari." tekad Lisa yang sudah pucat ketakutan.
Kaki yang tadi sudah kena tarik pun kelihatan membiru seolah cengkeraman nya sangat kuat, Lisa mau lari saja tidak bisa cepat karena kaki sudah pincang. bekum sempat lima langkah berlari, kini kaki nya sudah di tangkap lagi sehingga tidak bisa mau lari lagi.
"Lepaskan, lepaskan aku!" teriak Lisa.
"Hohohoooo, layani aku....layani aku!" suara pria itu sangat serak.
"Tidaaaaak, lepaskan aku! aku tidak mau, lepaskan aku." Lisa menjerit histeris karena ketakutan.
Braaaaak.
"Aaagkkkkk!" Lisa menjerit karena bagian kening nya menghantam lantai.
Sedangkan sosok hitam itu kembali menimpa tubuh nya dan sesuatu yang sangat keras sedang menggosok gosok di paha Lisa, padahal saat ini Lisa masih pakai celana panjang tapi sudah terasa saja benda yang begitu keras itu sehingga membuat dia sangat merinding, dari bentuk dan juga ukuran nya sangat lah membuat jiwa merinding.
"AKU TIDAK MAU! LEPASKAN AKU, TOLOOOOONG." Lisa masih terus berusaha minta tolong.
"Kenikmatan yang kau dapat tidak akan membuat mu menyesaaaalll, kauuhh akan dapat uang dan juga kenikmatan." suara itu sangat serak.
"Bangsaaat! aku tidak mau mengambil pesugihan." teriak Lisa yang paham pembicaraan iblis ini.
"Hahahaaaaa...kau sudah masuk dalam pesugihan, tanpa kau sadari bahwa kau sudah jadi pengikut ku." seringai nya.
Lisa mendelik karena dia masih belum paham juga bagai mana arti nya, sejak kapan pula dia mengambil pesugihan dan kapan pula dia jadi pengikut iblis. rasa nya Lisa tidak pernah macam macam, tapi kenapa sekarang dia jadi pengikut iblis.
Selamat siang guys ku, up yang ketiga ya ini. jangan lupa like dan comen nya biar othor semangat.
apa ulah bpak nya atau ulah melati ya..
Elia psti nya anak Indigo yg sllu bisa melihat arwah dan hal-hal ghaib 👏
mmg Lisa itu harus di Bina jd iStri , gak sadar jg otak nya. sdgkan Harun sedikit demi sedikit mulai terpengaruh sama iblis yg di rumah itu
jangan demi kesetaraan kau mengalah terus dan membiarkan istrimu semena mena.
tapi biasanya sikap keg gini muncul juga karena keadaan, tertekan dan hidup serba kekurangan dan terpaksa.