Cinta Yang Tertunda Princess Kesha & Arxel

Kenzie dan Arxel sampai di depan rumah Chan mereka juga datang bersama anak buah Arxel yang di Hongkong.

"Ken, kau yakin ini rumahnya?" tanya Axel.

"Ya aku yakin, ayo turun waktu kita tidak banyak." balas Kenzie. Lalu mereka pun turun beserta beberapa anak buah Arxel.

Lalu Kenzie dan Arxel pun melihat Chan yang tengah menggendong putrinya untuk dibawa kerumah sakit. Sebagian anak buah Arxel sudah menyelinap masuk kedalam rumah.

"Dimana putraku?" tanya Axel kepada Chan.

"Owh... Axel Nugraha, kau kemari untuk menyerahkan nyawamu kepadaku, putramu sudah mati! Dan lihat ini putriku terluka parah akibat ulah putra sialan mu itu!"

Chan memasukan Li kedalam mobil. "Bawa dia kerumah sakit aku akan mengurus mereka," perintah Chan kepada anak buahnya.

"Katakan padaku dimana Putraku dan Menantuku," Seru Axel dengan kesal.

"Hei kalian semua tangkap mereka!" pekik Chan yang memerintahkan kepada anak buahnya.

Kenzie melihat kesekeliling karena Axel dan dirinya sudah di kepung oleh anak buah Chan yang sudah mengarahkan senapannya.

"Apa maumu Chan, sampai menculik putraku?" tanya Axel dengan begitu emosi.

"Hahaaa... Hahaaa... Kau tahu kau mempunyai anak yang jenius, jika seluruh dunia tahu pun pasti akan mengejarnya, bahkan bisa jadi incaran para Mafia dunia, aku hanya minta bantuan sedikit saja putramu malah menolak, dan untuk itu kalian semua harus membayar harga mahal!"

Bugh... Axel memukul wajah Chan. Chan pun memegang pipinya. "Lenyapkan mereka semua!" perintah Chan.

Saat mengacungkan senjatanya. Anak buah Arxel pun ada di belakang anak buah Chan sambil menodongkan senapannya.

"Bawa mereka semua masuk kedalam rumah!" perintah Kenzie. Keadaan pun terbalik Chan dan anak buahnya menjadi Sandera Kenzie dan Axel.

"Kau menjebakku Axel!" pekik Chan dengan kesal.

"Kau jaga di sini aku akan pergi ke titik lokasi Arxel dan Princess," ucap Kenzie lalu melenggang pergi untuk ke belakang Mansion Chan.

Chan pun mengangguk kepada salah satu anak buahnya. Dor... Dor... Suara tembakan dari lantai atas oleh anak buah Chan yang masih bebas.

Bugh... Chan memukul Axel sampai terjungkal. Lalu semuanya pun saling menyerang. Axel melawan Chan sedangkan anak buah Chan melawan anak buah Arxel.

Didalam rumah itu terdengar suara peperangan yang begitu nyaring. Kenzie yang sedang berjalan pun hanya menggeleng kan kepalanya dengan tenang seolah-olah ia sedang bertamasya.

"Bodoh," gumam Kenzie sambil menoleh kerumah itu. Lalu Kenzie melihat sekeliling dan masuk kedalam gudang namun tidak menemukan apapun.

"Dimana mereka lokasinya di dekat sini," gumam Kenzie sambil melihat-lihat.

Di bawah saluran Air—Arxel dan Kesha pun sudah kedingingan. Arxel masih memeluk Kesha. "Ar kamu dengarkan ada suara tembakan mungkin itu Daddy sudah sampai Ar ayo kita naik," pinta Kesha.

Namun Arxel tak menjawab Kesha pun menepuk pipi Arxel. "Ar bangun Ar, jangan membuatku takut," pekik Kesha dengan panik. Lalu Kesha melihat banyak darah yang masih keluar dari tangan Arxel.

"Ar..." pekik Kesha sambil menangis dan menepuk-nepuk pipi Arxel. "Ahhh jangan tinggal aku Ar please bangun, aku sangat mencintai mu Ar ayo bangun." seru Kesha. Lalu Kesha pun hendak membuka tutup saluran air itu namun tidak bisa tutup itu sangat berat.

"Ya tuhan... Bagaimana tadi dia bisa mengangkat dengan mudah tutupnya," gumam Kesha.

Lalu Kesha Menggosok tangan Arxel yang terasa dingin Kesha pun merebahkan Arxel di lantai itu. "Kamu gak boleh pergi, kamu harus hidup bersamaku Ar," kata Kesha sambil menekan-nekan dada Arxel namun Arxel hanya diam dengan mata terpejam.

"Ahhh... Bagun Ar! katanya kamu mau menikah denganku, ayo bangun aku sudah siap menikah denganmu," gumam Kesha sambil menangis tersedu-sedu.

"Kamu gak boleh pergi, pokonya kamu harus hidup bersamaku!" Kesha pun membuka mulut Arxel dan memberinya napas buatan. Lalu Kesha menekan-nekan kembali dada Arxel.

"Uhuk... Uhuk..." Arxel terbatuk-batuk sambil terduduk.

"Ar..." ucap Kesha sambil memeluk Arxel yang tak hentinya menangis.

"Kenapa kamu menangis," tanya Arxel dengan suara pelan.

"Aku takut, aku takut sekali," balas Kesha.

Lalu Kesha dan Arxel mendengar suara derap langkah diatas saluran air itu. Arxel memeluk Kesha sambil menutup mulutnya. Kesha hanya mengangguk.

"Apa itu Chan?" bisik Kesha dengan keringat bercucuran.

"Aku tidak tahu," bisik Arxel sambil mengeluarkan pistolnya.

Kesha mengeratkan pelukannya kepada Arxel dengan jantungnya berpacu lebih kencang. Tutup saluran air pun terbuka sinar matahari pun masuk kedalam suluran air itu.

Kesha dan Arxel terdiam dengan waspada.

"Princess..." Suara Kenzie yang memanggil Kesha.

"Daddy... I'm here Daddy..." pekik Kesha dengan bahagia.

"Ya, Wait for me," balas Kenzie lalu turun ke saluran air itu.

Kenzie melihat Arxel dan putrinya tampak kacau. "Dadddy..." Kesha berlari sambil memeluk Kenzie.

"It's okay ada Daddy." balas Kenzie sambil mencium puncak kepala Kesha.

"Dad, tolong Arxel Dad, dia tertembak tangannya, dia tadi sempat pingsan,"

"Ayo kita naik keatas." kata Kenzie lalu menghampiri Arxel. "Boy, are you okay?"

"Yes," Jawab Arxel lalu bangun sambil meringis. Lalu mereka pun naik keatas.

Tubuh Kesha menggigil Kenzie pun membuka jaketnya dan menutupi tubuh Kesha. "Ar, kamu lewat samping ya didepan sudah ada mobil Daddy, kamu ke rumah sakit bersama dengan Princess Daddy mau urus ini dulu," ujar Kenzie lalu masuk kedalam rumah itu untuk membantu Axel.

Kesha dan Arxel pun berjalan di samping rumah untuk menuju pintu keluar. Kesha berjalan pelan dengan Arxel yang sudah mulai lemas karena banyak kehilangan darah.

"Ar ayo cepat kita kerumah sakit, aku gak mau kamu kenapa-napa," kata Kesha dengan khawatir.

"Kamu takut aku mati?" tanya Arxel sambil membuka gerbang.

"Jangan bilang gitu, tadi aku kaya orang gila saat kau pingsan, apa kamu mau membuatku janda yang kedua kali hah," kesal Kesha sambil membantu Arxel masuk kedalam mobil.

Arxel hanya terkekeh yang mendengar umpatan dari Kesha. "Kamu belum aku apa-apain sayang, masa sudah janda sih"

"Diam kau jangan bercanda, pak ayo jalan kerumah sakit!" ucap Kesha kepada supir. Lalu mereka pun pergi menuju rumah sakit.

Sementara Kenzie dan Axel sedang melawan anak buah Chan dan Chan.

"Bodoh kau botak, melawan cecunguk itu saja tidak bisa, memalukan malah kau yang babak belur," ucap Kenzie kepada Arxel.

"Dia kuat Ken, gak wajar sepertinya dia menggunakan ilmu bela diri yang tinggi," balas Axel.

"Hahaaa tua bangka kalian semua ayo maju lawan aku!" kata Chan.

Kenzie pun mengetatkan rahangnya. Lalu maju untuk melawan Chan. Bugh... Bugh... Bugh... Kenzie memukul beberapa kali namun Chan hanya sedikit terhuyung.

Lalu Kenzie dan Axel saling mengangguk dan melawana Chan bersamaan. Bugh... Bugh... Kenzie dan Axel memukulnya kembali namun Chan seperti tidak merasakan apa pun.

Bugh... Bugh... Chan memukul Kenzie dan Arxel sampai terjungkal. "Uhuk... uhuk..." Kenzie dan Axel terbatuk.

"Ya tuhan kita sudah tua bangka Kenzie masa lawan satu berdua saja kita kalah, sungguh memalukan mana pinggangku sakit lagi," keluh Axel sambil meringis memegang pinggangnya.

"Kamu saja yang tua, aku tidak! Dia itu bukan ahli bela diri botak! dia minum sesuatu makanya kuat, makanya otak di pake jangan hanya selangkangan saja dasar mantan Mafia bodoh," umpat Kenzie.

"Diam kau Ken! kau juga kalah melawannya, kalau kaya gini bisa jadi janda istri kita," seru Axel dengan kesal.

"Kamu saja yang mati aku gak!" balas Kenzie Kedua calon besan itu pun tak hentinya untuk berdebat disaat waktu yang tidak tepat.

Kenzie pun bangun sambil mengepal kan tangannya ia melihat titik-titik vital di bagian Chan. Sedangkan Chan sedang menatap Kenzie dan Arxel dengan tatapan mengejek.

Begitupun dengan anak buah Arxel yang sedang melawan anak buah Chan yang tersisa sedikit.

Kenzie pun berduel kembali dengan Chan sedangkan Arxel masih terduduk karena keadaannya sudah babak belur.

Bugh.. Bugh... Wush... Suara pukulan pada Chan dan Chan pun memukul Kenzie namun tidak mengenainya. Saat Chan lengah dengan gerakan cepat Kenzie menggunakan bela diri muay thainya bela diri yang akan digunakan saat hanya genting saja.

Krek... Krek... Krek... Krek... Bugh... Bugh.. Bugh... Bruuuk... Kenzie mematahkan semua anggota tubuh Chan dan menghajar di bagian jantungnya. Chan pun terjatuh dan seketika pun mati.

Uhuk... Uhuk... Kenzie terbatuk dan memuntahkan darah ia terduduk sambil memegang dadanya dengan napasnya terengah-engah.

Axel yang sedang terduduk lemah pun hanya mematung yang melihat Kenzie sangat handal melawan Chan.

"Ken... Jangan mati, nanti Princess Aisha menyalahkanku" seru Axel dengan khawatir.

Cetak... Kenzie menjitak kepala Axel yang tidak ada rambutnya itu. "Diam kau botak! Jangan membuatku kesal enak saja mati, aku lemas aku butuh air,"

Axel pun bangun dan mencari Air mineral lalu memberikannya sama Kenzie. "Ken kamu sudah tua Ken, Astaga... Ayo kita kerumah sakit, aku tidak mau nanti putraku menikah tidak punya besan lelaki, tapi gak apa-apa nanti Aisha aku nikahi," goda Axel.

Kenzie yang sedang minum pun terbatuk yang mendengar ucapan Axel dengan konyol. Kenzie menatap tajam Axel dan mengambil pistolnya. "Ayo bilang sekali lagi mau menikahi istriku aku ledakan kepala botakmu mu!"

"Hehee.. Bercanda Astaga... Kau manusia gak bisa di ajak bercanda, sudah ayo ke mobil," kata Arxel sambil membangunkan Kenzie dan memapahnya.

"Astaga... Kau berat sekali Kenzie, kebanyakan dosa."

"Diam! Botak! Harusnya aku sedari dulu melenyapkanmu!" balas Kenzie dengan kesal.

Kedua calon besan itu tak hentinya berdebat Axel yang selalu menggoda Kenzie membuat Kenzie banyak bicara dan emosi.