NovelToon NovelToon
Luka Di Balik Senyum

Luka Di Balik Senyum

Status: tamat
Genre:Konflik etika / Selingkuh / Pelakor / Tamat
Popularitas:17.2k
Nilai: 5
Nama Author: retnosari

Laluna: 'Aku mengira jika suamiku benar-benar mencintaiku, tetapi aku salah besar. Yang mengira jika aku adalah wanita satu-satunya yang bertahta di hatinya'.


Jika itu orang lain, mungkin akan memilih menyerah. Namun, berbeda dengan Luna. Dengan polosnya Dia tetap mempertahankan pernikahan palsu itu, dan hidup bertiga dengan mantan muridnya. Berharap semua baik-baik saja, tetapi hatinya tak sekuat baja.


Bak batu diterjang air laut, kuat dan kokoh. Pada akhirnya ia terseret juga dan terbawa oleh ombak.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon retnosari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Masa lalu yang tak perlu diingat

“Lun, masa lalumu tetaplah milikmu. Masa laluku, itu juga milikku. Namun, masa depan adalah milik kita.”

Luna semakin menenggelamkan wajahnya di pelukan Aroon.

“Apa ini sudah cukup lebih baik,” ucap Aroon.

Luna pun mengangguk dan Aroon kembali mengusap air matanya.

“Terima kasih karena kamu sudah memberiku kekuatan,” kata Luna.

“Kita duduk. Jangan biarkan mereka melihatmu bersedih, lagi pula siapa yang tega membuat wanitanya menangis terus.” Aroon sedikit menundukkan punggungnya agar bisa sejajar dengan Luna, mengusap pucuk kepalanya dan tersenyum agar wanita itu tak sedih lagi.

Sedangkan di lain tempat.

“Lantas bagaimana hubunganmu dengan Emi? Bukankah kamu begitu tergila-gila padanya,” ujar Aruna.

Arindra masih diam, tidak tahu harus menjawab apa. Terlebih Emi sudah memutuskan untuk pergi dari kehidupannya. Faktanya ia juga tidak menginginkan hal itu.

“Dia memutuskan kembali ke desa. Kesalahannya perihal kecelakaan itu, membuatnya benar-benar merasa bersalah. Aku pun tak mampu menahan keinginannya juga,” jawab Arindra setelahnya terdiam untuk beberapa saat.

“Apa kamu mencintainya?” tanya Aruna.

Arindra kembali terdiam.

Diammu sudah menunjukkan sebuah jawaban jika itu benar.

“Maaf.” Hanya ungkapan itu yang diberikan oleh Arindra.

“Kejarlah, kamu sudah selesai dengan Luna. Tak ada alasan untuk meninggalkannya juga, faktanya kamu mengkhianati sahabatku demi dia.”

Kata-kata yang dilontarkan oleh Aruna. Itu adalah kalimat sindiran, meski begitu Arindra tak akan sakit hati karena itu benar adanya.

“Mungkin saja dia akan menolak karena masih merasa bersalah,” ucap Arindra.

“Benar, itu adalah kesalahan Emi, jika dia tidak egois maka Luna tak akan rela berkorban demi menyelamatkannya. Setidaknya dia juga harus tahu cara meminta maaf,” jelas Aruna dengan panjang lebar.

Selama Laluna dirawat di rumah sakit hingga sampai detik ini, Emilia tidak ada muncul bahkan sekadar meminta maaf atas kejadian tersebut dan Aruna, Aruna bukanlah sosok wanita munafik, jika tidak suka maka dengan gamblang akan mengatakan sesuai fakta yang terjadi.

“Aku akan mencobanya.” Jawab Arindra.

Keduanya pun akhirnya tiba di rumah Aruna. Di sana semua sudah tertata rapi dan selesai juga karena ada Aroon beserta Luna.

Acara pesta kecil-kecilan berlangsung dan ketika Luna ingin makan urang, tetapi ia lupa jika tangannya masih belum berfungsi. Di situlah peran Aroon mulai terlihat tanpa punya rasa sungkan terhadap Arindra.

“Lun, ini. Makanlah karena aku sudah mengupasnya,” ucap Aroon dengan memberikan beberapa potong udang.

“Uhm terima kasih.”

Aruna pun hanya bisa tersenyum melihat tingkah Luna, bahkan ia tidak menyangka jika sahabatnya akan menjadi bibi mudanya.

Melihat orang saat itu sedang makan, lalu melihat Aruna tersenyum. Membuat mereka saling pandang.

“Run, apa kamu baik-baik saja?” tanya Luna dengan rasa aneh.

“Eh, ada apa? Kenapa dengan kalian yang menatapku,” ucap Aruna dengan heran.

“Apa kamu sudah menemukan kekasih?” Aroon pun ikut menimpali.

“Seharusnya tidak, karena sedari tadi dia bersamaku.” Arindra pun ikut menjawab pertanyaan Aroon yang diajukan kepada Aruna.

“Sudah-sudah, kenapa kalian ribut sendiri. Mau aku tertawa atau menangis, itu tidak ada sangkut pautnya dengan kalian.” Akhirnya dengan geram Runa pun memberi pernyataan.

“Dasar kalian, apa tidak bisa membiarkanku bahagia sedikit saja.” Masih dengan suara lirih, tetapi mereka yang ada di depannya hanya menatap bingung.

Keadaan mulai kembali seperti tadi. Tiba-tiba saja Arindra memanggil nama Luna.

“Lun, maaf jika aku tidak bisa memberikan apa-apa kepadamu.”

Luna yang mendengar sedikit bingung. “Apa yang kamu bicarakan,” ucap Luna.

“Aku sudah pindah, dan rumah yang sebelum kita tempati sudah laku. Ini hasil dari penjualannya,” kata Arindra seraya memberikan amplop berwarna coklat.

“Apa ini? Bahkan aku tak meminta apa pun darimu.” Jawab Luna yang merasa tak enak hati, terlebih di antara mereka tidak ada anak.

“Berhentilah mengajar. Fokus dengan sebuah keinginanmu yang ingin membuka toko kue,” ujar Arindra.

“Mas, tapi aku tidak bisa menerima ini semua.”

“Kamu pantas, anggap saja ini nafkah terakhir sebelum kita benar-benar sah berpisah. Jangan menolak apa yang sudah menjadi hakmu,” jelas Arindra.

Sebelum menjawab Luna pun menatap Aruna, lalu ganti menatap Aroon. Keduanya sama-sama mengangguk dan tersenyum, itu berarti Luna harus menerima pemberian dari Arindra.

“Baiklah, aku akan menerimanya. Seharusnya kamu tak harus memberikan ini kepadaku, merasa jika sedikit berlebihan.”

“Itu sudah menjadi hakmu. Oh ya, aku ingin ke desa di mana Emi berada. Menyelesaikan masalah yang seharusnya segera diselesaikan,” ucap Arindra.

“Umh, pergilah. Titipkan salamku darinya. Bilang untuk datang menemuiku,” balas Luna.

“Baik.”

Dua bulan sudah berlalu, pada akhirnya keduanya resmi berpisah. Namun, mereka berdua menginginkan untuk tetap berdamai.

Masalah dengan Arindra sudah selesai, kini Luna ingin fokus dengan kakinya. Perlahan tangannya sudah mulai bisa dibuat aktivitas, guru pengganti pun terlihat nyaman dengan pekerjaan itu. Hingga Luna tak tega untuk kembali mengambil alih. Dulu, ia pernah bercita-cita ingin memiliki toko roti. Sekarang mungkin saja akan terlaksana karena mendapat dukungan dari Aroon.

Di tepi danau.

“Ar, kamu tidak merindukan keluargamu di sana?” tanya Luna.

“Rindu, tentu saja.” Jawab Aroon.

“Kalau begitu pulanglah, tapi kamu harus berjanji untuk kembali kepadaku. Sekarang hanya kamu yang bisa aku andalkan,” ucap Luna dengan sedikit kesedihan.

“Namun, aku jauh lebih merindukanmu.”

Setelah berucap, Aroon pun menarik tubuh Luna. Mencium bibirnya untuk pertama kali. Ada getaran rasa yang tak bisa diungkapkan. Sedangkan Luna sendiri hanya bisa memejamkan matanya, karena ini kali pertama ia merasakan sentuhan yang luar biasa.

“Ar, kamu sudah gila!”

Sesaat kemudian, Luna berhasil mendorong tubuh Aroon.

“Maaf, aku tidak akan melakukannya lagi.” Jawaban Aroon membuat Luna sedikit membaik.

“Aku … aku hanya sedikit terkejut,” ucap Luna.

“Aku kira kamu akan marah,” ujar Aroon.

“Maka segera nikahi aku jika ingin menciumku.” Setelah berucap, Luna pun pergi. Namun, langkahnya terhenti karena seseorang berdiri de depannya.

“Bu, apa kabar?” tanya orang itu.

“Kamu ….”

Luna pun memeluk tubuh perempuan itu, menangis dalam sebuah pelukan. Betapa rindunya ia pada sosok wanita tersebut. Tiga bulan lamanya tak bertemu, hingga pikirannya melayang karena perasaan takut.

“Ibu tidak marah padaku,” ujarnya seraya mengusap air matanya.

“Seandainya aku marah, mungkin detik ini juga kamu sudah berada dalam danau.” Jawab Luna dengan diiringi senyuman.

“Aku takut Bu, takut jika Ibu membenciku. Rasa bersalah bahkan sampai detik ini masih ada,” ucapnya perlahan, lalu kembali memeluk Luna.

“Dasar bodoh! Ibu baik-baik saja. Biarkan masa lalu itu pergi dengan sendirinya, kamu tak harus menahan rasa bersalah hingga saat ini. Tanpamu, kami pun akan tetap hidup masing-masing.”

Keduanya kembali berpelukan. Dari kejauhan Aroon hanya bisa menikmati pemandangan yang indah itu. Beruntung sekali hidupnya ketika Tuhan memberikan jodoh seperti Luna.

1
Dewi Dama
malas baca novel ini...perempuan yg tdk punya..malu...
Sammai
Aroon seperti orang bodoh
Soraya
knp gak dilaporin ke polisi aja sih
🤗🤗: mungkin Aroon masih memberi kesempatan, kak. terlebih mereka pernah berhubungan baik.
total 1 replies
Soraya
ayuta nyamar
🤗🤗: iya kayaknya kak.
total 1 replies
Mar lina
apakah Luna
lagi hamil?
lanjut thor ceritanya
🤗🤗: doakan kak, biar cepet hamil.
total 1 replies
Soraya
lanjut
Mariani
dimana mana ulet bulu meresahkan
🤗🤗: bener, Kak. mana gatelnya awet.
total 1 replies
Soraya
lanjut thor
🤗🤗: siap Akak🥰
total 1 replies
Rizky Sandy
g ada mantan jadi saudara,,, mending pergi menjauh,,,,
🤗🤗: ada, bahkan dunia nyata pun ada. tinggal kitanya yang harus melupakan masa lalu biar gak terjebak.
total 1 replies
Soraya
knp paman sama bibinya luna gak gak dikabarin klo aluna kecelakaan
🤗🤗: di sini dia gak punya keluarga kak, dari sejak muda mereka sudah tiada.
total 1 replies
Blu Lovfres
akur novel yg menyebalkan bikin emosi dgn peran wanita nya yg jdi mayat hidup
Soraya
bingung mau komen apa
🤗🤗: komen aja yang pengen kakak ungkapin😄
total 1 replies
Soraya
mampir thor
🤗🤗: makasih akak🥰
total 1 replies
Azlin Hamid
Luar biasa
Atika Sari
bsa dijual,trus bli rumah lgi
🤗🤗: yups bener kak. nanti bagi dua.
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!