NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:258.4k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Imbalan Untuk Linlin Tinggal (Revisi)

Linlin memandang rumah di depannya. Kecil. Sederhana. Tua.

Dindingnya dari anyaman bambu, beberapa bagian sudah mulai lapuk. Atap jerami yang tebal tampak menua, seolah siap runtuh jika diterpa angin kencang. Pintu kayu di bagian depan agak miring, seperti sudah lama tidak diperbaiki. Rumah itu hanya memiliki dua jendela kecil tanpa kaca, tertutup kain lusuh yang berkibar pelan terkena angin.

Halaman depannya hanyalah tanah kosong dengan beberapa tumpukan kayu bakar di sudut. Tidak ada pagar, tidak ada tanaman hias seperti rumah-rumah lain yang mereka lewati tadi.

Yi Hang menatap rumahnya sendiri dengan ekspresi rumit. "Sungguh memalukan!"

"Aku bodoh! Bagaimana mungkin seorang wanita seperti dia menginjakkan kaki di rumah sekecil ini?" batinnya penuh kekhawatiran.

Ia melirik Linlin dengan ragu-ragu. "Apakah wanita ini akan marah? Apakah dia akan merasa jijik dan menolak masuk?"

Yi Hang menggaruk kepalanya yang tidak gatal, lalu berdeham canggung. "Ehm... rumahku kecil dan mungkin tidak terlalu nyaman..."

Linlin tetap diam, menatap rumah itu dengan ekspresi tenang.

Yi Hang menelan ludah. "Mungkin dia akan mengeluh? Atau setidaknya bertanya apakah ada tempat lain yang lebih layak?" pikirnya.

Namun, alih-alih menunjukkan rasa ragu atau jijik, Linlin malah melangkah lebih dekat, menyentuh dinding bambu rumah itu dengan tangannya yang halus.

"Tidak masalah," katanya ringan, lalu menoleh ke Yi Hang dengan senyum tipis.

Yi Hang tercengang. "Wanita ini… tidak peduli?"

Ia memperhatikan Linlin lebih teliti. Pakaian wanita ini tidak mewah, tapi juga tidak kumal seperti penduduk desa miskin. Wajahnya terlalu bersih untuk seseorang yang berasal dari lingkungan kumuh. Apakah dia berasal dari keluarga bangsawan? Jika iya, seharusnya dia sudah marah-marah melihat kondisi rumah ini!

Namun, Linlin malah tampak santai. Tidak ada tanda-tanda kekecewaan, tidak ada keluhan, tidak ada ekspresi jijik seperti yang ia bayangkan.

Yi Hang menundukkan kepala, merasa malu. "Harusnya aku menolaknya tadi... bagaimana kalau dia benar-benar keberatan tapi tidak mengatakannya?" pikirnya ragu.

Tapi Linlin justru berpikir sebaliknya. "Rumah ini kecil, rapuh, dan sederhana. Tapi setidaknya, di sini aku bisa tidur tanpa harus waspada terhadap zombie atau manusia yang lebih kejam dari monster."

Senyum kecil menghiasi bibirnya. "Aku sepertinya bisa beristirahat dengan tenang di sini."

Yi Hang tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya. "Kalau begitu, ayo masuk," katanya akhirnya, membuka pintu rumahnya.

Linlin melangkah masuk.

Begitu masuk, Linlin merasakan udara hangat yang nyaman.

Bagian dalam rumah tidak terlalu luas. Hanya ada dua ruangan besar dengan beberapa perabotan sederhana—sebuah meja kayu tua, kursi reyot, dan sebuah dipan dengan tikar tipis. Sudut ruangan terdapat tungku kecil dengan beberapa peralatan memasak sederhana.

Di pojok lainnya, ada rak kayu berisi beberapa barang, termasuk kantung kulit yang mungkin berisi makanan kering.

Linlin duduk di salah satu kursi tua dan menyandarkan punggungnya. "Lumayan," pikirnya. Setidaknya lebih baik daripada tidur di tanah terbuka.

Sementara itu, Yi Hang berjalan ke sudut ruangan, mengambil cangkir kayu dan menuangkan air ke dalamnya. Ia menyerahkan cangkir itu kepada Linlin dengan sedikit canggung.

"Minumlah. Maaf, aku hanya bisa menyajikan air biasa," katanya pelan.

Linlin menerima cangkir itu dan menatapnya beberapa detik.

"Kenapa dia meminta maaf?" pikirnya heran.

Di dunia lamanya, pria seperti Yi Hang pasti akan langsung memanfaatkan kesempatan ini. Jika ia ingin berteduh di rumah seseorang, akan ada syarat yang harus dipenuhi—baik berupa uang, barang, atau sesuatu yang lebih menjijikkan.

Namun pria ini… hanya memberinya air minum dan malah meminta maaf?

Linlin mengangkat alis dan menatap Yi Hang lebih lama. Baru kali ini ia benar-benar memperhatikan wajah pria itu.

"Ternyata... dia lebih tampan daripada yang aku lihat di gunung tadi."

Linlin berkedip beberapa kali, lalu menatap pria di depannya lebih lama. Baru kali ini ia benar-benar memperhatikan wajah Yi Hang dengan saksama.

Bukan tampan dengan cara lembut seperti pria bangsawan, tapi lebih ke tampan yang liar dan maskulin.

"Tapi... dia juga wangi."

Garis wajahnya tegas, dengan rahang kuat dan dagu kokoh. Hidungnya lurus dan tinggi, menciptakan bayangan tajam di bawah cahaya redup rumahnya.

Sepasang mata hitamnya dalam dan tajam, tapi juga memancarkan ketulusan yang sulit ditemukan di dunia lamanya.

Alisnya tebal dan sedikit berantakan, justru menambah kesan maskulin.

Kulitnya tak seputih pria bangsawan, tapi juga tidak gelap—lebih seperti perunggu yang sehat, hasil dari sering terpapar sinar matahari saat berburu dan bekerja keras.

Yi Hang, yang merasa diperhatikan terlalu lama, menjadi gelisah. Ia batuk pelan. "Kenapa menatapku seperti itu?" tanyanya ragu.

Linlin mengabaikan pertanyaannya dan malah mengajukan pertanyaan lain. "Kenapa kau meminta maaf?"

Yi Hang tampak sedikit terkejut dengan pertanyaan itu. "Aku... yah, rumahku kecil dan tidak nyaman. Mungkin ini bukan tempat yang layak untuk seorang wanita seperti dirimu."

Linlin terdiam. "Jujur sekali."

Tidak ada niat tersembunyi, tidak ada tatapan penuh maksud, tidak ada ekspresi licik seperti pria-pria yang pernah ia temui di dunia lama.

Linlin mengerjapkan mata tak percaya. "Apa aku salah menilai pria ini?"

Linlin menatap Yi Hang lebih dalam.

Linlin masih menatapnya. Semakin ia mengamati pria ini, semakin ia merasa aneh. "Mungkinkah... di dunia ini, pria-pria tidak seegois manusia di duniaku?"

"Jadi... kau tidak akan meminta imbalan apa pun untuk membiarkan aku tinggal di sini?" tanyanya datar.

Yi Hang mengerutkan kening, tampak bingung. "Imbalan? Kenapa aku harus meminta imbalan?"

Linlin tertawa kecil. "Biasanya... seorang pria akan meminta sesuatu dari wanita yang ingin tinggal di rumahnya."

Yi Hang menatap Linlin dengan ekspresi lebih bingung lagi. "Aku tidak mengerti maksudmu."

Linlin bersandar ke kursi dan menghela napas. "Lupakan. Aku hanya bercanda."

Yi Hang masih merasa ada yang aneh dengan perkataan Linlin, tapi ia memilih untuk tidak menanyakannya lebih lanjut.

Ia mengetuk ringan cangkir kayu di tangannya, lalu mengangkatnya ke bibir dan meneguk air itu perlahan.

"Airnya segar," ujarnya singkat.

Ia sudah lupa bagaimana rasanya minum air segar seperti ini di dunia lamanya.

Yi Hang tampak sedikit lega melihat Linlin meminum airnya tanpa ragu. Ia menarik kursi dan duduk di seberang Linlin. "Kau mau lagi?" tanyanya.

Linlin mengangguk.

Yi Hang segera menuangkan air ke cangkirnya lagi.

1
Dienda
Luar biasa
Mydar Diamond
lanjut Thor upnya semangat ya
EsTehPanas SENJA
harusnya ga masalah 🤭 rahasia ada lah senjata 🤭
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Yurniati
semangat terus thorr
Sribundanya Gifran
thor kpn up
yasmin
aku kirim vote buat othor....harus semangat up nya yaa
@haerani-d
begitulah hidup, setiap cobaan dan tantangan adalah warnanya tergantung bagaimana kita menghadapinya, dan setiap usaha tidak akan mengkhianati hasil, jadi tetap semangat dan terus mencoba jangan lupa berdoa.../Kiss/
@haerani-d
tenang aja pangeran, sang putri luar biasa mu akan menyelesaikan semua /Determined//Casual/
Srie Ncii Herdiansyah
kenapa jarang up??sibuk kah?
Ayu Septiani
manisnya Linlin dan Yi Heng..... ayo lanjut up lagi thor.... semangat
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal wan
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!