Aray pemuda 18 tahun yang hanya tinggal dengan nenek nya sejak kecil selalu hidup dalam kemiskinan.
Setelah sang kake meninggal.Dan hanya meninggalkan sebuah kitab yang ber sampul warna emas sehari sebelum meninggal sang kake menitipkan ke sang nenek agar kelak setelah dia meninggal dunia buku tersebut di berikan ke arya.
Simak kelanjutan nya.dan mohon maaf apa bila dalam kata kata masih banyak kekurangan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ijo.lumut, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bermalam di rumah Dian 2
Mmmmm, Susah payah Arya menelan ludah nya karena tenggorokan nya terasa kering saat melihat kondisi Nenden yang tanpa busana," Kedua mata Nenden tertutup rapat tertidur pulas atau hanya pura-pura tidur." Tidak seperti biasa nya Nenden tidur dengan ke adaan seperti ini." Gumam Arya dalam hati nya," Perlahan aliran darah di tubuh nya mulai terasa memanas karena Arya memandang lekat Nenden." walaupun Arya pernah tidur dengan Nenden tetap saja libido muda nya mulai tersulut oleh ke adaan Nenden saat ini."
Mmmmmh terus saja pandangi Nenden sampe kamu lupa kalau aku ada di sini." Dengan ekspresi kesal di wajah nya Dian menegur Arya yang masih memandangi Nenden dan turun dari tempat tidur Dian pun perlahan melepaskan semua yang melekat pada diri nya."
"Bukan." Ucap Arya terhenti kedua bola mata nya langsung membulat saat menoleh dan melihat Dian yang merangkak naik ke atas kasur dengan kondisi nya sama dengan Nenden yang sedang tidur itu."
Mmmmh sekarang aku paham ke inginan mereka berdua ini.!" Gumam Arya yang mulai paham atas ke inginan kedua nya."
Arya yang paham dengan keinginan keduanya itupun langsung memeluk dan melumat bibir indah Dian yang terus menggoda nya itu." Maafkan aku sayang.!" Ucap Dian dalam pelukan Arya setelah terlepas dari lumatan Arya itu dan berucap singkat karena arya kembali melumat bibir nya.
Sementara Nenden yang berpura-pura tidur membuka sedikit kedua mata nya saat mendengar rintihan tertahan dan guncangan di atas kasur itu makin terasa kencang Nenden rasakan." Setelah hampir satu jam Dian makin kewalahan menghadapi serangan Arya itu karena ladang kering nya sudah berkali kali meng menyemprot kan air."
Nen bangun dong aku tau kamu belum tidur.!" Bukan kah kamu menginginkan nya juga nen aku sudah tidak sanggup.!" Ahhhhgk mas...! Ucap Dian dengan menarik tangan Nenden agar menggantikan dirinya dan dian kembali memekik saat ladang nya kembali mengeluarkan air. Mas apakah kamu belum mau sampai mas.?" Tanya Dian saat gerakan Arya terkunci oleh nya.
Mmmmh belum sayang," Apakah kamu sudah leleh.?" tanya Arya dengan tangan nya mengelap butiran keringat di kening Dian." Mass, Dengan manja nya Nenden memeluk Arya dari belakang yang saat ini sedang berlutut, terkunci oleh kedua kaki Dian yang melingkar erat di pinggang nya," sambil tersenyum ke arah Dian yang masih di mengatur napas nya.
Arya kembali merasakan kelembutan dari gunung kembar Nenden yang ranum dan sedikit lebih kecil dari Dian itu menempel erat di belakang nya." sayang kamu sama Nenden ya biarkan aku istirahat dulu ya." ucap Dian yang kini ingin beristirahat sejenak dan melepaskan kuncian kedua kaki nya itu."
Malam semakin larut cuaca setelah hujan di tambah hembusan angin menambah rasa dingin menembus ke dalam tulang membuat Arya semakin merasakan gairah semakin menggebu membuat Arya Dian dan juga Nenden semakin hanyut dalam kenikmatan." Peluh telah membasahi tubuh ketiga nya padahal cuaca malam itu begitu dingin nya setelah di guyur hujan lebat, sampai tak terasa waktu telah menunjukkan jam tiga pagi.
Arrrrrrrghaaaaaaaah, Massss.!"
"Suara siapa itu.?"
Anita yang hendak ke kamar mandi di kagetkan suara pekikan dan desahan saat berjalan melewati kamar Dian." Apa kah mas Arya sedang menerapi mba Dian atau mba Nenden yang.?" Anita tak lagi merasakan kalau tadi dia sedang kebelet ingin buang air besar, kini hati nya di hinggapi rasa penasaran.!" Anita perlahan mendekat ke daun pintu kamar Dian mempertajam pendengaran nya.
Tubuh Anita langsung membeku saat pendengaran nya semakin jelas mendengar desahan Nenden, dalam kamar Dian itu, aliran darah nya berdesir mengalir cepat saat jantung nya makin berdebar, dengan langkah kaki perlahan Anita mendekati pintu kamar, gemetar tangan nya mencoba meraih gagang pintu kamar perlahan Anita mendorong nya membuat celah di pintu kamar.
Haaaah. Anita langsung membekap mulut nya dengan kedua tangannya saat kedua mata nya melihat Arya yang mengungkung di atas Dian dan melihat Nenden terlentang dengan napas masih tersengal." Anita mematung melihat kondisi ketiga nya yang polos dan bermandikan keringat." Bola mata Anita semakin membulat sempurna saat melihat joni Arya yang masih terlihat setengah berdiri, saat keluar dari ladang Dian yang kini telah di di banjiri air kehidupan oleh Arya.
Anita sebaik nya kita cepat kembali ke kamar kita.!" Dengan suara bergetar menandakan gejolak yang mulai terasa dalam dada nya,Dewi mengajak Anita kembali setelah Dewi melihat semua nya tanpa Anita sadari Dewi juga ikut melihat di belakang nya entah dari kapan Dewi ikut melihat ke dalam kamar yang sedang terjadi pertempuran itu.
"Ii iya wi." Dengan suara yang bergetar dan tergagap karena tertangkap basah oleh Dewi sedang mengintip, Anita mengaguk dan perlahan mengikuti Dewi kembali ke kamar nya.
Dewi apakah Nenden itu sudah lama pacaran dengan mas Arya.?" Setelah kembali ke dalam kamar nya Anita pun langsung bertanya pada Dewi." Gw aja nggak tau berapa lama Nenden pacaran dengan Arya nita." Timpal Dewi dengan mengangkat kedua bahu nya.
Sementara di depan rumah Arya ada beberapa warga yang sedang keliling ronda itu berarti karena penasaran dengan dua mobil yang terparkir di depan rumah Arya." Pak Dodo Apakah ini mobil mobil wanita wanita cantik yang di maksud oleh Mak item itu ya pak Dodo.?" Tanya salah satu warga pada teman nya." seperti nya memang benar ini mobil yang di maksud oleh Mak item Nang." Tapi apakah mereka nginap di rumah Arya ini ya.?"
"Sepertinya mereka tak ada di sini pak.!" Coba bapak bapak lihat jejak tapak kaki ini.!"
Timpal salah satu warga sembari menunjukkan jejak kaki empat orang dan satu jejak kaki lelaki.
Apakah perlu kita bangun kan mereka yang menginap di rumah ini pak.?" Lebih baik kita ikuti saja jejak ini pak bagai mana.?" pak Dodo pun memberikan saran nya pada kawanan ronda nya itu.
Akhirnya mereka sepakat mengikuti jejak jejak kaki itu di dorong rasa penasaran nya karena sepengetahuan pak Dodo dan lain nya itu kalau Arya tak memiliki keluarga lagi selain kake dan nenek angkat nya itu. dan ingin membuktikan kalau ucapan Mak item itu benar adanya." Sepertinya jejak ini menuju ke rumah dian janda muda itu pak Dodo." Ucap salah satu pemuda yang ada di rombongan itu.
Seperti nya benar yon jejak kaki ini menuju ke rumah si dian itu yon." pak Dodo membenarkan ucapan dari pemuda yang bernama Yono itu." Setelah semua mengikuti jejak telapak kaki itu sampai di pagar depan rumah Dian.