Di seluruh alam semesta ini banyak sekali mahkluk hidup, termasuk manusia. Tapi ini bukan tentang kisah manusia melainkan kisah sang NPC Dewa yang berkelana ke berbagai Dimensi dan bertemu banyak makhluk hidup, YA anda tidak salah baca! Disini memang akan menceritakan NPC Dewa.
Kisahnya berawal dari dimensi (dunia) para dewa mulai hancur gegara kekuatan misterius yang membuat retakan besar dan banyak di dimensi para dewa.
Bagaimana para dewa bisa mengembalikan dimensi mereka menjadi utuh kembali?
Segera baca novel ini untuk mendapatkan lanjutannya!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AHMU, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DATANGNYA PAHLAWAN KE AKADEMI
*Taman Bunga*
Vio dan Arinka sampai di taman bunga yang bermekaran, disitu mereka melihat seorang wanita dengan rambut putih dan dua pria yang berpakaian lengkap dengan zirah kerajaan.
Karena penasaran mereka pun kesana untuk memeriksa apakah itu Arelia atau bukan, dan saat sampai mereka melihat seorang wanita itu ternyata memang adalah Arelia, Arinka pun langsung memeluk Arelia Karena kebiasaan Arinka yang dari dulu selalu memeluk Arelia jika bertemu.
Ketika mereka masih berpelukan seorang pria menyela mereka dengan ucapan, "Permisi, apa kita bisa melanjutkan pembicaraan kita yang tadi?"
Arinka melepaskan pelukannya dan bertanya kepada dua pria tersebut, "Siapa kalian? Apa kalian kenal dengan kak Arelia?"
"Kami prajurit dari kerajaan dan juga kami tidak kenal dengan nona Arelia." Jawab pria itu dengan membungkuk.
"Lalu untuk apa kalian kesini." Tanya Arinka dengan nada agak tegas. Pria itu pun menjawab dengan senyum yang dipaksakan.
"Kami dikirim oleh tuan pahlawan untuk merekrut orang-orang yang berhasil selamat dari istana raja iblis untuk masuk kedalam party pahlawan."
Mulut Arinka ternganga mendengar hal itu, "Masuk party pahlawan! tidak! aku tidak mau." Ucapnya sambil melipat kedua tangannya ke dada, pria itu langsung berkeringat dingin.
"Tapi kami disuruh tuan pahlawan untuk mengajak nona-nona untuk masuk kedalam party, mau tidak mau harus ikut dengan kami."
"Kenapa kalian memaksa sekali! Kukatakan sekali lagi, aku tidak mau ikut party pahlawan titik." Jawab Arinka yang semakin menjadi jadi.
"Ta...tapikan tu...tuan pahlawan!" Pria itu semakin berkeringat dan panik, Lalu temannya yang disebelahnya memegang pundaknya, teman itu pun berkata.
"Tidak usah membuang-buang waktu untuk orang bodoh yang tidak tahu terima kasih karena diundang tuan pahlawan untuk masuk ke party nya."
Arinka yang mendengarnya langsung marah dan menunjuk nunjuk mereka berdua, "Apa kau bilang! Beraninya kau menghina aku dan kak Arelia dan kak Vio."
Arelia pun memegang tangan Arinka yang tengah menunjuk itu lalu menurunkan nya, "Sudah! jangan di ributkan itu hanya beberapa kata saja."
"hmph! ayo kita pergi." Dua pria itu pun pergi. Dan di taman bunga sekarang hanya ada Vio, Arinka dan Arelia.
"Eee karena kalian sudah bersama, aku akan pergi sekarang." Ucap Vio yang menyadari suasananya agak senyap jadi dia tidak ingin mengganggu mereka(pikirnya).
Ketika Vio hendak pergi, tangannya langsung dipegang Arinka.
"Kak Vio mau kemana? kok pergi gitu aja?"
"Mau ke toilet."
"oh oke."
Setelah dapat izin Vio langsung pergi toilet umum.
Setelah selesai, Vio pergi ke kantin akademi mencari makan. Sesampainya dikantin Vio bertemu dengan Alevia yang juga sedang mencari makanan.
"Loh sayang! kamu ada disini juga." Tanya Alevia sambil mengeraskan suara sayangnya.
"Hehe iya, kebetulan sekali." Senyum Vio yang agak kaku.
"Ini bukan kebetulan!"
"Terus apa? apa dia mengawasi ku salama ini?"
"Ini adalah takdir."
"Ternyata bukan." Alevia menggenggam tangan Vio dan menggiring nya ketempat yang agak sepi untuk makan.
"Kenapa membawaku kesini? disana masih ada tempat yang kosong." Vio bertanya kepada Alevia setelah mereka duduk.
"Supaya ada suasana romantisnya, kalau disana nanti ada yang lihat lo!" Bisik Alevia ke Vio didekat telinganya.
"O..... Oke! mari kita makan makanannya."
"Aebentar!. Ini buka mulutnya AA." Suruh Alevia yang ingin menyuapi Vio.
"AA nyam nyam, ini enak:) haih! Ini merepotkan sekali :("
*beberapa menit kemudian*
Setelah selesai makan Vio diajak Alevia untuk pergi kekamar vio, Vio pun menyetujuinya.
*******
*Depan pintu kamar Vio*
Saat Alevia ingin membuka pintunya mereka dikejutkan oleh Kazu dan isamu yang baru keluar kamar mereka, Mereka bertanya apa Yang sedang Vio dan Alevia lakukan, Alevia yang panik langsung mengatakan ingin belajar bersama lalu membuka pintu kamar dan langsung menyuruh Vio masuk kedalam disertai dia.
Kazu:"Kenapa primadona sekolah kesini?".l Tanyanya sembari melihat pintu kamar vio.
Isamu:"Tadi kalau tidak salah dengar katanya ingin belajar bersama." Jawabnya mengingat kembali ucapan Alevia.
Kazu:"Ingin belajar bersama! Bukannya nona primadona adalah jenius pintar dari sekolahnya sebelum masuk ke akademi."
Isamu:"Benar juga, kenapa bilangnya ingin belajar bersama, apa jangan-jangan?".
Kazu dan isamu tersadar apa yang barusan terjadi, raut wajah mereka berubah yang awalnya kebingungan menjadi wajah yang tersenyum lebar dengan mata yang di sipitkan.
"Kau tahu kan apa yang harus dilakukan selanjutnya!?" Ucap Kazu dengan senyum lebar.
"Hehe mari kita dengarkan suara-suara kenikmatan dibalik kamar kita."
"Hehe ayo tunggu apalagi." Mereka masuk kedalam kamar mereka lalu mencoba mendengar suara Vio dan Alevia dengan menempelkan telinganya Kedinding.
*Dalam kamar Flavio*
Flavio dan Alevia duduk ditempat tidur sambil berdekatan, Disitu suasananya sepi tanpa terdengar suara dari luar. Karena suasana agak canggung Alevia mencoba mencari topik untuk dibahas tapi Vio hanya menanggapinya dengan iya dan tidak, karena tidak ada topik pembahasan lagi Alevia langsung membahas topik utama.
Alevia:"Sayang, aku ingin bertanya satu hal?" Tanya Alevia sambil memegangi tangan Vio.
Flavio:"Apa itu?" Vio pun membalasnya dengan menggenggam balik.
Alevia:"Apa kamu benar-benar cinta sama aku."
Flavio:"Tidak, memangnya kenapa?"
Alevia:"Kenapa tidak cinta?"
Flavio:"Karena kita belum pernah melakukan hubungan intim sebelumnya."
Alevia:"Lalu bagaimana dengan hubungan kita saat di penginapan malam itu?"
Flavio:"kita? jangan bercanda, itu hanya kau dan kloning ku."
Alevia:"Tapi dia kan adalah kloning mu, harusnya kau juga merasakan apa yang dirasakan kloning mu walaupun hanya sedikit."
Flavio:"Memang benar jika kita bisa merasakan apa yang dirasakan oleh kloning kita tapi lain halnya jika kita sendiri yang memutuskan hubungan kita dengan kloning kita sendiri."
Alevia:"Maksudnya?"
Flavio:"Maksudnya adalah aku memutuskan koneksiku terhadap kloning.. Yaa seperti kita memotong tali benang yang menghubungkan kesadaran antara individu yang satu dengan yang lain."
Alevia:"Tapikan kloning mu sudah berbuat hal yang mendalam denganku, karena itu adalah kloning mu maka kau yang harus bertanggung jawab."
Flavio:"Itu adalah perbuatan kloning ku bukan aku yang berbuat begitu, minta tanggung jawabnya ke kloning saja."
Alevia:"Bagaimana ada hal semacam itu didunia ini."
Flavio:"ada! ini buktinya." Vio mengangkat tangan kanannya kearah depan mereka duduk lalu membuka portal ruang hampa, setelah portal terbuka, muncul seorang laki-laki sama seperti Vio dan laki-laki tersebut tidak lain dan tidak bukan adalah kloning Vio.
Kloning Vio berjalan kearah Alevia lalu berlutut dihadapannya dan berkata, "Apa kabar sayang, lama tidak berjumpa."
Mendengar hal itu Alevia sempat kebingungan lalu Vio pun memberitahu Alevia bahwa setiap kloningnya memiliki kecerdasan dan kepribadiannya masing-masing.(Tapi setiap kloning Vio hanya akan mengikuti kemampuannya Vio yang menjadi manusia biasa berlevel 1 dan tidak memiliki kemampuan dewa, dan juga level setiap kloning bisa berkembang).
Alevia yang terdiam selama 5 menit untuk mencerna apa yang barusan terjadi mulai paham, mereka pun berbincang-bincang sampai 4jam berlalu, akhirnya Alevia kembali kekamarnya bersama kloning Vio yang dinamainya kareshi.
*Dikamar Kazu, isamu dan Asahi*
Disitu Kazu dan isamu tersandar di dinding kamar mereka dengan raut wajah sedih, "Hiks! hiks! kenapa kita tidak bisa mendengar apa-apa."
"Iya, hiks hiks apa mereka melakukannya dengan menutup mulut ya?"
"Entahlah hiks hiks! padahal kita kan cuma ingin mendengar! hiks! hiks."
Mereka tidak sadar kalau Vio sudah memasang sihir kedap suara dikamar Flavio.
*Dikamar Flavio*
Flavio:"Yes! masalah satu sudah terselesaikan."
Sistem:"Begitu saja bangga."
Flavio:"Memangnya kenapa jika merasa bangga? ada yang salah dengan itu?"
Sistem:"Tidak, tidak ada yang salah dengan itu, hanya saja kau seperti ada yang lupa sesuatu."
Flavio:"Lupa?lupa apa?"
Sistem:"Bepertinya berhubungan dengan kata kelas."
Flavio:"Kelas? kelas, Kel...las........ Haaa!aku lupa kalau ini masih jam belajar." Vio langsung menteleportasikan dirinya kedepan pintu kelasnya.
*Dikamar Kazu isamu Asahi*
Mereka masih duduk dengan lesu dengan Kazu rambutnya yang hitam dan berantakan, dan isamu yang rambutnya berwarna hijau lancip kekiri, "hei Kazu! apa kau merasa ada yang janggal?"
"Iya ya, kaya ada yang kelupaan tapi apa?"
"Hah sudahlah ayo kita cari Asahi! Apa kau dimana dia?"
"Kalau tidak salah ingat dia bilang akan menunggu dikelas saja sam.......Pai.....,.."
"Kelas?!" Mereka pun tersadar dan bergegas ke kelas dengan lari sambil teriak.
"Aaaaa kenapa kau tidak bilang kalau kita masih ada kelas."
"Mana ku tahu kita ada kelas Aaaaa!!!!!!"
*Kelas*
Kazu dan isamu akhirnya sampai dikelas dan membuka pintunya dan melihat, "Baik anak-anak selamat bersenang-senang diluar bapak pamit dulu."
"BAIK PAK, TERIMA KASIH ATAS KERJA KERASNYA."
"Haha iya iya bapak berterimakasih juga." Pak guru pun berjalan keluar lalu melihat Kazu dan isamu.
"loh! ternyata kalian juga baru datang ya."
"Hehe iya pak, bapak sudah selesai mengajarnya."
"Iya sudah, kebetulan kalian baru sampai pasti lelah kan?"
"Cuman sedikit kok pak."
"Oh kalau gitu kalian bisa berdiri dipojok situ menemani Flavio dan Alevia sana."
"Siap laksanakan pak." Mereka berdua pun ikut berdiri dipojok bersama Vio dan Alevia.
"Oh iya, bapak minta kalian tidak kemana selama 5 jam, Jika berpindah tempat dari situ bapak akan tambah hukumannya."
"Baik pak."
Sistem:"Puft! Hahahahaha klon dewa dihukum sama guru manusia hahahahahaha."
Flavio:"Diammah! berisik jika kau terus tertawa begitu." Ucap vio yang saat ini tidak terlihat di koridor.
Sistem:"hahahaha aku akan tertawa sampai puas hahahahaha."
********
Disaat mereka mereka sedang sibuk sendiri tiba-tiba ada aura membunuh yang kuat dari luar kelas yang membuat seluruh murid akademi merinding.
"HEI KALIAN MANUSIA BIASA, DENGARKAN UCAPANKU INI, JIKA ADA MURID YANG TIDAK KELUAR KELAS DALAM 5MENIT, MAKA DIA AKAN MATI." Terdengar suara dari luar kelas yang menyuruh mereka untuk keluar, Lalu tak lama berselang semua murid kecuali para guru berkumpul ke Sumber suara yang ada di gerbang akademi.
"Hei hei apa yang terjadi?"
"Aku juga tidak tahu."
"Hei siapa itu digerbang."
"Iya ya siapa yang berani berbuat keributan disini."
"sssstttt diam, Apa kalian tidak tahu siapa itu?"
"Tidak, memangnya siapa?"
"Itu ada pahlawan."
"Apa! pahlawan."
"Apa yang membuat pahlawan datang kesini."
"hei lihat baju zirah yang dipakainya, sangat berkilau ya?"
"Ya dan berwarna putih."
"Hei lihat pedangnya juga, itu pedang suci loh."
"AA iya iya itu pedang suci, hebat nya."
"Iya memang hebat, pedangnya dilapisi dengan lapisan emas dan berlian."
Pahlawan:"heh! Dasar rendahan."
Pahlawan:"Dengarkan aku, siapa yang berhasil selamat dari istana raja iblis maju menghadapku."
Alevia, Arelia dan Arinka,maju kedepan pahlawan. Pria itu lalu melihat tubuh mereka yang sexsi itu dengan tatapan mesum.
Pahlawan:"Body yang bagus, akan ku masukkan mereka kedalam Harem ku hahahaha."
Arinka:"Kak aku takut." Ucap arinka yang pergi kebelakang Arelia untuk sembunyi.
Arelia:"Tenang ada aku disisimu."
Pahlawan:"Yang ini imut juga, nona tenang saja aku ini orang baik, akan ku jaga kalian baik-baik seperti haremku yang lain."
Alevia:"Heh! ingin memasukkan kami kedalam harem mu! jangan mimpi."
Pahlawan:"hoo yang ini sedikit memberontak, kau kira bisa membantah ucapan pahlawan." Ucapnya dengan nada sinis.
Alevia:"Memangnya kenapa kalau kau adalah pahlawan, aku juga bisa menjadi pahlawan."
Pahlawan:"HM!... Hahahaha kau......jadi pahlawan.........hahahaha."
Alevia:"Apanya yang lucu dari itu."
Pahlawan:"Menjadi pahlawan harus mendapat pengakuan dari para dewa dan Dewi, Apa kau bisa mendapatkan pengakuan para dewa dan Dewi lalu diberikan kekuatan oleh para Dewa dan Dewi?"
Alevia:"Kalau itu........"
Pahlawan:"Haha sudah ku duga kau tidak akan bisa, karena aku adalah orang terpilih." Menunjuk dirinya sendiri dengan telunjuknya.
Alevia yang kesal menggenggam tangannya dengan erat lalu pahlawan melihatnya dan mendekati alevia. Alevia disitu hanya terdiam saja karena takut akan aura membunuh yang dikeluarkan oleh sang pahlawan.
Pahlawan mencoba memegang wajah Alevia tapi sebelum tangan pahlawan menyentuh Alevia, kloning Vio menepis tangan pahlawan kearah samping lalu mengatakan bahwa pahlawan.
"Kalian para pahlawan hanya mencoba mengambil kesempatan dalam kekuasaan, hanya karena kalian berjasa bukan berarti kalian bisa seenaknya."
Mendengar hal itu pahlawan langsung mengeluarkan pedangnya lalu berkata, "Manusia rendahan berani sekali menceramahi ku,Sihir Tingkat 6 Elemen Cahaya: Tebasan Api Putih."
Kloning Vio terdorong sampai membentur dinding luar akademi, "Uhuk uhuk aduh! sakit sekali rasanya uhuk uhuk."
Semuanya terkejut melihat kloning Vio yang tidak terbelah dan hanya merasakan sakit.
"Hoo..... Ternyata ada juga yang berkemampuan, hei siapa namamu?"
K (kloning) Vio berjalan perlahan menuju mereka tanpa mengucap sepatah kata pun.
Pahlawan:"Hei aku bicara pada mu." mengarahkan pedangnya kearah K Vio.
K Vio/kareshi:"hah! Aku maksudnya?" menunjuk dirinya sendiri.
Pahlawan:"iya kau! Siapa lagi."
Kareshi:"oh namaku adalah kareshi."
Pahlawan:"ha kareshi! Hahahahaha..... Siapa yang menamaimu dengan nama itu hahahaha lucu sekali" Tertawa dengan keras sambil menepuk kakinya saking lucunya.
Kareshi:"Memangnya apa yang salah dengan itu." Memiringkan kepala sambil menggaruk kepalanya.
Pahlawan:"Iya makanya aku tanya siapa yang menamaimu." Masih saja tertawa dengan keras.
Kareshi:"Sayangku Alevia." Menunjuk kearah Alevia berada.
Pahlawan:"Jadi namamu diberi olehnya karena kalian menjalin hubungan yang mengikat satu sama lain dengan ungkapan cinta, puft! Hahaha." Menepuk tangan dengan gembira.
Kareshi:"Apa maksudmu? Aku tidak mengerti!"
Pahlawan:"Bukan apa-apa, hanya saja kau itu lucu sekali, oh ya perkenalkan namaku adalah RYUJIN panggil saja ryuu." Mengarahkan tangannya ke kareshi untuk berjabat tangan lalu keduanya berjabat tangan.
Ryujin:"Jadi kareshi, karena dia itu kesayanganmu aku tidak akan mengganggunya lagi tapi apa aku bisa membawa dua wanita ini?" Tanyanya sambil merangkul bahu kareshi. Kareshi melihat ke arah Alevia dan Alevia menggelengkan kepalanya menandakan dia tidak mau berpisah dengan Arelia dan Arinka.
Kareshi:"Sepertinya tidak bisa." Kareshi menunjukkan senyuman yang manis.
Ryujin:"Hah! Oke aku tidak akan menggangu mereka berdua juga, karena sekarang kau adalah temanku."
Kareshi:"Teman?" Ucap kareshi yang melihat kalau wajah ryujin sedang senang mendapat orang yang menarik.
Ryujin:"Iya teman, kau dan aku adalah teman."
Kareshi:"O...oke kita adalah teman."
Ryujin:"Karena urusannya sudah selesai aku pamit pergi dulu, sampai jumpa kareshi." Melambai tangan kearah kareshi sebelum menghilang karena kecepatan tinggi.
Semua murid akhirnya bisa bernafas lega karena pahlawan itu sudah pergi.
"Hah! akhirnya orang itu sudah pergi."
"Syukurlah kita selamat."
"Dia itu monster."
"Mengerikan......sekali."
"Semuanya! akhirnya bencana sudah lewat."
"Yah bencana sudah lewat dan kita selamat."
"Kita harus merayakannya dengan pesta."
"Wah seru ituh."
"Benar juga ayo semuanya kita berpesta sampai malam, bapak dan ibu guru juga ikut."
"Ya kami juga akan ikut."
"Sepertinya seru."
"Aku akan ikut-ikutan."
Mereka pun berpesta sampai malam.