Seorang pria kesepian yang berusaha mencintai dirinya sendiri, walaupun hatinya terus terluka oleh orang yang dia sayangi
"Otakmu dimana hah???!!".....
Tanpa dia ketahui Allah telah memberikannya sebuah keajaiban di hidupnya nanti.......
Seorang laki-laki dengan kisah hidupnya
"Kamu harus bisa menjadi dirimu sendiri"
"Tidak bisa......"
"Kamu tidak mengerti....."
Apa yang akan terjadi selanjutnya? pantau terus di setiap bab yang akan di update
note:update enggak nentu sesuai sempatnya:v
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Natasyatia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
sahabat baru
"He'em mungkin aku akan menjadi kasir saja, gimana kalau nanti kita membeli kursi untuk kasir.... Aku merasa kasihan dengan ibu berjuang sendiri Sedangkan aku? aku tidak bisa apa apa karena ibu selalu menolak jika aku bantu.
"Baiklah, siapa tahu dengan seperti itu kita akan menjadi sahabat terbaik" mereka setuju dengan permintaan Ayase
Mau bagaimanapun Ayase adalah anak dari majikannya sekarang mau tak mau, mereka menyetujui permintaan Ayase
"Eh iya kata dokter bang Ken boleh pulang nanti sore karena luka bang Ken banyak jadi butuh istirahat di sini" ujar Ayase
Posisi saat ini Kensano telungkup karena lukanya berada di punggungnya begitu banyak
Sebenarnya saat ini Ayase pun tidak melihat Kensano karena punggungnya Ken terpaksa di biarkan terbuka agar luka cepat mengering
"Baiklah, terimakasih infonya, kamu jangan lupa untuk istirahat karena sekarang sudah semakin siang, besok kita akan bekerja, kita tidak tahu esok apakah sibuk atau tidak lebih baik kamu istirahat saja untuk menambah energi untuk berjualan esok" walau secara tidak langsung mereka mengusir Ayase namun itu demi kebaikan Ayase sendiri
Beruntungnya Ayase menyetujuinya dan dia pulang ke rumahnya
"Besok kalian datang ya, Jangan tidak!. Untuk bang Ken, kau nanti sore akan aku jemput dengan ibu, kamu akan tinggal di kostan di dekat rumah ibu! ibuu sudah menyiapkannya dan sudah membersihkan kostan itu!" Tegas Ayase
Hal tersebut tentu membuat Kensano terkejut
"Lohh, kenapa?" Kensano reflek melotot
"Tidak menerima penolakan" ujar Ayase dan dia pergi dari hadapan mereka
"Kenapa kalian lebih cepat dari pada yang aku pikirkan?" Tanya Kensano
"Tidak perlu heran, ibu Kania sangat menyayangimu, bahkan dia tadi mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk pengobatanmu, kamu harusnya semakin sehat karena kamu harus bisa bekerja dengannya esok" sahut Zidan
"Baiklah aku akan tinggal di kostan itu, Eh tetapi bagaimana dengan pakaianku?" Tanya Kensano, Zidan hanya bergidik tidak tahu
"Mungkin nanti kita kembali ke rumahmu? atau ibu sudah menyediakan seluruh keperluan kamu" Zidan salut dengan Kania yang begitu menyayangi Kensano seperti menyayangi anaknya sendiri
"Ibu Kania juga menyayangimu Zid" ucap Kensano
"Tetapi dia lebih menyayangimu, toh dia sangat gerak cepat saat mendengar dirimu terluka dan berada di gudang rumahmu sendiri" kilah Zidan
"Oh iya uang yang di berikan oleh nenek masih ada?" Tanya Zidan
"Ada di kantungku, eh nenek kan memberikan 150 ribu ya? aku belikan pakaian aku saja mungkin ya?" Tanya Kensano
"Nah betul, kamu belikan saja pakaian yang 50 ribu rupiah kau beli 2, berjaga jaga saja jika nanti ada hal yang mendadak, aku akan memberikan 2 pakaianku untuk kamu ganti ganti, aku juga sama tidak memiliki banyak pakaian,"
"Eh jangan tidak apa bajunya hanya 3" tolak Kensano
"Jangan! Bagaimana jika kamu kehabisan pakaian? bukankah itu merepotkan?" Tanya Zidan
" Eh iya ya, yasudah deh biar pakaianku ade cadangannya setidaknya aku memiliki 5 pakaian yang 2 akan menjadi pakaian cadangan" senyum manis dari wajah Kensano yang berbaring dengan telungkup membuat Zidan reflek tertawa kecil
"Kau kenapa?" Tanya Kensano Saat melihat Zidan tertawa, karena kenapa? Zidan tidak sedang bermain ponselnya entah mengapa dia melihat Zidan tertawa
"Kau sudah seperti anak kecil yang menatap kakak atau ayahnya, kau seperti seorang anak kecil yang sedang membaca buku, bahkan kamu terlihat lucu" ujar Zidan
"ucapanmu begitu menyeramkan" Kensano membuat Zidan seketika kesal
Waktu terus berlalu Ayase datang bersama dengan Kania
"Hai bagaimana sekarang?" Tanya Kania
"Alhamdulillah sudah lebih baik ibu" ucapan Kensano membuat mata Ayase berbinar
"Alhamdulillah kalau abang lebih baik"
"Eh, abang nanti sampai kostan langsung ganti pakaian ya, pakaianmu ganti dengan sarung karena dokter masih melarangmu menggunakan pakaian, mungkin esok tetapi harus hati hati karena, abang masih butuh pengobatan, untuk pengobatan nanti menggunakan obat oles, akan di berikan oleh dokter, nanti minta bantuan bang zidan saja" Saran Ayase
Entah mengapa Ayase begitu antusias, saat mendengar Kensano akan keluar dari rumah sakit dan tinggal tanpa orang tua, bahkan sampai sampai dia begitu banyak berbicara, yang biasanya dia lebih banyak diam.
Dia sedikit cerewet sampai sampai sang ibu merasa heran apa yang membuat anak gadisnya ini begitu cerewet?.
"Kamu ini kenapa nak? hari ini begitu cerewet sekali?"
"Entahlah bu, saat mendengar bang Ken keluar dari rumah sakit aku begitu bahagia bahkan tadi sebelum aku ke rumah aku sempat tersesat" cerocos Ayase
"Lohh kok tersesat?" Tanya Kensano dengan reflek
"Iya sampai sampai aku harus mutar balik ke arah sebelumnya, aku juga tidak tahu mengapa aku bisa tersesat, bukankah aku sering melewati jalan ini?" celetuknya membuat mereka geleng geleng kepala
"Astaga kau ini bagaimana ceritanya kau bisa tersesat?" Tanya Zidan yang sama juga khawatir akan keadaan Ayase
"Aku keluar rumah sakit bukanya berbelok kiri malah berbelok kanan, bahkan aku sampai hampir 1 kilometer berjalan" Ayase menggaruk kepalanya karena kebingungan
Semua tertawa kecil mendengarnya, ada saja kamu ini" Kania mengelus kepala Ayase dengan lembut
Flasback on
Ayase baru saja keluar dari rumah sakit sekitar pukul 11.40
"Eh jalannya kemana ya?" monolog Ayase, Akhirnya Ayase memilih arah belok ke kanan
Saat di tengah perjalanan
"Loh kok ini jalannya asing sekali?" celetuknya
"Mungkin beberapa meter kedepan lagi tidak asing dengan jalan ini" cetusnya
Saat sudah merasa lelah
"Ya Allah Aya salah jalan, Aya tersesat" Ayase berbalik badan menuju arah yang tadi ia lewati dengan terus berjalan kaki
"Ya Allah Aya pegal, saat dirinya sedang berjalan dia melihat sebuah lorong kecil menuju sebuah mushola"
Ayase pun memasuki mushola itu sekaligus sholat dan beristirahat sebentar dengan meminum air mineral gelas
"Huft Aya lelah" sedang duduk santai dengan wajah yang begitu kelelahan Ayase bersandar di tembok
"Akupun lupa membawa ponsel, ponselku tertinggal di rumah " Ayase menyesali ke cerobohannya
"permisi, neng kamu kenapa?" Tanya seorang bapak bapak yang hampir tidak pernah melihat seorang wanita sholat di mushola itu
Bukan tanpa alasan di daerah sana jarang sekali ada perempuan yang sholat zuhur di mushola itu kecuali dia adalah musafir
"Pak saya sebenarnya tersesat, tetapi saya tidak membawa ponsel saya" ucap Ayase
"Memangnya eneng dari mana?" Tanya Bapak bapak itu
"Saya dari rumah sakit xxx dan saya ingin pergi menuju Masjid besar yang berada di tengah jalan, saya ingin pulang pak, rumah saya sekitar situ"
"Oalah nek orang baru toh" sadar bapak itu
"Bukan pak, saya sudah dari kecil tinggal disini sayangnya saya hampir tidak pernah keluar untuk berbaur dengan yang lain sehingga saya tidak mengetahui jalan a jalan b....
"Maka dari itu saja tersesat....." kilah Ayase
"Astagfirullahalazim, ada ada saja kamu, jika kamu ingin ke masjid besar kamu ikuti saja jalan ini dan kamu akan lebih cepat sampai dari pada lewat depan, apakah ingin saya antar??" Tanya Bapak bapak itu dengan sopan
"Boleh pak saya bingung jika hanya di beri tahu jalan ini saja jalan itu saja, saya tadi terus berputar putar sampai tidak tahu arah" wajah Ayase begitu terlihat jelas bahwa dia sedang kelelahan
"Ayo neng biar bapak di depan neng di belakang saya ya" Ayase menganggukan kepalanya dan mengikuti bapak bapak itu dari belakang
Mereka berjalan seraya di sapa beberapa orang
"Hei pak siapa wanita di belakang bapak?" Tanya seorang perempuan
"Oh sayang, dia tadi aku bertemu di masjid dan melihatnya begitu kelelahan rupanya dia tersesat" Jawab bapak bapak itu
"Loh bagaimana bisa neng?" Tanya sang ibu
"Iya bu bapak benar saya tersesat, saya ingin ke masjid besar, saya dari rumah sakit, rupanya aku salah jalan dan menyebabkan aku berputar putar tak tahu arah....
"Aku meminta tolong kepada bapak ini untuk mengantarkan sampai dekat dengan masjid" Ayase menujuk bapak bapak yang di depannya sekitar 1 meter