NovelToon NovelToon
Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Pembalasan Putra Kandung Yang Tertindas

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Menjadi Pengusaha
Popularitas:8.8k
Nilai: 5
Nama Author: Ikri Sa'ati

Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.

Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.

Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.

Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.

Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.

Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?

Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PPKYT 028. Andreas VS Keluarga Grayden Part. 3

"Tuan Hendrick, Anda pasti tahu kalau saya baru pertama kali menginjakkan kaki di gedung Aula Keluarga Grayden ini selama 4 tahun tinggal di kediaman megah Anda...."

Keterkejutan para hadirin akan sebuah fakta bahwa Andreas ternyata putra Hendrick Grayden belum sepenuhnya sirna dalam ruangan besar itu. Ini ditambah lagi melihat sikap Andreas yang menganggap papanya seperti orang asing.

Juga melihat sikap Andreas yang seperti tidak menggubris kalau Leonard dan Stephanie telah berbicara juga dengannya.

Apa sebenarnya yang terjadi dengan keluarga Hendrick Grayden sehingga putranya seperti menganggap orang lain keluarganya sendiri? Begitulah kira-kira pertanyaan yang bergelayut di dalam benak para hadirin.

Sementara Nyonya Victoria sampai sejauh ini masih saja diam. Tapi siapa sangka dalam dirinya tengah berkecamuk berbagai macam perasaan sehingga membuatnya tampak sedikit gelisah.

"Dulu... Anda selalu melarang saya untuk masuk ke sini setiap kali ada pertemuan keluarga Grayden seperti ini," Andreas masih melanjutkan ucapannya yang bernada tenang. "Tapi malam ini saya telah melanggar aturan Anda itu...."

"Oleh karena itu, saya minta maaf yang sebesar-besarnya atas kelancangan yang saya lakukan, Tuan Hendrick...."

"Tapi Anda tenang saja, saya cuma satu kali ini saja menginjakkan kaki di sini. Setelah urusan saya dengan Anda selesai, saya akan meninggalkan tempat ini secepatnya, dan tidak akan pernah lagi masuk ke dalam gedung ini...."

"Bahkan tidak pernah lagi menginjakkan kaki di kediaman Anda ini...."

Setiap kalimat yang diucapkan Andreas terlafazkan dengan begitu tenang, tanpa ada luapan emosi sedikitpun. Hanya dalam kalimat terakhirnya itu sedikit ada penekanan dalam nada suaranya, seperti menegaskan tekadnya.

Sedangkan Nyonya Victoria semakin gelisah mendengar ucapan Andreas yang mengerikan itu. Kalau saat ini dia bukan berada di tengah keluarga Grayden, dia akan menghampiri Andreas dengan cepat dan menegurnya.

Memberitahukannya kalau dia masih bagian dari keluarga Grayden, dan tidak boleh memutus hubungan dengan keluarga Grayden.

Tapi....

"Kalau begitu cepat katakan urusanmu apa denganku, anak sialan!" dengus Pak Hendrick tidak mau bicara lunak dengan Andreas. "Lalu cepat tinggalkan tempat ini! Kedatanganmu ke sini hanya membuat pesta meriah malam ini jadi tercemar."

"Pa, kenapa papa ngomong begitu sama Andre?" dengan berani Stephanie menoleh pada papanya melontarkan protes. "Andre bagian dari keluarga Grayden, anak bungsu papa. Jadi dia berhak berada di sini karena malam ini juga adalah malam pertemuan keluarga."

Sementara Andreas jadi urung berbicara kepada Hendrick Grayden karena di sela oleh Stephanie yang bersikap seolah membelanya.

Terpaksa dia diam dulu, tidak ada maksud melarang tindakan Stephanie dalam membelanya. Juga tidak merasa senang dibela oleh wanita yang ikut dalam menindasnya dulu itu.

Tapi Andreas juga heran, kenapa tiba-tiba Stephanie seperti membelanya? Dan juga tadi dia melihat wanita itu meminta maaf kepadanya.

Tapi tidak semuda itu, cuma dengan kata maaf perbuatan wanita itu bisa hilang dengan mudah. Rasa sakit dalam hatinya tidak nisa terobati cuma dengan kata maaf.

"Kamu jangan coba-coba membela anak sialan itu, Stephy!" dengus Pak Hendrick menegur keras anak pertamanya itu. "Biarkan papa saja yang berurusan dengannya! Kamu tidak usah ikut campur!"

"Tapi, Pa...."

"Apa kamu juga sudah mulai membanggakan pada papa seperti yang dilakukan anak sialan itu hah?!" kata Pak Hendrick sedikit membentak sambil telunjuknya menunjuk dengan sikap menghina pada Andreas.

"Aku nggak bermaksud membantah ucapan papa," Stephanie masih berusaha membujuk papanya. "Aku hanya ingin menerangkan yang sebenarnya, Pa."

"Kembali ke tempatmu dan jangan ikut campur!" perintah Pak Hendrick bernada dingin dengan tegas.

Stephanie terdiam sejenak sambil menatap Pak Hendrick dengan sorotan memohon. Lalu sejurus kemudian, dia berbalik menghadap pada Andreas, terus berkata.

"Ndre, cepatlah minta maaf pada papa! Cabutlah keputusanmu yang memutus hubungan dengan keluarga, biar papa nggak tambah marah kepadamu!"

Andreas yang kini terdiam bagai patung tidak bergeming sedikitpun untuk menanggapi permintaan Stephanie. Setelah apa yang dilakukan oleh orang tua itu padanya, apakah pantas dia minta maaf.

Jangan pernah berharap dia akan minta maaf padanya. Bahkan jika orang tua itu minta maaf kepadanya sekalipun, tidak akan bisa mengobati rasa sakit dalam hatinya.

Ingat! Dia sudah pernah mati akibat ulah orang tua itu beserta putra kesayangannya.

★☆★☆

Melihat tidak ada respon dari Andreas, Stephanie semakin merasa bersalah dan bersedih. Akhirnya dia kembali ke tempatnya tadi dengan membawa penyesalan.

Akan tetapi bersamaan dengan itu, Nyonya Victoria yang sudah tidak tahan dengan sikap Andreas yang semakin membangkang dan menganggap keluarganya seperti orang lain, cepat-cepat menghampirinya, lalu berkata ikut membujuknya dengan lemah lembut penuh kasih sayang.

"Andre, cobalah kamu itu menjadi anak yang baik seperti kakakmu, Leon, sayang! Jangan membangkang terus! Cepat-cepatlah minta maaf pada papamu, dan mencabut pernyataanmu tempo hari."

Lagi-lagi Andre tidak bergeming untuk menanggapi ucapan manis mamanya itu. Dia cuma diam saja, bahkan menoleh pada wanita itu pun tidak.

Wajah tampannya terus saja menatap ke depan sedikit naik ke langit-langit gedung. Seolah dia enggan melihat siapa pun orang-orang yang ada di dalam gedung ini selain pada orang yang dia tuju, yaitu Hendrick Grayden.

Sehingga, dengan sikap Andreas yang seperti itu, sebagian para hadirin menganggap Andreas adalah seorang pemuda yang bertabiat buruk lagi angkuh.

Tidak terkecuali sebagian keluarga Grayden, bahkan mungkin mayoritasnya. Mereka seakan bersepakat menduga kalau seorang Andreas ini telah berbuat sesuatu yang hebat dalam keluarganya, sehingga mendatangkan kemurkaan pada Pak Hendrick, yang tidak disangka adalah ayahnya.

Seorang lelaki paruh baya dari keluarga Grayden, tepatnya adik pertama Hendrick Grayden yang bernama Samuel Grayden ikut angkat bicara selang beberapa saat saat Nyonya Victoria selesai membujuk Andreas.

"Kak Hendrick, tidak kami sangka jika kamu ternyata masih punya seorang putra," sambil berkata Pak Samuel melangkah mendekat ke tempat Pak Hendrick berada.

"Entah dengan alasan apa sehingga kamu selama ini menyembunyikannya dari kami semua adik-adikmu," lanjutnya dengan sikap tenang tapi ada penghinaan dalam nada ucapannya.

"Tapi aku sekali lihat saja jika putramu itu sepertinya bertabiat buruk," ucapan Pak Samuel makin jelas kalau dia hendak menghina Andreas. "Tidak seperti putramu yang bernama Leon itu."

Leonard langsung sumringah dalam hati mendapat dukungan dan pujian dari Pak Samuel. Dan makin menertawakan Andreas yang langsung mendapat citra negatif dari keluarga Grayden.

"Lihat saja sikapnya yang angkuh itu, tidak sopan pada orang tua, menganggap seolah-olah kami tidak ada, cuma dia saja yang ada...," kata Pak Samuel lagi menambahkan.

"Kak Hendrick, apakah pemuda itu yang telah kamu buang di panti asuhan dulu, lalu kamu pungut kembali?" tanya adik kedua Hendrick yang perempuan yang bernama Elvina Grayden.

Wanita yang suka berdandan mewah itu adalah mamanya Nathan. Dia adalah wanita yang bertabiat sombong diantara saudara-saudaranya. Lebih angkuh dari Hendrick dan Samuel.

Dia termasuk wanita yang amat membanggakan leluhurnya. Saking bangganya terhadap leluhur Grayden, semua anaknya harus bermarga Grayden. Dan suaminya cuma manut saja.

"Sudah, ini bukan urusan kalian!" berang Hendrick Grayden yang tidak suka Andreas dibicarakan dalam pertemuan ini, setengah membentak. "Tidak ada gunanya membahas anak durhaka itu di tempat ini."

"Tapi kamu harus menerangkan mengenai perihal putramu yang bernama Andre itu, Kak Hendrick," kata adik terakhir Hendrick yang laki-laki yang bernama Lucas Grayden. "Karena kami semua sudah terlanjut mengetahui bahwa ternyata pemuda itu termasuk putramu...."

"Yang kamu sembunyikan dari kami selama ini...."

Kalimat terakhir itu Lucas Grayden ucapan dengan nada ditekan untuk menegaskan ucapan yang dia anggap penting itu.

"Kenapa kamu harus menyembunyikannya dari kami? Kesalahan fatal apakah yang dia perbuat sehingga kamu begitu membencinya, Kak Hendrick?"

Kalimat yang diucapkan Lucas seperti tidak ada kesan kalau dia ikut merundung Andreas seperti kedua kakaknya, Samuel dan Elvina. Tapi bukan berarti disimpulkan dia membela pemuda itu.

Ucapannya itu kentara hanya ingin menuntut kejelasan tentang peristiwa baru yang terjadi di malam pertemuan keluarga ini. Kenapa hal itu bisa terjadi?

★☆★☆

Tapi....

"Kamu... seperti hendak membela anak yang belum jelas itu, Lucas?" kata Pak Samuel bernada sinis bagai mengecam ucapan adik bungsunya. "Apa kamu sudah bersimpati kepada anak sombong itu?"

"Apa kamu ingin menjadi pahlawan kesiangan bagi anak itu, Lucas?" kata Nyonya Elvina seakan menyambung ucapan kakaknya bernada kesal. "Apa kamu tidak lihat kalau Kak Hendrick bukan saja tidak sudi membelanya, bahkan mencapnya sebagai anak durhaka?"

"Lucas, tidak perlu kamu membela anak sialan itu," kata Pak Hendrick bernada dingin. "Karena dia tidak pantas dibela. Hidupnya hanya membuat malu terhadap leluhur Grayden...."

"Kesalahan apakah diperbuat Andre, Kak?" tanya Pak Lucas makin penasaran. "Sehingga perbuatannya itu kamu menganggapnya telah membuat malu keluarga...."

"Bukan dia yang berbuat kesalahan, tapi kami," kata Pak Hendrick bernada dingin penuh penekanan, "kami yang sudah salah mengambilnya kembali dari panti asuhan...."

"Ternyata tabiat buruknya selama di panti asuhan dia bawa ke rumahku," lanjut Pak Hendrick dengan nada meluap-luap, "sehingga rumahku menjadi tercemar. Asal kamu tahu, selama 4 tahun dia tinggal di rumahku hampir tiap hari hanya berbuat onar...."

Setelah Hendrick Grayden selesai berucap, Pak Lucas tidak lagi berbicara atau bertanya. Dan juga tidak ada lagi yang berkata. Sehingga sebentar saja suasana langsung dibungkam kebisuan, dipendam kesunyian.

Semua orang-orang di situ kini tenggelam dengan pikiran mereka masing-masing. Entah kesimpulan apa yang bermain dalam benak mereka setelah melihat dan mendengar sebuah adegan menarik pada malam ini.

Sementara Leonard seharusnya puas secara sempurna menikmati kehormatan Andreas ditelanjangi di depan seluruh keluarga Grayden, di depan para hadirin lainnya.

Tapi dilihatnya pemuda itu tetap tenang saja, seolah tidak terpengaruh terhadap perundungan yang ditumpahkan kepadanya. Dia tidak puas secara utuh dengan sikap Andreas itu.

Sementara Nathan maupun Nayshilla, melihat kenyataan memalukan yang terdapat pada Andreas, membuat mereka serba salah mengambil sikap.

Karena yang mereka kenal bahwa Andreas adalah sosok pemuda yang baik. Tapi ternya dia melakukan suatu perbuatan yang membuat keluarganya menjadi malu.

Di saat orang-orang telah sibuk dengan pikiran masing-masing, tiba-tiba....

"Tuan Hendrick, apakah Anda sudah selesai berbicara? Bisakah saya menyelesaikan urusan saya dengan Anda dengan segera, agar saya cepat-cepat keluar dari tempat suci Anda ini?"

★☆★☆★

1
SJR
Mampir thor
Don Khing
bukan seperti novel,,,melainkan seperti sebuah cerita atau dongeng,,,karena di sini othor lebih mendominasi jalan cerita ketimbang sebuah dialog dari beberapa karakter itu sendiri,,, padahal sebenernya cukup menarik dengan menampilkan banyak sekali karakter,,, tapi ya itu tadi,,,HAMPA,,,karena sangat minim DIALOG,,,,😁🙏
Adhie: siap...
terima kasih saran dan kritiknya, mas bro....
kedepannya author akan lebih memperhatikan kualitas cerita/novel....
terima kasih...
total 1 replies
Hayella Andini
lanjut thor
Adhie: lanjut....
total 1 replies
Hayella Andini
mana lanjutannya thor,kita nunggu nieh
Adhie: siap....
total 1 replies
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Adhie: semangat...
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap... semangat...
total 1 replies
Yurniati
tetap semangat terus thorr
Adhie: ya, tetap semangat...
terima kasih
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap...
total 1 replies
( KANG SESAD )
gak di lanjutkan nih proyek novel
Adhie: hehehe...
( KANG SESAD ): tot gua gabut nih ada kah seratus buat jalan²
total 5 replies
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Adhie: semangat....
soalnya lagi lebaran nih... jadi agak terganggu upnya
total 1 replies
Yurniati
terus lanjut update nya thorr
Adhie: siap....
total 1 replies
Lintong Samosir
cerita nya enak di baca.
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
Adhie: terima kasih atas dukungannya...
total 3 replies
Adhie
Ini karyaku yang berikut ya...
Semoga berkenan....
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!